Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Ellie.MoulieAvatar border
TS
Ellie.Moulie
Calm Snow


Dilarang Menyebarkan luaskan cerita ini tanpa sepengetahuan Ellie.Moulie !!!

Part 1

Matahari mulai bersinar cerah, burung kenari berkicau riang dalam sangkar besi di depan sebuah rumah bergaya arsitektur minimalis dan bernuansa modern. Di depan rumah, terdapat taman kecil di hiasi rerumputan hijau beserta beberapa bunga hias. Di taman itu, terdapat juga kolam ikan koi berukuran mini berbentuk seperti huruf L.

Rumah ini memiliki garasi mobil yang terparkir sebuah mobil Lancer EVO 4 berwarna biru yang sangat dikenal dengan Misfiring systemnya. Di depan mobil, sedang parkir motor Vixi putih yang diketahui adalah milik seorang pemuda dengan tinggi badan 170 cm.
Pemuda yang pagi ini sedang berolah raga pagi, menggunakan celana training hitam beserta kaos berwarna putih yang sudah cukup basah oleh keringatnya sendiri. Samar-samar dari bailk kaosnya, dada bidang beserta otot bisep dan trisepnya. Otot-otot yang cukup kekar, dan terlihat kuat.

Keringat bercucuran turun dari rambut ke wajahnya. Punggung, dan dadanya juga. Beserta kedua lengan yang tampak kokoh.

Sebuah bluetooth wireless tersemat di telinga kirinya, sambil mempraktekkan beberapa poomsae dari taekwondo dan di akhiri dengan muknyeom, setelah selesai dengan aktivitas-nya, pandangannya terlihat tajam, dengan bola mata jernih, hidung mancung dan rambut ikal sedikit agak gondrong.

Meski tampilannya sedikit urakan tapi tak menutupi sikap yang tegas, semua tersirat dari wajah dan bentuk keseluruhan proporsional dari tubuhnya saat ini.

Tampak headset bluetooth pemuda itu menyala berkelap-kelip, menandakan adanya panggilan yang masuk, dan dia langsung menerima panggilan tersebut. “Yaaa om, ada apa? tanya pemuda itu.

“Jangan lupa Ga, hari ini kamu masuk pertama sebagai junior staff di perusahaan HangSen industry... Sesuai keinginanmu kemarin, jangan sampai telat dan jangan bikin malu om, kata suara di seberang sambungan telepon tersebut.

“Iyaa om rebeees dah, semua kan buat masa depanku juga. kata pemuda itu.
“Ya udah cepetan siap-siap tar telat lagi, masak hari pertama dah terlambat, dan temui pak Cahyadi segera. kata si penelpon lagi.

“Siap om Wi, salam buat keluarga yaa kata pemuda itu selanjutnya.
Setelah panggilan terputus, ia bergegas masuk ke dalam rumah untuk membersihkan badan dan mempersiapkan dirinya untuk berangkat kerja yang untuk pertama kali dalam hidupnya.

Butuh setengah jaman lebih, pemuda itu menyelesaikan aktivitasnya, baik mandi, berpakaian dan kini ia telah siap keluar dari rumah dengan motor kesayangannya.

Cukup cepat pemuda itu berkendara dengan motor vixi putih saat membelah kemacetan di pagi hari, stopan jalan airlangga memang setiap paginya akan macet seperti ini. Karena aksinya berkelok kiri, kanan menyalip beberapa pengendara motor maupun mobil, membuat beberapa dari mereka yang di lewati oleh nya tampak menggelengkan kepala, motor vixi yang sejatinya ber-cc rendah tidak sepantasnya di paksa berkecepatan tinggi seperti itu.

Tak lama sampailah pemuda itu di sebuah gedung perkantoran, mempunyai lantai berjumlah 25, bertuliskan HangSen Industry di Atasnya, sejatinya perusahaan ini adalah anak cabang dari Senoaji Corporate yang baru 3 bulan di akuisisi.

Hal yang pertama di lakukan oleh pemuda itu, menyapa satpam di pintu gerbang dan setelahnya, maka satpam tadi mempersilahkan pemuda itu untuk memarkirkan motornya di parkir karyawan yang terletak di bawah basement.

Saat si pemuda melangkah keluar dari basement parkiran. Sebelum masuk ke dalam, sengaja ia keluar melewati pos satpam menuju ke mini market yang berada di seberang jalan.

Pemuda itu ingin membeli sebungkus rokok LA ice dan sebotol pepsi blue yang telah terpegang di kedua tangannya, kemudian ia melangkah menuju ke kasir.
Diubah oleh Ellie.Moulie 10-02-2019 08:29
anasabila
anasabila memberi reputasi
2
3.6K
51
Thread Digembok
Tampilkan semua post
Ellie.MoulieAvatar border
TS
Ellie.Moulie
#4
Part 4

Setelahnya arga masuk ke dalam ruangan. Tampak di dalam ruangan itu, terdapat 5 meja yang berbentuk huruf U.

Terdiri dari 5 orang supervisor, yang juga sedang berada di dalam ruangan. Tiga wanita dan dua pria, sekilas arga melirik ke 5 orang tersebut, lalu segera saja matanya beralih mencari papan Nama Kemal yang ternyata berada di meja nomer 1 sebelah kanannya.

Kelima orang tersebut menatap Arga dengan pandangan heran dan kagum, mungkin mereka sempat melihat pertengkaran tadi, karena memang suara yang di keluarkan Riska terdengar sangat kencang.

Arga segera saja mengganguk di depan pak Kemal dan duduk di kursi berseberangan dengan pak Kemal.
"Pak Kemal, saya Arga karyawan baru di divisi ini, ini memo dari pak Cahyadi, kata beliau saya akan mendapatkan penjelasan tentang job desk saya dari pak Kemal tadi" kata arga memperkenalkan diri sambil menyerahkan memo yang dia bawa ke pak kemal.

"Ooh karyawan baru ya?, Tapi berani banget tadi kamu hadapin bu Riska, Hebat ya kamu, semoga kamu bisa kerja lama disini" kata pak Kemal yang sedikit kuatir akan nasib Arga.
Tak berapa lama terdengar dering pesawat telepon di meja pak Kemal, segera saja pak kemal mengangkatnya.
Arga menangkap raut wajah pak kemal, berubah seketika. Tampak berkerut sambil memandang ke arah Arga.

"iya bu, siaap, iya nanti saya sampaikan kepada orangnya, iya bu segera, baik bu" kata pak kemal dengan nada sangat hormat dan pandangan masih mengarah ke Arga yang keheranan melihatnya.
.
.
.
.
.
Disaat yang sama waktu Arga memasuki ruang supervisor, Riska yang sudah berada di dalam ruanganya yang mewah dan luas itu berdiri termenung menatap layar laptop di depannya.
Pikirannya kacau, dikacaukan oleh pemuda yang dia tidak kenal. Yang telah membuat desir desir rasa penasaran atas pemuda itu di hatinya, rasa ingin balas dendam dan sedikit rasa ingin mencuri perhatian pemuda itu, ikut menyeruak dalam kalbunya.
Kehadiran Arga tadi telah menanamkan bibit di hatinya yang Riska sendiri tidak tahu tentang apa, "awas kamu cowok sombong, rasakan pembalasnku" gumam riska pelan, segera saja dia menghubungi pak kemal dan untuk melaksanakan rencana nya bertujuan membalas ke Arga.

"Pak kemal, suruh anak yang baru masuk tadi untuk masuk di teamku!, Biar dia yang handle kerjaan mira yang cuti hamil, langsung saja suruh dia menghadap aku di ruanganku sekarang, ga pake lama, administrasi bisa nyusul nanti, paham!!" Kata riska lewat pesawat telepon yang hanya di jawab pak kemal dengan kata kata siap dan baik.

Senyum sinis terkembang di bibir riska yang tipis. Matanya menyipit seolah sedang merencanakan sesuatu yang menarik untuk Arga.
Selepas itu, dia segera mengetik sesuatu di laptopnya dan segera mencetak hasil ketikannya tersebut lewat mesin printer di samping kanannya. Kemudian menempelkan materai bernominal 6000 rupiah di kertas hasil cetakannya itu.


Tak berapa lama terdengar ketukan di pintu ruangan Riska yang membuatnya sedikit terkaget, dan segera saja merapikan pakainnya, melepas blazernya untuk menutupi pahanya yang masih saja terbuka itu, "masuk" kata Riska lantang dan pendek setelah dia merasa penampilannya lebih baik dari tadi.

"Permisi bu Riska, katanya saya di minta menghadap bu riska tadi oleh pak kemal" kata arga sopan dan masih berdiri di depan Riska karena belum di persilahkan duduk oleh cewek judes itu.

Riska hanya diam dan mengamati Arga dengan teliti dari mata kaki sampai ke ujung rambutnya.
Saat lagi-lagi mereka bertatap mata, riska merasakan denyut jantungnya berubah cepat, membuatnya segera memalingkan wajahnya ke arah layar laptop di depannya.
"Duduk" kata riska pendek seraya mengambil kertas yang sudah tertempel materai tadi dan meletakknya ke hadapan Arga."baca dan tanda tangani surat perjanjian ini, kalau kamu mau bekerja di sini" Lanjut riska pendek, sambil terus menatap layar laptop.

Sejujurnya ia masih berusaha sekeras mungkin mengalihkan perhatiannya dari tatapan Arga yang sering kali membuatnya kikuk sendiri.

Arga yang telah duduk segera saja mengambil kertas itu dan membacanya dengan teliti.
Surat itu ternyata berisi surat perjanjian yang terdiri dari sepuluh pasal yang harus Arga patuhi dan laksanakan, "Nie cewek gila apa yaa, clausul surat perjanjian ini kaya ngerjain aku aja" kata Arga dalam hati setelah selesai membaca surat perjanjian itu.

"Bu riska ini tidak salah ya isi surat perjanjiannya" kata Arga meminta penjelasan Riska, dia merasa surat perjanjian itu mengada ada.

"Ga ada yang salah dengan surat perjanjian itu, sekarang tinggal pilih, tanda tangani atau ga usah kerja di sini!" kata riska dengan tegas dan masih saja memalingkan wajahnya, dia menunggu reaksi arga selanjutnya.
Kira-kira apa yang dipikirkan arga, setelah mendengar pernyataannya tentang clausul itu. Batin riska, bertanya.

"Tapi ini ga relevan bu, masa di poin 7 saya harus menuruti segala perintah ibu, dan efektif 24 jam di hari kerja, ga adil kan bu" kata Arga yang merasa keberatan dengan isi surat itu, "dan lagi ini di poin 8, saya berkewajiban menemani segala kegiatan ibu baik di dalam maupun di luar kantor jika diperintahkan" tandasnya lagi yang mulai resah akan nasibnya jika tidak menandatangi surat perjanjian itu.

"Itu sebagai pertanggung jawabanmu karena sudah membuat aku malu tadi! Paham!!!" Bentak riska pada Arga, tapi masih saja sambil memalingkan muka yang sekarang dia mendongak ke atas, jikalau ada cicak yang melihat tingkah mereka berdua pasti akan terbahak bahak sampai jatuh dari dinding melihat adegan di ruangan itu.

"Ini sama saja ibu ga profesional dalam bekerja donk, masa masalah personal di sangkut pautkan dalam masalah pekerjaan" sanggah Arga dengan sedikit tidak sabar dan meletakan kedua tangannya di atas meja kerja Riska.

Ia lalu berdiri mencondongkan badannya ke arah Riska, yang segera saja membuat riska jengah karena tiba tiba saja wajah Arga sudah ada di depannya.

"Pokoknya tanda tangani!! Kalau ga, silahkan pergi dari perusahaan ini" bentak riska tidak mau kalah, hingga membuat wajah mereka menjadi semakin dekat.

Karena riska tiba tiba saja ikut berdiri dan melakuan seperti hal yang dilakukan Arga, yaitu mencondongkan badannya ke arah depan sedangkan kedua tangannya bertumpu pada meja kerja di depannya.

Kedua-duanya terdiam dan saling bertarung pandangan mata, membuat ruangan itu seketika menjadi hening.

Karena masing masing tidak mau mengalah, Arga yang melihat mata Riska bergerak semakin sering karena merasa kalah, segera saja duduk dan menghela nafas panjang, dia mengalah karena tiidak mau membuat Riska semakin malu karena ulahnya,
"Huuuft fine kalau gitu bu, saya akan tanda tangani surat ini, sebagai bentuk pertanggung jawaban saya" ucap arga sambil meraih pena yang terletak di atas surat perjanjian dan menandatanganinya. Setelahnya arga menyerahkanya kepada riska yang masih berdiri.

"Makasih, eeeeh"...... "Ya sudah, saya ambil dan arsipkan surat ini" kata riska dengan sedikit gugup, "Anjingggg, nie mulut kenapa sich, ngapain pakai bilang makasih kaya gitu, dasar mulut bodoh" teriak riska dalam hati karena menyadari kesalahannya tadi telah mengucapkan kata terima kasih dengan nada yang manja kepada Arga.

Arga yang mendengar sekilas ucapan terima kasih itu segera saja menoleh ke arah kiri sambil menggosok hidungnya untuk menutupi senyumnya yang terkembang. Menahan agar ia tak tertawa akibat mendengar nada yang manja dan centil tadi.

Arga merasa lucu melihat ekspresi wajah riska yang saat menyadari perkataannya tadi langsung berubah seperti kepiting rebus, "Mariska sanjaya, jangan panggil namaku Arga kalau aku gak bisa bikin kamu jatuh ke pelukanku nanti" ucap arga dalam hati sambil kembali berpaling menatap ke arah riska yang masih dengan wajah memerah itu.

"Ya sudah sekarang kamu asisten pribadi aku!, Balik sana ke meja kamu di depan!" Kata riska ketus untuk menutupi rasa malunya dan berlagak seolah olah sedang mengetik sesuatu di laptopnya.

"Permisi Bu Riska, saya keluar dulu" kata Arga sambil berlalu keluar dari ruangan menuju ke meja kerjanya yang letaknya berada di depan ruangan Riska.

Sesampainya di meja kerjanya, segera saja dia duduk di kursi dan menghidupkan Pc. Sambil membenahi dasinya yang sedikit miring, pandangan matanya tertumbuk pada kertas memo kecil di layar pc berwarna kuning, segera saja di ambil kertas memo itu dan membacanya.

"The bugs already set, watch Fatso carefully" itulah tulisan yang tertera di kertas memo kecil berwarna kuning itu, Arga segera saja mengedarkan pandangannya berkeliling untuk melihat keadaan.

Setelah dirasa tidak ada yang memperhatikannya, segera saja dia merobek kertas memo tadi kecil-kecil dan memasukannya ke dalam gelas ceramic yang berisi teh di depannya, kemudian meminumnya sampai tak tersisa satupun sobekan kertas di dalam gelas.

Sambil menghela nafas, arga menyenderkan badannya ke sandaran kursi dan menaruh jari telunjuknya ke tengah kening dan memejamkan mata sambil berucap "Execute project Calm Snow" pada smartwatchnya.

Tak butuh sedetik, yang kemudian terdengar jawaban dari smartwatch itu, "Roger that, act smoothly boss" sahut suara merdu dari smartwatch Arga.

Mendengar suara merdu itu, arga tersenyum simpul dan segera saja berkata "Miss u alot Abby, welcome back to the pack" dengan wajah yang menyiratkan kerinduan pada seseorang bersuara merdu itu.

0