jengkolcabeAvatar border
TS
jengkolcabe
Inilah Jalan Spiritualku...
Ini adalah kisah seorang sudara dan sahabatku.. Yang TS coba bagikan disini, tentunya atas izin dari saudara ku yang menjadi tokoh utama disini, semoga bermanfaat ya.. ambil aja hikmahnya...
=============================

Kisah ini bermula saat aku SD dan setelah kepergian tanteku kembali kepadaNYA..

Perkenalkan namaku gun..(samaran)
kisah ini adalah nyata yg aku jalani..

ah okelah g usah basa basi.. sebab aku g suka basa basi apalagi bangsa banci hiiii serem...

==============================
Index

1. Duka
2. Changing Of My Life
3. Real Or Not
4. One By One
5. Misteri Di Kelas Baru
6. Makhluk Siluman
7. Learning
8. Karate
9. Malam Di Sekolah
10. Ikat Pinggang Dan Ina
11. Rahasia Ikat Pinggang
12. Mereka Ada
13. Mulai Terasah
14. Action & Drama
15. Sweet Seventeen
16. Penghuni Villa
17. Kelas Baru Amalan Baru
18. Warisan
19. Si Abah (1)
20. Si Abah (2)
21. Kilasan Masa Lalu
22. It's Work
23. Perpisahan
24. Seperti Mengenal
25. Kampus
26. Kuliah, Silat, Dan Dzikir
27. Terbukanya Kenangan
28. Next Step Dzikir
29. Tes Praktek
30. Air Mata Menetes Kembali
31. Liburan, Memancing, Siluman
32. BuSer 1
33. BuSer 2
34. Pembalasan, Pekerjaan Dan Pembersihan
35. Cibodas Dan Misterinya
36. Latihan Praktek Lagi
37. Date With Mitha
38. Semalan Dirumah Rani
39. Mereka Bercerita 1 (Eci)
40. Mereka Bercerita 2 (Aldi)
41. Dimensi Di Yogya (1)
42. Dimensi Di Yogya (2)
43. Sisipan (Sekilas Cerita)
44. Dimensi Di Yogya (Akhir)
45. Back To Jakarta
Diubah oleh jengkolcabe 03-11-2019 16:34
nomorelies
doronpa31
meydiariandi
meydiariandi dan 72 lainnya memberi reputasi
69
75.7K
320
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
jengkolcabeAvatar border
TS
jengkolcabe
#97
Liburan, Memancing, Siluman
Aku masih tidak percaya bahwa dia yang terbaring disana, terbaring di peti yang diberikan oleh pihak berwajib di yogya dan saat ini sudah berada didepan ku, dan didepan semua keluarga, sahabat dan rekan rekannya yang lain.

“Maafin aku mas… aku telah mengecewakan dan menyakitimu, biarlah ini mungkin yang terbaik untuk kita mas… maafin aku ya”

Aku memdengar suara yang sudah familiar, itu adalah suara nia, aku sadar mungkin ini bukan nia asli, lalu aku coba menyalakan tombol on untuk mata bathin dan mata le tigaku, baru aku bisa melihatnya,

“Nia…?” kataku sambil melihat sosok didepan peti mati itu yang sudah melihat kearahku,

Aku yakin itu bukanlah nia tapi hanyalah qorin dari nia yang memang bertugas menyelesaikan apa yang belum selesai, atau menyampaikan apa yang harus disampaikan.

“Maaf untuk apa? Apa maksud mu?” kataku,

Qorin itu meneteskan air mata dan tidak menjawab pertanyaanku, hanya tangis yang terdengar.

“Gun… tabah ya…” kata astri

“Bro… tetep semangat ye…” kata ryo,

“Thanx… insaALLAH dan pasti harus..” jawabku.

“Batu… hitam… diatas tanah merah.. Disini akan ku tumpahkan rindu… kugenggam dan kutaburkan kembang.. Berlutut dan berdoa.. Sorgalah di tanganmu, Tuhanlah disisimu… kematian adalah tidur panjang maka mimpi indahlah engkau… camelia…. Camelia… hoo..”

Itulah bait lagu yang aku request disalah satu stasiun radio… dan beberapa kali pun aku menyanyikannya dengan bermain gitar kala sendiri.

Setelah hari itu aku masih bertanya tanya apa maksud dari ucapan qorin dari nia itu, aku terus mencari jawabannya, yang akan kutemukan suatu hari nanti, dan saat ini dan kedepannya aku harus bisa melanjutkan hidupku, dan aku tak mau terjebak dalam kesedihan.

Dan waktupun berlalu, aku tetap melanjutkan hidupku, kebetulan tak lama setelah itu adalah liburan smester dan waktunya lumayan lama, aku dan teman teman kuliah Merencanakanan liburan, ke sebuah daerah dijawa barat yang plat no kendaraannya adalah T.

Kami berencana kerumah saudara dari teman kami, disana masih ada saung saungan yang dibawahnya adalah empang yang bersih, alias tidak dipakai buat buang sesuatu yang dalam bahasa biologi disebut feces ada yang tau apa itu?.

Sore kami tiba ditempat tujuan, kami beristirahat sebentar, lalu bergantian mandi dan selepas isya kami ke saung tersebut dengan telah membawa peralatan tempur yaitu jorran, umpan, dan peralatan bakar serta bahan saus untuk makan ikan yang akan kami bakar, masing masing jorran sudah terpasang dengan baik dan tak akan bisa ditarik oleh ikan, sambil menunggu kami bermain kartu.

Beberapa jorran ada yang bergoyang, ternyata jorran panji dan yat, mereka berdua langsung mengambil jorrannya, dan benar saja, 2 ikan nila terangkat, ikan ikan itu langsung disimpan di ember, tak lama sisa jorran yang ada pun bergerak dan kami langsung menuju jorran masing masing, dan ikan mujair yang aku dapat dan wahyudi, sementara rachman dapat ikan nila.

Akhirnya kami menyudahi permainan kartunya, para wanita langsung mengupas dan mengiris bahan untuk membuat saus yang akan jadi teman makan ikan bakar, sri dan wahyudi serta rachman pergi menuju rumah untuk mengambil nasi, air minum dan kopi, yat bertugas membuat api, panji bertugas jadi jagal membunuh ikan ikan yang berhasil dipancing dan membersihkannya, sedangkan aku bertugas mencari kayu atau ranting kering untuk tambahan membuat api.

Dengan ditemani cahaya senter yang sering digunakan orang ronda, dan sebilah golok kecil aku berjalan ke arah kiri kalo dari saung, disana ada sedikit kebun yang di pageri oleh tanaman singkong, aku mulai masuk kedalam untungnya aku memakai sepatu safety jenis boot, jadi ga takut kalo ada ular ular kecil yang terinjak dan mengigit, aku mulai memunguti dari dalem kebun, sisa ranting kering atau ada kayu kayu kering, dan seperti yang kuduga aku mendengar desisan ular disekitar tempat aku mencari kayu, aku langsung meningkatkan kewaspadaan, sambil perlahan mengambil setiap kayu dan ranting yang kutemukan, dan tiba tiba aku terhenti melihat benda panjang yang setelah aku amati adalah ekor ular dan ini ular yang besar.

Aku arahkan senter ku menelusuri ekor itu sampai keatas, suara desisan makin terdengar kencang, aku telusuri terus senterku dan aku terkejut melihat apa yang ada dihadapanku,

“Astgahfirullaahaladziim…” kataku kaget,

Aku melangkah pelan kebelakang tapi senterku tetep mengarah keatas dimana terlihat wajah wanita yang terlihat separuh badan diatas benar benar badan wanita yang kalo boleh aku mengatakan cukup sexy untu separu badan atas namun dari pinggul kebawah adalah badan ular, aku berusaha menghindar dan membaca doa doa semampuku,

“Mau apa kamu anak manusia… datang kewilayahku” kata siluman itu,

“Tidak, aku hanya ingin mencari kayu dan ranting saja” kataku yang sudah aga tenang dan terkendali dari ketakutan dan keterkejutan, entah kenapa sejak mengikuti majelis dzikir aku lebih cepat menguasai keadaan diriku saat mengalami lonjakan emosi seperti kaget takut dan lain lain.

“Tapi kau telah berani memasuki wilayahku tanpa izinku, kau lancang sekali..” katanya dan tanpa basa basi langsung menghentakkan tangannys kedepan kearahku dan terasa ada perubahan udara dari arah depan, aku merasakan ada yang tak beres lalu secara spontan tubuhku bergerak seperti memghindari sesuatu.

“Hrrrrrr.. Kurang ajar kau anak manusia..” katanya dan melakukan gerakan yang sama, aku kembali menghindar, lalu setelah melihat sekilas ada ruang yang luput dari pertahanannya aku langsung maju untuk menyerang titik itu (buat yang pernah lulus dalam bela diri pasti mengerti ruang yang luput dari pertahanannya hanya dengan melihat posisi tubuh lawan), saat aku mau memukul titik itu terlintas dalam benakku bacaan takbir,

“Allaahuakbar….” kataku sambil memukul titik itu, dan makhluk itu terpental cukup jauh dari tempatnya semula,

“Siaal…..” kata makhluk itu dan maju dengan cepat menuju kearahku untuk menyerang, lagi lagi terlintas dalam benakku bacaan “ya qodim..” dan makhkuk itu seperti tertahan, beberapa meter didepanku, dan lalu terlintas bacaan sholawat nurdzati, dan aku membacanya berulang ulang, makhluk itu kembali menyerang dan kini dia berada tepat 1 meter didepanku tertahan tak bisa maju lagi, aku menarik nafas dalam, dan membaca lahawla.. Lalu aku hembuskan nafas seiring gerakan tangan ku kedepan seperti mendorong dengan hentakkan dan aku baca takbir,

Duaaaaaarrr….

Makhluk itu terpental beberapa meter dan susah untuk bangkit lagi, lalu aku arahkan tanganku keatas dan dengan membaca lahawla diiringi takbir aku ayunkan tangan ku kebawah dengan hentakkan blaaaaarrrr..  Ledakan yang cukup besar terjadi,

“Ampun… jangan musnahkan saya… saya janji takkan mengusikmu lagi dan saya bersedia menjadi pesuruhmu dan budakmu,” katanya,

“Assalamualaikum…” kata seorang pria,

“Waalaikumsalaam..” jawabku sambil melihat kearah suara itu, ternyata dia zang,

“Bagaimana bos… mau diapakan makhluk ini..?” katanya,

Aku berfikir karena bingung, tapi aku dapat ide,

“Biarkan dia disini tapi kurung dia supaya tidak mengganggu lagi sampai dia benar benar taubat, dan pastikan tak ada yang mengusik kurungannya baik dari manusia atau dari makhluh sebangsa dia… kita lihat setelah 41 hari 41 malam, kalo dia sudah benar benar taubat buka kurungannya.. “ itulah ide yang aku dapat dan aku sampaikan kepada zang,

“Sendiko dawuh…” jawabnya.

Aku kembali ke saung dan membawa semua hasil pencarianku, tapi ditengah jalan zang mendatangiku dan memberikan sesuatu, katanya ini diberikan oleh ular itu sebagai tanda bukti dia bersedia menjadi pesuruh dan budakku nanti jika sudah selesai kurungannya.

Akhirnya malam itu kami menikmati sisa waktu untuk pesta ikan bakar, dan kami tidak menggunakan piring melainkan menggunakan alas daun pisang untuk makan, karena terasa lebih nikmat.

Sayang hanya semalam saja kami disana, dan siang harinya kami langsung pulang ke asal masing masing, dan kami telah merencanakan planning liburan lainnya.


Spoiler for Home:
Diubah oleh jengkolcabe 06-02-2019 02:48
Araka
fa.achryy
redrices
redrices dan 12 lainnya memberi reputasi
13