Tiga Alasan Mengapa Solskjaer bisa Sukses, Bukan hanya “Supersub” Manajer di MU
TS
kanglondo
Tiga Alasan Mengapa Solskjaer bisa Sukses, Bukan hanya “Supersub” Manajer di MU
Tak ada yang menyangka pada akhirnya Ole Gunnar Solskjaer akan menjadi caretakermenggantikan posisi Mourinho di Manchester United. Walaupun sederet prestasi mentereng sebagai pelatih akademi Manchester United dan Molde FC, kebimbangan pastinya menghinggapi para fans MU kala penunjukkan itu secara resmi diumumkan oleh klub. Apakah Solskjaer mampu membawa perubahan terhadap karakter dan mental permainan Manchester United setelah dipegang Mourinho?
Namun, kebimbangan itu seakan sirna ketika tiga pertandingan dibawah arahannya, Manchester United mampu mencapai kemenangan beruntun. Dari segi permainan pun banyak yang mengatakan Manchester United sudah ke jalan yang benar. Solskjaer diyakini telah mengembalikan filosofi permainan yang mendarah daging di Manchester United seperti di masa Sir Alex Ferguson.
Hal ini memanglah tidak mengherankan, pasalnya Solkjaer sudah membela Manchester United selama 11 tahun dibawah asuhan Sir Alex. Posisinya cukup istimewa sebagai “supersub” dan hampir setiap dia mainkan selalu menjadi penentu hasil pertandingan. Selama berkiprah menjadi pemain Manchester United, dia telah membukukan 126 gol dalam 366 laga sepanjang 11 tahun pengabdiannya bersama United sejak 1996-2007.
Tiga kemenangan beruntun yang diraihnya tentu membangkitkan motivasinya untuk menukangi Manchester Uniyed lebih lama. Berikut ini analisis ane mengapa Solkjaer akan bisa sukses, bahkan bisa saja dipermanenkan manajemen Manchester United, tidak hanya sebagai “supersub” sebagaimana julukannya selama menjadi pemain.
Spoiler for Dipecatnya Mourinho:
Faktor utama permainan Manchester United membosankan selama dipegang Mourinho adalah taktik lamanya yang lebih mengedepankan pertahanan yang disebut parkir bus. Taktik seperti ini bagi sebagian orang terlalu “konyol” untuk diterapkan pada pertandingan sepakbola modern, terlebih lagi Liga Inggris. Sepak bola modern diyakini membawa model permainan yang lebih atraktif dan menghibur bukanlah membosankan dengan mengandalkan pragmatisme dalam bermain.
Dengan dipecatnya Mourinho, diyakini banyak pemain yang termotivasi akan hal ini. Sudah menjadi rahasia umum, Mourinho adalah sosok kontroversial dan keras kepala. Perseteruannya dengan Pogba menjadi indikasi kuat bahwa adanya ketidakberesan komunikasi yang dijalankan oleh Mourinho dengan pemain. Pogba yang menjadi jantung permainan Manchester United, seakan kehilangan motivasi dan daya magisnya yang sebelumnya dia tunjukkan di Juventus.
Sehingga bisa disimpulkan, bahwa kemenangan beruntun Solskjaer juga dipengaruhi motivasi pemain setelah dipecatnya Mourinho dari kursi kepelatihan. Setiap pemain yang terlibat seteru dan tersisihkan, pastinya ingin menunjukkan kepada fans dan Solskjaer bahwa dirinya masih ada. Dan mereka sangat siap untuk mewujudkannya dibawah kepelatihan manajer yang baru, Solskjaer.
Spoiler for Solskjaer Orang “Asli” Manchester United:
Tak bisa dipungkiri, pengabdian 11 tahun walaupun lebih banyak menjadi supersub, Solskjaer tetap diyakini sebagai salah satu legenda Manchester United. Golnya ke gawang Bayern Munchen pada final Liga Champions musin 1998/1999 pada extra timemenjadikan Manchester United sebagai juara. Padahal dia hanya sebagai supersub yang dimasukkan Sir Alex pada menit 80 menggantikan Andy Cole.
Dengan lamanya pengabdian itu, kemudian ditambah dipercaya sebagai manajer akademi Manchester United diyakini dia sangat hapal karakteristik Manchester United. Sehingga dia tahu betul apa yang menjadi kendala selama ini. Dan, pastinya mempunyai solusi yang jitu sehingga mampu membawa Manchester United menemukan gairah dan filosofi bermain yang sudah dibentuk oleh Sir Laex Ferguson. Oleh karena itu, bisa saya sebut Solskjaer memang orang “asli” Manchester United.
Spoiler for Kepercayaan Pemain:
Dengan status sebagai legenda secara otomatis membuat para pemain segan terhadapnya. Apalagi dia membangun komunikasi yang baik dengan para pemain sehingga ruang ganti menjadi lebih kondusif. Hal ini kemudian memberikan dampak yang cukup signifikan pada permainan.
Pogba yang memang digadang sebagai ruhnya Manchester United kembali menemukan bentuk permainan yang ideal menurutnya. Ia diberikan kebebasan untuk menyerang sebagaimana karakter dia bermain, bukan sedikit bertahan seperti jamannya Mourinho. Marcus Rashford semakin gemilang setelah beberapa pertandingan menurun permainannya. Terlebih lagi Lukaku yang sejak jaman Mourinho pada musim ini seret gol. Dengan ditanganinya Solskjaer, dia menjadi moncer lagi membukukan gol di dua pertandingan terakhir.
Dengan statistik tiga kemenangan beruntun, dan permainan yang berubah kembali ke karakter main Manchester United sebenarnya, sebenarnya karier Solskjaer bersama Manchester United tetap aman. Walupun memang belum teruji menghadapi tim-tim besar seperti Liverpool, City, Chelsea, Tottenham dan Arsenal. Tetapi ane yakin kiprah Solskjaer tetap ditunggu oleh penikmat sepak bola dunia, apalagi fans mereka.