Tunis- Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), disambut unjuk rasa dalam kunjungannya di Tunisia. Ratusan demonstran mengecam MBS sebagai 'pembunuh' yang terlibat dalam kasus wartawan Jamal Khashoggi dan mengecam keterlibatan Saudi dalam konflik Yaman.
Seperti dilansir
AFP dan
Reuters, Rabu (28/11/2018), aksi protes semacam ini tergolong jarang didapatkan MBS, yang tidak pernah menerima kritikan terbuka di Saudi dan menerima sambutan meriah dalam kunjungan sebelumnya di Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir.
Diketahui bahwa sejak Arab Spring pecah tahun 2011 dan melengserkan sejumlah pemimpin di kawasan Timur Tengah, Tunisia mengalami transisi demokratis dan kini menjadi salah satu dari sedikit negara Arab yang mengizinkan digelarnya unjuk rasa.
MBS terbang dari Kairo, Mesir dan tiba di Tunis pada Selasa (27/11) waktu setempat. MBS disambut Presiden Tunisia, Beji Caid Essebsi, lalu keduanya melakukan pembicaraan di Istana Carthage. Keduanya kemudian makan malam bersama Perdana Menteri Youssef Chahed.
Saat menyambut MBS, Presiden Essebsi menekankan pentingnya hubungan Tunisia-Saudi dengan menyebut Putra Mahkota Saudi 'bukan sekadar tamu di Tunisia, dia merasa di rumahnya di sini'.
Kantor kepresidenan Tunisia menyebut Presiden Essebsi dan MBS membahas 'cara-cara untuk memperkuat kerja sama' antara kedua negara, termasuk meningkatkan investasi juga kerja sama sektor keamanan dan militer untuk menangkal ekstremisme serta terorisme.
Berbicara kepada televisi nasional Tunisia, MBS menyebut Saudi memiliki hubungan baik dengan Tunisia sejak lama. "Saya tidak bisa datang ke Afrika Utara tanpa mengunjungi Tunisia...Presiden Tunisia sudah seperti ayah saya," sebutnya.
Suasana berbeda menyelimuti aksi para demonstran yang berkumpul di sepanjang jalanan utama Habib Bourguiba di ibu kota Tunis. Para demonstran meneriakkan slogan anti-MBS seperti 'Pembunuh tidak disambut di Tunisia' dan 'Pemimpin Tunisia memalukan' karena menerima MBS.
Dalam aksinya, para demonstran juga membawa poster berukuran besar yang menunjukkan Presiden Tunisia sedang menuangkan air ke atas tangan MBS yang berlumuran darah.
Para demonstran juga menyerukan diakhirinya operasi militer pimpinan Saudi di Yaman, yang diluncurkan oleh MBS saat menjabat Menteri Pertahanan Saudi tahun 2015. Slogan-slogan lainnya berbunyi 'Rakyat ingin Bin Salman diadili', kemudian 'Tidak untuk pembunuh anak-anak Yaman' dan 'Anda tidak disambut' yang ditujukan untuk MBS.
SUMUR