Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

hahaiyaa.20Avatar border
TS
hahaiyaa.20
Chinese audiences outraged after event sponsor pays African student to lose to Kung
Chinese audiences outraged after event sponsor pays African student to lose to Kung Fu monk




An African man touted to be a "brave warrior of boxing" was knocked out by a Chinese monk in just 43 seconds at an international martial arts tournament in China.
Key points:

The Tanzanian boxer is an international student and only ever fought in 10 matches
Organisers recruited foreign fighters to make the tournaments look "more international"
Chinese netizens felt ashamed by the farce and questioned if the mix-up was deliberate

Chinese state media — who were quick to trumpet the news of the swift defeat and how it demonstrated the power of Chinese Kung Fu— later found out the African man was an international student who was reportedly paid 6,000 yuan ($1,200) by event sponsors.


Shi Yanzhao said his "heavy punch and heavy kick" might have landed on Gabriel's ribs.

The sponsors claimed they failed to verify the 30-year-old Tanzanian's background, which was provided by his brokerage agency.
Shi Yanzhao kicks Gabriel in the boxing ring.
Photo: Shi Yanzhao said his "heavy punch and heavy kick" might have landed on Gabriel's ribs. (Weibo: China News)

Last month's "Six Country Boxing Championship" was organised by the central Henan province and held in Dengfeng city, known as China's Kung Fu capital, where hundreds of thousands of people have learned the martial art.

In the pre-event marketing, organisers said the highlight would be a much-anticipated boxing match in the 80-kilogram class, between 51-year-old Shaolin disciple Shi Yanzi and the Tanzanian, known only by his first name, Gabriel.

"The brave warrior has a recent record of 15 games, with 14 wins and 1 loss," said the announcer who introduced Gabriel.

The match ended in just 43 seconds with Gabriel's defeat and several Chinese state media outlets highlighted the fact that "a black brave warrior of boxing" was defeated by a Shaolin monk.

"I only intended to go in the boxing ring to learn and exchange some skills with him and see if I could use more Shaolin Kung Fu techniques," Mr Shi told China News after the match.

"But I didn't expect to win him in a single round.

"My heavy punch and heavy kick might have landed on his ribs."
emoticon-Ngakak (S) emoticon-Ngakak (S)




'Fake food, fake history, fake news … and now fake fighting'



But the media's celebration of the monk's seemingly incredible win was short-lived.

A director of a boxing gym in China's northern Liaoning province, known only by his surname Qiu, recognised Gabriel as an international student from a univeristy in Shenyang city who went to his martial arts school.

Mr Qiu told state media China Youth Daily that all of Gabriel's matches ended in his defeat or even abstention, and that his boxing skills were "lower than that of our many amateur members".

He said many competition organisers in the industry specifically recruited foreign fighters to make the tournaments look "more international"and that he had previously arranged three competitions for Gabriel.

"The [payment] was more than 1,000 yuan ($200) for each competition, regardless he wins the game or not," he said, adding that he did not even make it to the third competition because he missed the train.




In the same China Youth Daily report, Gabriel clarified that he was not a "boxing master" and had only ever participated in ten competitions, including six games in China.

Many Chinese netizens said they felt ashamed by the farce and even questioned if the organisers deliberately matched the Shaolin monk against an amateur.


"Fake food, fake medicine, fake technology, fake news, fake history, fake theories … and even have fake fighting," said one Weibo user with the nickname Liudana_Cilouhua.



"As an ordinary student who has just left school, he is just a boxing enthusiast. Why was he promoted to be a black boxing champion?" said a post by another user, Ouyang Kaka.

The organisers of the Six Country Boxing Championship defended the mix-up and claimed the match was only decided the day before the competition.

Shi Yanzi told China News after the match that "he didn't enjoy the competition that much" and hoped to meet a stronger opponent next time.



haiyaaa ciilaaka wuuthuutt waaa

SICKmen of Asia from Land of SICK and RETARD Tukang Tipu waaa!!!!

Bener2 bikin malu Etnis Asia Timur waaa!!! emoticon-Najis (S)
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
1.4K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
hahaiyaa.20Avatar border
TS
hahaiyaa.20
#11
Netizen China Protes Kemenangan Master Kung Fu Lawan Petinju Palsu


Seorang pria Afrika yang disebut-sebut sebagai "petinju pemberani" disingkirkan oleh seorang master Kung Fu China hanya dalam 43 detik di turnamen seni bela diri internasional di negara Asia Timur itu.


Poin kunci:

• Petinju Tanzania adalah pelajar internasional dan hanya pernah bertarung dalam 10 pertandingan

• Penyelenggara merekrut petinju asing untuk membuat turnamen itu terlihat "lebih internasional"

• Netizen China merasa malu dengan lelucon itu dan mempertanyakan apakah laga itu disengaja



Media milik Pemerintah China - yang dengan cepat mengumumkan kekalahan cepat petinju itu dan bagaimana hal itu menunjukkan kekuatan Kung Fu China -kemudian menemukan bahwa pria Afrika itu adalah seorang pelajar internasional yang dilaporkan dibayar 6.000 yuan (atau setara Rp 12 juta)) oleh sponsor acara.

Para sponsor mengklaim bahwa mereka gagal memverifikasi latar belakang pria Tanzania berusia 30 tahun itu, yang disediakan oleh agen makelarnya.

Bulan lalu "Kejuaraan Tinju 6 Negara" diselenggarakan oleh Provinsi Henan tengah dan diadakan di kota Dengfeng, yang dikenal sebagai ibukota Kung Fu China, di mana ratusan ribu orang telah mempelajari seni bela diri.

Dalam acara promosi, penyelenggara mengatakan sorotan pertandingan akan terjadi di laga tinju kelas 80 kilogram, antara siswa Shaolin berusia 51 tahun, Shi Yanzi, dan warga Tanzania, yang dikenal hanya dengan nama depannya, Gabriel.

"Pejuang pemberani ini memiliki rekor terbaru 15 pertandingan, dengan 14 kemenangan dan 1 kekalahan," kata penyiar yang memperkenalkan Gabriel.


Shi Yanzhao mengatakan, ‘pukulan dan tendangan kerasnya’ mungkin mengenai tulang rusuk Gabriel

Pertandingan berakhir hanya dalam 43 detik dengan kekalahan Gabriel dan beberapa media milik Pemerintah China menyebutnya sebagai "seorang prajurit pemberani tinju berkulit hitam" yang dikalahkan oleh seorang master Shaolin.

"Saya hanya ingin bertanding di ring tinju untuk belajar dan bertukar keterampilan dengannya dan melihat apakah saya bisa menggunakan lebih banyak teknik Kung Fu Shaolin," kata Shi kepada China News setelah pertandingan.

"Tapi saya tak berharap memenangkannya dalam satu putaran.


"Pukulan keras dan tendangan keras saya mungkin mendarat di tulang rusuknya."
emoticon-Ngakak (S) emoticon-Ngakak (S)



Banyak hal yang palsu


Tetapi pemberitaan media tersebut tentang kemenangan yang luar biasa dari sang bhiksu hanya berlangsung singkat.

Seorang direktur pusat kebugaran tinju di Provinsi Liaoning di China bagian utara, yang hanya dikenal dengan nama belakang Qiu, mengakui Gabriel sebagai pelajar internasional dari universitas di kota Shenyang yang belajar di sekolah seni bela dirinya.

Qiu mengatakan kepada media milik Pemerintah China, Youth Daily, bahwa semua pertandingan Gabriel berakhir dengan kekalahannya atau bahkan abstensi, dan bahwa keterampilan tinjunya "lebih rendah daripada anggota amatir kami".







"Makanan palsu, obat palsu, teknologi palsu, berita palsu, sejarah palsu, teori palsu ... dan bahkan memiliki pertandingan palsu," kata seorang pengguna Weibo dengan nama panggilan Liudana_Cilouhua.




"Sebagai murid biasa yang baru saja meninggalkan sekolah, ia hanya seorang penggemar tinju. Kenapa ia dipromosikan menjadi juara tinju berkulit hitam?" tulis pengguna lain, Ouyang Kaka.

Penyelenggara Kejuaraan Tinju Enam Negara membela laga itu dan mengklaim pertandingan tersebut hanya diputuskan sehari sebelum kompetisi.

Shi Yanzi mengatakan kepada China News setelah pertandingan bahwa "ia tak terlalu menikmati kompetisi itu" dan berharap untuk bertemu lawan yang lebih kuat di lain waktu.


haiyaaa ciilaaka luuwa weelas waaa

ane sebetul nyeee gak gitu demen ngomong/posting dgn sesama anak bangsa dlm bhs asing waaa!!!

Kebetulan Berita ttg Busuk nyeee SICKmen of Asia adeee dlm bhs Indo,sebagai Bukti ane gak pernah ngarang buat Jelek2in Etnis ane sendiri waaa!!!!

Cuma kebetulan Motto ane dr dulu adalah The TRUTH must be TOLD dan kebetulan juga SICKmen of Asia from Land of SICK and RETARD terlalu banyak yg SICK waaa!!!!

Jd yg kebetulan dealing bisnis ame SICKmen of Asia ati2 ajee yeee,jgn meleng waaa!!!!


0
Tutup