Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bononxAvatar border
TS
bononx
Psikolog Ungkap Tipe Orang yang Gampang Percaya Hoaks
Belum lama ini muncul berita bohong alias hoaks mengenai kasus penculikan anak yang beredar di media sosial dan membuat resah banyak orang. Beruntung, enam pelaku penyebar hoaks itu sudah ditangkap pada akhir Oktober dan awal November 2018 lalu.

Meski kabar penculikan anak itu sudah dikonfirmasi hoaks dan pelaku penyebarnya sudah ditangkap, tapi masih ada beberapa orang mempercayai hoaks tersebut.

Mereka yang percaya informasi bohong ini dinilai tidak memiliki pemikiran terbuka dan tidak menggunakan kemampuan berpikir analitik, menurut hasil riset psikologi terbaru.

Riset baru dari sekelompok psikolog di berbagai universitas di AS dan Kanada ini mempelajari orang macam apa yang lebih mudah percaya hoaks. Hasil riset ini telah dipublikasikan di Journal of Applied Research in Memory and Cognition.

Dalam riset ini, ilmuwan mendefinisikan hoaks sebagai berita yang dikarang dan disajikan seolah-olah berasal dari sumber yang sah di media sosial. Tujuannya untuk menipu publik demi keuntungan ideologis atau finansial.

Dalam riset ini para peneliti merekrut lebih dari 900 orang dewasa yang tinggal di AS dan berusia 18 tahun ke atas. Mereka diberi tugas serta memberi peringkat keakuratan berita, dengan beberapa kabar tersebut ada informasi yang bersifat 'hoaks' dan ‘sah’.

Untuk mengukur tingkat delusi pada para peserta, para peneliti mengajukan sejumlah pertanyaan kepada responden, salah satunya seperti: "Apakah Anda pernah merasa seolah-olah ada konspirasi melawan Anda?"

Hasil riset menunjukkan, orang-orang yang tidak memiliki pemikirian terbuka dan tidak menggunakan kemampuan berpikir analitik lebih mungkin mempercayai hoaks.

Riset ini juga menjelaskan mengapa orang-orang yang dogmatis, fundamentalis agama, dan orang yang berdelusi (mereka yang percaya pada teori konspirasi dan fenomena gaib) lebih rentan percaya pada berita hoaks. Ya, tipe orang dengan ciri-ciri seperti inilah, yang menurut hasil riset, sangat rentan untuk percaya hoaks.

Meski begitu, penelitian ini belum dapat menjelaskan hubungan kasualitas (sebab-akibat) antara proses dalam berpikir dan mempercayai berita hoaks.

“Salah satu tantangan dalam mengonsumsi berita dari media sosial adalah ada terlalu banyak informasi. Terlalu banyak informasi yang beredar sehingga sulit untuk memikirkannya secara aktif, terbuka, dan analitik,” kata Michael Bronstein dari Fakultas Psikologi Yale University, penulis riset ini, seperti dikutip dari Newsweek.

Oleh karena itu, untuk mencegah berita palsu, Bronstein menyarankan pembaca untuk terlebih dahulu menganalisis berita yang dibagikan di media sosial, contohnya dengan cara mencari bukti yang mendukung atau berlawanan dengan berita tersebut.

https://m.kumparan.com/@kumparansain...08539644840373

Pantesan pada demen aja diboongin emoticon-Stick Out Tongue
4
5K
107
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
prabowosandiiAvatar border
prabowosandii
#6
masuk akal juga sih
agama menuntut pengikut nya percaya mutlak dan gak boleh mempertanyakan dgn logika, alias harus di telan utuh, semua agama kayak gitu syarat nya
sedangkan agar seseorang memiliki kemampuan membedakan mana hoax dan bukan, harus memiliki nalar logika yg tinggi, alias bertolak belakang dengan konsep agama itu sendiri
tapi ane juga prnah liat kok seseorang yg agama nya kuat, sangat kuat, tapi tak mudah kemakan hoax
contohnya yah cendikiawan muslim, yg bisa menafsirkan Al Quran gak sepotong sepotong ayat aja seperti kebanyakan orang, tapi keseluruhan hadist didalamnya saling kait terkait dan saling menetralkan, agar seorang cendikiawan muslim pnya kemampuan kayak gitu, jelas dibutuhkan logika tinggi, kualitas utama syarat mutlak menangkal hoax, nah hebatnya orang kayak gini, dia bisa beragama sekaligus punya nalar kuat juga
jadi kesimpulannya, mereka yg mudah kemakan hoax itu biasanya mereka yang sudah beragama sejak lahir dan atau tidak ada keinginan mendalami agama nya sendiri alias cuma ikut2an mainstream aja, sekedar ikut ritual nya saja, tanpa ngerti makna nya, boro boro membedah kitab suci nya sendiri
11
Tutup