Original Posted By VetteLSebastian►saya coba jawab pertanyaan agan ya, masalah utang piutang bukan masuk ranah hukum pidana gan tapi perdata, apabila temen agan sudah janji namun tidak juga dibayar padahal sudah ditulis dalam catatan merupakan suatu perbuatan wanprestasi, saran saya buat catatan tersebut ditandatangani oleh yang berhutang diatas matrai
agar pembuktiannya lebih kuat dalam proses persidangan nantinya.

Original Posted By JakaMaulana►Bener kata yang di atas, pada prinsipnya Hutang Piutang masuk ranah Hukum Perdata, bukan Hukum Pidana.

Tapi menurut saya, kalo si peminjam belum pernah melakukan pembayaran sama sekali, bahkan untuk mencicil, agan bisa coba kasih Peringatan/Somasi untuk si peminjam agar mau bayar.

Kalo ternyata engga ada tanggapan dan emang engga ada itikad baik dari dia untuk mengembalikan pinjaman, agan bisa lapor dengan dasar Penipuan 378 KUHP atau Penggelapan 372 KUHP.

372 KUHP (Penggelapan)

Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan diancam karena penggelapan, dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.

378 KUHP (Penipuan)

Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun.