Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Dauh.TukadAvatar border
TS
Dauh.Tukad
[TAMAT] Inilah Kisah Hidupku (Horor)
Ini Merupakan beberapa kisah hidup yang telah saya jalani kawan, beberapa hal kadang bisa dikatakan diluar nalar kita sebagai manusia. Akan saya ceritakan beberapa kisah ini saya coba untuk urut dari semenjak kecil, dimana kalian semasa kecil pasti punya yang namanya teman khayalan, entah itu sekedar khayalan atau memang makhluk tak kasat mata yang berkawan dengan kita kala itu sebagai teman bermain. Sama halnya dengan kalian kawan, saya juga memiliki kawan khayalan semasa kecil yang ternyata setelah saya ketahui "DIA" adalah mahkluk gaib dan juga beberapa pengalaman gaib yang saya alami hingga saat ini. Baiklah..... Agar tak terlalu lama menunggu, akan saya mulai kisah ini. Kisah berdasarkan pengalaman pribadi, dimana nama-nama dalam tokoh cerita ini sengaja saya samarkan agar menjaga dari kawan-kawan yang suka penasaran. Jika ada yang bertanya apakah saya ini INDIGO??? sejatinya susah untuk menjelaskan kepada kawan-kawan semua disini. Biarlah..... nanti akan ada saat dimana saya jelaskan dalam cerita ini. Oiyaa.... Sebelumnya saya mohon permisi dulu ama mimin dan momod serta para sesepuh kaskus dimari yang menghuni forum SFTH numpang cerita dimari dan mohon bimbingannya jika masih banyak kekurangan dalam penulisan cerita ini. Selain itu buat kawan yang sudah tahu siapa saya ataupun penasaran siapa saya ini?? lebih baik nikmati saja ceritanya, tidak usah KEPO ikuti RULES yang ada di SFTH ini. Terlepas dari kawan semua mau nanti akan bilang kalo cerita ini  ini fiktif atau real itu hak kawan semua. Saya hanya sekedar berbagi bercerita. Semoga dari cerita saya ini ada hikmah dan kebaikan yang bisa diambil. Dan inilah kisah hidupku:
Bagian 1 Teman Khayalan
Bagian 2 Bertemu Jin Qarin
Bagian 3 Pengalaman Horor Semasa Di Kampung
Bagian 4 Hijrah Ke Pulau Seberang
Bagian 5 Menutup Penglihatanku
Bagian 6 Mengenang Masa SMP
Bagian 7 Ada Cerita Dimasa SMA
Bagian 8 Pengalaman Mistis Kala SMA
Bagian 9 Selamat Dari Kiriman Gaib
Bagian 10 Memacu Adrenaline
Bagian 11 Si Pahit Lidah
Bagian 12 Teror Baksos Kuliah
Bagian 13 Baksos Mencekam
Bagian 14 masa Perkuliahan
Bagian 15 Masa Sulit
Bagian 16 Terpecah-Belah
Bagian 17 Astral Projection
Bagian 18 merajut Asa
Bagian 19 Gadis Penjual Kue
Bagian 20 Bermain Hati
Bagian 21 Penunggu kost
Bagian 22 Bertandang
Bagian 23 Sebuah Jawaban
Bagian 24 Bertemu Bapak
Bagian 25 Menyerupaiku
>>Lanjutan Story Inilah Kisah Hidupku<<

Bagian 1 Teman Khayalan
Sebut saja saya Santoso Lelaki Keturunan Jawa Tulen yang sampai sekarang ini saya masih menetap di sebuah Pulau yang terkenal dengan keindahan alam dan adat istiadatnya yang masih kental, Pulau yang terkenal dengan julukan pulau seribu Pura. Yappzzz..... disinilah saya berada saat ini kawan. Okee.... Kita Flashback ke masa saya kecil dulu ya, Saya kurang begitu ingat betul ketika kecil diasuh oleh nenek dan kakek saya di kota yang terkenal dengan julukan Kota Gadis. Hanya sedikit yang mampu saya ingat semasa kecil, nampaknya usia memang mempengaruhi memori ingatan. Ketika itu saya hanyalah anak kecil yang ditinggalkan oleh kedua orang tua saya merantau diluar pulau Jawa, tak ada satu pun kawan yang berteman dengan saya saat itu, sering kali saat pulang bermain saya akan tiba di rumah dalam keadaan menangis dan baju penuh noda tanah. Mungkin karna saya ini anak yang aneh dan sedikit gila??....... ya, kenapa saya bisa berkata begitu?? Karna yang saya ingat saat itu, kawan-kawan kecil saya menjauhi dan menganggap saya ini orang aneh, sering ngomong sendiri tak jelas dengan siapa saya berbicara. Kejadian itu terjadi dimana saya belum memasuki masa sekolah SD bahkan TK pun belum.

Disuatu siang yang terik sedang bermain sendirian di teras karna tak ada yang mau berkawan denganku sambil sesekali melirik ke arah jalan melihat kereta pengangkut tebu lewat, datanglah seorang anak kecil menggunakan gaun berwarna putih layaknya seorang putri raja yang sedan berulang tahun menghampiri saya yang masih bocah. kamu kok sendirian nggak main ama teman-temanmu???
Saya: ra gelem dolan ambek aku jarene aku kie aneeh??!!! eeehh..... koe kie sopo??? (nggak mau main sama aku, katanya aku ini aneh)
"SARI"
Saya: SANTOSO.... Sambil kuulurkan tangan kepada Sari untuk berkenalan dengannya dan kami pun berjabat tangan kemudian.... saya ingat betul benar-benar menjabat tangannya saat itu
Saya; Laah.... kok aku ndak tau kamu
Sari: iya.... baru saja pindah kesini, aku juga nggak punya teman

Tak lama kemudian kami sudah saling akrab, karna saat itu aku merasa Sarilah teman Pertama yang mau bermain denganku saat itu, yang kuingat Sari ini kulitnya putih rambut berponi dan lurus hingga sebahu. Tak terasa kami pun asiek bermain hingga Ketika nenek memanggilku untuk mandi, maka saat itu pulalah Sari pamit pulang kepadaku dan aku pun berkata "besok main sama aku lagi ya" IYA, jawab Sari kepadaku, kemudian berlari kearah jalan depan rumahku berbelok ke kanan. Ketika nenek menghampiriku bertanyalah Beliau, Ngobrol karo sopo Le????

Saya: Iku mbah Ibu (sebutan ku kepada eyang putri kala itu) ono cah wedog anyar ayu ngejak dolan aku neng kene (ada anak perempuan baru, cantik ngajak main disini)
 Nenek: lhaaa..... terus dimana sekarang??
Saya: sudah pamit pulang mbah Ibu
Nenek: ya sudah sekarang mandi ya Nak
saya: nggih iya mbah Ibu

Hari berganti hari pun terlewati, saya sudah tak kesepian lagi karna setiap saya main di Teras rumah, entah darimana sosok Sari ini tiba-tiba muncul dan selalu dengan pakaian yang sama menemani ku bermain dan tak pernah terbesit pun rasa curiga kenapa Sari ini setiap menemuiku tak pernah berganti pakaian. Hingga suatu ketika sedang asyiknya kami bermain, nenek mengejutkanku dengan kehadirannya seraya berkata "ooohhh.... iki tho sing jenenge Sari??" seketika itu Sari kaget dan menjawab nggih mbah, Kulo pamit nggih mbah  (iya, saya pamit ya mbah) kata Sari yang kemudian buru-buru lari meninggalkanku.

Nenek: lee..... jangan sering main dengan Sari, main sama teman lainnya kan banyak
Saya: Nggak.... aku cman dijadikan bahan ejekan saja, sambil nunjuk teman-teman yang sedang lewat depan rumah ingin bermain ke sawah sebelah rumah
Nenek: ya pokoknya jangan sering-sering mbah Ibu tidak suka
Saya: YOOO...... berlalu melewati mbah sambil mutung karna kesal teman bermain satu-satunya mendadak pulang.
Setelah merasa cukup lama mengenal Sari, aku pun menanyakan kepadanya dimana dia sebenarnya tinggal
Saya: Sari, sebenarnya rumahmu dimana??? aku pengen tahu!!!
Sari: ya... nanti aku tunjukkan, rumahku dekat kok
Saya: sekarang saja ya... aku pengen tahu
Sari: ya udah aku anterin ke rumahku, tapi kamu nggak boleh masuk rumahku ya, nanti nganterin aku sampai depan gerbang saja
Saya: gampang itu Sari, yang penting aku tahu rumahmu, aku kan bisa gantian main ke rumahmu
Sari: tidak usah.... Biar aku saja yang main ke rumahmu
Saya: gimana jadi nggak aku nganterin?? sampe depang gerbang rumahmu
Sari: Aayooo.... kalo gitu sekalian antarkan aku pulang
Kami pun berjalan sambil ngobrol ngalor ngidul entah apa yang saya obrolkan saat itu karna sudah benar-benar lupa dan yang saya ingat hanyalah pandangan orang-orang di kampung saya yang saya lewati melihat dengan tatapan aneh ke Saya. Tibalah di depan gerbang rumahnya Sari, rumah itu tak besar namun terlihat bergaya arsitektur modern saat itu. pagar dengan pondasi setengah meter yang kemudian bagian atas dilanjutkan dengan teralis besi. Rumah sederhana namun cukup mewah bagi orang kampung dijaman itu, dindingnya bercat putih dengan beberapa hiasan bunga anggrek tertempel dengan indahnya
Sari: ini rumahku ya sudah aku pulang ya..... kamu ndak usah ikut ke rumahku soalnya Bapakku galak, pokoknya jangan pernah main ke rumahku
Saya: masak sudah tahu rumahmu nggak boleh main ke rumahmu??
Sari: udahlah.... Kamu nggak usah keras kepala
Saya: iyo.... iyoo (sambil bersungut-sungut) Yaa...... ya udah aku balik pulang dasar pelit
Sari: tenang aja, besok aku pasti main ke rumahmu

Tapi ternyata pertemanan aku dengan Sari ini tak lama, karna sebelum Sari pamit untuk pindah keluar kota bersama keluarganya, dimana sebelumnya aku sempat ditunjukkan rumahnya yang berada dipinggir jalan yang masih sederet dengan rumah Eyangku namun ternyata jaraknya cukup jauh bagiku yang kala itu masih bocah. Aku pun sebenarnya sering kali mengantarkan Sari pulang hingga depan Pintu gerbang rumahnya. Hingga pada saat sedang beristirahat setelah keasyikan bermain Sari berkata kepadaku:

Sari: maaaf ya Santoso.... aku nggak bisa lama jadi temanmu
Saya: lhaaa... mangnya Bapakmu tidak senang kamu main denganku
Sari: bukan Santoso.... aku sekeluarga akan pindah karna Bapakku pindah tugas kerja
Saya; Ya udah nanti kabari ya kalo mau pindahan..... aku pengen ketemu terakhir kali sebelum pindah
Sari: Ra usah..... ]Nggak usah........ Nanti kalo aku sudah nggak pernah main kesini brarti aku sudah pindah......(dengan mimik muka sedih)
Saya: yo wes ayo dolan neh...
Sari: tapi tenang aja nanti kamu pasti punya teman seperti aku
Tau ndak..... saat itu permainan yang sering saya lakukan dengan Sari biasanya bermain masak-masakan atau bermain tanah, kadang pula bermain sembunyi-sembunyian yang entah saat itu saya juga lupa-lupa ingat permainan apalagi yang saya lakukan bersama dengan Sari.
Hingga tibalah saat Sari akan pindah, Dia datang seorang diri seperti biasanya saat dia datang untuk menemaniku bermain, namun kedatangannya kali ini ternyata untuk mengucapkan pamit perpisahan kepadaku, sungguh saat itu hatiku terasa amat pilu, teman satu-satunya harus pergi meninggalkanku
Sari: Santoso.... Santoso....... Maaf ya seumpama banyak kesalahan, aku sudah saatnya pindah (dengan mimik wajah sedih dan terlihat menitikkan air mata)
Saya: lhaaa....... Aku disini nggak punya teman, sipa yang mau berteman kecuali kamu SARI
Sari: Tenang aja nanti kamu juga pindah darisini, temanmu juga banyak nggak bakal kesepian, kamu bakal jadi orang besar, semua orang segan dengan kamu
Saya: beneran kamu pindah ( tak kuasa air mataku pun mengalir deras ) sambil terisak-isak dan terbata-bata.... Ayoo aku antar pulang, pokoknya aku antar pulang seperti biasanya ya...
Sari: tidak usah.... aku pamit yo (terlihat raut wajah kesedihan dari perpisahan antara aku dan Sari)

Kemudian Sari berjalan meninggalkanku yang masih menangis karna ditinggal satu-satunya teman terbaik yang selalu menemani, Tak menunggu lama aku pun berlari menyusul Sari yang masih tak jauh dari hadapanku sambil kupanggil-panggil namanya Sari...Sari...Sari... sesekali Sari menoleh dan tersenyum melihatku. Namun anehnya aku tak menyadari bahwa aku yang berlari kencang sambil menangis mengejar Sari yang berjalan rasanya tak juga bisa mendekatinya bahkan semakin menjauh di depanku, hingga saat aku lihat Sari memasuki gerbang rumahnya tiba-tiba saja rumah tersebut menghilang, berganti menjadi sebuah rumah yang sudah rusak di bagian sana-sini, jendela sudah pecah kacanya bahkan atapnya pun sudah berlubang. Bangunan rumah tersebut sama persis saat pertama mengantarkan Sari hingga depan gerbang rumahnya hanya saja kondisinya sangat-sangat jauh sekali berbeda dari sebelumnya, berbanding 180 derajat.
Saat itu aku masih tak percaya dengan penglihatanku..... masih menangis layaknya bocah yang kehilangan mainan kesayangannya sembari memanggil-manggil nama Sari di depan pintu gerbang yang sudah reyot itu. Melintaslah Pak Kamidi (bukan nama sebenarnya) melihat saya dengan penuh keheranan sedang menangis di depan rumah yang ternyata bagi warga situ merupakan rumah yang sangat angker.

Pak Kamidi: Lhaaa.... kenapa kamu nangis disitu Nak??
Saya: masih menangis tak menghiraukan perkataan Pak kamidi
Pak kamidi: Nak..... Ikut Bapak ya, nanti dianterin pulang sekalian mampir warung saya belikan jajan
saya: aku mencari temanku SARI Pak, tadi rumahnya disini, sekarang kok berubah rumahnya
Pak kamidi: (dengan wajah heran) ya sudah... besok saya antar lagi ke rumah SARi ya..... ayoo sekarang pulang ikut Bapak, sisan bapak gendong sekalian nyari jajajn kesukaanmu ya Nak
saya: aku pun menuruti permintaan Pak Kamidi dengan masih tetap menangis sesekali menyebut nama Sari.
setelah dari warung membeli jajan kesukaanku, diantarkannya aku pulang sampai ke rumah. Dirumah saat itu yang kuingat hanya Mbah Kung dan mbah Ibu saja. Berhari-hari aku diam di depan teras rumah tanpa melakukan kegiatan apapun, sesekali teman-teman sebayaku lewat memanggil namaku Santoso....Santoso... Ayo dolan neng sawah, tapi belum sempat aku menjawab sudah mereka jawab sendiri dengan mengatakan cah aneh kuwi rodo kenthir ojo dijak ngko melu edan.( orang aneh itu agak gila jangan diajak nanti ikutan gila )
Entah kapan.... waktu itu kedua orang tuaku pulang, bahkan aku tak mengenali kedua orang tuaku karna yang kutahu saat itu orang tuaku hanyalah mbah Kung dan mbah Ibu saja, bahkan merasa aku takut saat itu karna bertemu dengan orang asing yang mengatakan bahwa mereka itu kedua orang tuaku.


Bagian 2 ( bertemu Jin Qarin )
Sepasang orang dewasa yang datang ke rumahku itu mengaku sebagai kedua orang tuaku, dimana si Wanitanya saat itu sedang hamil besar, saat itu aku belum tahu kalo itu Ibuku. Saat itu aku merasa tidak tenang karna terdengar kabar jika nanti aku akan dibawa oleh mereka (kedua orang tuaku) pindah. Hingga pada suatu sore saat asyik bermain sendiri datanglah seorang anak perempuan cantik dengan senyumnya yang lucu memperlihatkan beberapa giginya yang ompong karna terlalu banyak memakan kembang gula. berpakaian agak tomboy dengan celana jeans pendek ala tokoh games mario bross, sayangnya aku lupa nama anak itu. namun aku merasa sangat akrab sekali seperti sudah sangat lama kenal dengan anak perempuan itu. Aku merasakan Dia itu seperti sodaraku sendiri, aku mengenalnya berbarengan dengan kedatangan kedua orang tuaku. Aku pun bertanya kamu anaknya om sama tante itu ya???
Anak Perempuan: ssstt..... jangan keras-keras aku ini adikmu
Saya: haaaah...... Adik darimana, aku kan ndak punya adik
anak perempuan: iyaa.... tapi bentar lagi aku akan jadi adikmu
tibalah hari dimana saat mamaku akan melahirkan adik ku yang sekarang, aku masih disibukkan dengan kegiatanku bermain dengan anak perempuan misterius itu. Suara erangan mamaku dibantu oleh mbah Ibu terdengar dari luar kamar bersalin. oiyaaa.... Saya lupa mengatakan kalo nenek/eyang adalah seorang Bidan yang buka praktek di rumah, sedangkan kakek pensiunan Pegawai pabrik Gula. Yang ternyata sebenarnya setelah aku Tahu bahwa kakek adalah salah satu orang penting yang menumpas pemberontakan terkenal yang terjadi di tahun 1965 di kota Gadis. Berkatalah si Anak perempuan misterius kepadaku

Anak perempuan: Waktunya sudah Tiba!! adikmu akan segera lahir dan aku yang akan menemani adikmu dilain sisi hingga akhir hayat.
Saya: maksudmu apa??? aku ndak ngerti
anak perempuan: sudah waktunya aku pergi, nanti ada saatnya kamu akan tahu sendiri
kemudian dia berlari menuju ruangan dimana mamaku sedang mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan adik ku, aku pun mengejarnya hingga terlihat si anak perempuan ini masuk menembus kamar tersebut. ketika akan aku buka pintunya ternyata terkunci dan aku pun ditarik oleh eyang kakung agar tidak ganggu si mbah yang lagi membantu proses persalinan. Pecahlah tangis keras seorang bayi perempuan di ruang persalinan itu dan yang kutahu setelah mamaku merasa cukup lama dan bisa meninggalkan anak perempuannya. maka berangkatlah kembali merantau ke pulau seberang dengan papaku, aku juga tak ingat berapa lama kedua orang tuaku tinggal di kampung hingga saat mereka menitipkan lagi salah seorang anaknya dan akhirnya  aku mulai tumbuh bersama adekku dalam asuhan mbah kung dan mbah Ibu. Disitu aku masih belum mengerti hanya merasa sosok adik perempuanku ini seperti sudah pernah kenal sebelumnya tapi entah dimana???..... seperti Dejavu dan aku baru tersadar saat akan memasuki masa SMP, dimana kubuka album foto semasa kecil. Disitu aku teringat jelas mulai dari pakaian, model potongan rambut bop hingga senyum lucu dihiasi gigi ompong karna terlalu banyak makan kembang gula. Ini akan anak perempuan misterius itu?? kenapa ini menjadi adekku ya?? siapa dia sebenarnya?? Pertanyaan itu aku simpan sangat lama hingga akhirnya aku dapatkan ketika sudah menginjak masa SMA dimana saat khutbah jumat berkumandang, dijelaskannya tentang Jin Qarin yang menemani manusia sedari lahir hingga ke liang lahat. Bertanyalah aku dalam hati.... jangan-jangan!! sosok anak perempuan misterius itu dulu adalah Jin Qarin adikku??? Tapi, apa mungkin aku bisa bertemu Qarin dari orang yang saat itu belum lahir?? sampai sekarang masih menjadi misteri bagiku
Diubah oleh Dauh.Tukad 22-11-2018 12:00
rarana05
simounlebon
arieaduh
arieaduh dan 43 lainnya memberi reputasi
44
115K
471
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
Dauh.TukadAvatar border
TS
Dauh.Tukad
#17
Bagian 7 ( Ada Cerita Dimasa SMA )
Putih biru telah berganti jadi putih abu-abu, sialnya saya terjebak mengikuti MOS (masa orientasi siswa) yang tak lebih hanya sebagai penggojlokan yang terfasilitasi😓. Dibalik semua itu ternyata ada berkahnya, karna saya bertemu dengan beberapa teman SD dan juga teman SMP. Maklumlah..... Bali itu pulau kecil apalagi hanya seputaran Denpasar pasti bakal ada yang namanya loe.... Lagi.... Loe.... Lagi kawan. Tahun 2002 awal melangkah menjadi siswa SMA disalah satu SMA Negeri di Denpasar, menyenangkan. Dapat bertemu kawan lama dan juga kawan baru lagi. Masa ini adalah masa menyenangkan dan juga masanya pencarian jati diri, haus akan hal-hal baru dan tantangan yang tentunya memacu adrenaline.

Masuk masa SMA awal penerapan sistem semester menggantikan sistem caturwulan dalam kurikulum belajar mengajar di sekolah. Kelas 1 terpaksa harus dijalani siang hari, hal ini terjadi karna saat itu sedang terjadi perombakan gedung besar-besaran demi menampung jumlah siswa baru yang membludag. Seingat saya Angkatan sebelum saya hanya 5 kelas, sedangkan angkatanku menjadi 13 kelas dengan rata-rata per kelas berisi 50 orang siswa dan siswa. Perombakan dilakukan tak hanya untuk menampung jumlah siswa yang banyak, akan tetapi juga untuk menjadikan sekolah ini lebih nyaman bagi para guru dan siswa. Extra kurikuler kegemaranku masih tetap kujalani kawan, biasanya diadakan di hari minggu di rumah sang pelatih. Menelusuri bagian perbagian dari sekolah ini, ternyata banyak juga makhluk gaib yang tinggal. Terutama dibagian aula sekolahan terasa penunggu gaib disitu adalah seekor ular yang sangat besar. Tower sekolah ada kakek-kakek wara-wiri, ruang lab dan kelas paling belakang ada sosok mbak Kunti. Kawan baru lagi dan tentunya banyak bertaburan gadis-gadis cantik, sungguh masa yang menyenangkan kala SMA.

Kelas 1 ada seorang gadis yang aku sukai, tubuhnya proporsional dengan rambut sedikit ikal dengan wajah khas timur tengah. Pengalaman lucu sempat terjadi saat pelajaran agama Islam, karna kita semua yang muslim dikumpulkan menjadi satu di ruangan perpustakaan dari kelas 1 sampai kelas 3 dan kami yang masih kelas 1 terpaksa masuk lebih awal untuk mengikuti mata pelajaran agama Islam. Saat menunggu guru agama Islam datang mengajar, kami sibuk membaca buku yang ada di perpustakaan dan saya lebih memilih membaca koran pagi tadi sambil sesekali melihat berita di tivi saat itu siaran tivi lagi tivi di sedang menayangkan acara bang napi. Biasalah..... Reflek saat melihat berita pem*rkos**an sebut saja dia Bunga, saya menoleh kearah tivi. Abis itu disahutin ama kakak kelas 3 yang pas duduk disebelah, sambil berkata Hayoo..... Seneng nonton berita beginian ya??....

Saya: (mbatin dalam hati..... Siyaall, nie cewe nyaut aja tapi cantik sich) heheehehehe..... Namanya juga reflek Kak penasaran aja
Intan: halaaah.... Ngeles, oiyaa kenalkan aku Intan.
Saya: salam kenal juga kak, saya J...... Santoso
Setelah itu kita sedikit akrab dengan perkenalan yang sebenarnya hanya basa-basi belaka, hingga Dia bertanya....
Intan: eehhh.... Nomer hape kamu berapa??
Saya: maaf kak..... Saya ndak punya hape
Intan: yaellaaaahh.... Haree gene??... ndak punya hape!!! Helloow???.... ndak punya hape apa pelit nie kasih nomernya???
Saya: beneran kak, saya ndak punya hape. Adanya telepon rumah itu pun telepon rumah milik orang tua saya, bukan milik saya.
Intan: dasar pelit!!!..... (Sembari menjulurkan lidahnya lalu berdiri dari bangku sebelahku sambil mengipas-ngipaskan rambutnya yang hitam lurus kayak iklan shampoo eeehh.... Tepatnya abis dicatok hehehehehe..... 😂 lalu pindah ke bangku dekat pegawai perpustakaan.

Hanya bisa mbatin.... Ada-ada saja ini cewek.... Guru agamaku pun datang, memperkenalkan diri dengan nama Pak Samanhudi. Yaa.... Dalam cerita ini kalian cukup mengenalnya dengan nama itu, walaupun bukan nama sebenarnya yang aku tulis. Setelah 1 semester berlalu, bersyukur nilai agamaku bagus, alhasil malah kena tugas tambahan dari guru agamaku untuk membantu mengoreksi jawaban ujian semua murid dan sebagai upahnya, saya bebas sesuka hati untuk ikut atau tidak?? pelajaran agama serta nilai agama dijamin bagus terus. Sssstttt!!!..... Tapi ini rahasia antara kita ya kawan pembaca sekalian hehehehehe...... 😂😂. Mohon maaf juga jika ternyata ada kawan SMA saya disini yang membaca tulisan ini dan tahu, ternyata yang mengoreksi nilai ujian agama dan memberikan kata-kata manis di soal ujiannya bisa jadi itu saya 😁. Merasakan juga yang namanya senioritas kakak kelas maupun teman sekelas yang memiliki kuasa lebih di sekolah.

Kelas 1 ini saya pulang pergi berjalan kaki saja karna jarak sekolah dengan rumah dekat hanya 2 kilometer. Kenapa tidak naik sepeda??.... Karna sepedaku beralih fungsi jadi kendaraan bagi karyawan papaku saat ingin keluar entah main ke temannya atau nonton orkes di pasar malam. Karna jelas lebih aman, siapa juga yang mau nyolong sepeda butut. Lagipula aku senang berjalan kaki karna tiap pagi dan siang bisa lihat serombongan calon-calon suster cantik lengkap dengan pakain suster putih dan rok diatas lutut dengan warna senada yang berangkat atau baru pulang dari sekolah di Akper (Akademi Keperawatan) mengendarai sepeda gayung. You knowlaah what i mind gaaess..... Biasa penyegar mata siang hari. Ditambah masa itu pagi di kota denpasar masih sepi dan riuh suara tegur sapa saat saling berpapasan jalan. Kelas 1 saya lebih sering jadi korban disuruh-suruh oleh mereka yang berduit untuk berbelanja, tapi enaknya pasti ada komisinya jadi yaa.... Saya kerjakan saja toh menghasilkan.

Kelas 1 naik tanpa hambatan, di kelas 2 ini bersyukur dibelikan sebuah sepeda motor bebek, walaupun bukan motor yang trend di tahun 2003 tapi saya sangat senang. Pintarnya papaku, karna aku belum punya SIM malah sering banget disuruh jemput si kembar adekku yang bontot pulang sekolah. Setelah itu mengantarkan kain batik ke garment di daerah oberoi-seminyak. Terbukti efektif, jadi keinginan keluar bawa motor tercapai dan tujuannya jelas, padahal takut juga kalo ketilang, tapi papa bilang kalo ketilang minta surat tilang aja jangan mau kasih bayar ditempat. Di masa ini badai hidup mulai menggoyahkan. Adik keduaku Santi harus menjalani operasi ke jakarta dan memakan waktu cukup lama. Saya hanya ditinggal dengan adik pertama dan si kembar beruntung, mbah Ibu atau kemudian saya menyebutnya eyang putri mengurus kami.

Ingat betul saat itu uang tidak sampai sejuta untuk sebulan, sebenarnya lebih dari cukup jika untuk sebulan. Untuk biaya makan 5 orang plus biaya SPP, ternyata hingga 2 bulan berikutnya masih harus di Jakarta untuk kontrol. Dengan sangat terpaksa kedua orang tuaku harus disana dul. Beruntung ada sodara kakek yang tinggal di daerah Menteng, jadi tidak pusing biaya tinggal selama disana. Kami disini sudah mulai kelimpungan. Orderan batik dari tamu asing papaku saat itu lagi sepi, apalagi habis kejadian bom bali pertama, jadi tak ada satupun pegawai yang di rumah. Mereka masih berkelana ke juragan batik lainnya mengumpulkan impian hari tua. Bolos sekolah, jangan ditanya hari ini bikin surat sakit, besoknya ijin esoknya lagi tanpa keterangan alias alpa otomatis seminggu absensi di papan sekolah bagi yang tidak masuk jadi SIA SIA selama sebulan. Ya.... Inilah masa badung yang kujalani. Hampir diberikan surat cinta oleh Guru BK (bagian kesiswaan) akhirnya saya mulai masuk sekolah. Perubahan terjadi, awalnya jadi pesuruh berakhir jadi tukang palak. Jahatnya yang saya palakinmulai adik kelas, teman seangkatan dan kakak kelas.

Dengan cara halus tentunya, anehnya mereka nurut saja, saya curiga ketika itu menggunakan ilmu keenam untuk mempengaruhi mereka atau mungkin muka saya ini kacung miskin jadi mereka mudah memberikannya???...... Jika ada yang bertanya nggak takut salah malak ternyata dia jago beladiri???..... Beruntung sekali tidak terjadi, malah mereka tahu saya sedang kesusahan terutama dalam hal keuangan. Sering mereka membantuku dan tutup mata jika aku harus malak ke teman-teman yang lain. I have power mungkin itu ungkapan yang tepat???.....
Sssstttt...... Akan kuberitahukan 1 lagi rahasiaku saat masih sebagai anak badung dulu. Biasanya saya dan beberapa sahabat karib sedari kecil menjerat Wedus balap atau kambing kota yang liar di jalanan, bukan mencuri dari rumah orang. Kemudian dijual ke rumah makan yang menyediakan menu tersebut. Selain wedus balap kadang menjerat biawak, hasilnya lumayan. Sahabat-sahabatku malah tidak meminta sepeserpun hasil jerih payah mereka, kata mereka....kamu butuh duit, kita ini sudah saling kenal sejak kecil, dari masih ingusan sampe ketahuan baca stensilan 3 ribuan ramai-ramai di kebon belakang. Susah senang kita lalui..... Udah ndak usah dipikirin, entar malem kita kudu beraksi lagi sikat wedus balap lagi buat nambah keuanganmu.

Kalian mau bilang perbuatan saya ini Biadab????...... Jahat???..... Uang yang didapatkan Haram.... Iya saya akui itu. Silahkan saja tak mengapa.... Aku tidak dendam pada kalian kawan, karna aku tahu kalian tidak berada dalam posisiku. Apa yang bisa kulakukan saat itu???.... Remaja 17 tahun dengan keuangan morat-marit tanpa keahlian. Keahlian beladiriku juga masih kalah dengan teman-teman di perguruan. Jam terbang mereka lebih tinggi, beberapa kali seleksi juga kalah point. Apalagi saat itu sedang gencarnya diutamakan putra-putri daerah yang berprestasi dan saya akui prestasi mereka sangat bagus bahkan sampai bisa membawa pulang medali emas saat PON yang diadakan tahun itu, tapi mereka sangat baik padaku, sama sekali tak membedakan suku ras dan Agama. Nunggu kiriman uang juga tidak mungkin, duit buat berobat dan operasi papaku dapatkan dari menggadaikan rumah warisan orang tuanya dan itu sangat tidak cukup bila harus berbagi dengan kami.

Kami yang ditinggalkan hanya bisa berdoa, berdoa dan berdoa dalam tiap shalat bahkan aku sempatkan menyelipkan doaku disepertiga malam. Masa SMA ini saya tidak merokok apalagi minum-minuman keras seperti teman-teman sebayaku. Doa kami terkabul, adekku pulang dengan selamat. Meskipun dokter menganjurkan untuk enam bulan berikutnya kontrol lagi kemudian setahun berikutnya setiap tahun hingga tiga tahun untuk melihat apakah sel kankernya sudah benar-benar hilang.
Hubunganku dengan Ririe.... Oiya sampai lupa kawan, Ririe itu gadis yang aku taksir dulu. Berwajah timur tengah dengan cantiknya yang natural. Ririe Semakin lengket bahkan kadang sedikit berani, bayangkan saja...... lagi asyik-asyiknya ngobrol di depan kelas. Sebagai gambaran kawan tiap kelas kami biasanya ada kursi panjang permanen dan taman persegi di depannya, biasa dipakai buat duduk sambil ngobrol.

Kala itu aku sedang asyiknya ngobrol dengan teman-teman cowok satu geng depan kelas. Tiba-tiba Ririe datang dengan tenangnya langsung duduk dipangkuanku dan mengambil permen lolipop yang ada dimulutku. Dikulumnya permen tersebut habis itu malah dibalikin lagi dimasukin ke mulutku. Awalnya.... ya risih dan malu banget diledekin teman-teman sekelas. Ciiiyyeeehh!!!..... Suami istri mesranya, belom malem jumat ini masih senin bro!!!..... Tapi saya lebih memilih diam tak menanggapi, hanya menganggap angin lalu dan Ririe yang asyik ikut nimbrung juga terlibat obrolan dengan teman-teman perempuan yang kebetulan ada disitu sekedar tersenyum. Ririe ini merupakan gadis pertama selain mama dan adek perempuanku yang mau aku antarkan pulang.

Dari kelas 1 sampai kelas 3 jadwal mata pelajaran olah raga selalu dapatnya hari rabu dengan jadwal tiap 2 minggu sekali berenang. Saya yang kurus kering tak bisa renang, akhirnya bisa juga berenang itupun karna malu teman yang lain pada bisa renang, belajarnya di pantai bareng sahabat di perumahan. Kesalahan lain yang kulakukan adalah ikut ngeGym karna malu dengan berat badan yang hanya 45kg, sempat diskusi dengan papa katanya jangan sekarang tapi nanti saja setelah lulus SMA. Membayangkan tubuhku dimasa SMA Lebih mirip pecandu, gaya pakaian SMAku berbeda dengan yang lain ciri khas celana cutbray baju agak longgar. Kiblatku saat itu band yang hits dengan salah satu lagunya berjudul Pos*s*ve, sedangkan jaman itu sedang trend lagu beraliran grunge dan punk. Remaja SMA jaman itu trendnya celana komprang ala rapper dengan baju rada ketat agak kayak maho-maho nggak jelas gitu plus kancing depan dibuka sebiji tak lupa lengan baju dilinting dan rambut klimis berjambul ala Tintin ada juga yang dibikin mohawk tapi nggak sampe skinhead. Sedangkan yang cewek-ceweknya asli dach pakaian sekolah mereka full pressbodi, apalagi pas primadona sekolah yang lewat sampe bikin susah nelan ludah sama celana mendadak sesak dibagian depan, wangi parfum minimarket yang iklannya sering banget beredar di tivi yang ada wangi jeruk, Tutty fruitty atau melati plus rambut rebounding hasil catokan, maklum lagi hits banget trend rebounding yang hasilnya rambut lurus kayak sapu ijuk itu kawan. Padahal smoothing sudah ada cuman belum ngehitz.

Paling kuingat saat sudah penjurusan di kelas Tiga dan jurusan yang aku pilih adalah Bahasa. Alasannya simple.... nggak mau ribet ngitung dan juga tertarik dengan bahasa Prancis. Selain itu, karna nilai fisika dan kimia saya di kelas dua bertengger di angka empat dan tiga bertinta merah, sedangkan matematika diangka Lima kemudian ekonomi dan akuntansi malah berada diangka 7 dan 8,5. Waliku menganjurkan masuk IPS, tapi aku lebih memilih bahasa sebagai kelas terakhir di SMA. Beruntungnya lagi Ririe sekelas denganku di kelas tiga tapi tetap tak sebangku, karna SMA Negeri dimana aku sekolah ini mewajibkan yang putra sebangku dengan putra dan yang putri sebangku dengan putri demi menghindari hubungan yang tidak-tidak.
Sempat terjadi kehebohan saat pagi hari, dimana mentari baru mulai merangkak naik dan embun pagi masih tersisa dipucuk dedaunan. Kejadian inj terjadi di kelas paling pojok sebelah kiri. Sebagai gambaran, kelas yang ada di sekolahku membentuk Letter N dimana pojok belakang kanan dan kiri ada Pura untuk sembahyang.

Kami ramai-ramai lihat ke kelas tersebut, terlihat jelas sosok kuntilanak berdiri melayang di sebelah meja guru dengan tawa khas nya hiii..... Hiihiii.... Hiihiii...... Hiiii..... Tentunya ini bukan pertunjukkan teater apalagi pentas cosplay. Ini real hampir semua yang datang pagi itu melihatnya. Beruntung kelas tersebut masih terkunci dan salah seorang guru kami yang bisa mengatasi kejadian ini segera datang. Setelah ditanyakan ternyata kelas tersebut sempat digunakan untuk perbuatan asusila. Sungguh sangat disayangkan, jika kalian pernah dengar atau malah pernah menonton salah satu video yang tak pantas yang dilakukan oleh sepasang muda-mudi SMA Negeri di Balidi tahun 2004-2005 hingga video tersebut sempat masuk berita stasiun tivi nasional. Maka kawan semua bisa menebak dimana saya menghabiskan masa SMA.
Pengalaman paling parah saya adalah saat berkelahi dengan salah satu teman di sekolah, tahu sendirilah.... jaman SMA mengejek dengan memanggil nama orang tua itu biasa. Tapi ini sudah kelewatan jika orang tuamu dihina sehina-hinanya kawan, kesabaranku sudah habis.

Saat jam pulang sekolah teman sekelas yang menghina orang tuaku sengaja saya samperin ke kelas 3. IPS 4 yang berada di lantai 2 dan ingin menanyakannya kenapa menghina orang tuaku. Baru sampai di kelas itu aku sudah dihadiahi tinta penghapus papan whiteboard oleh si Wira disekujur baju putih SMAku lalu dia berlari meninggalkanku dan teman-teman satu gengnya hanya bisa menertawakanku. Segera putar balik mengejar Wira yang belum jauh dari pandanganku dan aku memanggil nama Wira sambil berkata kasar, begitu sampai di tangga Wira berbalik menantangku. Tanpa banyak tanya kulayangkan pukulan tangan kiri yang tepat menghantam rahang kanannya. DUUGHhh..... Duuaaggh.... BRuuuggh.... Pukulan silih berganti kuhadiahkan ke wajah Wira, kemudian Tangan kanan tepat menghantam perutnya lalu kulanjutkan menghantam pelipisnya dan Wira meringis kesakitan. Tak tinggal diam teman-teman satu gengnya ikut mengeroyokku. Bak adegan film laga aku bertarung sendiri menghadapi 5 orang di beranda lantai 1 yang bisa dikatakan sempit dengan lebar beranda kurang dari dua meter. Ciiiaaattt.... Tendangan pertama mengenai sasaran hingga tersungkur menahan sakit, tangkisan, tendangan dan pukulan silih berganti. Aku pun tak luput kena pukulan, karna saking kalapnya mereka sampai kewalahan menghadapiku hingga ketika aku tepat berada di depan Wira yang mau kabur menuruni tangga segera kutarik kerah bajunya dan DUUUAAGGHH.....Duuaaggh.... Brruuughh..... Beberapa pukulan kulayangkan lagi ke wajahnya. Begitu tersungkur dan hampir jatuh ke anak tangga segera kutarik lalu kucekik lehernya seraya berkata: KAMU HARUS GANTI BAJUKU...... Wira menimpali dengan berkata: Iya Bro, aku ganti rugi bajumu. Masih dalam keadaan kalap aku angkat Wira dengan kedua tanganku bersiap aku jatuhkan dari lantai dua. Entah Setan apa yang menguasai diriku saat itu, tenagaku serasa sangat besar. Hampir saja aku lemparkan si Wira dari lantai dua, beruntung Roy dan julio serta teman se-gengnya menarik badanku dan sekuat tenaga merelaiku dari Wira dan menyuruhnya segera pulang. Seketika aku sadar kalo hampir saja membunuh teman satu sekolah.
Aku pulang dengan muka penuh memar sedikit kebiruan di pipi dan pelipis, anehnya teman-teman yang aku pukul saat itu hanya membentuk ruam kemerahan dibagian yang aku pukul dan aku tendang tanpa luka yang berarti. Tapi aku sudah menduga kalo besok mereka pasti kondisinya lebih parah dariku. Mama melihat anak lakinya pulang habis berkelahi dengan pakaian penuh tinta hanya ngedumel: bagus disekolahin malah berantem ya..... Kemudian aku jelaskan duduk permasalahannya hingga papaku yang ada disitu menimpali: tadi menang apa kalah???..... Lalu kujawab: menang pah..... Besok aku mau minta ganti rugi seragam ini. Ya udah mandi sana obatin lukamu sendiri begitu papaku berucap padaku.
Diubah oleh Dauh.Tukad 17-10-2018 12:23
redrices
a.wicaksono
sulkhan1981
sulkhan1981 dan 14 lainnya memberi reputasi
15