Hari ini dikelas baru, kelas 3 IPS 5. Yaps kenapa aku pilih sosial alias IPS karena aku memang orang yang berjiwa sosial tinggi. Aku terpisah kelas dari sobatku ryo, dan gadisku dwi.

Tak terasa alarm istirahat pun berbunyi. Aku keluar kelas bermaksud kekantin, diluar kelas aku bertemu ryo, akhirnya kami jalan kekantin, sampai didekat tangga aku melihat wajah yang tersenyum manis, siapa lagi kalo bukan dwi. Kami bertiga turun dan tiba tiba dibawah tangga aku melihat sosok baru lagi. Seperti monyet tapi lebih menyeramkan,
"masyaALLAH.. siapa lagi lu..?" batinku.
________________________________________
Pembaca semua, memang disekolah ane ini banyak sekali makhluk makhluk yang aneh aneh, karena faktor dahulunya adalah rawa dan hutan.
________________________________________
Kami melanjutkan jalan kekantin.

"Cuy.. gimana udah dapet guru belon..?" tanyaku.
"Kalo guru spiritual belon cuy, tapi ada guru silat, mao ga lu kita ikut silat" kata ryo.
"Tapi kite kan diskolah ni dapet juga kan beladiri?" ucapku.
"Ooo yg jujitsu itu ye.." jawab ryo.
"Iye..! kalo gw cari guru silat juga, berarti gw campur campur donk beladirinye ye." kataku.

Saat itu memang aku sudah ikut beberapa beladiri, seperti karate, tae kwon do (tidak diceritakan-pen), dan di SMA jujitsu. Kalo tambah silat lengkap sudah.

"Kalo silat kita coba aja sama sodara gw dulu cuy, mumpung die lagi mengadu nasib dijakarta nih.." kataku. "Sodara lu yang mane..?" tanya ryo.
"Itu si yanto." jawabku.
"Ooo.. mas yanto" sahut ryo.
"Yoi.." jawabku.

Akhirnya malam itu juga ryo kerumahku, dan kita mau membicarakan sama sodaraku yanto, mau tidak dia melatih kami silat.

Setelah ngobrol ngalor ngidul, sambil main kartu remi, ryo bertanya,

"Mas ajarin saya silat dong.." kata ryo,
"Iya betul, ajarin silat..dong" timpalku.
"Hmmm..." yanto berfikir.
"Boleh aja, gelem po?" katanya.
"Bener mas..?" kata ryo.
"Iyo.. kapan mau mulai..?" kata yanto,
"Atau kalo ga hari minggu malem aja mulai gimana.?" lanjut yanto.
"Cocok.." kataku,
"Oke setuju" kata ryo.
"Oke.. tapi... Kamu kalah ryo.. kartu yang dibuang itu ceki-an ku.. jadi gosong kamu, ngocok ya... Haha" kata yanto.

Malam minggu tiba..

"Malam minggu pukul tujuh, aku apel dirumahmu.. kubersiul dan bernyanyi membayangkan.. dirimu... dasar kunkun nebeng kaga bilang bilang..",

nyanyianku terganggu dengan ada sosok yang membonceng motorku.

"udah turun lu.. mpe disini aja berat motor gua nih.." batinku.

Lalu terbanglah sosok itu, dan motorku jadi enteng lagi lalu brrrrmmmm... gaspol.

"Assalamualaikum.." ucapku. "waalaikumsalaam.." dijawab oleh ayah dwi.
"Eh nak gun, masuk nak kebetulan bisa ketemu.." lanjutnya.

Memang selama ini aku jarang banget ketemu ayahnya kalo lagi apel, karena keseringan keluar kota.

"Duduk dulu nak." perintahnya.

Lalu beliau masuk kekamarnya. Sesaat kemudian beliau keluar lagi, membawa secarik kertas, lalu menyerahkan kepadaku.

"Apa ini pak..?" Tanyaku,
"Kau baca saja dan kau amalkan semoga bermanfaat." jawabnya.

Aku langsung membuka kertas itu dan kaget juga aku liat isinya. Isinya adalah

"Bismillahirrohmanirrohim. Allahu akbar Nur arah Nur wantah.............ketiban palune Gusti Allah........... dst."(yang tau angkat kaki eh angkat tangan😆. not for share).

Akhirnya dwi pun muncul, dan kertas yang diberi langsung aku masukkan kedalam tas kecil, yang merknya cukup terkenal sebagai perlengkapan untuk nanjak gunung.

"yuk jalan,," kata dwi.

Aku hanya mengangguk, lalu aku pamit kepda ayahnya dwi.

"Hati hati nak.." katanya.

Brmmm laju sepeda motor merek K. Kami bermaksud menikmati alam malam ini, yaitu pantai. Saat kami mulai mau memasuki gerbang tiket, kami melewati sebuah jembatan diatas sungai yang lumayan kotor. Aku melihat ada wanita manis duduk dipagar jembatan,

"MasyaALLAH.." batinku.

Aku terus memacu motorku menuju gerbang tiket.
Setelah memarkir motor kami lanjutkan dengan berjalan kaki kepantainya, harus melewati taman kebun buatan. Namun tiba tiba langkahku terhenti, karena aku melihat makhluk besar menatap kami seakan ingin menyerang kami.

"Siapa kau..? kami tidak akan mengusikmu" batinku.

Tapi makhkuk itu malah mendekat dan akan menyerang. Namun tiba tiba ada benda yang melilit ditubuh makhluk itu benda panjang dengan cahaya seperti listrik. Aku mengenali benda itu, dan benar saja aku melihat pria gagah yang dulu.

"Nikmati malammu Tuan.." katanya.

Dwi yang sejak tadi memperhatikan sikapku bertnya.

"Ada apa si say..?" katanya.
"Ga papa ko, cuma ada gangguan dikit." jawabku.

Dan kamipun menikmati malam itu.

Tepat jam 12 kami tiba dirumah dwi lagi. Aku mengantarkannya sampai dalam rumah, ternyata ayahnya belum tidur. Dengan senyum dia berkata

"Sudah pulang.." katanya
"Iya pak maaf kemaleman soalnya tadi kepantai." kataku.
"Iya nda papa nak...duduk dulu.", ucapnya.
"Maksih pak saya langsung pulang aja ud malem, lagian saya mau langsung ngamalin yg tadi dikasih." kataku.
"Oo begitu, ya sudah hati hati ya dijalan." katanya.
"Iya pak.. Assalamualaikum..." jawabku.

Sesampai dirumah aku langsung ganti kostum, bersih bersih, ambil wudhu dan langsung dua rakaat dan mengamalkannya.

Minggu malam, ryo datang bersama aldi kerumah. Yup karena malam ini adalah malam pertama latihan silat. Tidak lama setelah itu, latihan dimulai. Malam itu Yanto hanya mengajarkan kami dasar dasar jurusnya terlebih dahulu. Hampir selama 2 jaman, kami latihan. Setelah selesai kami istirahat dan setelah itu ryo dan aldi pamit pulang.

Latihan silat itu rutin kami jalani sampai beberapa minggu.