Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

nengsrAvatar border
TS
nengsr
I Love You More Than You Think

Thanks for the amazing cover Om quatzlcoatl



(Ssstt.. this is the real picture of us)


Aku sering bertanya-tanya pada diri sendiri, apa yang paling berperan di kehidupan ini? cintaatau uang?
Dan aku pernah bertanya pada ibuku, beliau menjawab uang. Karena beliau berpikir realistis, katanya cinta saja tidak ada uang ya tidak hidup.
Ya memang. Tetapi aku agak kurang setuju, karena ketika tidak punya uang aku tidak semerana itu. Tapi jika hati yang terluka, hati yang mengelola semuanya. Sedih berkepanjangan menghilangkan semua gairah.



Panggil saja aku Hani, itu nama kecilku. Aku asli orang Surabaya jadi ga pake 'gue-elo'. Maklum orang jawa, ketika ada yang pake sebutan 'gue' pasti pada nyeletuk "mangan tahu tempe ae gue gue" emoticon-Big Grin

Mau ijin pada para pecinta SFTH buat nulis sebagian kisahku. Ya hanya sekedar untuk mengabadikan emoticon-Smilie
Maaf jika tulisanku jelek, memang bukan penulis emoticon-Big Grin
Apabila ada yang mengenalku, aku mohon dengan sangat jangan bocor ya gan emoticon-Smilie PM aja kalo mau. Oke?

Selamat menikmati...

Spoiler for Index:


Spoiler for Mulustrasi:
Diubah oleh nengsr 21-09-2020 16:10
protradersignal
a9r7a
bukhorigan
bukhorigan dan 13 lainnya memberi reputasi
12
113.3K
847
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
nengsrAvatar border
TS
nengsr
#780
58. Qalbu
Malam ini jelas berbeda dengan malam kemarin. Kalo kemarin kita belum menemukan 'wah' nya Singapore, sekarang kita mulai happy.

Setelah pertunjukan itu selesai kita masih disini, ga jadi ke Singapore River/ Clarke Quay. Kita memilih menghabiskan waktu untuk berfoto. Mengabadikan momen ini sebanyak dan sebagus mungkin.

Tentu saja kejadian tadi ga luput dari ungkapan bahagiaku. Aku posting di path, meluapkan kegembiraan Reza.

Quote:


Tapi hal itu ga membuat aku lupa diri. Aku juga foto beberapa tulisan HBD untuk Ajeng dengan background yang sama. Untuk Cindy juga yang sudah memintanya jauh2 hari. Untuk teman2 di grup, kalo yang ini dari semalem sudah kita lakuin bahkan foto berdua dengan Reza. Dan ga lupa untuk Dani juga.

BBM
Quote:


Oke. Katakan aku plin plan, tentu saja aku akan jawab tidak. Benar sekarang aku ga bisa mengelak kalo Reza mulai masuk ke dalam hatiku, tapi porsi Dani masih lebih banyak.

Aku belum bisa berharap lebih atas perasaanku pada Reza sekarang. Dan dengan Dani pun juga masih abu-abu. Aku belum terlalu memikirkannya harus apa, hanya bisa menikmati setiap prosesnya. Just let it flow~

...

Esok harinya, pagi ini kita ke Orchard Road. Jalan2 di mall, sepanjang Orchard Road, beli ice cream $1.2 itu. Tak terhitung berapa kali kita beli ice cream ini sejak menginjakkan kaki di Singapore. Setiap melihat ada penjual ice cream ini kita pasti beli. Selain murah rasanya enak, no tipu tipu!

Disini seharga $1.2 mah murah. Padahal kalo dirupiahkan mah 10ribu ya. Di Surabaya bisa dapet rujak cingur satu bungkus sama esnya tuh. Hmmm, jadi rindu makanan indonesia yang murah2 emoticon-Frown

Udah mentok dan ga ngerti mau ngapain lagi, kita langsung menuju ION Sky. Kita naik lift menuju lantai teratas yaitu lantai 56. Di dalam liftnya gelap, jalannya pun cepet banget. Kita bisa lihat Singapore dari atas. Kita agak betah disini, selain ber AC juga ada wifi gratis hahaha.

Setelah dari sana kita ke Botanical Garden. Mencoba mengexplore kebun seluas 74 hektar ini. Kita jalan aja ngikutin jalan setapak juga penunjuk arah sampe akhirnya tiba di National Orchid Garden.

"Masuk ga?" Tanya Rama.

"Bayar berapa?" Tanyaku balik.

"Lima dolar. Gimana? Kan kita kemarin gajadi naik Super Tree. Buat masuk ini aja." Rama mulai melancarkan mulut salesnya.

"Sembarang aku." Jawab Reza. Kalo dia mah iya iya aja. Uangnya masih banyak.

"Gimana Han?"

"Yaudah." Jawabku akhirnya.

Di dalam sini bunga anggreknya bagus2. Sumpah pencinta bunga anggrek pasti takjub berada disini. Full color. Tatanan tamannya juga keren. Nemu banyak spot foto deh. Bunga bungaaaa~

Puas dari sana kita langsung bergegas mencari pintu keluar. Saking besarnya ini taman, kita sampe gatau mau lewat mana keluarnya. Hasilnya kita keluar di pintu yang berbeda dari kita masuk tadi. Alias kita masuk dari depan, jalan dan keluar lewat belakang. Ketemunya ke Orchard Road lagi.

Tujuan selanjutnya ke Henderson Waves. Tapi stasiun MRT nya jauh banget. Jadinya kita jalan jauh lagi. Aku udah bete, asli. Karena kupikir kita keluar di tempat yang sama saat masuk tadi jadi stasiun MRT nya deket. Aku jadi jalan paling belakang. Urutannya Rama - Reza - aku.

"Kamu gapapa ta, Han?" Tanya Rama untuk yang kesekian kalinya saat aku udah bisa menyusul dia. Karena dia berhenti buat nunggu aku.

"Gapapa. Udah ayo. Udah sore." Jawabku sewot sambil terus jalan. Kalo Reza mah dia ga banyak tanya, dia cuma berhenti nengok kearahku buat nunggu aku.

"Hani marah, Za. Jangan marah dong, Han.."

"Siapa sih yang marah?" Tapi nada suaraku malah menunjukan kalo aku marah.

"Tuh kan... naik bus aja ta? Atau berhenti dulu?" Rama tak henti hentinya ngebujuk aku.

Sebenernya aku ga marah. Tapi gimana ya, cape. Jalan kaki segitu lamanya panas2. Mana kakiku udah sakit banget. Aku yakin ini pasti lecet.

Aku dengar Reza terkekeh setelah akhirnya aku mendekati dia yang sudah duduk di halte. "Sini sini, duduk dulu sini..."

Aku ga duduk, karena emang tempat duduknya penuh.

"Sini loh, Han." Ucap Rama setelah ada orang yang beranjak pergi dari tempat duduknya. Akupun langsung duduk.

"Gimana? Lanjut apa pulang aja ini?"

"Ya lanjut lah. Nanggung. Kita udah banyak nyoret destinasi dari kemarin." Sahutku ketus.

"Iya. Iya.. oke. Santai dong..." ledek Rama.

Begitu dirasa cukup istirahatnya kita lanjutin lagi jalan ke stasiun MRT. Setelah keluar dari stasiun MRT ternyata tempatnya masih jauh. Akhirnya naik bus juga.

"Dari tadi gini kan enak." Celetuk Reza yang ga ketinggalan dengan kekehannya diakhir. Tapi aku cuek aja.

Turun dari bus kita nyebrang dan naik anak tangga yang tingginya gausah ditanya. Ada 100 lebih anak tangga yang harus kita tapaki. Setelah itu masih jalan lagi, jalanannya agak naik turun. Baru deh nyampe ke jembatannya. Tepat sore hari dimana matahari mulai beranjak tenggelam.

Sampe ada sekumpulan fotografer yang lagi ngerekam tuh matahari. Timelapse gitu. Perlengkapannya sampe sekoper.

Sepulang dari sana kita mampir ke Chinatown. Sesampai disana, perasaan beteku seketika hilang. Mataku berbinar melihat banyaknya cinderamata yang dijual dan lagi diskon karena masih nuansa Chinese New Year. Yang biasanya $10 dapet 10 pcs. Sekarang $10 dapet 25 pcs. Beruntunglah kita emoticon-Big Grin

"Langsung ilang betenya kalo udah ketemu belanja." Celetuk Rama.

Aku yang denger pun bodo amat. Lagi sibuk mengamati barang2 apa aja yang pengen di beli.

...

Sepulang dari Chinatown tadi kita ga kemana mana lagi, kita habiskan malam ini di hostel aja. Kasian kakinya lelah menapaki jalanan negara singa ini.

Aku sedang duduk menyebelahi Reza yang lagi asyik ngobrol sama penghuni kamar lain yang juga dari Indonesia. Kita lagi di ruang tengah sekarang. Tadinya berniat mau nonton tv tapi setelah nyalain tv malah bingung mau nonton apa.

Kemudian Rama juga nyusulin kita. Orang yang tadi ngobrol sama Reza udah masuk ke kamarnya. Jadi tinggalah kita bertiga yang duduk di sofa ruang tengah ini.

Aku lagi chat sama anak2 di grup.

BBM Grup
Quote:


"Ciyeee..." ini Reza malah live ngecenginnya. "Kalian itu pacaran lagi ta?"

"Engga."

"Kirain kalian waktu di Jogja itu balikan lagi." Ucapnya pelan.

Aku agak kaget dengernya. Dan langsung menoleh kearahnya. "Engga kok."

Sewaktu menjawab itu pun aku masih melihat wajahnya. Tapi yang dilihatin lagi asyik sama hpnya. Sampai akhirnya tabku getar lagi aku baru mengalihkan pandangan. Ternyata chat personal dari Dani.

BBM
Quote:


Rasanya sedih dia ngomong gitu. Aku merasa kalo kita terpisah itu bukan karena keinginan kita. Jelas sudah kini, aku tau semua perasaannya.

Aku senang. Ga menampik kenyataan ada tumbuh rasa percaya diri lagi setelah mendengar ceritanya tadi. Mungkin cinta kita masih bisa diperjuangkan.

Terus Reza gimana?

Jangan ditanya dulu, sekarang lagi terbang ke Surabaya pikirannya. Sekalipun orangnya lagi duduk di sebelahku. Ga bisa jawab. Nanti deh kalo udah sadar...

Plak!

....

Besoknya, ini hari ke empat kita berada disini. Hari ini kita jalan2 ke Parkview Square, Bugis Street, Raffles Terrace Fort Canning, Old Hill Police Station (MICA building), Central Fire Station, Little India, Merlion Park, Chinatown buat beli oleh2.

Ke Cavenagh Bridge, berjalan kaki menikmati city view dari bibir sungai di tengah kota Singapore ini menuju Anderson Bridge. Dan balik lagi ke Merlion Park untuk nonton show dari Marina Bay Sands lagi. Puas puasin disini sampe malem karena besok kita pulang ke Indonesia.

Seperti kemarin, aku sama Dani masih bbman. Seperti biasa dia menanyakan aku kemana aja hari ini, dan aku selalu menceritakan apa aja yang aku alami hari ini.

BBM
Quote:


Bukan salah Dani kalo akhirnya dia ga bisa nemenin aku. Tapi entahlah, mungkin aku terlalu berharap lebih. Dan harus kecewa seperti ini. Setelah malam kemarin dia bercerita seperti itu, kukira hubungan kita akan membaik atau dekat lagi. Tapi ternyata itu belum cukup emoticon-Smilie

.....

Pagi ini setelah check out dari hostel kita menuju ke Bugis Street lagi buat beli oleh2 pesenan Alfin, juga Reza pengen beli buat keluarganya. Setelah beli oleh2 dan makan kita langsung menuju ke bandara.

Agak waswas takut telat karena mepet banget, sampe begitu keluar dari MRT kita langsung lari2 buat balikin STP dan langsung check in. Untunglah masih sempat.

Saat menuju pemeriksaan paspor, Reza ditahan oleh petugas. Aku sama Rama khawatir, penasaran kenapa bisa dia ditahan dan kita engga. Cukup lama kita nunggu Reza sampai akhirnya dia muncul.

"Kenapa Za?"

"Gapapa. Cuma disuruh buka tas aja. Terus diperiksa isinya apa aja." Jelasnya.

"Kok kita engga?" Tanya Rama.

"Aku juga gatau."

"Tapi gapapa kan?"

"Gapapa kok. Yuk!"

Kita langsung masuk boarding pass dan nunggu di depan gate. Setelah gate dibuka kita langsung masuk. Naas bagi kita, saat tas Rama yang pertama diperiksa langsung ditahan begitupun tas kita juga. Karena Ovomaltine.

Sebenernya pagi tadi sewaktu kita packing, kita udah ragu apa boleh ini masuk cabin. Kita ga buka bagasi karena mahal banget disini. Sempat Rama tanya ke temen kita yang pernah pelatihan jadi pramugara. Dia ragu antara boleh apa tidak. Tapi ternyata ga boleh.

Aku sama Reza pun ikhlas, padahal dia paling banyak itu 3 botol. Sedang aku cuma satu yaudah ikhlas2 aja. Tapi tidak dengan Rama. Dia masih berdebat sama petugas bandara walopun kita sudah menyuruhnya berhenti tapi dia masih ngeyel. Sampai akhirnya dia kalah.

Aku sama Reza duduk sebelahan di kursi panjang menghadap lapangan landas. Sedang Rama duduk membelakangi kita.

"Kenapa Ram, duduk sini loh." Ajakku dengan menunjuk bangku kosong di sebelahku.

"Hehe bete dia ovomaltinenya kena sita." Ucap Reza.

"Reza yang beli tiga aja ikhlas, Ram." Ujarku.

"Aku lagi males ngomong." Ucap Reza lirih dan dingin. Kita yang mendengarnya malah terkekeh.

Sampai akhirnya dia disebelahin sama orang yang ternyata itu klien dia dulu. Fyi, Rama kerja part time jadi WO. Barulah dia keluar suara. Yang kusimak mereka saling sapa dan Rama menceritakan kejadian tadi.

"Aku juga beli selai duren banyak mas, tapi aku taruh bagasi."

"Tau gitu bisa titip mas."

"Iya harusnya."

Hahaha titip katanya. Aku sungguh prihatin, Ram emoticon-Frown

...

Kita tiba di Surabaya jam 10 malam lebih. Karena delay dan di Surabaya lagi hujan, kita sempet berputar putar di atas menunggu hujan reda karena takut pesawat tergelincir waktu mendarat.

Reza anterin aku pulang. Kalo Rama dijemput sama mas Adit lagi.

"Terima kasih ya mas. Atiati di jalan." Ucapku setelah sampai di depan rumah karena Reza langsung pamit pulang. Dia juga sempat berpamitan sama ibu.

.....

Seminggu berlalu sejak kepulanganku dari Singapore. Jumat malam ini aku sudah janjian sama Dani mau ketemu buat kasih oleh2. Karena kemarin minggu sewaktu kumpul sama anak2 dia ga dateng. Jadilah tinggal punya dia sendiri yang belum.

Tapi masih ga jelas waktunya. Kalian tau kalo aku ga boleh keluar malam, kalo mau keluar yaudah dari habis maghrib atau jam 7. Di atas jam segitu pasti ibu ngomel.

Sedang sekarang sudah lewat pukul 7 lebih Dani masih belum kasih kabar. Katanya dia lagi ketemu sama orang, gatau deh ngapain. Aku nunggu kabar dia udah macem orang yang resah nungguin orang operasi.

Sampai akhirnya dia kasih kabar kalo dia baru selesai urusannya. Tapi sekarang sudah pukul 8 lebih.

BBM
Quote:


Entah, sakit banget tau jawabannya. Ini akibatnya kalo terlalu berharap. Jadi kecewa yang didapat. Padahal aku udah membayangkan kita duduk berdua, dengan aku yang cerita pengalamanku selama liburan disana. Tapi semua lenyap.

Dengan tidak langsung dia ga mau ke rumahku. Apa mungkin dia lagi menghindar dari ibuku ya? Tau lah, kecewa!

Tapi...

Keesokan harinya, dia ngabarin katanya mau nyamperin ke kantor sekalian ngebalikin dvd filmku yang dipinjem sama dia.

Dan disinilah kita sekarang...

"Sorry dvd nya aku cari ga ada." Ucapnya tapi ga ada raut menyesalnya. Yang ada malah ada kecanggungan di antara kita.

Dia duduk diatas motornya sedang aku berdiri di depan gerbang.

"Oalah iya gapapa. Aku aja sampe lupa apa aja yang Kasep bawa."

"Nih sebagai gantinya..." Dia sodorin kantong plastik berlogo toko kue yang cukup terkenal di Surabaya.

"Wah apa nih?"

"Buka aja. Itu yang dua buat Neng, yang satu buat mba Sita ya." Baiknya dia tuh selalu gini. Kalo ngasih Sita, aku juga dikasih. Kalo ngasih aku, Sita juga dikasih.

"Oh iya makasi..." aku ambil bingkisannya dan ganti aku yang ngasih bingkisan buat Dani. "Nih oleh-olehnya. Maaf coklatnya cuma dua. Yang satu dimakan ponakanku." Ucapku sedih.

Jujur aja, coklat buat Dani udah aku siapin 3 biji. Aku sisihin di kulkas, eh tanpa sepengetahuan dan seijinku itu ponakan ngambil dan langsung makan gitu aja. Gara2 itu aku sampe nangis masa emoticon-Nohope

Dani buka bingkisan oleh2 dariku. "Wah, banyak banget key chainnya. Terima kasih..."

Emang aku kasih dia 3 macam gantungan kunci. Dari yang full perak, full bronze dan 1 ada hiasan warna hijau kerlap kerlip.

Aku hanya tersenyum memperhatikannya. Ga lama setelah itu dia pamit pulang. Aku kembali masuk dan naik ke kantor dengan hati berbunga dong.

"Dari siapa, Jhe?" Tanya Sita ketika menerima macaron pemberianku.

"Dari kekasih masa laluku."

"T@!&%$×)#;₩+/." Dia udah meso2 ga jelas kalo aku menyebut Dani dengan seperti itu. Dan aku hanya bisa tertawa kalo sudah seperti itu emoticon-Ngakak (S)

Iya cuma karena disogok sama macaron dan choco bazooka doang rasa kecewa yang semalem bercokol di hati itu hilang seketika. Ya Tuhan, cewe lemah banget yaa~ emoticon-Ngacir

Lebih bahagia lagi, oleh2 sederhana seperti itu aja dia posting di instagram.

Quote:


Dengan foto dia menggenggam gantungan kunci bentuk merlion itu di tangannya.

Jangan salahkan aku kenapa hatiku mudah terbolak balik. Kalo kelakuan dia masih penuh kejutan seperti ini.

Dan karena sesungguhnya,

Quote:










Quote:
Diubah oleh nengsr 29-09-2018 12:52
1
Tutup