Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pastibisadongAvatar border
TS
pastibisadong
Gudang Bulog Penuh, Bagaimana Nasib Impor 2 Juta Ton Beras?


Jakarta - Pemerintah memutuskan untuk memberikan Perum Bulog kuota impor beras sebanyak 2 juta ton. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan beras dalam negeri.

Di samping itu, ternyata Bulog mesti menyewa gudang milik TNI untuk menyimpan stok beras miliknya. Sebab gudang miliknya telah terisi penuh.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso baru-baru ini menjelaskan stok beras di gudang Bulog telah mencapai 2,4 juta ton. Beras tersebut berasal dari pengadaan dalam negeri dan realisasi impor.

Lantas, bagaimana kelanjutan nasib impor beras 2 juta ton? Dirangkum detikFinance, Rabu (19/9/2018) begini ulasannya:

1.Masih Perlu Impor Beras?



Menurut Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada dasarnya saat ini pasokan beras dari dalam negeri lebih dari cukup. Sebab, ada 47.000 ton pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).

Angka ini 2 kali lipat dari batas aman sebesar 25.000 ton. Oleh karena itu, tidak ada alasan masyarakat mengkhawatirkan pasokan beras di dalam negeri.

"Produksi kita masih aman. Jangan disampaikan bahwa ini tidak aman. Produksi kita di Cipinang itu supplydua kali lipat dari standar, jadi tidak perlu dikhawatirkan lagi," kata dia kepada detikFinance dalam acara Blak-blakan di Kementerian Pertanian, Senin (17/9/2018).

Lebih lanjut, ia memastikan saat ini beras yang diimpor oleh Perum Bulog masih berada di gudang. Beras tersebut disiapkan sebagai cadangan sehingga belum keluar ke pasaran.

"Kemudian 2018 kita siapkan cadangan. Beras yang kita impor, hari ini belum keluar, masih di gudang," tutur dia.

Sementara itu, ia memastikan pasokan dalam negeri aman. Sebab, dirinya telah menggunakan konsep baru dalam memanen padi.

"Dulu kita panen butuh waktu 25 hari itu satu orang 25 hektar. Hari ini cuma perlu waktu 3 jam karena pakai combine harvest jadi kita coba pertanian tradisional ke modern biar bisa bersaing," tutup dia.

2.Gudang Bulog Penuh, Mendag: Bukan Urusan Kita



Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pada dasarnya masalah tersebut bukan lah urusan Kementerian Perdagangan. Sebab keputusan tersebut telah diserahkan kepada Bulog.

"Itu kan sudah diputuskan di rakor menko jadi urusan Bulog. Jadi nggak tahu saya, bukan urusan kita," jelas dia di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Selasa (18/9/2018).

Lebih lanjut, Enggar juga memaparkan saat ini realisai impor dari total izin yang dikeluarkan sebanyak 2 juta ton telah berjalan. Dari stok Bulog sebanyak 2,2 juta ton sebanyak 820 ribu ton berasal dari pengadaan dalam negeri.

Sedangkan, sisa stok sebanyak 1,3 juta ton tersebut berasal dari realisasi impor.

"Dari 2,2 juta ton, serapan dalam negeri itu 820 ribu ton. (Impor) artikan sendiri," tutup dia.

3.Angka Realisasi Impor Beras Bulog



Pemerintah memberi kuota impor beras untuk Perum Bulog 2 juta ton. Dari Januari hingga Agustus 2018, Bulog telah impor telah mencapai 1,4 juta ton beras.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor beras tersebut mencapai US$ 700 juta dengan total 1.498.930.500 ton. Angka tersebut telah dibenarkan Kepala Subdirektorat Impor BPS, Rina Dwi Sulastri.

"Iya betul (realisasi impor beras Bulog)," kata Rina kepada detikFinance, Selasa (18/9/2018).

Rinciannya, impor beras di Februari sebanyak 230.800 ton, Maret 44.934 ton, April 122.600 ton, Mei 294.600 ton. Kemudian Juni sebanyak 172.581,5 ton, Juli 316.208 ton, dan Agustus 317.203 ton.

4.Pasokan Aman, Tidak Ada Alasan Harga Beras Naik



Kondisi pasokan beras saat ini masih terbilang aman. Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menegaskan tidak ada alasan harga beras naik.

Amran menjelaskan, ada tiga faktor yang membuat harga beras naik. Pertama karena stok kurang, supply di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sedikit dan tidak ada panen di sentra beras.

Namun semua hal tersebut terbantahkan dengan situasi saat ini. Sehingga ia memastikan harga beras seharusnya tidak mengalami kenaikan.

"Syarat yang diperdebatkan itu stok kurang, harga jadi tinggi. Supplykurang, di Cipinang harga tinggi. Panen tidak ada, harga tinggi. Nah ini kan sudah terpenuhi, jadi tidak ada alasan harga beras naik," kata dia kepada detikFinance dalam acara Blak-blakan di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (17/9/2018).

"Hari ini gudang penuh, supply di Cipinang 2-3 kali lipat, panen berlangsung," imbuh dia.

Kemudian, Amran juga meminta kepada para pengusaha agar tidak memainkan harga beras di pasaran. Pasalnya, hal itu akan mempengaruhi harga tinggi di tingkat konsumen.

"Hanya ada sau pernyataan yang ingin kami sampaikan ke teman-teman (pedagang). Tolong lah jangan mengganggu konsumen dengan memberi harga yang tinggi karena syarat harga turun itu sudah semua terpenuhi," papar dia.

Sementara itu, ia dan Perum Bulog juga terus berupaya menurunkan harga beras dengan menurunkan beras operasi pasar di tingkat penjual sebesar Rp 8.250 per kilogram (kg). Dengan begitu, beras di tingkat pasaran bisa dibanderol Rp 8.500 per kg.

sumber

Pesta beras 2018
0
1.6K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
m4rs08Avatar border
m4rs08
#13
Ga mau import = produksi pertanian harus ditingkatkan 3x lipat = pembukaan lahan pertanian (katanya dulu 2jt hektar, gimana ini infonya, kok ga kedengeran) = penyerapan tenaga kerja & tenaga ahli bidang pertanian diperbanyak (ini juga faktor, sekolah bidang pertanian, kerjanya di bank, pegawai alfamart, buka konter hp dll, hadehhh, giliran import pada teriak2).

Jangan bilang import ga perlu ya, ga import ga makan nasi kita, memang kita defisit beras.
Diubah oleh m4rs08 19-09-2018 04:33
0
Tutup