Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tnxtonexAvatar border
TS
tnxtonex
Gerakan #2019GuremkanPekaes Marak, PKS Geram! Musibah Besar Tinggal Tunggu Waktu?
Gerakan #2019GuremkanPekaes Marak, PKS Geram!

Gerakan #2019GuremkanPekaes Marak, PKS Geram! Musibah Besar Tinggal Tunggu Waktu?
Original

Belakangan ini, gerakan bertagar #2019GuremkanPekaes makin marak di media sosial.

Entah, siapa yang memulainya! Medsos memang "liar" dan "kejam" tanpa ampun. Bagaikan gelombang besar, gerakan itu terus mengarus dan menghantam parpol yang dikomandani Sohibul Iman itu.


Logo guremkan PKS. (Sumber: twitter.com/abdulbarisaadi/status/1032255379135066115?s=19)
Menanggapi maraknya gerakan tersebut, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyebut ada upaya serius untuk men-downgrade PKS. Menurutnya, beberapa akun di media sosial mencoba mencitrakan PKS dengan berbagai citra buruk. Tujuannya, agar PKS lenyap dari tanah air.


Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera. (pantau.com)
Di akun Twitternya @MardaniAliSera, politisi PKS itu menyatakan, dilihat jejak digitalnya mereka pendukung partai yang korupsinya tinggi, pendukung penista agama, dan senang dibohongi. Berikut screenshotnya.

Screenshot cuitan Mardani Ali Sera. (Sumber: twitter.com/MardaniAliSera/status/1032219737701273600?s=19)
Lantas, bagaimanakah reaksi netizen terhadap tudingan Mardani Ali Sera? Alih-alih mendapatkan empati, Mardani justru di-bully dan diserang habis-habisan.

Terkait tudingan bahwa penggerak tagar guremkan PKS adalah kelompok penista agama, seorang netizen justru balik bertanya ke Mardani, apakah ia orang suci sehingga gampang sekali memberikan label negatif kepada orang lain? Menurut netizen, tak ada manusia yang sempurna, tapi menyudutkan orang lain dengan kata "penista agama" menunjukkan bahwa kualitas fikiran Mardani masih harus diperhitungkan. Netizen meminta Mardani agar jangan memakai agama untuk meraup suara.

Netizen lain balik menuding, yang justru menjadi tukang fitnah, melakukan provokasi, atau menjual ayat-ayat agama, justru kerap kali dilakukan PKS sendiri.

Bahkan, ada netizen yang meminta PKS untuk menunggu hasil Pemilu 2019 untuk membuktikan bahwa guremnya PKS merupakan akibat perbuatan sendiri alias hukum karma. Netizen meminta PKS untuk melihat cermin agar bisa melakukan introspeksi diri.

Hem, apakah itu artinya musibah besar yang menimpa PKS tinggal menunggu waktu di Pemilu 2019?


Ilustrasi. (suaraislam.co)
Jawaban terhadap pertanyaan tersebut tentu masih harus dibuktikan kebenarannya. Yang jelas, melihat rekam jejak PKS sejak di Pilpres 2014 hingga sekarang, PKS dinilai sebagai parpol yang kental dengan praktik politik identitas beraroma SARA. Puncaknya terjadi di Pilgub 2017 DKI. Bahkan, Mardani sendiri mengakui telah memanfaatkan gelombang aksi 212 untuk kemenangan Anies-Sandi.

Kita tentu berharap, PKS bisa melakukan "metamorfosis politik" agar berubah menjadi parpol yang moderat dan inklusif. Namun, jika hal itu gagal dilakukan, bukan mustahil gerakan itu bakal menjadi kenyataan. ***
Sawali Tuhusetya
Author
+ IKUTI
Belakangan ini, gerakan bertagar #2019GuremkanPekaes makin marak di media sosial. Entah, siapa yang memulainya! Medsos memang "liar" dan "kejam" tanpa ampun. Bagaikan gelombang besar, gerakan itu terus mengarus dan menghantam parpol yang dikomandani Sohibul Iman itu.


Logo guremkan PKS. (Sumber: twitter.com/abdulbarisaadi/status/1032255379135066115?s=19)
Menanggapi maraknya gerakan tersebut, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyebut ada upaya serius untuk men-downgrade PKS. Menurutnya, beberapa akun di media sosial mencoba mencitrakan PKS dengan berbagai citra buruk. Tujuannya, agar PKS lenyap dari tanah air.


Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera. (pantau.com)
Di akun Twitternya @MardaniAliSera, politisi PKS itu menyatakan, dilihat jejak digitalnya mereka pendukung partai yang korupsinya tinggi, pendukung penista agama, dan senang dibohongi. Berikut screenshotnya.


Mastercard memberdayakan perkembangan hobi Anda dengan memberikan Anda kesempatan untuk...
AD
Mastercard
Selengkapnya

Screenshot cuitan Mardani Ali Sera. (Sumber: twitter.com/MardaniAliSera/status/1032219737701273600?s=19)
Lantas, bagaimanakah reaksi netizen terhadap tudingan Mardani Ali Sera? Alih-alih mendapatkan empati, Mardani justru di-bully dan diserang habis-habisan.

Terkait tudingan bahwa penggerak tagar guremkan PKS adalah kelompok penista agama, seorang netizen justru balik bertanya ke Mardani, apakah ia orang suci sehingga gampang sekali memberikan label negatif kepada orang lain? Menurut netizen, tak ada manusia yang sempurna, tapi menyudutkan orang lain dengan kata "penista agama" menunjukkan bahwa kualitas fikiran Mardani masih harus diperhitungkan. Netizen meminta Mardani agar jangan memakai agama untuk meraup suara.

Netizen lain balik menuding, yang justru menjadi tukang fitnah, melakukan provokasi, atau menjual ayat-ayat agama, justru kerap kali dilakukan PKS sendiri.

Bahkan, ada netizen yang meminta PKS untuk menunggu hasil Pemilu 2019 untuk membuktikan bahwa guremnya PKS merupakan akibat perbuatan sendiri alias hukum karma. Netizen meminta PKS untuk melihat cermin agar bisa melakukan introspeksi diri.

Hem, apakah itu artinya musibah besar yang menimpa PKS tinggal menunggu waktu di Pemilu 2019?


Ilustrasi. (suaraislam.co)
Jawaban terhadap pertanyaan tersebut tentu masih harus dibuktikan kebenarannya. Yang jelas, melihat rekam jejak PKS sejak di Pilpres 2014 hingga sekarang, PKS dinilai sebagai parpol yang kental dengan praktik politik identitas beraroma SARA. Puncaknya terjadi di Pilgub 2017 DKI. Bahkan, Mardani sendiri mengakui telah memanfaatkan gelombang aksi 212 untuk kemenangan Anies-Sandi.

Kita tentu berharap, PKS bisa melakukan "metamorfosis politik" agar berubah menjadi parpol yang moderat dan inklusif. Namun, jika hal itu gagal dilakukan, bukan mustahil gerakan itu bakal menjadi kenyataan. ***
3
4.1K
56
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
esakeyAvatar border
esakey
#42
Kebanyakan main agama kena batunya
0
Tutup