Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dewikuntAvatar border
TS
dewikunt
KARMA
Aku tidak ingin percaya dengan apa yang disebut KARMA. Aku, wanita berpendidikan yang saat ini sudah diangkat menjadi seorang PNS, Profesi yang banyak diimpikan orang. Dan dengan kemampuanku, aku dapat dengan mudah memperolehnya. Disaat orang lain harus menunggu puluhan tahun untuk diangkat, aku yang sekarang berusia 34 tahun sudah mendapatkannya. Bahkan sejak aku berusia 25 tahun.

Aku tidak ingin percaya dengan sebuah kata karma, tapi....apa yang aku alami ini membuatku harus berpikir keras untuk mengelaknya

" Sabar ya sayang "
Mama tiba tiba menghampiriku & memelukku dari belakang

Mataku sudah sembab kerena dari tadi hanya menangis di kamar.

Aku benci mama. Sangat benci.

" Mama tau ini berat buat kamu, tapi mama yakin kamu bisa melewatinya sayang."

" Ini semua salah mama. Ini semua karna mama. Kenapa harus aku yang menanggung semua kesalahan ini ma? ini tidak adil buatku" Aku menepis tangan mama yang hendak memelukku. Aku memalingkan muka

Aku tidak mau melihat mamaku menangis atas sikapku. Bagaimanapun dia adalah mamaku. Aku tidak ingin melihatnya sedih. Tapi dia juga yang membuatku sedih dan terluka

" Kalau mama salah mama minta maaf "

" Keluar ma, Aku mau sendiri "
Aku mengusir mama dari kamarku. Satu hal yang tak pernah aku bayangkan. Tapi melihat mama, kebencianku semakin besar.

Begitu mama keluar, aku langsung menutup pintu kamar. Aku menangis sejadi jadinya. Semua barang yang ada di kamarku aku banting. Aku menangis sampai aku tertidur.

Paginya, saat aku terbangun, aku berharap apa yang aku alami hanyalah mimpi buruk. Tapi nyatanya, semua itu adalah kenyataan pahit yang harus aku lalui. Ini adalah kali kedua pernikahanku batal. Ya...untuk kedua kalinya calon pengantin pria membatalkan secara sepihak. Orang tuanya tidak setuju katanya. Padahal, saat lamaran mereka baik baik saja. Bahkan mereka memujiku sebagai wanita cantik dan pintar. Aku tidak percaya kalau orang tuanya tidak merestui. Tapi itulah kenyataan yang harus aku terima. Dia membatalkannya satu hari menjelang hari pernikahan kami. Gedung, rias dan catering sudah dibayar, dan yang paling memalukan adalahundangan yang sudah tersebar. Aku malu. Sangat malu. Apalagi ini adalah pengalaman pahit keduaku setelah 1 tahun yang lalu mas Pram juga memutuskan untuk membatalkan pernikahan kami seminggu sebelum akad karena mas Pram harus menikah dengan wanita yang tengah mengandung anaknya.

Apa ini kutukan untukku? Aku akan menjadi perawan tua yang tidak akan pernah menikah? Aku yakin, teman teman dan para tetangga kini sedang menggunjingku

Semua ini terjadi karena salah mama. Ya, salah mama yang dulu merebut suami orang. Sebelum menikah dengan mama, papa adalah suami tante Karin, sahabat mama. Dan saat tante Karin hamil, papa kepergok selingkuh dengan mama di sebuah hotel. 

Aku paham kalau tante Karin menyumpahi mama, bahkan aku juga terkena sumpahnya yang saat itu akupun belum ada. Pasti berat kehidupan yang dijalani tante Karin, apalagi dengan kondisi tengah hamil.

" Sayang.....sarapan dulu yuk "
Terdengar mama memanggilku dari balik pintu

" Kok diam aja, mama masuk ya"
tanpa menunggu jawabanku, mama masuk dan terlihat kaget melihat kondisi kamarku yang berantakan

" Mama suapin ya "

" Gak!" Aku menepis tangan mama yang hendak menyuapiku. Segera aku mengambil kunci motor lalu keluar kamar

" Kamu mau kemana?"
Aku sudah tidak memperdulikan mama. Aku meninggalkannya begitu saja

Quote:


Aku berdiri di pintu itu. Aku takut. Tapi aku harus melakukan ini agar tante karin mencabut karmanya untkku.

" Siapa ya ?" seorang laki laki membukakan pintu rumah

" Saya Meli, tante karin ada?"
Laki laki itu mempersilahkanku masuk. Tak lama kemudian seorang perempuan seusia dengan mamaku menghampiriku. Beliau menggendong balita, yang aku yakin cucunya.

" Maaf tante, saya Meli. Anak dari ibu Sarah "
Sontak wajah tante karin berubah

" Angga....tolong gendong Arshy dan bawa ke kamar"
Laki laki tadi kembali menghampiri kami dan menggendong balita yang bernama Arshy itu

" Kamu anak pelakor itu?"
Seperti yang sudah kuduga. Tante Karin mencaci makiku habis habisan. Aku hanya bisa menangis. Permohonan maafku atas perbuatan mama tidak ia kabulkan.

Karena tidak tahan dengan caci makian itu, aku langsung bergegas pergi meninggalkan rumah itu.

" tunggu "
Laki laki yang bernama Angga itu menghampiriku setelah aku keluar dari gerbang rumah

" Maaf atas perlakuan mama ya. Tolong dimaklumi kalau dia semarah itu. Kamu anaknya papa Herman? Aku juga anaknya. Berarti kita kakak adik kan?" Berbeda dengan tante karin, Angga sangat ramah dan baik

Aku tersenyum mendengarnya. Angga menghapus air mataku. 

" Adikku gak boleh nangis " Tiba tiba dia memelukku. Hangat. Seumur umur, aku belum pernah dipeluk oleh laki laki. Aku beberapa kali pacaran saat sekolah. Tapi pacaran kami hanya biasa biasa saja. Hanya sebatas nongkrong dan makan bareng. Ada perasaan aneh saat kak Angga memelukku. Perasaan yang tak pernah aku rasakan.

Mungkin aku memang tidak akan menikah. Aku tidak akan punya suami seperti mimpi semua wanita di dunia ini. Tapi aku bisa menjadi seperti mama. Apa salahnya? Aku yakin mama juga tidak akan marah kalau aku mengikuti jejaknya. Aku tidak mau menangisi keadaanku. Dan kak Angga adalah tujuanku
amozgalileo
anasabila
makgendhis
makgendhis dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.9K
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
dewikuntAvatar border
TS
dewikunt
#2
Quote:


Belum gan, hanya saja belum dilanjutkan
0
Tutup