Hari haripun berlalu . Bukannya tambah santai aku malah jauh lebih disibukkan dengan pekerjaanku sebagai sekretaris.

Waktuku untuk bertemu ka andikpun semakin tiada meski aku rindu keceriaan bersamanya . Tapi akupun tak boleh lengah dalam mengejar masa depanku.

Berkat pekerjaanku sekarang . Aku memang telah memiliki tabungan dengan jumlah yang cukup besar . Tabungan ini bertujuan untuk nantinya jika anin telah bersekolah.

Anin barusaja berulang tahun yang ke 3. Putri kecil yang manis membuatku sangat menyayanginya.

"Hey moyy apa kabar ?". Sebuah pesan whatsapp dari ka andik masuk ke hpku.

"Alhamdulillah ka. Kaka apa kabar ?". Tanyaku balik.

"Aku juga baik kok moyy. Kamu lagi dimana ? Hari selasa besok aku mau nikah kamu dateng ya". Balasnya.

Deg,,,,,,
Serasa jantung mau copot. Ingin rasanya aku melempar hpku dan membuangnya. Aku sakit. Ya aku cemburu . Aku gak ikhlas jika ka andik meninggalkanku.

Pernikahan ka andik hari selasa. Itu berarti tinggal 4 hari lagi. Sedangkan posisiku sedang di singkawang .

"Iya ka aku pasti dateng kok". Jawabku.

"Makasih ya ". Balasnya.

Akupun lalu meminta izin pada bossku. Ya , aku mengatakan bahwa kaka kandungku hendak melaksanakan pernikahan . Dengan berat hati bossku mengizinkan dengan syarat aku harus mempersiapkan bahan presentasi selama aku meninggalkannya.

Dengan semangat 69. Akupun segera menggarap semua pekerjaanku dengan kecepatan penuh . Aku tak peduli meski harus lembur hingga larut malam . Bagiku ka andik jauh lebih penting.

2 hari aku melembur pekerjaanku . Akhirnya selesai juga. Esok harinya aku menuju ke agen tiket pesawat untuk memesan tiket menuju semarang.

Ya , ka andik melangsungkan pernikahan di kampungnya. Di daerah yang masih masuk wilayah kabupaten grobogan .

Sesampainya disemarang . Aku bingung hendak kemana. Akhirnya aku bertanya kepada seorang bapak2 yang satu pesawat denganku.

"Maaf pak mau nanya . Kalo mau ke PURWODADI naik apa ya ?". Tanyaku.

"Naik damri aja ke terminal penggaron . Terus nanti naik bus jurusan purwodadi . Ada kok disana". Ucapnya.

Akupun mengikuti instruksi dari bapak tadi . Butuh waktu 2 jam untuk aku sampai diterminal purwodadi.

Dari terminal purwodadi aku masih harus naik bus jurusan sulursari. Ya . Ka andik selalu memantau perjalananku dan mengarahkannya. Sesuai petunjuknya aku turun disebuah lampu merah yang masuk di kecamatan wirosari.

Di depan alfamart aku menunggu teman ka andik menjemput. Ya . ka andik memang menjanjikan bahwa temannya akan menjemputku di dekat lampu merah ini.

Tak lama berselang , aku melihat mobil soluna milik ka andik datang .

"amoy ya ?". Tanyanya.

"Iya". Ucapku.

"Aku rifky temannya andik . Disuruh jemput kamu disini". Ucapnya.

"Iya tadi ka andik sudah bilang kok. Yaudah yuuk". Ajakku.

Lalu akupun duduk disebelah kiri dan rifky duduk di stir bagian kanan. Mobilpun melaju dengan keceoatan 50km/h.

aku lumayan kaget melihat perjalanan menuju rumah ka andik . Ternyata berada di pelosok desa. Benar2 pelosok karena kanan kiri jalanannya berupa hamparan sawah yang luas.

30menit kemudian aku telah sampai dirumah ka andik dan disambut olehnya serta keluarga besarnya.

Keluarga ka andik sungguh sangat welcome denganku . Dan kini aku tinggal dirumah yang masib terbuat dari kayu. Hampir sama dengan dikampung halamanku.

Seketika aku rindu akan suasana keluarga yang berkumpul . Tapi apalah daya bapakku telah mengusirku. Beliau jika sudah membuat sebuah keputusan pantang ditarik kembali.

Haripun berlalu . hari selasa kliwon tepatnya ka andik menikah dengan elavira . Wanita yang disayanginya semenjak memakai seragam putih abu2.

Tak ada yang spesial dipernikahan ka andik . Bahkan ka andik menikah hanya mengundang penghulu keluarga besar . Serta teman2 yang bener2 dekat dengannya. Bahkan dirumah virapun tak ada tenda dan tak ada apapun . Benar2 hanya keluarga besar.

Setelah prosesi ijab qobul selesai . Ka andik yang sudah resmi menjadi suami dari virapun nampak bahagia. Aku ? Antara sedih dan bahagia.

Aku sedih karena ka andik tak bisa ku miliki meski aku menyayanginya.

Aku bahagia karena melihat lelaki yang aku sayang juga bahagia.

akupun meski dengan berat hati menyalami mereka serta mengucapkan selamat . sekuat mungkin aku menahan air mataku . Ka andik menyadari perubahan mimik mukaku dan dia memperhatikanku dengan seksama. berbeda dengan vira. Vura nampak memandangiku dengan pandangan yang cukup sinis.