
Pikiranku tidak bisa fokus melelapkan mata yang sebenarnya sudah lelah. Paras wajahnya selalu muncul di depan wajahku persis, seperti saat itu. Dia terbaring ke samping tepat di depan wajahku. Jantungku berdegug tak menentu, penasaran dengan apa yang di depanku. Hembusan napasnya yang hangat begitu terasa dan masuk ke aliran darahku yang mulai memanas. Begitu menyiksa menahan semuanya.
Badanku agak kunaikan pelan-pelan agar tidak terlalu sejajar wajah kami. Aku bisa gila malam ini. Sekarang keningnya simetris dengan bibirku. Sulit menahan semua gejolak hati, akhirnya ku kecup keningnya. Tanpa melepas kecupanku, mataku mulai terlelap. Rasanya nyaman, dan lumayan untuk mengobati rasa yang tidak karuan sejak awal mulai tidur.
--------------------------------------------*-----------------------------

Untuk di kenang
Jalan ini, setapak berbatu
Kenang aku, bila kau dengarkan
Lagu ini, terlantun perlahan
Reff:
Barisan puisi ini
Adalah yang aku punya
Mungkin akan kau lupakan
Atau untuk dikenang
Ingat aku bila kau terasing
Dalam gelap keramaian kota
Reff:
Tulisan dariku ini
Mencoba mengabadikan
Mungkin akan kau lupakan
Atau untuk dikenang
Lirik-lirik lagu jikustik yang diarasemen oleh endah dan resha cukup menyejukkan pagiku. Meskipun familiar namun terdengar baru dan fresh.
Mata mulai terbuka akibat cahaya pagi yang sudah menyusup lewat celah-celah jendela
Bayangan wanita dengan cepolan rambut sedang duduk menunduk membelakangi wajahku. Selanjutnya terdengar pemotong kuku yang telah berhasil mengerjakan tugasnya dengan suara khasnya, ceklik... ceklik.
Selagi belum ketahuan olehnya, aku kembali menutup kedua mataku dan mempererat pelukanku pada sebilah guling.
"Bangun", ucapnya tanpa bergeser ataupun menoleh.
Sangat kurang beruntung. Bukan pekara mudah menyembunyikan sesuatu dengan dia.
Mencoba keberuntungan, aku tidak menjawab dan mencoba pura-pura mau tidur.
"Mau dibangunin pake cara lembut apa cara kasar?! ".
Dengan sigap mataku langsung terbelalak. Ku lihat tangannya sudah mengangkat bantal di kedua tangannya, mata yang menakutkan dan siap menerkamku habis-habisan.
" STOP IT! Gw dah bangun".