Lanjutkan debat umurnya.......
___________________________________________
Aku ada di posisi yang sulit, Nova atau Siska?. Kalo bisa aku ingin menghindari keduanya, tapi dompetku juga butuh asupan gizi. Galau, hal yang hampir tak pernah kurasakan,dan sekarang aku sedang merasakannya.
Quote:
"Aku di suruh ke rumah mbak Nova"
Kataku setelah menyalakan rokok dan ikut berdiri bersandar di mobilnya.
"Kok Nova gak bilang ,tumben. Bentar....." Tante Siska mengeluarkan hpnya dan menghubungi seseorang......3menit kemudian.....
"Ok,kita ke rumah Nova"
"Mbak duluan aja, aku ke basement dulu ambil mobil"
"Yang sampai duluan ke rumah Nova dia yang menang, dan yang kalah wajib menuruti yang menang

"
"Gak bisa gitu dong mbak

, aku kan masih harus turun ke basement dulu....."
"Semakin banyak bicara semakin banyak waktumu yang hilang

" kata Tante Siska ketika sudah masuk ke dalam mobilnya.
Ah sialll , ok kita lihat saja..... Sedikit cepat aku berjalan ke basement, ambil mobil dan ciaooooo.....
Tapi sayangnya aku kalah, mobil Tante Siska sudah terparkir disana. Aku kalah,dan sekarang aku hanya perlu mempersiapkan mental , karena aku merasa akan di kerjain habis-habisan, feeling saja sih karena Tante Siska kalo ngajak taruhan gak pernah main-main.
Tahu kerbau yang di paksa membajak sawah? Nah nasibku malam ini sama seperti kerbau itu. Balkon lantai dua dan kamar yang tepat di belakang balkon adalah lahan basah yang aku bajak. Dua petak sawah dalam sekali bajak, sungguh kerbau yang malang. Tapi jangan kawatir 'bau', kamu sudah di siapin rumput impor, makanlah sepuasnya.
Paginya setelah selesai membajak sawah,
hahaaa. Di sebuah resto aku dan Tante Siska mampir buat sarapan. Tante Siska sedang mengantar aku pulang, dan saat kami pulang tadi mbak Nova sedang sibuk ngurusin anaknya yang mau berangkat sekolah.
Quote:
"Kenapa pindah Benk? Bekas kontrakan ku sudah ada yang pake?"
"Di pake temenku mbak. Huffftttt......mbak Eli sudah tau semua mbak"
"Maksudmu?"
"Tentang kita,dan mbak Nova"
"Kok bisa?"
"Kemarin keceplosan pas bawa mobilnya mbak Nova ke Jogja, kan malamnya abis nginep rumah mbak Nova"
"Kamu sih, ya udah gak papa. ntar juga baik lagi tu si Eli. Terus sekarang tinggal dimana?"
"Daan Mogot" (nama tempat disamarkan, anggap saja begitu ya)
"Makin jauh dong kalo mau kuliah?"
"Ya gimana lagi mbak, sementara gak papa lah jauh dikit"
Sarapan selesai, dan Tante Siska mengantarkan ku sampai kontrakan terus dia lanjut ke apart nya. Pintu kamarnya Siti tertutup dan sepatunya juga gak ada, udah berangkat dia. Loh kok aku malah merhatiin Siti?
Aku ada kuliah agak siang, masih banyak waktu lah buat ngopi dan udud. Aku nyantai di bale setelah pesan kopi dan gorengan sama ibu warteg aka ibu kontrakan. Udud ,gorengan ,kopi ,dompet sudah full, nikmatnya............ Nikmat????? Kamu sedang berjalan di atas pisau yang tajam tapi kau bisa bilang nikmat???? Mungkin saking tajamnya hingga kamu tak lagi merasa sakit saat tubuhmu terbelah .(malaikat berbisik.....Berisikkkkkkk(setan menjawab)
Dari kejauhan aku lihat Toni dan Slamet juga baru pulang kerja shift malam. Tapi mereka bersama dua cewe dan salah satu dari cewe itu aku kenal.
Quote:
"Wuihhhhhhh sadappp ,nikmat kali hidup kau. Bagi gorengannya ya..!" Kata Slamet
"Ambil aja" jawabku cuek. Aku masih terus memandangi cewe itu.
"Kamu kok bisa disini sof?" ya cewe itu adalah Sofi, kenalan ku di bis kemarin.
"Lah aku kan ngontrak disini, aku harusnya yang tanya begitu,kenapa kamu bisa disini?"
"Kamu kenal Abenk sof?" Tanya Tono ke Sofi
"Kenalan di bis dulu. Adiknya ibu Eli juga dia" jawab Sofi , Tono langsung menatap ku seolah memastikan apa benar begitu.
Aduh sof, kenapa kamu bilang aku adikny ibu Eli lagi. Pasti mereka langsung bertanya-tanya deh, duh males banget ngejelasin.
"Maksudnya adiknya ibu Eli...?" Tanya Tono seperti bingung
"Iya si Abenk adiknya ibu Eli, dan Abenk tinggal bareng sama ibu Eli, nah sekarang kok dia bisa sampai kontrakan kita"
"Udah udah..... pusing aku. Met,abisin aja gorengannya, aku naik dulu" aku langsung naik karena males di tanya-tanya. Kopinya tetap aku bawa naik....
Di kamar aku kembali menyalakan rokok. Biarlah mereka di bawah bermain dengan pikiran dan tebak-tebakan tentang aku dan mbak Eli. Toh mereka ini siapa? Gak penting juga di hidupku kan?
Tak lama pintu kamar ada yang ngetok......
Quote:
"Benk, boleh masuk?" Tanya seseorang dari balik pintu
"Masuk aja" jawabku. Aku di dalam sedang main hp
Sofi kemudian masuk ke kamar ku, lalu ikut duduk disampingku.
"Jadi kamu bukan adiknya ibu Eli?"
"Dia kakak angkat ku"
"Oh...."
"Kamu kok disini?"
"Aku ngontrak di bawah bareng temenku yang tadi itu"
"Oh......"
Dan seterusnya kita cuma ngobrol biasa.
Aku menjalani hari-hari di kontrakan baru seperti ada yang kosong, biasanya biasanya selalu dengerin ocehannya mbak Eli, sekarang sepi.
Beberapa hari berlalu, aku mulai terbiasa tinggal disini. Aku jadi lebih banyak menghabiskan waktu di angkot haha, karena jarak ke kampus dan tempat kerja jadi lebih jauh. Suatu hari , Riri ikut ke kontrakan ku yang baru. Riri sudah tau cerita ku dari mbak Eli, awalnya Riri juga kecewa dengan kelakuanku, walaupun akhirnya bisa memaklumi. Ember juga nih mbak Eli.
Sebulan berlalu dan mbak Eli masih dingin sikapnya sama aku. Kadang kalo aku main ke tempatnya Riri dan ketemu mbak Eli,aku mencoba menyapa tapi dia cuek seolah gak pernah kenal aku. Dan sama Frans sepertinya dia makin lengket saja. Cemburu gak Lo? Gak,cuma sakit dikit.
***
Novi sudah mulai masuk di kampus barunya. Salah satu universitas milik pemerintah. Sms dari ku gak langsung di bales, mungkin dia sibuk dengan kegiatan kuliahnya. Mungkin.... Dan sekarang dia ngekos, lumayan lah kalo jalan kaki tapi kalo pake si Oren cukup 5 menit.
Novi sekarang kalo pulang ya rumahnya Ika. Rumah Mbah Pawiro yang rusak parah karena gempa sudah di tempati oleh 2 orang sepupunya, karena rumah dan tanah itu sudah diwariskan ke pakdhenya. Novi???? Novi gak dapat apa-apa kecuali si merah dan si Oren. Hak asuh Novi pun mereka saling lempar tanggung jawab sebelum akhirnya di tanggung sama bapaknya Ika. Suatu malam kami sedang telponan ....
"Tega banget mereka dek?"
"Aku gak tau mas, sekarang adek cuma punya Ika"
"Masih juga selalu ada buat adek"
"Makasih mas...... Om cuma bisa ngasih biaya buat sehari-hari, tadinya om mau biayain kuliah juga cuma istrinya (mama Ika) gak mau"
"Dari mas masih cukup kan"
"Tapi apa sampai wisuda adek cuma ngandelin mas? Adek gak mau kayak gitu mas. Nanti adek cari kerja sampingan boleh kan mas?"
"Terserah adek saja , yang penting selalu jaga kesehatan dan bisa bagi waktunya"
"Iya mas. Kuliah mas gimana?"
"Lumayan lah dek, semester ini bisa kepala 3" dan sekarang aku masuk semester 3.
"Mas yang kerja sambil kuliah aja bisa kepala 3, adek juga pasti bisa seperti mas"
"Tapi jangan ngeluh ya kalo cape"
"Namanya kerja pasti cape lah mas"
"Oh iya mas bulan ini gak pulang, kemarin pas gempa sudah ijin lama soalnya"
"Gak papa kok mas"
Kita terus ngobrol sampai pulsa ku habis. Novi cerita kalo Dewi masuk ke Akper, pengen ikut jejak mamanya. Oh iya aku sampe lupa belum telponan sama Dewi, tapi nanti aja lah, keseringan komunikasi takutnya jatuh cinta beneran, kan kita gak boleh pake cinta.
Saat itu sudah memasuki bulan Agustus karena banyak bendera merah putih di pinggir jalan. Begitu juga di sekitar kontrakan mbak Eli. Ya aku sekarang sedang di teras kontrakan Riri, ngobrol-ngobrol sama Riri sambil menunggu mbak Eli pulang kerja.
Quote:
"Harusnya kamu yang tinggal disini Benk, kontrakan ini kan hak tinggalnya di kasih ke kamu, nanti biar aku pindah aja"
"Gak usah ri,kamu disini aja, aku cowo gampang tinggal dimana pun"
Dan tak lama mbak Eli pulang, boncengan sama Frans pake si ganteng. Aku ada disana tapi yang di sapa cuma Riri. Bajindulll, kok aku panas ya lihat mbak Eli boncengannya makin mepet aja,
asuuuuuuu. Aku mencoba mendekat ke mbak Eli,ingin bicara dan memperbaiki silaturahmi.....
Quote:
"Mbak,bisa kita bicara sebentar?"
"Mau bicara apalagi?

"
"Berdua saja bisa?"
Mbak gak jawab,malah sibuk sendiri pura-pura mencari sesuatu di dalam tasnya.
"Mbak...."
"Kalo orangnya gak mau jangan di paksa

" tiba-tiba Frans nyolot
"Lo diem aja bro...

"
"Eli pacar gw

,lo jangan ganggu dia lagi"
"Itu urusan lo

, gw perlunya sama mbak Eli......pliss mbak 5 menit aja

, habis itu aku janji gak akan ganggu mbak lagi"
"Heh.....dia gak mau....." Frans dorong aku hingga aku hampir jatuh, untung ada meja di belakang ku.
"Frans, udah......ok,aku kasih kamu 5 menit, masuk"
"Tapi say..." Frans masih gak terima
"Kamu tunggu di luar dulu Frans"
"Awas Lo ya.

..." Nunjuk aku
Aku ikut masuk ke kontrakannya, kemudian pintunya di tutup sama mbak Eli.... Kok aku jadi bingung mau ngomong apa, suasana jadi canggung banget....beda sama dulu.....
Quote:
"Sekarang mau ngomong apa?"
"Maafin aku mbak, kita bisa kan mbak seperti dulu lagi. Aku butuh sosok kakak mbak"
"Dan aku gak butuh adik seperti kamu....

"
"Boleh aku cerita?

....."
Mbak Eli diam, ok aku anggap boleh....
"Mbak tau gaji kerja ku berapa? Hanya cukup buat makan mbak. Sedangkan aku harus membiayai kuliah 2 orang, bantu adik ku yang baru masuk STM juga, orang tua ku gak sekaya orang tua kamu mbak. Dan aku butuh duit yang gak sedikit.
Sehari aku cuma bisa tidur 2 jam kadang malah cuma 1 jam hanya demi dapat uang.....
ok cara ku mencari uang memang salah, salah banget. Tapi saat ini cuma itu yang bisa aku lakukan. Mbak emang sempurna dari segi materi dan gak akan bisa merasakan apa yang aku rasakan. Aku rasa kita memang jauh berbeda mbak, aku orang kotor gak akan mungkin bisa dekat sama kamu mbak....... terimakasih buat semua yang mbak lakukan selama ini, maaf aku belum bisa balas kebaikan mbak....dan semoga mbak juga bahagia sama Frans

...... setelah ini aku gak akan ganggu mbak lagi, selamat tinggal

....."
Aku lalu keluar meninggalkan mbak Eli, mungkin sampai disini saja hubungan kita......aku membuka pintu lalu berjalan menjauhi kontrakannya..... sebenarnya pipi ku basah, tapi aku males nulisnya, aku kan cowo kuat masak nangis,malu ah...
Beberapa Minggu berlalu ,dan aku gak mengganggu mbak Eli sekali pun. Ketika Riri ngajak main ke kontrakannya saja aku gak mau, aku memilih mengajaknya ke kontrakan ku.
Jadwal lemburan ku bersama dua sahabat itu makin padat, cape pasti.... Tapi dompet makin tebal...... Hahaa
....aku sewa apartemen pun sangat bisa sekali
, tapi aku males.. sayang duit juga sih..... Saking sayangnya, kontrakan ku sampai gak ada isinya,males mau beli ini itu. Mau denger musik, udah di kasih ipod sama Tante Siska, oleh-oleh dari macanpura katanya.
Di kontrakan kehidupan ku datar-datar saja, kadang main PS atau gitaran di bale. Aku sama Anto dan Slamet makin akrab karena sering main PS, aku sama Siti dan Sofi juga makin dekat karena sering menemani mereka bernyanyi menggunakan gitar di bale. Siti yang tadinya kurang begitu dekat seperti ada jarak sama anak produksi seperti Slamet,Tono dan Sofi sekarang jarak itu sudah tak lagi ada. Kita ini kan keluarga,sama-sama merantau dari jogja buat mencari duit di Jakarta, siapa lagi keluarga kita disini kalo bukan mereka. Suatu malam aku menyindir Siti....
"Merasa orang kantoran dan berpendidikan tinggi? Itu namanya sombong Sit, ubah lah pola pikir seperti itu, kalo gak mau gaul sama kita, sana sewa apartemen sekalian, jangan disini,disini isinya orang kere semua"
Siti memang nangis saat itu, tapi langsung meluk aku dan minta maaf. Dan sekarang aku bisa lihat sendiri kekeluargaan mereka. Ya harus begitu kan hidup di perantauan?
Sudah beberapa bulan aku gak pulang ke Jogja, tapi aku selalu transfer ke rekening Novi. Orang tua? Tiap gajian selalu aku oper ke rekening ibu. So,adilkan? Bahkan keinginan ku harus aku tahan dulu, padahal aku lagi pengen hp baru waktu itu, cyber shot nya so-ner. Btw ,aku memang fans boy merk itu, sampai sekarang hp utama ku masih tetap S*NY. Lanjut, aku kali ini memilih memakai moda transportasi bus, siapa tahu dapat kenalan baru lagi hehe. Tapi sayangnya aku lagi gak beruntung, samping ku bapak-bapak, tidurnya ngorok lagi
. Ya udahlah nikmati aja
.....
Berangkat Sabtu malam, dan Minggu pagi aku sudah turun di ringroad selatan. Novi gak bisa jemput, lagi ada urusan sama teman kuliahnya. Mehonk juga sama, lagi ada acara camping karang taruna di salah satu pantai di gunung kidul. Mau gak mau aku nyambung bis arah selatan yang ada kode N di kaca depan. Jam 8 pagi aku sudah dirumah, tapi gak orang dirumah,tapi si biru putih ada. Gak tau deh pada kemana,aku gak ambil pusing, mending aku cari kegiatan yang benar-benar bermanfaat, tidur......
Kondisi rumahku sedang dibangun ulang, jadi rumah lama di robohkan total terus di bangun baru. Sekarang belum sepenuhnya jadi,masih banyak kekurangan. Harga bahan bangunan melonjak drastis, seperti pasir Progo yang harganya naik dua kali lipat lebih. Ada bantuan dari pemerintah, nilainya aku gak tau dan di berikan bertahap.
Tengah hari aku di bangunkan ibu buat sholat dhuhur dan makan siang. Lalu tiba-tiba hp ku bergetar, ada pesan masuk....
"Kamu pulang mas?" Dewi
"Iya, gimana?'
1,2,3,4 sampai 5 tahun gak di bales lagi. Wooo gembus, maksudnya apa coba nanya gitu doang. Karena bingung gak ada kegiatan,aku memutuskan nelfon mbak Dita, aslinya aku pengen nelpon mbak Silvi, kangen suara lembutnya....tapi malu.....
"Woy mbak......"
"Yang sopan, baru diangkat udah nyolot aja, eh siapa sih Lo?"
"Aseeem ig, ambung gelem? Lagi dimana mbak?"
"Ngapa nanya-nanya? Mau ntraktir?"
"Iya, makanya mbak dimana ? "
"Rumah"
"Oalah, ngomong kek dari tadi,jadi gak perlu repot-repot nelpon"
"Yeee, mana aku tau..."
"Yo wes ,otw..."
Rumahnya mbak dita tetanggaan sama Ika, jadi bisa di bilang deket banget. Menggunakan biru putih aku langsung meluncur ke rumahnya mbak Dita. Di depan rumahnya sedang ada bapaknya yang lagi asik dengan burungnya....
Quote:
"Assalamualaikum pakdhe..

.!"
"Walaikumsalam.. Weh Abenk, sehat le? Makin sukses aja kelihatannya"
"Alhamdulillah pakdhe, ya masih seperti ini aja pakdhe"
"Bisa aja. Nyari sendi? Sendi lagi camping sama anak-anak kampung"
"Bukan Dhe, nyari mbak Dita

"
"Ooo lagi nonton TV kayaknya, masuk aja"
"Iya, misi ya Dhe"
Aku langsung masuk, dan benar saja ,mbak Dita lagi ngemil sambil nonton TV di atas sofa panjang di ruang tamu itu.
Quote:
"Minggu kok cuma di rumah, jalan kek kemana gitu"
"Eh

..... permisi ngapa! Ngagetin aja

" sambil melempar kacang.
"Bosen jalan mulu, enakan juga dirumah"sambungnya
"Bosen apa gak ada yang ngajak jalan?

, Jangan bilang kalo mbak lagi jomblo!

"
"Enak aja

, yang ngajak mah banyak. Jomblo? Sori ye

..."
"Distro gimana?"
"Biasa aja. Ada apa ini? Tumben kesini!"
"Kangen kamu lah. Jalan yuk mbak"
"Tuh kan ada lagi yang ngajak aku jalan

haha"
"Mau gak? Katanya minta di traktir"
"Haha iya , tak ganti baju dulu"
Singkatnya kita sudah pergi menggunakan mobilnya mbak Dita. Dia minta di traktir di resto baru yang ada di jalan solo. Mbak Dita yang nyetir sendiri mobilnya, aku lagi males nyetir juga. Satu jam kurang dikit kita sudah sampai di resto itu, dan kebetulan belum terlalu ramai pengunjung juga. Kita langsung meja yang kosong. Tapi di sudut lain aku melihat dua orang yang sangat aku kenal , mereka terlihat sedang menikmati makanannya dan kadang ada tawa di sela- sela makannya, dia di sini????
Aku marah? Jelas, dan mbak Dita langsung sadar perubahan ekspresi di wajah ku........dia ikut melihat ke sudut yang aku perhatikan dari tadi.....
"Jangan emosi Benk... Bicarakan dulu....."