Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

twnty1gunsAvatar border
TS
twnty1guns
Sebuah Kisah Jomblo Ngesot (Komedi, Cinta)
Halo gan n sist. Perkenalkan ane member baru di Kaskus. Jadi, di sini ane mau menyalurkan hobi ane yaitu menulis cerita. Sekaligus juga ane pengen berbagi keresahan-keresahan ane selama ini. Yang ane tulis dalam bentuk cerita yang dibuat sendiri. Dan ane juga pengen mendapat penilaian dari agan n sist soal cerita yang ane buat.

Ceritanya tentang seorang cowok bego yang pengen punya pacar, tapi gak tau caranya gimana, dia juga selalu disesatkan sama saran temennya sendiri. Karena ane baru sekali buat thread di kaskus, maaf kalo masih berantakan. Nanti ane pelajarin lagi hehehe emoticon-Embarrassment

Semoga agan n sist suka.... Selamat membaca!

Spoiler for Index:
Diubah oleh twnty1guns 04-08-2018 10:42
HellenOktavia
bukhorigan
junti27
junti27 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
12.6K
76
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
twnty1gunsAvatar border
TS
twnty1guns
#11
BAB 1 - Pertemuan Tak Diduga - Part 4
"Lo mau ke mana?" Galih bingung melihat tingkah laku gue yang mendadak gak kayak biasanya.

"Nyamperin tuh cewek," gue berkata mantap.

Muka Galih keliatan kaget. "Hah yang bener? Emang lo tau mesti ngomong apa?" keliatannya Galih ngeremehin gue, belum tau kehebatan gue.

Gue menepuk dada beberapa kali. "Tau dong! Liat aja nanti, gue udah jago sekarang."

Tampaknya Galih masih ngeremehin, bibirnya dibuat monyong. Gue berjalan menuju cewek yang daritadi sendirian, kayaknya dia juga lagi mesen bakso pinggir jalan. Jarak tempat makan dari tempat dia berdiri agak jauh. Sambil berjalan dengan penuh keberanian, gue ngeluarin handphone di saku celana. Lalu gue searching dengan cepat, cara kenalan sama cewek. Satu per satu gue buka website, gue mendapat pencerahan. Hampir semua bilang, kuncinya percaya diri dan jadi diri sendiri. Semakin dekat, semakin gue lupa mau ngomong apa.

"Hai, sekolah di SMA 44 ya?" gue bertanya, memberanikan diri.

Awalnya cewek itu bingung, tapi gak lama kemudian dia senyum manis. "Iya, kok tau sih? Lo siapa ya?" tanya si cewek dengan ramah.
Di saat seperti ini, dalam diri gue timbul dorongan untuk ngejawab, 'Perkenalkan, saya suami kamu di masa depan. Dan saya ayah dari anak-anak kamu." Tapi untungnya niat ngejawab itu gue urungkan.

"Gue Komo, anak kelas 11 ips 4," jawab gue, sembari mengulurkan tangan.

Dia tersenyum lagi ke gue, ikut mengulurkan tangannya. Kita saling pandang satu sama lain. "Joko. Anak kelas 10 ips 1."

Jujur aja gue gak tau harus ngerespon seperti apa. Biar terlihat menghargai, gue ketawa. "Hahaha. Yang bener?"

Dia malah ketawa malu, nutupin mulutnya pake tangan kanan. "Bercanda hehehe. Gue Rina."

"Hehehe." gue gak tau mesti jawab apa.

Seketika otak gue ngeblank. Kehabisan bahan pertanyaan ataupun obrolan yang bakal gue omongin. Suasana berubah menjadi hening, karena kita berdua gak ada yang memulai percakapan. Satu-satunya hal yang bisa gue lakukan; cengengesan. Gue berusaha mencari bahan obrolan dengan cara melihat sekeliling. Kebetulan Rina berdiri di deket dagang bakso pinggir jalan, mungkin dia lagi mesen. Sebuah bahan obrolan pun terlintas di kepala.

Gue berdiri di sebelah Rina, yang tepat di depan dagang bakso. "Baksonya bagus ya," gue berkata, grogi berat.

Rina ketawa mendengar apa yang gue barusan bilang. "Maksud lo, enak?"

Gue mengangguk saking groginya. "Iya, maksud gue itu."

Gak lama kemudian, Rina selesai membeli bakso yang diplastikin. Karena keliatannya enak, gue ikutan beli juga. Selain itu, katanya sih cewek suka cowok yang jantan. Maka, inilah kesempatan gue untuk bisa terlihat jantan di depan Rina.

“Mas, saya mau beli baksonya 10 ribu dibungkus,” kata gue pada mas pedagang bakso.

Mas pedagang cuma manggut-manggut. Gue pun menunggu, masih membisu gak ngomong apa pun pada Rina. Sedangkan Rina sendiri lagi menyantap bakso yang ia beli. Gue diem, mengamati mas pedagang yang sibuk ngambilin bakso. Sampai akhirnya gue keinget sesuatu, bersamaan juga muncul jiwa lelaki gue yang selalu waspada akan marabahaya.

“Bentar, bentar!” gue menyuruh mas pedagang bakso berhenti membungkus bakso yang gue pesen. Seketika dia diem, gak ngelakuin apa-apa. “Itu bakso daging tikus ya? Pasti Mas campur boraks sama formalin!”

Masnya melototin gue. “Jangan asal fitnah ya mas! Mana buktinya?”

“Itu suara mas kayak yang di tipi-tipi,” jawab gue, berharap dia skakmat.

Kecurigaan gue muncul akibat pengaruh dari seringnya gue nonton acara-acara investigasi di tv. Semenjak gue sering nonton acara begituan, setiap gue ngeliat penjual makanan apa pun pasti gue curiga, bahkan ngejerit, ‘BAHAN MEMATIKAN APALAGI YANG DIPAKE ITU?”

“Udah, udah, tenang aja. Gue biasa beli di sini kok,” kata Rina, seperti berusaha meredakan suasana.

Gue hanya bisa cengengesan, memandang Mas bakso dan Rina bergantian. ”Yang paling pedes, 10 ribuan ya mas,” gue bilang ke Masnya disertai senyum maksa, berharap senyuman bisa menciptakan kedamaian. Sekaligus takut disiram kuah panas.

Si Mas gak ngomong apa-apa, untungnya dia gak marah. Dia langsung ngerjain apa yang gue pesen tadi. Gue memperhatikan dengan saksama. “Mas, biar saya yang ngasih sambelnya,” gue berpesan pada si Mas, lagi-lagi dia nurut.

Suatu hari Galih pernah bilang ke gue kalo cara terbaik untuk terliat menarik di mata cewek yaitu dengan menunjukkan kejantanan di depannya. Berkat nasihat itu, mungkin ini waktu yang tepat. Gue tau harus ngelakuin apa. Tangan gue udah megang botol sambel, lalu gue menuangkan sambel secara brutal di dalam plastik bakso gue. Saking brutalnya, gue gak sadar kalo udah nuangin satu botol sambel penuh sampai habis gak tersisa.

andrian0509
HellenOktavia
HellenOktavia dan andrian0509 memberi reputasi
2