Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

thetaliothetaAvatar border
TS
thetaliotheta
Tiga Hari Tour ke Masa Depan [18+, Sci Fi- Horror]


Assalamu'alaikum


Gua udah melihat terlalu banyak hal-hal aneh tentang fantasi manusia di masa depan, jadi gua mau tulis lagi tentang itu semua dalam bentuk suatu rangkaian cerita.


Tentang imajinasi gua sendiri, tentang apa yang menyambut di masa depan.


Nggak apa-apa lah walaupun hasilnya kacau, Woles aja.emoticon-Malu (S)


Selamat membaca,


Wassalamu'alaikum
Diubah oleh thetaliotheta 08-07-2018 16:29
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
3.3K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
thetaliothetaAvatar border
TS
thetaliotheta
#9
Part 5


Ada sebuah ruangan berdinding putih keperakan yang terdapat beberapa tabung besar di dalamnya. Ada monitor yang juga terpasang di sisi kiri dan kanan pintu tabung tersebut. Herry dan Cell baru datang dari melihat-lihat pemukiman, kini ada di ruangan itu; ruangan perawatan.

“Masuk ke sini.” Cell menunjuk salah satu tabung sembari menuntun Herry.

“......, mh... kayaknya gua udah agak baikan deh.” Herry khawatir.

“Masuklah..., tidak perlu bingung terhadap sesuatu yang baru. Jika bingung bertanyalah.”

Setelah berpikir agak lama, Herry pun masuk ke dalam tabung yang ditunjuk Cell dan mulai merasakan melayang di dalamnya. Ia merasakan gravitasi nol. Ia juga merasakan sensasi yang sangat nyaman, seperti berenang di udara; entahlah, mungkin seperti ini rasanya jadi bayi dalam rahim ibu.

“Kau bisa mendengarku?” tanya Cell dari luar tabung. Suaranya terdengar seolah dari dalam tabung itu sendiri.

“Bisa.” Balas Herry.

“Bagus, tidak ada batasan waktu bagi kamu di dalam situ. Jika kamu lapar kamu bisa keluar dan aku akan mengantarmu ke ruang makanan.”

“Boleh gua tanya sesuatu?.”

“Silahkan.”

“Tentang..., yang tadi itu. Kalian Homo Angelus dan Mereka; Homo Satani, kenapa manusia berevolusi menjadi dua spesies bebeda?”

“Ada banyak faktor penyebabnya, seperti gaya hidup, makanan, lingkungan, teknologi, dan sebagainya.”

“..., Maksud yang gua tanya itu perbedaan antara kalian dengan mereka. Kenapa terpisah jadi dua spesies?, pada titik apa spesies manusia bercabang jadi dua?.”

“Sebenarnya kau tahu melalui telepatiku, namun kau berusaha menyangkalnya dalam pikiranmu. Kami tahu itu.”

“Pesan apa? Telepati yang lo bilang barusan lebih mirip bisikan setan di telinga gua.”

“...”

“Hanya menyarankan, jangan berpikir ini dan itu sebagai bisikan setan. Pola pikir seperti itu hanya akan menjadikanmu percaya dan menyangkal tanpa alasan logis.”

Herry terdiam. Ia tidak bisa menyangkal apa yang dikatakan Cell, namun ia percaya itu semata-mata karena pengetahuan dirinya yang kurang, bukan karena Cell mengatakan hal yang sudah pasti. Cell pun berkata lagi:

“Daripada diam seribu bahasa, lebih baik kau rangkai ikhtisar tentang kehidupan manusia di zamanmu, mungkin kau akan menemukan petunjuk dari itu.”

Herry tertegun. Bayang-bayangnya tentang kehidupan masa lalu pun muncul di hadapannya; muncul dengan dramatis seperti potongan film. Agak ironis baginya karena bayang-bayang itu muncul di masa depan. Sementara semata-mata bayangan yang muncul saat ia di masa lalu nggak lebih dari masalah kuliah yang baru ia mulai dan wajah mantan. Seiring bayangan itu seolah semakin terlihat nyata; tentang orang-orangnya yang beraneka ragam, tentang gedung-gedungnya yang mencakar langit, tentang lembaran-lembaran sejarah yang ditulis dengan darah, ia pun berkata:

“Lemah, kata itu yang ada di pikiran gua sekarang.”

“Katakan lebih lanjut tentang hal tersebut.” Cell memancing.

“Ya..., orang yang dikendalikan emosi itu lemah.”

“Lanjutkan.”

Herry menarik napas dalam. Ia mengetuk-ngetuk pintu tabung yang kemudian dibuka oleh Cell, kemudian berkata:

“Manusia berevolusi menjadi semakin lemah........., dibandingkan dengan leluhur kita dulu. Bagaimana menurutmu Cell?”

“..., mungkin kau benar, orang-orang di awal zaman itu kuat baik dalam hal kekuatan fisik ataupun psikis. Banyak pejuang-pejuang tangguh dan para pemikir-pemikir briliant muncul di masa lalu dan mencapai pencapaian yang luar biasa dalam segala keterbatasan mereka di bidang teknologi. Sesuatu yang belum tentu bisa dicapai oleh kita tanpa bantuan teknologi. Kami tahu kau akan menyadarinya.” Kata Cell.

“Mungkin ya...?” tanya Herry.

“Kau merasa yakin dengan teorimu?”

“Hanya hipotesis kok.”

“Oke, apa ada lagi yang ingin kau katakan?” tanya Cell lagi.

“Ya, menurut gua manusia terlalu beketergantungan dengan teknologi, sehingga kekuatan kita sesungguhnya adalah kekuatan yang tidak asli. Semakin kita ketergantungan dengan teknologi, semakin beberapa nggota badan kita jarang diakai, dan semakin jarang anggota badan kita dipakai maka anggota badan itu akan mengalami penyusutan menjadi lebih lemah, atau bahkan tidak berfungsi sama sekali.” Herry mengepalkan tangannya.

“Memang menyedihkan. Untungnya walaupun tubuh kami sudah menyusut menjadi mirip kerangka seperti ini, tapi masih bisa dipakai untuk hal-hal kecil. Segala pekerjaan berat pada masa ini dikerjakan oleh robot dengan kecerdasan buatan atau baju exoskeleton untuk menambah kekuatan.”

Hening

“Selanjutnya... bercabangnya spesies manusia, apa kau sudah punya gambaran?” tanya Cell.

“Teknologi... Menurut gua dengan semakin berkembangnya teknologi maka semakin manusia akan terbagi berdasarkan bagaimana mereka menggunakan teknologi. Golongan pertama adalah mereka yang mengembangkan teknologi, ...” Herry memandang Cell dalam-dalam, kemudian melanjutkan berkata:

“... sementara golongan kedua adalah mereka yang kecanduan teknologi. Lo Cell, kalo boleh gua tebak, lo ini orang yang mengembangkan teknologi ya?” Herry menunjukan rekaman yang ia ambil sebelumnya.

“Kami; Homo Angelus adalah para pengembang teknologi di masa ini. Aku pribadi seorang peneliti, jadi kami bisa pastikan; memang tebakanmu benar. Tapi coba beri tahu kami; bagaimana evolusi manusia dalam segi pemanfaatan teknologi itu.”

“Manusia yang mengembangkan teknologi dan manusia juga yang memanfaatkan teknologi. Bisa dibilang teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri.”

“Biar kami perjelas, mungkin kau menganggap bahwa umat manusia mengembangkan teknologi, namun sebenarnya hanya sebagian kecil manusia saja yang mengembangkan teknologi dengan mengatasnamakan umat manusia. Sebagian kecil; sementara sisanya tidak lebih dari sekedar pecandu teknologi. Seharusnya kau tahu itu Herry.”

“..., bener apa kata lo.” Kata Herry mindblown yang pada titik ini ia sepenuhnya setuju dengan Cell.

“Nggak ada yang bagus dari teknologi kecuali bagus di depan mata. Ketergantungan teknologi sudah jadi kecanduan yang merusak.” Lanjut Herry.

“Ngomong-ngomong kenapa sampai se ekstrim itu?, kenapa tidak kau menganggap baik atau buruknya teknologi itu tergantung pada bagaimana manusia memanfaatkan teknologi itu sendiri?, atau jangan-jangan kata-katamu tadi hanya di lidah saja?. Masih pakai teknologi?” Tanya Cell.

“Mungkn sama saat kau bilang kebutuhan seseorang akan hiburan itu hal yang semu, mungkin kebaikan dalam teknologi juga merupakan hal yang semu.” Jawab Herry sebisanya.

Cell terdiam, kemudian ia pergi ke pintu keluar dan berkata:

“Mau makan?”

“Ya, tapi apa sekarang sudah dzuhur?”

“..., sudah, tapi disini tidak ada masjid dan musholah. Meski begitu kamu bisa wudhu di toilet sebelah sana” Herry menunjuk pintu putih di sudut ruangan.

“Heh..., baru kemaren lo ngaku sebagai Tuhan, apa yang gua harepin?, lo jadi imam sholat?..., nggak usah repot repot. Gua permisi.” Kata Herry yang segera berlalu.

Sepanjang perjalanan ke toilet Herry terdiam memikirkan tentang pembicaraannya dengan Cell tadi. Bukan bermaksud tidak percaya bahwa apa yang ia katakan tadi adalah informasi yang ia dapat dari Cell melalui telepati, namun hal-hal seperti itu seolah sudah terpikirkan olehnya jauh-jauh hari sebelumnya. Selain itu ia juga terpikirkan dengan banyak hal yang ia lihat hari ini, hari di zaman terakhir. Ia kembali merasa tidak enak badan tidak lain karena ia melihat ada yang tidak beres dengan masyarakat ini. Ada sisi gelap di sepotong zaman; saat ini ia berada.

Di dalam toilet, segalanya terlihat begitu asing sampai Herry pun memakan waktu hampir lima menit hanya untuk mencari tahu dimana air akan keluar, namun ternyata tidak sesederhana keran air dipelintir langsung ngocor. Alat sanitasi bekerja dengan partikel pembersih yang ditembakkan dengan panduan sinar laser (entah mengapa Herry merasa itu bukan sinar laser biasa) yang muncul begitu saja dari tembok di hadapannya. Sebelum wudhu, didorong rasa penasaran ia pun mengintip bilik toilet yang terlihat aneh dengan bola kaca dan selang berkepala baling-baling di sebelah sana. Ah..., sudah lah..., wudhu saja semampunya dan langsung sholat .

>>>
0