chrishanaAvatar border
TS
chrishana
[MATURE / 21+] Burung Kertas Merah Muda 2



Quote:


Cerita ini adalah kisah lanjutan dari Burung Kertas Merah Muda. Kalian boleh membaca dari awal atau memulai membaca dari kisah ini. Dengan catatan, kisah ini berkaitan dengan kisah pertama. Saya sangat merekomendasikan untuk membaca dari awal.


Silahkan klik link untuk menuju ke kisah pertama.


Terima kasih.



Spoiler for Perkenalan:


Quote:

Polling
0 suara
Siapakah sosok perempuan yang akan menjadi pendamping setia Rendy?
Diubah oleh chrishana 02-04-2020 02:31
japraha47
aripinastiko612
jalakhideung
jalakhideung dan 59 lainnya memberi reputasi
54
270.5K
981
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
chrishanaAvatar border
TS
chrishana
#181
Chapter 14
Satelit alami milik bumi dengan posisi berada pada rotasi sinkron dengan bumi, yang selalu memperlihatkan sisi yang sama pada bumi, sudah menampakkan wujudnya di atas langit gelap serta taburan bintang-bintang menghiasi sekelilingnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB, dan sudah waktunya Vanessa pulang dari tempat dia bekerja. Di depan restoran, sudah menunggu mobil milik Bella.
“Nessa! Sini!” panggil Bella dari dalam mobil.

Vanessa yang melihat langsung menghampiri Bella dan masuk ke dalam mobil tanpa ragu. Bella terlihat casualmalam ini dengan baju putih bergaris merah serta celana jeans pendek hingga paha. Sedangkan Vanessa, masih berbusana layaknya pramusaji sebuah restoran.
“Hai, Bel!” sapa Vanessa.

“Hei! Gimana kabar mamamu?” tanya Bella.

“Udah mendingan sih, cuma masih lemes aja.” jawab Vanessa.

“Kalau kamu kerja, siapa yang jaga mama kamu?”

“Aku ada paman kok...”

“Oh iya, aku mau kenalin kamu sama seseorang... Dia bisa ngasih kamu kerja paruh waktu kalau kamu mau.” ujar Bella.

“Oh ya? Kerja apa?” tanya Vanessa.

“Kita ketemu dulu aja. Kamu kenalan dulu sama dia. Nanti biar dia yang hubungin kamu kalau dibutuhin...” ujar Bella.

“Boleh...”

“Sekarang kita berangkat ya.”

Bella menyalakan mesin mobil besutan negeri sakura dengan tipe mesin 1.5 L SOHC silinder segaris, 16 katup i-VTEC + DBW yang berkapasitas isi silinder mencapai 1.500 cc. Mobil berlogo huruf “H” tersebut melaju ke tempat yang sudah dijanjikan oleh Bella dengan temannya.
“Aku penasaran kerja apa nanti aku, Bel...” ujar Vanessa.

“Gampang kok... Kamu cuma ngelayanin client kita aja. Dan bayarannya hari itu juga pada saat kamu selesai kerja.” ujar Bella.

“Ngelayanin gimana maksudnya?” tanya Vanessa penasaran.

“Ya... Ngelayanin hasrat birahi mereka.” ujar Bella.

“Astaga! Kamu nyuruh aku untuk jadi pramuria!” Vanessa terkejut.

Bella menghentikan laju mobilnya dan menghela napas panjang, “Nessa, dengerin aku! Sekarang aku tanya, gimana caranya kamu dapet banyak uang dalam waktu singkat untuk bayar biaya rumah sakit ibu kamu?”

“...”
Bella kembali menghela napas panjang, “Ya udah kalau kamu gak mau...” ujar Bella lalu mengeluarkan ponsel genggamnya dari dalam tas dan menelpon temannya.

”Halo, Bella...”

“Vin, maaf nih kayaknya kita batal aja deh... Soalnya orangnya gak mau...”

“Stop! Jangan dibatalin!” Vanessa tiba-tiba menarik tangan Bella yang sedang memegang ponselnya. “Iya aku mau! Aku mau!”

****

Setengah jam berselang, Bella memarkirkan mobilnya di salah satu hotel berbintang di daerah Jakarta Selatan. Setelah selesai memarkirkan mobilnya, Bella dan Vanessa turun dan berjalan menuju area lobby hotel tersebut. Bella tak lupa menghubungi kawannya yang sudah membuat janji dengannya. Tak lama kemudian, keluarlah seorang pria tampan dan gagah dari dalam lift, lalu dia menghampiri Bella dan Vanessa.
“Hai, Bella!” sapa lelaki itu.

“Hai, Gavin! Kenalin ini Vanessa...”

“Hai, aku Gavin...” ujar pria itu sambil mengajak berjabat tangan.

“Vanessa...”

“Gavin ini anak orang kaya... Bapaknya yang punya kontraktor saingannya Nugroho...” ujar Bella.

“Hahahahaha... Gak juga ah, Bel... Kita langsung naik aja, yuk!” Gavin mengajak Bella dan Vanessa naik ke atas dan masuk ke dalam elevator.

Gavin menekan tombol angka lima pada elevator tersebut, yang artinya mereka bertiga akan naik menuju lantai kelima gedung hotel mewah ini. Sesampainya di sana, Gavin menunjukkan sebuah kamar yang sudah dia bookingsebelumnya.
“Ini kamarnya, Bel. Kalau udah, gue tunggu di luar sini ya...” ujar Gavin.

“Oke siap! Yuk, Nes...” Bella menarik tangan Vanessa masuk ke dalam kamar.

Kamar ini adalah kamar dengan harga paling mahal di kelasnya. Executive roomdengan harga per malamnya bisa membuat orang gigit jari. Bella langsung meminta Vanessa untuk berdiri di depan ranjang.
“Dia salah satu client-mu... Sekarang, buka baju kamu!” Bella meminta.

“Kok buka baju, Bel?” tanya Vanessa.

“Udah, buka aja sini!” Bella memaksakan diri untuk membuka baju Vanessa.

“Kamu mau ngapain, Bel!”

Bella melepas kancing kemeja milik Vanessa satu per satu hingga kemeja tersebut terlepas dari tubuhnya. Hanya menyisakan tanktopberwarna putih yang dikenakan oleh Vanessa. Lalu, Bella juga memaksa untuk membuka celana panjang milik Vanessa. Vanessa sedikit meronta tapi dia juga tak bisa melawan karena Gavin adalah salah satu client yang saat ini harus dia layani. Sekarang, Vanessa hanya menggunakan tanktop putih dan celana dalam saja. Pahanya yang putih mulus serta buah dada yang membentuk belahan terlihat jelas sempurna.
“Bella! Aku mau diapain!” Vanessa panik.

“Udah kamu diam di sini... Aku mau panggil Gavin...”

“Bel!” Vanessa menahan tangan Bella. “Aku malu ah... Aku takut...” ujar Vanessa.

“Gak usah takut... Kamu tenang aja ya, sayang... Gavin orang baik kok...” ujar Bella sambil mengusap lembut kepala Vanessa.

Bella berhasil keluar dari kamar mewah tersebut dan menemui Gavin yang sudah menunggu tak sabar ingin menuntaskan hasratnya. Gavin yang sedang duduk di kursi depan kamarnya langsung berdiri dan berjalan menghampiri Bella yang diam mematung di depan kamar. Gavin pun merogoh saku jaketnya dan mengambil amplop cokelat, lalu diberikan kepada Bella.
“Cantik banget, Bel... Lo emang keren deh kalau nyari cewek buat gue...” ujar Gavin.

“Gimana? Lo suka?” tanya Bella.

“Nafsu gue... Ngebayang gimana badannya aja udah bikin gue tegang deg-degan... Nih, 5 juta sesuai perjanjian...” Gavin memberikan amplop tersebut kepada Bella dan masuk ke dalam kamar.

Di dalam kamar tersebut, Vanessa hanya bisa duduk menutupi tubuhnya dengan bantal karena malu jika dilihat langsung oleh lelaki lain. Ini adalah kali pertama Vanessa memamerkan tubuhnya dihadapan laki-laki dan berhubungan intim. Gavin langsung membuka semua pakaiannya dan menghampiri Vanessa.
“Kamu cantik... Aku suka...” ujar Gavin.

“Makasih... Mas...”

“Aku gak sabar nih... Kita langsung aja ya...” ujar Gavin.

“Mas, tunggu!” Vanessa menahan Gavin tetapi sayangnya, tubuh Gavin lebih kuat dan langsung mendorong Vanessa hingga telentang di atas ranjang. “Mas Gavin... Aku mau di apain, Mas!”

“Ssstt... Aku tau kamu baru... So, aku akan pelan-pelan kok...”

Gavin langsung melakukan penetrasi. Dia mencumbu tubuh Vanessa dan membuka pakaiannya yang tersisa. Vanessa hanya bisa pasrah dan menangis ketika tubuhnya disentuh bahkan ditiduri oleh lelaki yang bukan suaminya. Sebuah keadaan yang memaksa Vanessa harus merelakan kehormatannya sebagai perempuan, direnggut oleh Gavin Jonathan Ramaditya.
rieezy
dany.agus
dany.agus dan rieezy memberi reputasi
4