- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Criminal Puzzle : Murder on Hotel
TS
claymite
Criminal Puzzle : Murder on Hotel
HOLLA
Crime-Mystery-Thriller
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Diubah oleh claymite 18-06-2018 05:43
anasabila memberi reputasi
1
41.4K
325
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
TS
claymite
#214
Part 16
Di lain waktu, Anna dan Tommy pergi ke St. Claive dan sampai pada malam hari, tepatnya jam 19.00 karena suasana lalu lintas ke jalan St. Claive memang dikenal padat.
Rumah yang ada di St. Claive itu nampak sederhana, dihiasi taman didepannya, tidak ada pagar, tidak bertingkat, gaya arsitekturnya classic-americandan dicat dengan dominan putih. Lampunya terlihat nyala dan terang.
"Tok tok tok" suara Tommy mengetuk pintu
Tidak ada panggilan suara
"Tok tok tok tok" Tommy mengetuk pintu lagi, tetap tidak ada panggilan suara.
"Kurasa tidak ada orang disini Tommy" kata Anna
"Yaa, kurasa kita harus mendobraknya" kata Tommy
"What? Kau yakin? Itu cara yang tidak sopan" kata Anna
"Yaa, memang tidak sopan, tapi berguna untuk penyelidikan"
"Mengapa kau ingin mendobrak pintunya? Kenapa kita tidak menunggu dia pulang saja?" Kata Anna
"Karena kita butuh barang bukti Anna, barang bukti bahwa dia Edward Fasser, sudah itu saja" kata Tommy
Anna akhirnya menyetujui cara pendobrakan yang dilakukan oleh Tommy. Tommy pun mendobrak pintunya, lumayan susah untuk mendobrak pintu, karena Tommy butuh waktu selama tiga kali agar pintu itu terbuka. Saat pintu terbuka, ruangan tamu, ruang keluarga dan dapur terlihat berjajar simetris lurus disitu, ada juga 2 ruangan lain yang tertutup rapat tepat disebelah ruang keluarga. Kondisi lampu ternyata dalam keadaan menyala, baik lampu ruang tamu, sampai lampu dapur.
"Sepertinya benar, tidak ada orang" kata Anna
"Yaa, tidak ada orang..tapi kenapa lampu disini tetap menyala jika tidak ada orang?" Kata Tommy
"Seseorang yang meninggalkan rumahnya dan tidak kembali saat malam, akan menyalakan lampu depan dan terasnya agar rumah tersebut tidak gelap, tapi, tidak pernah kutemukan orang yang meninggalkan rumahnya dengan membiarkan lampu dalam dengan kondisi menyala seperti ini." Lanjut Tommy
Akhirnya mereka berusaha menelusuri satu persatu ruangan yang ada disitu, mulai dari ruang tamu, terlebih dahulu, Anna dan Tommy mengoprak-aprik laci yang ada di ruang tamu. Ternyata tidak ada barang dokumen yang berharga, akhirnya mereka menelusuri ruang keluarga. Terdapat sebuah tv dengan meja berlaci yang ada tepat dibawahnya, mereka pun mengoprak aprik lagi laci tersebut dan tetap tidak ditemukan berkas dokumen, hanya ada koran dan buku komik saja.
Lalu mereka ingin memutuskan untuk pergi ke dapur
"Tidakkah tempat itu aneh untuk menyimpan berkas dokumen?" Kata Anna
"Yaa, tapi kita tetap harus menyelidiki nya" kata Tommy
Mereka pun akhirnya menelusuri dapur, semua barang yang ada di dapur diselidiki.
"Ini konyol bukan? Menyelidiki kulkas" kata Anna kepada Tommy
Tommy tidak menjawabnya, hanya diam saja.
Kembali tidak menemukan apa-apa, wajah mereka berdua nampak sangat kecewa sekali.
"Ada dua ruangan lagi yang perlu kita selidiki" kata Tommy
Akhirnya mereka memutuskan untuk menelusuri 2 ruangan itu lagi, ternyata keduanya tidak dikunci, hanya tertutup rapat saja pintunya. Kedua ruangan tersebut merupakan ruangan tidur, yang satu ruang tidur utama, dan yang satunya merupakan ruang tidur anak.
"Anna, kau telusuri ruang tidur anak, aku telusuri ruang tidur utama."
"Baiklah" jawab Anna sambil mengangguk
Tommy pun kemudian menelusuri kamar tersebut dengan teliti, dibukanya satu persatu laci yang ada di kamar itu, tapi tetap tidak ada sama sekali berkas keluarga. Lemari baju pun tidak dikunci, dan dia menelusuri lemari tersebut, tetap saja tidak ada satupun berkas dokumen keluarga, padahal dia hanya butuh sebuah dokumen yang menyatakan bahwa ada nama 'Edward Fasser' dan foto yang sama dengan korban hotel di dokumen itu, tapi tetap saja tidak ada satupun dokumen yang ditemukan.
Tommy pun akhirnya keluar dari ruangan tersebut dengan wajah kecewa, hampir bersamaan dengan keluarnya Anna dari pintu tersebut.
"Kau menemukan Tom?" Kata Anna
"Kau lihat mukaku? Jika aku girang maka aku menemukannya, dan jika mukaku seperti ini maka aku tidak menemukannya" kata Tommy dengan nada letih.
"Jadi kita tidak menemukan apa-apa ya disini? Sia-sia" kata Anna
"Tidak semuanya terlihat sia-sia Anna, kita menemukan bahwa sang keluarga dari Edward Fasser ini mempunyai seorang anak, padahal awalnya kukira Edward Fasser tinggal bersama orangtuanya disini, jadi, kita bisa simpulkan bahwa Edward Fasser telah memiliki anak dan istri yang tinggal disini.
"Bagaimana jika kita menanyakan warga sekitar?" Kata Anna
"Itu yang sedang kupikirkan saat ini" kata Tommy.
Mereka pun akhirnya keluar dari rumah itu sambil membiarkan lampunya tetap menyala, dan menutup pintunya.
Ada dua rumah tetangga yang ada disamping kanan dan kiri rumah itu.
Tommy dan Anna pun memutuskan untuk menyelidiki rumah yang ada di kanannya terlebih dahulu.
"Tok tok tok" Tommy mengetuk pintu
Dibukakan pintunya oleh seorang wanita yang kira-kira usianya sekitar 40 tahun.
"Ada apa ini?" Tanya sang wanita tersebut dengan tenang.
"Begini bu, aku seorang detektif, bolehkah aku menanyakan beberapa pertanyaan kepadamu bu?"
"Kau ingin menginterogasiku?" Tanya sang ibu
"Tidak, hanya menanyakan beberapa pertanyaan terkait tetanggamu yang sebelah sana" kata Tommy sambil menunjuk rumah yang dimaksud
"Oh baiklah, kalian boleh masuk" katanya
Dirumahnya, terdapat 4 orang, 2 orang anak balita yang merupakan anaknya, dan satu orang lagi adalah suaminya. Mereka menyambut kita dengan senyuman manis.
Sang wanita tersebut akhirnya menyilahkan kita untuk duduk di sofa yang ada di ruang tamu.
"Silahkan duduk" katanya
"Baiklah, terima kasih" kata Tommy sambil duduk, dilanjutkan dengan Anna yang duduk.
"Oke, mulai dari mana?" Kata sang wanita
Tommy pun akhirnya mengeluarkan buku catatan kecil dan pulpen yang ada di saku bajunya.
"Baiklah bu, siapa namamu?" Tanyanya
"Michelle"
"Huh, nama yang bagus, bolehkah kupanggil kau Michelle saja?"
"Ya, bebas"
"Siapa nama tetanggamu disebelah?" Tanya Tommy lagi
"Moritz"
"Moritz? Nama siapakah itu?"
"Aku hanya tau nama si wanita yang tinggal disebelah itu, namanya Moritz, sedangkan ketiga orang lagi aku tidak tahu"
"Tiga orang? Tadi kau sebut kau hanya kenal Moritz dan kau tidak kenal tiga orang lagi, berarti total ada 4 orang dirumah tersebut, katakan apa aku benar?" Kata Tommy
"Ya, ada 4 orang dirumah tersebut, dan aku hanya kenal Moritz, ketiga orang lagi aku tidak tahu"
"Nama panjang? Moritz apa?"
"Aku tidak tahu, aku hanya mengenalnya dengan nama Moritz"
"Baiklah, apa kesanmu tentang tetangga sebelah tersebut?" Tanya Tommy
"Mereka orang yang baik, dan sederhana. Aku tidak tahu harus memberi kesan apalagi karena mereka sering sekali bepergian"
"Sering bepergian?" Tanya Tommy sambil terlihat menulis di catatan kecilnya
"Yaa, bahkan hampir tiap minggu mereka selalu bepergian, aku tidak tahu kemana"
"Keempat orang tersebut? Atau hanya beberapa saja?"
"Keempat orang tersebut"
"Apa mobilnya? Kau tahu?"
"Chevrolet Camaro tahun 2000an"
"Warna?"
"Hitam"
"Oh ya, aku lupa menanyakan sesuatu yang penting. Dari keempat orang tersebut? Sebutkan kelamin dan umurnya"
"Satu orang wanita nampak berumur 30 tahun, satu orang pria terlihat berumur 30 tahun, satu orang anak nampak berumur yaa...kisaran kelas 8 SD, dan satu orang lagi wanita kisaran umur 40 tahun.
"Wow, jawaban yang bagus, mereka tinggal di satu rumah dengan perbedaan usia yang jauh, oh ya, hanya ada satu pria, jelaskan ciri-cirinya"
"Berkumis, tinggi, posturnya bagus, matanya besar, alisnya tebal, yaa aku hanya tahu itu saja"
"Bagus, baiklah, apakah mereka terlihat aneh bagimu?"
"Aneh? Maksudmu?"
"Yaa, aneh, apakah terlihat aneh?"
"Tidak, mereka hanya tertutup saja"
"Tertutup?"
"Ya"
"Oh ya, kapan terakhir mereka pergi? Kau melihat mereka pergi lagi akhir-akhir ini?"
"Aku tidak melihatnya pergi dalam seminggu ini, aku hanya melihat sang pria yang pergi saja, naik taksi, sudah itu saja"
"Tepatnya kapan?"
"Tiga hari yang lalu"
"Oh ya, apakah mereka mempunyai kebiasaan menyalakan lampu saat pergi?"
"Aku jarang melihatnya menyalakan lampu karena mereka biasanya tidak pergi lama, jadi mereka tidak menyalakan lampu"
"Baiklah, mereka biasanya tidak pergi lama, oke itu bagus, dan pertanyaan terakhir, biasanya mereka pergi jam berapa?"
"Pagi, atau sore..ehh entahlah, intinya mereka sering bepergian saat matahari masih ada"
"Oke, bagus bu, terimakasih banyak, kami ingin pamit kepadamu terlebih dahulu"
Tommy dan Anna pun bangkit dari kursi dan menundukkan kepala seraya mengucapkan terima kasih. Mereka pun akhirnya beranjak keluar rumah, sebelum mereka keluar rumah, sang wanita bertanya sesuatu.
"Hey, mengapa engkau tidak menanyakan langsung kepada tetanggaku saja?" Katanya
"Tetangga yang mana?" Kata Tommy yang terlihat terkejut
"Tetangga yang kau interogasi, keluarga Moritz, kenapa kau tidak menanyakan langsung kepadanya?"
"Ehm...sebaiknya kita menanyakan dulu ke tetangganya sebelum menanyakan ke Moritz nya langsung, karena dia yang kita curigai" kata Tommy nampak gugup
"Oke baiklah detektif"
Tommy pun tersenyum kepada sang wanita, senyumnya terlihat dipaksakan. Mereka pun akhirnya keluar dari rumah tersebut. Anna melihat muka Tommy dengan tajam sambil berkata
"Hei Tom, kenapa mukamu seperti orang terkejut?"
"Bagaimana aku tidak terkejut, wanita tersebut ternyata tidak tahu bahwa tetangganya pergi"
"Bagaimana kau tahu Tom?" Tanya Anna
"Kata-kata terakhirnya, 'kenapa tidak langsung bertanya kepada Moritz', itu artinya dia tidak tahu, pantas dia terlihat bingung saat kita kesana" jawab Tommy
"Apa pendapatmu mengenai ini Tom?"
"Kurasa penghuni rumah ini, Moritz, pergi di waktu yang bukan biasanya, mungkin malam" kata Tommy
"Oh ya, mengapa kau tidak menyuruh sang deputi mengecek dokumen tentang nama Moritz ini?"
"Tidak semudah itu Anna, kita butuh nama panjang" jawab Tommy
Anna mengangguk.
Mereka pun berjalan ke arah tetangga satunya yang terletak di sebelah kiri rumah.
"Oh ya, Tommy, kau pernah menyinggung masa lalunya Ben, ceritakan kepadaku?"
"Nanti akan kuceritakan di mobil, disini bukan tempat yang pas" kata Tommy
0