- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Criminal Puzzle : Murder on Hotel
TS
claymite
Criminal Puzzle : Murder on Hotel
HOLLA
Crime-Mystery-Thriller
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Diubah oleh claymite 18-06-2018 05:43
anasabila memberi reputasi
1
41.4K
325
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
TS
claymite
#134
PART 14
"Hmm...lebih baik kita urusi urusan Edward Fasser terlebih dahulu, siapa tahu ada sebuah 'kunci' untuk mengungkap siapakah pembunuhnya, atau benarkah Darwin pembunuhnya" kata Ben
Jam sudah menunjukkan pukul 15.30 dan kami pun segera bergegas untuk pergi ke Hotel. Sedangkan sang deputi tidak ikut dengan kita.
"Selamat datang lagi pak, anda ingin menyelidiki lagi?" Kata Clark yang merupakan seorang security di Hotel itu
"Yap" jawab Ben singkat sambil terus berjalan
Terlihat, ada sang pemilik Hotel, Gustav.
"Hei hei ada apa ini? Kau Marlo, bukankah kau ingin cuti?" Katanya
"Ada sebuah kasus pak. Ada tragedi" kata Marlo dengan nada meninggi
"Tragedi apa? Ceritakan padaku ada apa lagi ini sir?" Tanya Gustav
"Lebih baik simpan dulu pertanyaanmu pak, jika telah tiba waktu yang pas, akan kami beritahu anda" kata Ben dengan penuh rasa hormat
"Baiklah, aku ingin pulang ke rumahku dulu" kata Gustav sambil menepuk pundak Ben dan tersenyum
Sang pemilik hotel pun langsung pergi keluar dan meninggalkan hotelnya
"Marlo, tunggu apa? Segera cek bukunya" lanjut Ben
Marlo pun langsung berjalan ke arah meja resepsionis dan melihat buku resepsionis. Kami semua kemudian berjalan juga ke arah nya.
"E...e...e...e" kata Marlo sambil terus terpaku mencari nama Edward Fasser
Kami yang menunggu tepat didepan meja resepsionis pun membantu Marlo sambil mencari nama Edward Fasser.
"Coba cek kunjungan beberapa hari yang lalu, atau kalau tidak ada seminggu yang lalu" kata Ronald sambil terus melihat ke arah buku
Marlo terus mencari, bahkan sampai membolak-balik kertas yang ada di buku tersebut, tapi, tidak ada sama sekali nama Edward Fasser tercantum.
"Sial, tidak ada sir" kata Marlo dengan kesal
"Persetan" kata Ben
"Orang ini...tidak ada didalam daftar" kata Tommy
"Apa kalian semua punya kesimpulan atau teori?" Tanya Ronald
"Kurasa aku punya teori bahwa pihak hotel lalai sehingga dia tidak mencatat namanya" kata Tommy
"Kurasa dia memakai identitas palsu" kata Ben
"Tidak sir, tidak mungkin..karena prosedur di hotel ini, sang tamu yang ingin menginap harus memberikan ktpnya untuk dilihat identitas aslinya" kata Marlo
"Bagaimana jika sang pelaku memalsukan kartu identitasnya?" Kata Anna
Kami pun terhening sebentar.
"Hei, Marlo coba ulangi ciri-ciri fisiknya.." kata Ben dengan gestur tangan memutar
"Mobil camry hitam, jaket kulit dan kira-kira.....berjenggot"
"Kita ke parkir" kata Ben
"Eitss, kecuali kamu Tom, kau tunggu disini" lanjut Ben
"Why?" Kata Tommy
"Berjaga di situasi yang tidak diinginkan" kata Ben
Anna, Ronald, Ben dan Marlo pun pergi ke parkiran. Pertama-tama, mereka mengobservasi dan mengamati parkiran yang terletak di outdoor.
"Tidak ada camry hitam disini..." Kata Ben sambil terus berjalan mengecek tempat tersebut.
"Tempat ini bersih" kata Ronald
"Baiklah, lanjutkan ke parkiran bawah tanah" kata Ben sambil berjalan.
Di parkiran bawah tanah tersebut, terlihat Clark sedang berjalan menyambut kami
"Hei, ada yang bisa kubantu?" Katanya
"Tunggu, jika kami butuh bantuanmu kami akan bilang, tapi kami ingin bertugas terlebih dahulu" kata Ben menolak permintaan Clark
"Baik, sir" kata Clark sambil pergi.
Melanjutkan pencarian mobil camry hitam, ternyata di tempat parkir bawah tanah juga tidak ada satupun mobil jenis camry hitam tersebut. Kami semua nampak kecewa.
"Huh, kita tidak menemukannya ya" kata Marlo
"Tidak menemukan mobilnya bukan berarti tidak menemukan petunjuknya" kata Ronald sambil terus mencari.
Tapi, ternyata, sama sekali tidak ada barang bukti bahkan petunjuk mobil camry tersebut.
"Sama sekali tidak ada, bahkan petunjuk, pembunuh ini benar-benar pintar" gumam Ben
"Ya Ben, bagaimana mungkin seorang pembunuh masih meninggalkan mobilnya disini" sahut Ronald
Kami pun bergegas untuk kembali lagi ke lobby. Disitu tampak ada sosok Clark lagi yang sedang menunggu kita.
"Daritadi kau tampak sibuk sir, bolak-balik saja, sudah kubilang..ada yang bisa kubantu?" Katanya
"Daritadi kau nampak ramah sekali Clark, selalu menyambut kita saat kita bolak-balik" kata Ben
"Aku ingin bertanya, apakah ada tamu yang keluar memakai mobil sedan camry hitam?" Lanjut Ben dengan bertanya
"Maksudmu Franco?" Kata Clark yang membuat kita semua terkejut
"Clark, katakan kalau kau yakin Franco memiliki mobil camry?" Tanya Ronald
"Ya"
"Warna hitam!" Kata Ronald dengan nada yang makin meninggi
"Ya"
Kami semua langsung bergegas ke lobby untuk menghampiri Tommy sambil membawa Clark.
"Tom, kurasa kita sudah mendapatkan jawabannya" kata Ronald penuh semangat
"Ada mobilnya?" Tanya Tommy
"Tidak" jawab Ronald
"Tapi, orangnya sekaligus, kita dapat pelakunya" lanjut Ronald dengan semangat.
Kelihatannya Ben daritadi diam saja semenjak Clark memberi tahu kalau Franco adalah pemilik mobil Camry hitam yang diduga merupakan pelaku pembunuhannya.
"Hei Ben, kenapa kau diam saja?" Tanya Anna
"Kita tidak bisa menuduh dia begitu saja sebagai pelaku, bukan berarti dia pelakunya" kata Ben sambil kelihatan sedang berpikir
"Ayolah Ben...katakan Clark, apa ada lagi tamu yang membawa sedan jenis Camry hitam?" Kata Ronald
"Sejauh yang kutemukan sih, hanya satu" kata Clark
"Baiklah, satu kepingan puzzle sudah ditemukan. Franco pemilik adalah pemilik mobilnya, tinggal 2 puzzle yang harus kita bereskan, yaitu 'Siapa Patricia' dan 'Siapa Edward Fasser'." Kata Tommy.
"Oke, apa langkah kita selanjutnya? Dan bagaimana cara menyelidiki 2 orang ini?" Tanya Marlo
"Entahlah..." Jawab Ben pasrah
"Apa kita bakal terus berdiam disini? Di hotel ini?" Tanya Ronald kepada Ben dengan nada sedikit tinggi
Ben merenung sejenak, lalu berkata
"Bagaimana jika kita menyelidiki satu persatu kamar lagi? Apa kalian setuju?"
"Apa? Menyelidiki lagi?" Kata Tommy
"Ya, aku ingin kita menyelidiki tiap kamar disini, bahkan sampai kamar paling atas dan kamar pemilik hotel, Gustav, kita geledah" kata Ben
"Why not bro?" Jawab Ronald singkat
0
Tutup