- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Criminal Puzzle : Murder on Hotel
TS
claymite
Criminal Puzzle : Murder on Hotel
HOLLA
Crime-Mystery-Thriller
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Diubah oleh claymite 18-06-2018 05:43
anasabila memberi reputasi
1
41.4K
325
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
TS
claymite
#29
Part 6
Ben yang daritadi melihatku menguap beberapa kali akhirnya mengatakan bahwa sebaiknya aku pergi beristirahat.
"Hei saksi, kau tampak mengantuk, silahkan istirahat dulu"kata Ben sambil tersenyum.
Aku yang daritadi mengantuk karena tidak mendapatkan waktu tidur yang berkualitas akhirnya memutuskan untuk tidur di ruangan hotel ku.
Aku terbangun pada jam 12.30 siang. Aku pergi ke kamar mandi untuk membasuh muka ku, kemudian aku segera bergegas ke bawah, tapi.. aku menemukan sesuatu yang aneh dibawah tempat tidurku, seperti sebuah kertas.
Kuintip ke bawah dan ternyata benar dugaanku, ada secarik kertas yang berada di tempat tidurku. Aku sadar bahwa kertas itu berada di tempat itu pasca pembunuhan, karena sebelumnya, aku tidak menemukan secarik kertas, "Jangan jangan teror" gumamku dalam hati. Kubaca kertas itu.
"They"
Kertas yang berada di bawah ranjangku, yang daritadi membuatku panik akan isinya, ternyata hanya berisikan satu kata doang, "they". Benar-benar membuatku jengkel, tidak ada lagi kata-kata lain selain itu. Isi suratnya sih tidak apa-apa dan tidak membuatku panik, yang membuatku panik adalah bagaimana dia bisa masuk ke kamar hotelku? Itu yang membuatku panik.
Aku pun kemudian bergegas ke bawah, kusimpan secarik kertas tadi di tas ku. Kulihat Ben sedang tertidur pulas di sofa lobby, sedangkan Tommy, terlihat di kaca sedang merokok di area kolam renang. Ronald tidak terlihat disitu, aku pun menghampiri Tommy yang sedang merokok.
"Hei, Tommy!" sapaku
"Astaga Anna, kau membuatku kaget, jangan sapa aku dari belakang" katanya sambil tertawa
"Haha, oh ya, kemanakah Ronald?" kataku
"Dia sedang pulang ke rumahnya" kata Tommy
"Ohh, okelah kalo begitu, oh ya, Tommy, aku menemukan secarik kertas dibawah ranjangku, entah siapa, apa ahli forensik bisa mengidentifikasi typographynya?" kataku
"They, hanya itu, They...They...apa yang dia maksud, apakah dia berusaha membantu kita atau kah dia adalah pihak musuh yang ingin meneror kita?" kata Tommy sambil berpikir.
"Hmm, kita mungkin bisa membahasnya nanti perihal ini, barang kecil yang sangat berguna" kata Tommy
"Kenapa orang itu bisa masuk ke kamarku? Itulaha yang aku takuti" kataku
"Simpan dulu pertanyaanmu Anna, aku sedang berfikir, ah entahlah, semoga kita bisa menemukan benang merahnya" kata Tommy.
"Semoga..oh ya, aku ingin ke cafe hotel dulu, daritadi perutku lapar" kataku
Ya, perutku emang daritadi lapar, perutku hanya terisi secangkir kopi di pagi hari. Aku pun kemudian memutuskan untuk pergi ke cafe/tempat makan di hotel tersebut yang letaknya tidak jauh dari kolam renang.
Cafe di hotel ini terlihat seperti di acara pernikahan, berdiri beberapa stand makanan yang beroperasi di cafe itu, dan tiap stand dijaga oleh seorang pelayan ataupun koki itu sendiri. Aku mengambil beberapa makanan seperti sup ayam dan spaghetti.
Belum merasa kenyang dan masih lapar, akhirnya aku pun melihat-lihat menu makanan lain sambil berkeliling melewati beberapa stand, dan akhirnya aku pun memutuskan untuk membeli steak. Yap.
"Sir, aku ingin memesan steak daging original satu biji"
"Baiklah nyonya, harap menunggu nya yaa" kata sang koki.
Pandanganku tiba-tiba mulai terfokus pada satu benda yang sangat menarik perhatianku, yaitu pisau tumpul. Yap, aku menemukan satu buah pisau tumpul yang diletakkan di tempat pisau di stand tersebut. Pisau tumpul itu diletakkan di tempat pisau yang terdiri dari 3 pisau lancip lainnya, ya, aku cukup detail sekarang. Pisau tumpul itu tampak mencolok dibanding pisau tajam lainnya.
Dan dibenakku, aku bertanya "Mengapa seorang koki memakai pisau tumpul untuk memotong steak, padahal dia sudah mempunyai 3 pisau yang lebih tajam" itulah yang ada dibenakku, selain itu aku juga curiga karena pisau tumpul itu identik dengan psycho. Aku pun kemudian bermodus untuk memesan steak lagi agar bisa tahu lebih dalam tentang sang koki.
"Hei pak, aku ingin menambahkan pesanan steak ku jadi 2 porsi ya pak" kataku
"Oke, baiklah bu" kata koki, orang ini nampaknya kurang banyak bicara yaa.
"Hei, janganlah memanggilku dengan sebutan Bu, panggil saja aku Anna" kataku
"Oh ya, maafkan aku Anna" kata dia sambil sedikit tertawa
"Ya, aku Anna, mari kita berkenalan" kataku dengan nada sedikit bercanda agar dia lebih terbuka
"Ya Anna, panggil saja aku Darwin" katanya
Aku pun kemudian sedikit basa-basi kepada dia, yaa, aku hanya menanyakan nama nya saja, karena aku takut muncul kecurigaannya kepadaku jika aku menanyakan sesuatu yang lain.
Selesai menghabiskan makananku, aku pun kembali ke lobby dimana Ben terlihat sudah bangun dan lagi bersantai, ditemani Tommy disampingnya.
"Anna, nyenyak kah tidur mu?" kata Ben
"Lumayan, aku mendapat informasi penting" kataku
"Sebelumnya, apakah Tommy sudah memberi tahu sesuatu kepadamu?" lanjutku
"Belum, memangnya ada apa?" kata Ben sambil memandangi kami berdua dengan bingung
Aku pun menceritakan semua hal yang terjadi, dari kertas yang kutemukan di bawah ranjang, hingga koki yang kucurigai yang bernama Darwin. Ben pun antusias mendengar informasi yang telah kusampaikan.
"Itu berita yang penting, jenius Anna, ini artinya kasusnya semakin meluas" kata Ben dengan gembira.
"Theyy, Theyy, apakah yang dimaksud orang ini adalah seorang pembunuhnya? Jika ya, berarti tandanya pembunuhnya lebih dari satu orang, dan jika orang ini bermaksud seperti itu, berarti tandanya dia ada di pihak kita, tapi siapakah orang itu? Kenapa dia tidak menampakkan diri saja? Apakah orang ini mempunyai ikatan dengan 'they'?" kata Ben.
Diubah oleh claymite 16-05-2018 23:03
0