irazz1234Avatar border
TS
irazz1234
Dunia Para Monster [Zombie Apocalypse Story]
Hello kaskuser dan momod tercintah emoticon-heart

Gw mau coba share cerita yang bertema horor.
Tapi horor bukan sembarang horor. emoticon-EEK!
Horor kali ini temanya Zombie Apocalypse.
Mirip kyk resident evil, the last of us, the walking dead, dll.
Tema yg cukup jarang diulas ato dibuat threadnya di SFTH.

Apdet dirilis sesuka hati, tergantung moodnya TS emoticon-Malu
Kentang sih pasti ada, tapi gw usahain gak sampe busuk tuh kentang emoticon-Ngakak (S)

Ga perlu lama-lama dah intronya, semoga semua pada suka emoticon-Embarrassment

Selamat membaca emoticon-Blue Guy Peace

Quote:
Diubah oleh irazz1234 06-03-2019 13:55
rinnopiant
indrag057
Karimake.akuna
Karimake.akuna dan 12 lainnya memberi reputasi
13
36K
264
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
irazz1234Avatar border
TS
irazz1234
#107
Chapter 16



Seperti yang sudah diduga, bukan suatu masalah bagi Pablo untuk meyakinkan Gabriel agar menyetujui usulan Alyssa. Sampai saat ini, itu adalah gagasan terbaik yang dapat membuat semua orang merasa aman dalam satu tempat, jauh dari serangan berbahaya yang baru saja menghancurkan kota Denver dalam sekejap. Shane sangat bersemangat untuk dapat membuka tempat praktiknya yang baru, hal yang membuat Alyssa yakin bahwa Major akan bersorak kegirangan karenanya.

Profesi dokter amat sangat dicari, baik di kota besar ataupun kota kecil seperti milik Alyssa. Kuncinya adalah meyakinkan Major di kota Alyssa agar dapat menerimanya tanpa banyak menuntut syarat. Pablo yakin Gabriel akan setuju dengan ide itu karena menurutnya itu adalah cara teraman bagi semua orang untuk masuk kedalam kota tanpa meninggalkan banyak jejak. Seperti yang telah direncanakan Pablo sebelumnya, kedua truk telah selesai dimuat dan mereka siap untuk berangkat sesaat setelah matahari terbenam.

Pablo juga memiliki truk yang mirip dengan truk milik Shane, sebuah tank yang siap digunakan untuk melarikan diri ketika keadaan sudah tak lagi terkendali. Jadi dengan dua truk yang ada, membuat semuanya menjadi sangat nyaman, karena mereka tidak harus berjejal di dalam truk seperti ikan sarden kalengan. Shane dan keluarganya berangkat bersama Pablo dan Alyssa, sementara Gabriel telah terbang terlebih dahulu untuk mengamankan jalan dari kemungkinan gangguan yang akan terjadi.

Ketika matahari sudah mulai terbit, Gabriel menemukan tempat terpencil yang aman bagi mereka untuk bisa beristirahat, lalu diapun mencari tempat untuknya sendiri agar dapat beristirahat hingga matahari terbenam. Meskipun tempat yang dipilihkan oleh Gabriel termasuk aman, namun Alyssa merasa tidak nyaman berada di dalam truk. Ia pun menemukan sebuah pohon oak tua yang cukup tinggi dan dipanjatnya pohon itu. Ia memilih untuk berjaga-jaga jikalau terjadi sesuatu nantinya, dipilihnya sebuah dahan yang cukup panjang dan kuat lalu Ia pun bersender diatas sana. Pablo duduk di atas atap truknya sambil menikmati sinar matahari lalu memandang ke arah Alyssa.

"Apakah berjaga diatas pohon diperlukan?" Tanya Pablo.

"Apa kamu mau ambil resiko jika sesuatu terjadi?" Balas Alyssa.

"Baiklah kalau begitu." Kata Pablo sambil tersenyum. "Aku benci mengakuinya, tapi aku sedikit paranoid, hampir setiap waktu."

"Sedikit?" Tanya Alyssa sambil terkekeh kecil.

"Hey! Berhenti mengolok-olokku." Ucap Pablo kesal. "Tapi kamu tahu? Sifat paranoid inilah yang telah menyelamatkanku selama bertahun-tahun. Aku selalu percaya pada insting, dan insting ku ini tidak pernah salah."


"Aku juga sama." Kata Alyssa. "Aku merasa tenang jika ada seseorang yang mengawasi keadaan."

"Aku telah memasang alat pendeteksi gerakan di jalan masuk disana sebelum Gabriel pergi." Pablo memberitahukan Alyssa. "benda kecil yang ada di kantongku ini akan bergetar jika ada aktivitas di sekitar kita, tapi Gabe telah membersihkan daerah ini dari segala macam gangguan. Jika Gabe bilang kita aman, maka kita benar-benar aman. Tapi jika Gabe salah, dia akan kembali dan mengurusnya untuk kita."

"Bagaimana Gabriel bisa tahu keadaan disini?" Tanya Alyssa. "Dia bahkan tidak berada disini sekarang."

"Ahh, aku mengerti sekarang." Ucap Pablo sambil menghembuskan nafas panjang. "Gabe masih belum memberitahukannya kepadamu."

"Memberitahukan apa?" Tanya Alyssa, tidak menyukai nada bicara Pablo barusan.

"Ini semua tentang darah." Pablo mulai menjelaskan. "Biasanya vampire memangsa darah manusia dalam satu gerakan cepat, dan itulah yang tertulis dalam sejarah. Pada jaman dahulu, mereka tidak terbiasa 'makan' dari seseorang lebih dari satu kali, jadi hal itu tidak pernah diketahui hingga sekarang. Mereka pun harus menjatah makanan karena darah manusia cukup sulit ditemukan. Itulah saat dimana mereka menyadari apa yang telah terjadi. Vampire yang 'makan' dari orang yang sama dalam waktu yang relatif lama secara perlahan akan membentuk sebuah hubungan dengan orang yang memberi mereka makanan."

"Hubungan seperti apa yang kamu bicarakan?" Alyssa bertanya.

"Cara yang terbaik untuk menjelaskannya adalah hubungan psikis." Jawab Pablo. "Aku pertama kali menyadarinya setelah beberapa bulan Gabe meminum darahku. Aku bisa merasakan keberadaannya ketika dia berada disekitar ku, atau ketika ia sedang merasakan perasaan yang kuat, seperti saat ia sedang marah atau yang lainnya."

"Aku gak ngerasain apapun." Alyssa memberitahukannya.

"Kalian baru saja mulai." Ucap Pablo mengingatkannya. "Tapi aku pernah melihat pada beberapa kasus, tidak ada satupun hubungan yang terjadi. Hal ini bukanlah ilmu pasti. Kita tidak tahu apa penyebab atau pemicu hal ini hingga terjadi. Ada kemungkinan besar kamu tidak akan merasakan apapun."

"Bagaimana dengan Gabriel?" Alyssa bertanya.

"Seperti yang kubilang sebelumnya, vampire merasakan hubungan itu lebih cepat." Jawab Pablo. "Dengan kata lain, mereka merasakannya lebih awal dan lebih kuat. Jika kau sedang dalam masalah atau sedang butuh pertolongan, maka mereka akan merasakannya, meskipun jaraknya sejauh ratusan kilometer. Itulah dimana mereka akan menghentikan apapun yang sedang mereka kerjakan dan langsung terbang dengan cepat menuju kearahmu. Gabriel tidak 'makan' dari Shane atau dari salah satu keluarganya, sehingga ia tidak mengetahui apa yang waktu itu terjadi di Denver."

"Gabriel tidak meminum darah mereka," Ucap Alyssa. "Tapi mereka tahu siapa Gabriel sebenarnya?"

"Ya, benar." Jawab Pablo. "Gabe dan Shane sudah berteman sejak lama, tidak ada rahasia diantara mereka."

"Oh," Ucap Alyssa seolah tak peduli bahwa vampire juga bisa memiliki teman. Gabriel tampaknya mampu mengontrol nafsu laparnya, jadi bukan masalah baginya untuk dapat memiliki beberapa teman manusia dan bergaul dengan mereka. Ada kemungkinan bahwa Gabriel 'menyimpan' mereka sebagai cadangan makanan, tapi Alyssa pikir Gabriel tidak sejahat itu. Alyssa bisa saja salah, tapi jika Gabriel menolong Shane sama seperti vampire itu menolong dirinya, Alyssa dapat mengerti kalau Shane dan keluarganya bisa jadi merupakan cadangan makanan terakhir jika keadaan benar-benar genting.

"Gabe adalah pria yang baik." Kata Pablo, seolah dia dapat membaca pikiran gadis itu. "Vampire yang lain lah yang membuat jenis mereka memiliki reputasi yang buruk."

"Kamu pernah bertemu vampire yang lain?" Tanya Alyssa terkejut.

"Sebuah pengalaman yang buruk." Jawab Pablo. "Hampir semua vampire itu jorok, kejam, dan mereka memandangmu tanpa rasa empati sedikitpun, seperti saat kita memandang sapi. Kita adalah makanan bagi mereka, tidak lebih. Gabriel tidak pernah akrab dengan yang lainnya, diapun menolak untuk mengikuti cara hidup seorang vampire yang sebenarnya, dan sebaiknya Gabe tetap seperti itu. Sudah sejak dahulu kala dia memutuskan hubungan dengan jenisnya, bahkan jauh sebelum kiamat ini terjadi."

"Kalau aku boleh bertanya," Ucap Alyssa, sedikit melihat celah. "Apakah kamu tahu usia Gabriel yang sebenarnya?"

"Gabriel?" Tanya Pablo. "Dia cukup tua."

"Seberapa tua umurnya?" Alyssa bertanya lagi.

"Menurutku setidaknya umurnya sudah ratusan tahun." Jawab Pablo. "Aku pernah melihatnya sedang berfoto bersama Abraham Lincoln pada sebuah foto tua. Jadi dia sudah hidup cukup lama, tapi aku tidak tahu usia pastinya. Dia agak sensitif soal hal itu. Jika kamu nanti mengetahuinya tolong beritahukan kepadaku, aku juga sangat penasaran."

"Tentu saja." Kata Alyssa lalu memandang kearah lain untuk melanjutkan penjagaannya.

"Tidak akan ada apa-apa disini." Pablo memberitahukannya. "Gabriel sudah membersihkan daerah ini dari zombie dalam radius beberapa kilometer di semua penjuru arah."

"Bagaimana cara dia melakukannya?" Tanya Alyssa.

"Kamu belum pernah melihatnya mengajar zombie-zombie itu." Balas Pablo. "Vampire memiliki dua hal yang berguna untuk membasmi zombie. Pertama, mereka sangat cepat, mereka bergerak terlalu cepat hingga zombie tak dapat menyentuhnya. Lalu yang kedua adalah cakar, kuku jari vampire dapat memanjang menjadi sebuah senjata seperti pedang yang sangat tajam, dapat memenggal kepala zombie dalam waktu kurang dari satu detik. Aku pernah melihat Gabriel membantah kurang lebih dua ratus zombie hanya dalam beberapa menit saja."

"Woah..." Ucap Alyssa terkejut. "Mungkin itu caranya menyelamatkan nyawaku waktu itu. Dia membunuh semua zombie dan membawaku keluar dari toko itu."

"Kamu sangat beruntung." Kata Pablo. "Aku yakin kamu sangat ahli dalam membunuh zombie-zombie itu. Kotamu akan kehilangan petarung yang handal jika kamu ikut tewas waktu itu."

"Mereka tidak peduli." Jawab Alyssa dengan cepat. "Apalagi si Major yang menyebalkan itu."

"Itulah salah satu alasan mengapa aku menyukai rencana ini." Kata Pablo. "Tidak hanya mendapatkan tempat yang bagus untuk tempat tinggal, tapi kamu memiliki beberapa orang dikotamu yang dapat kamu percaya. Gabe dan aku akan mengawasimu, jadi kamu tidak perlu takut pada Major lagi."

"Aku tidak yakin Major akan mengijinkanmu masuk." Ucap Alyssa ragu.

"Aku yakin dia akan begitu." Ucap Pablo tidak setuju. "Aku telah bertransaksi dengan pria semacam dia seumur hidupku. Aku tahu cara mereka bekerja, dan seperti salah satu kutipan film favoritku yang terkenal; Aku akan memberinya penawaran yang tidak akan bisa dia tolak."

"Film apa itu?" Tanya Alyssa.

Pablo merespon pertanyaan Alyssa sambil memerosotkan kedua bajunya. "Aku sadar bahwa kita sedang di tengah-tengah kiamat. Tapi apakah kamu belum pernah menonton film Godfather sebelumnya?"

"Aku bercanda." Jawab Alyssa sambil tertawa. "Ayahku suka sekali film itu. Aku sudah pernah menontonnya beberapa kali."

"Kalau begitu masih ada harapan untukmu, Alyssa." Kata Pablo. "Sayang sekali ayahmu tidak ada lagi. Aku punya dirawat bahwa aku akan menyukai ayahmu."

"Aku yakin kalian berdua akan menjadi sahabat karib." Ucap Alyssa setuju. "Ayahku juga seorang pemburu yang handal. Tapi dia lebih suka berburu menggunakan busur dan panah."

"Sungguh sebuah kehilangan yang tidak akan didapatkan gantinya dalam waktu dekat." Ucap Pablo sambil menghembuskan nafas panjang.

"Apakah kita akan benar-benar menunggu disini sepanjang hari?" Tanya Alyssa.

"Sudah mulai tidak sabaran?" Pablo membalasnya.

"Kita bisa coba untuk mempercepat perjalanan ini." Usul Alyssa. "Dan jika kita nanti mendapatkan masalah di jalan, kita bisa mundur dan menunggu Gabe datang. Dia akan tahu dimana kita berada jika dia bangun nanti."

"Benar juga." Jawab Pablo, tertarik akan usul Alyssa.

"Lagi pula kenapa Gabe masih berkutat dengan mitos tentang matahari?" Tanya Alyssa. "Dia bilang padaku bahwa itu semua hanyalah akting."

"Karena itu bukanlah mitos." Jawab Pablo. "Vampire memang tidak akan meledak seperti kembang api jika terkena matahari, tapi yang pasti matahari akan melemahkannya. Tubuh mereka akan sulit bergerak pada siang hari, kecuali mereka berada di dalam ruangan dengan semua jendela tertutup rapat. Tidak akan terjadi hal yang brutal seperti yang terjadi di film-film, tapi rasanya sungguh tidak nyaman."

"Jadi, apakah kita siap untuk pergi, Pablo?" Tanya Alyssa.

"Aku akan berbicara kepada Shane, kita lihat apa yang dia pikirkan." Kata Pablo. Ia lalu turun dari atap truk dan masuk kedalam untuk berbicara dengan Shane. Sesaat kemudian ia keluar dan berjalan menuju kearah Alyssa untuk membicarakannya.

"Apa yang dia bilang?" Tanya Alyssa.

"Dia sih setuju saja, asal kita tidak mengambil tindakan yang membahayakan di jalan." Ucap Pablo menjelaskan. "Jika kita bisa mempercepat perjalanan sebelum Gabe bangun, dia bisa menyusul kita nanti, dan mungkin kita akan sampai di kotamu sebelum Gabe butuh istirahat lagi."

"Sepertinya rencananya sudah matang." Jawab Alyssa sambil tersenyum kearahnya. Dia sudah tidak sabar untuk pulang kerumahnya dan bertemu lagi dengan adiknya.
kudo.vicious
kudo.vicious memberi reputasi
3