- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Ada Cinta di Bee Talk
TS
breaking182
Ada Cinta di Bee Talk
Quote:
Ini dari cerita nyata yang beberapa tahun yang lalu pernah ku alamin, Ini juga merupakan coretan pertamaku di forum SFTH. Sekedar ingin menulis sebuah yang mungkin bagi orang yang membaca bukan hal yang wah. Akan tetapi, bagi ku kisah ini akan selalu akan di kenang. Bagi para sesepuh forum Story Of The Heart salam kenal dan mohon masukannya.Terimakasih
Quote:
ADA CINTA DI BEETALK
Diubah oleh breaking182 13-03-2018 01:43
1
14.5K
Kutip
41
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
breaking182
#23
PART 6 : PERTEMUAN KEMBALI TAMAT
Quote:
Siang itu laut selatan tampak cerah. Ombak memecah tenang di pantai Baru. Pantai Baru ini berlokasi di wilayah Dusun Ngentak, Poncosari, Srandakan, Bantul, Provinsi Yogyakarta. Burung - burung laut terbang berkelompok-kelompok dan angin bertiup membendung teriknya sinar sang surya. Belasan perahu tampak berjejer di tepi pasir. Beberapa terlihat terombang –ambing di seberang lautan. Di tepi pantai, dibawah jejeran pohon-pohon cemara yang tumbuh subur menghampar luas dari ujung timur membentang sampai ujung barat. Anak-anak ramai bermain-main.
Para penjual kelapa muda menunggu calon pembeli di depan warung kiosnya. Beberapa orang pelayan dari warumg –warumg makan yang buka nampak sibuk melayani pesanan para tamunya. Aku duduk mencangkung di atas pohon kelapa yang telah roboh di tepi pantai bawah pohon cemara besar yang melengkung seperti membentuk payung. Di sampingku seorang cewek berambut sepunggung berwarna coklat sedikit pirang duduk tenang. Anak –anak rambutnya berkibar diterjang angin laut yang bertiup kencang. Sesekali di sibakkan rambut yang menutupi wajahnya yang manis. Di pangkuannya kelapa muda warna hijau yang telah dipangkas ujungnya. Menyisakan sedikit air di dalamnya.
“ Selama ini kamu kemana saja kak?”
Cewek itu bertanya lirih kepadaku. Pandangannya tidak lepas dari gulungan ombak yang membelai bibir pantai. Kemudian menyisakan buih yang langsung menghilang di sengat cahaya mentari.
“ Seperti biasa, ngerjain apa yang bisa di kerjain. Usaha jualan on line ku juga masih jalan. Beberapa kali coba ujian CPNS tidak ada yang lolos “.
Ujarku kecut.
“ Kamu sendiri kegiatan mu apa Fa?”
Gadis di sebelahku ini Ifa. Aku kenal lewat socmed, BeeTalk. Hampir dua tahun kita tidak saling ketemu ataupun komunikasi. Benar –benar lost contact.
“ Kau tidak bosan kak? Hidup mu cuma begitu –begitu saja. Sudah gak mau move on dari zona nyaman?”
Aku terdiam. Aku pandangi wajahnya yang pernah aku kagumi itu. Ingin sekali aku belai pipinya yang memerah. Tapi aku urungkan. Sekarang keadaannya telah berbeda. Aku sudah ada seseorang yang dengan setia menunggu ku pulang.
Aku mendesah...menarik nafas panjang.
“ Dulu aku sempat ingin punya usaha, sewa kios atau tempat terus berjualan”.
“ Nah ....kenapa itu tidak dilaksanakan?”
Ifa memotong perkataan ku.
“ Modalnya besar...” aku menukasnya.
Gadis itu beringsut mendekatkan badannya ke badan ku. Lalu kepalanya setengah di senderkan di bahu ku.
“ Kamu rugi kak, dua tahun yang lalu kamu seperti ini. Sekarang dua tahun telah berlalu kamu masih seperti ini –ini saja. Tidak ada kemajuan “.
Memang benar semua perkataannya. Aku jalan di tempat dan tidak maju –maju. Entah kenapa saat itu aku tidak punya nyali untuk lari dari zona nyaman ku. Ku pandangi wajahnya yang masih tersandar di bahu ku. Pikiran ku terbang ke dua tahun yang silam. Saat ego masa muda masih kuat berkecamuk. Sebenarnya kita berdua sama –sama punya perasaan satu sama lain. Hanya karena gengsi dan egois yang tinggi. Perasaan itu dengan kejam kita bunuh.
Hingga dua tahun benar –benar hilang dari peredaran. Hingga pada suatu siang ......
Para penjual kelapa muda menunggu calon pembeli di depan warung kiosnya. Beberapa orang pelayan dari warumg –warumg makan yang buka nampak sibuk melayani pesanan para tamunya. Aku duduk mencangkung di atas pohon kelapa yang telah roboh di tepi pantai bawah pohon cemara besar yang melengkung seperti membentuk payung. Di sampingku seorang cewek berambut sepunggung berwarna coklat sedikit pirang duduk tenang. Anak –anak rambutnya berkibar diterjang angin laut yang bertiup kencang. Sesekali di sibakkan rambut yang menutupi wajahnya yang manis. Di pangkuannya kelapa muda warna hijau yang telah dipangkas ujungnya. Menyisakan sedikit air di dalamnya.
“ Selama ini kamu kemana saja kak?”
Cewek itu bertanya lirih kepadaku. Pandangannya tidak lepas dari gulungan ombak yang membelai bibir pantai. Kemudian menyisakan buih yang langsung menghilang di sengat cahaya mentari.
“ Seperti biasa, ngerjain apa yang bisa di kerjain. Usaha jualan on line ku juga masih jalan. Beberapa kali coba ujian CPNS tidak ada yang lolos “.
Ujarku kecut.
“ Kamu sendiri kegiatan mu apa Fa?”
Gadis di sebelahku ini Ifa. Aku kenal lewat socmed, BeeTalk. Hampir dua tahun kita tidak saling ketemu ataupun komunikasi. Benar –benar lost contact.
“ Kau tidak bosan kak? Hidup mu cuma begitu –begitu saja. Sudah gak mau move on dari zona nyaman?”
Aku terdiam. Aku pandangi wajahnya yang pernah aku kagumi itu. Ingin sekali aku belai pipinya yang memerah. Tapi aku urungkan. Sekarang keadaannya telah berbeda. Aku sudah ada seseorang yang dengan setia menunggu ku pulang.
Aku mendesah...menarik nafas panjang.
“ Dulu aku sempat ingin punya usaha, sewa kios atau tempat terus berjualan”.
“ Nah ....kenapa itu tidak dilaksanakan?”
Ifa memotong perkataan ku.
“ Modalnya besar...” aku menukasnya.
Gadis itu beringsut mendekatkan badannya ke badan ku. Lalu kepalanya setengah di senderkan di bahu ku.
“ Kamu rugi kak, dua tahun yang lalu kamu seperti ini. Sekarang dua tahun telah berlalu kamu masih seperti ini –ini saja. Tidak ada kemajuan “.
Memang benar semua perkataannya. Aku jalan di tempat dan tidak maju –maju. Entah kenapa saat itu aku tidak punya nyali untuk lari dari zona nyaman ku. Ku pandangi wajahnya yang masih tersandar di bahu ku. Pikiran ku terbang ke dua tahun yang silam. Saat ego masa muda masih kuat berkecamuk. Sebenarnya kita berdua sama –sama punya perasaan satu sama lain. Hanya karena gengsi dan egois yang tinggi. Perasaan itu dengan kejam kita bunuh.
Hingga dua tahun benar –benar hilang dari peredaran. Hingga pada suatu siang ......
Quote:
Aku menggeliat beberapa kali lalu turun dari tempat tidur. Setelah meneguk air putih dari dalam sebuah gelas yang terletak di samping ranjang. Setengah terhuyung –huyung aku duduk di depan meja komputer. Ku gerak –gerakan mouse berwarna merah itu. Seketika layar monitor menyala. Sebuah laman fecebook telah terpampang dengan jelas. Aku perhatikan ada satu inbox yang baru.
Aku bertanya –tanya.
“ Tumben ada inbox masuk?”
Belakangan ini facebook ku hanya sekedar untuk mencari berita tentang sepakbola Indonesia di suatu grup yang bernama You Need Me. Hanya saja belakangan grup itu hanya jadi ajang ledek ledekan suporter Persija vs suporter Persib Bandung.
Segera aku buka kotak inbox di facebook ku. Ifa Sanfi.....
Mata ku yang tadi ngantuk terbuka. Aku ucek –ucek mataku.
Lalu aku klik untuk mebuka inbox.
Disitu tertera susunan angka di kombinasi dengan huruf.
Di bawahnya tertulis..
Ini pin ku. Hubungi aku jika kau tidak sibuk.
Terburu –buru aku masukkan pin blackberry masengasr itu ke aplikasi BBM ku.
Tidak berapa lama kemudian. Terdengar notif dari hp ku. Ifa..bisikku lirih
Tidak berapa lama. Hp ku bergetar...
PING!PING!
Aku lihat pengirimnya..Ifa
“ Lalu aku balas..ada apa Fa?Lama kau tidak ada kabar?Tumben kau kasih aku pin mu. Padahal dulu sampai mati aku minta gak pernah kamu kasih juga “.
“ Berisik..masih saja kamu rewel kaya kakek - kakek “.
Masih sama dengan dulu. Menyebalkan.
Aku hanya tersenyum memandang hp yang ada di genggaman tangan ku. Aku lihat chat BBM ku terlihat Ifa sedang mengetik pesan....
“ Ayo kak, kita jalan. Bukannya kau ingin mengajak aku melewati jalan favorit mu itu?”
Hati ku bimbang. Situasinya sudah beda sekarang. Aku sekarang sudah tidak sendiri. Ada seseorang wanita yang akan aku nikahi tahun depan. Hanya saja aku tidak bisa membohongi hati ku sendiri. Rasa itu masih ada untuk Ifa...masih ada. Meskipun hanya seujung kuku.
Aku bertanya –tanya.
“ Tumben ada inbox masuk?”
Belakangan ini facebook ku hanya sekedar untuk mencari berita tentang sepakbola Indonesia di suatu grup yang bernama You Need Me. Hanya saja belakangan grup itu hanya jadi ajang ledek ledekan suporter Persija vs suporter Persib Bandung.
Segera aku buka kotak inbox di facebook ku. Ifa Sanfi.....
Mata ku yang tadi ngantuk terbuka. Aku ucek –ucek mataku.
Lalu aku klik untuk mebuka inbox.
Disitu tertera susunan angka di kombinasi dengan huruf.
Di bawahnya tertulis..
Ini pin ku. Hubungi aku jika kau tidak sibuk.
Terburu –buru aku masukkan pin blackberry masengasr itu ke aplikasi BBM ku.
Tidak berapa lama kemudian. Terdengar notif dari hp ku. Ifa..bisikku lirih
Tidak berapa lama. Hp ku bergetar...
PING!PING!
Aku lihat pengirimnya..Ifa
“ Lalu aku balas..ada apa Fa?Lama kau tidak ada kabar?Tumben kau kasih aku pin mu. Padahal dulu sampai mati aku minta gak pernah kamu kasih juga “.
“ Berisik..masih saja kamu rewel kaya kakek - kakek “.
Masih sama dengan dulu. Menyebalkan.
Aku hanya tersenyum memandang hp yang ada di genggaman tangan ku. Aku lihat chat BBM ku terlihat Ifa sedang mengetik pesan....
“ Ayo kak, kita jalan. Bukannya kau ingin mengajak aku melewati jalan favorit mu itu?”
Hati ku bimbang. Situasinya sudah beda sekarang. Aku sekarang sudah tidak sendiri. Ada seseorang wanita yang akan aku nikahi tahun depan. Hanya saja aku tidak bisa membohongi hati ku sendiri. Rasa itu masih ada untuk Ifa...masih ada. Meskipun hanya seujung kuku.
Quote:
Pagi itu matahari sudah mulai terik meskipun masih sekitar jam setengah sembilan. Mobil Daihatsu Charade hitam ku melaju membelah jalanan kota Jogja yang relatif lengang. Tidak begitu lama berkendara. Aku arahkan masuk ke jalan kecil di daerah perumahan. Di bawah pohon pisang mobil itu aku tepikan. Aku turun. Berjalan ke sebuah gang kecil. Cardigan hitam yang aku kenakan sudah mulai basah bagian punggung terkena keringat. Aku berdiri di depan pintu gerbang besi seringgi dua meter lebih. Gembok dan rantai besar terlihat melilit engsel pintu.
“ Fa ... aku sudah di depan pintu gerbang “.
Aku kirim blackberry masengasr. Tidak lama kemudian. Sesosok cewek nongol di balkon lantai dua.
“ Bentar kak... aku pake bedak dulu. Tunggu sebentar “.
Gadis itu berambut coklat panjang ikal. Sambil nyengir dia masuk lagi ke dalam kamarnya yang ada di lantai dua. Tidak sampai sepuluh menit. Cewek tadi telah sampai di depan gerbang. Masih seperti dulu. Rambut coklat tergerai sepunggung. Lipstick merah tipis menghiasi bibirnya yang tipis kecil. Sementara badannya yang langsing terbalut dress warna merah marun. Serasa aku terbang di masa dua tahun yang lalu.
“ Oi...kenapa bengong?”
Aku tergagap
“ Enggak.. kamu masih sama seperti dulu. Aroma tubuh mu pun masih sama”.
“ Yaelah ... aroma tubuh. Ini parfum ku gak pernah ganti keleeus”.
“ Yuk ah, berangkat... aku pengen makan sate di Imogiri yang dulu selalu kau janjikan itu”.
Aku nyengir sambil mengangkat alisku.
Ifa mendorong tubuh ku untuk segera berlalu dari tempat itu.
“ Fa ... aku sudah di depan pintu gerbang “.
Aku kirim blackberry masengasr. Tidak lama kemudian. Sesosok cewek nongol di balkon lantai dua.
“ Bentar kak... aku pake bedak dulu. Tunggu sebentar “.
Gadis itu berambut coklat panjang ikal. Sambil nyengir dia masuk lagi ke dalam kamarnya yang ada di lantai dua. Tidak sampai sepuluh menit. Cewek tadi telah sampai di depan gerbang. Masih seperti dulu. Rambut coklat tergerai sepunggung. Lipstick merah tipis menghiasi bibirnya yang tipis kecil. Sementara badannya yang langsing terbalut dress warna merah marun. Serasa aku terbang di masa dua tahun yang lalu.
“ Oi...kenapa bengong?”
Aku tergagap
“ Enggak.. kamu masih sama seperti dulu. Aroma tubuh mu pun masih sama”.
“ Yaelah ... aroma tubuh. Ini parfum ku gak pernah ganti keleeus”.
“ Yuk ah, berangkat... aku pengen makan sate di Imogiri yang dulu selalu kau janjikan itu”.
Aku nyengir sambil mengangkat alisku.
Ifa mendorong tubuh ku untuk segera berlalu dari tempat itu.
Quote:
Mobil hitam ku melaju meninggalkan kota Jogja, menyebrangi ring road selatan terus saja melaju lurus ke selatan. Aku duduk di belakang kemudi. Ifa duduk di samping ku. Sambil mainan i phone 5 miliknya.
“ Sepi banget sih kak...ini tape bisa nyala?”
“ Bisa..jangan ngeledek meski mobil tua. Fiturnya masih bisa nyala semua “.
Ifa kemudian merogoh tas kecil merah yang ada di pangkuannya. Di keluarkannya flashdisk berwarna putih. Dicolokkan ke tape yang aku pasang di dashboard. Wajahnya tampak serius memilih menu lagu –lagu mana saja yang akan didengarkan. Sebuah lagu dari Mytha Lestari salah satu jebolan ajang pencarian bakat di tivi mengalun pelan.
kamu berbohong aku pun percaya
kamu lukai ku tak peduli
coba kau pikir dimana ada cinta seperti ini
kau tinggalkan aku ku tetap di sini
kau dengan yang lain ku tetap setia
tak usah tanyakan apa aku cuma punya hati
aku cuma punya hati
“ Kamu lagi patah hati Fa?”
Tanyaku berseloroh
“ Mulai lagi kan penyakitnya kepo...”
Ifa menjawab sembari bibirnya di monyongkan.
Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya itu.
“ Sepi banget sih kak...ini tape bisa nyala?”
“ Bisa..jangan ngeledek meski mobil tua. Fiturnya masih bisa nyala semua “.
Ifa kemudian merogoh tas kecil merah yang ada di pangkuannya. Di keluarkannya flashdisk berwarna putih. Dicolokkan ke tape yang aku pasang di dashboard. Wajahnya tampak serius memilih menu lagu –lagu mana saja yang akan didengarkan. Sebuah lagu dari Mytha Lestari salah satu jebolan ajang pencarian bakat di tivi mengalun pelan.
kamu berbohong aku pun percaya
kamu lukai ku tak peduli
coba kau pikir dimana ada cinta seperti ini
kau tinggalkan aku ku tetap di sini
kau dengan yang lain ku tetap setia
tak usah tanyakan apa aku cuma punya hati
aku cuma punya hati
“ Kamu lagi patah hati Fa?”
Tanyaku berseloroh
“ Mulai lagi kan penyakitnya kepo...”
Ifa menjawab sembari bibirnya di monyongkan.
Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya itu.
Quote:
Warung sate Mbak Bela bisa dikategorikan warung kecil dengan bentuk bangunan dan perabotan yang sangat biasa. Bahkan, cenderung lusuh. Tapi tamunya selalu penuh dari pagi sampai malam. Lezat makanannya terkenal sampai ke mana-mana. Bahkan, menurut sumber yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya mantan Presiden Amerika Barack Obama waktu nyunatin anak bontotnya pesen catering di tempat Mbak Bela.
Siang itu banyak orang bersantap di sana. Para pengunjung begitu selesai makan cepa-cepat membayar dan pergi. Beberapa masih ada yang mengobrol sekedar menghabiskan minuman –minuman yang mereka makan. Aku duduk di tengah pada sebuah kursi panjang. Ifa duduk di depan ku. Di depan kami telah tersaji sate kambing. Aroma daging terbakar, bercampur dengan kecap dan merica berbaur jadi satu.
Sambil menyantap sate itu. Aku sedikit membuka pembicaraan.
“ Habis ini mau pulang?”
“ Terserah saja kak, mau pulang ayo. Mau maen ya ayo. Aku sih ngikut saja”.
Aku bingung mau menghabiskan waktu dimana. Akhirnya...
“ Ya sudah kita maen ke pantai di daerah Bantul. Ada pantai Baru disana. Katanya pemandangannya bagus “.
“ Aku ngikut saja kak..mau di bawa kemana juga ..ayo..”
Aku hanya mengangguk pasrah. Dalam hati aku bertanya – tanya ini cewek tiba –tiba jadi pasrah banget.
Jalan menuju pantai baru bisa dikatakan sangat menyenangkan. Jalan beraspal halus dengan kanan kiri area persawahanan, kebun –kebun melon, timun dan sayur -sayuran. Menghampar menguning karena sudah memasuki musim panen. Memasuki kawasan pantai hawa laut bercampur dengan uap air terbawa sampai ke kulit. Sayup –sayup debur ombak terdengar di telinga. Kecepatan mobil aku kurangi. Kini mobil itu melaju pelan. Di kanan kiri menghampar pohon cemara dan beberapa pandan laut terhampar di pasir hitam. Cuacanya pun sangat bersahabat. Langit membiru cerah.
“ Aku suka jalan ini. Tidak bosan –bosannya melewati jalan ini. Jalannya bagus dengan pemandangan yang tidak ada di kota “.
Ifa hanya mengangguk saja. Telinganya telah tersumpal headset dari i phone 5 miliknya. Tangannya tiba –tiba memegang tangan ku. Aku agak terkejut. Tetapi, aku diam kan saja. Gadis itu menoleh ke arah ku. Lama kita berdua berpandang –pandangan tanpa berkata –kata. Entah apa yang aku rasakan saat itu.
Siang itu banyak orang bersantap di sana. Para pengunjung begitu selesai makan cepa-cepat membayar dan pergi. Beberapa masih ada yang mengobrol sekedar menghabiskan minuman –minuman yang mereka makan. Aku duduk di tengah pada sebuah kursi panjang. Ifa duduk di depan ku. Di depan kami telah tersaji sate kambing. Aroma daging terbakar, bercampur dengan kecap dan merica berbaur jadi satu.
Sambil menyantap sate itu. Aku sedikit membuka pembicaraan.
“ Habis ini mau pulang?”
“ Terserah saja kak, mau pulang ayo. Mau maen ya ayo. Aku sih ngikut saja”.
Aku bingung mau menghabiskan waktu dimana. Akhirnya...
“ Ya sudah kita maen ke pantai di daerah Bantul. Ada pantai Baru disana. Katanya pemandangannya bagus “.
“ Aku ngikut saja kak..mau di bawa kemana juga ..ayo..”
Aku hanya mengangguk pasrah. Dalam hati aku bertanya – tanya ini cewek tiba –tiba jadi pasrah banget.
Jalan menuju pantai baru bisa dikatakan sangat menyenangkan. Jalan beraspal halus dengan kanan kiri area persawahanan, kebun –kebun melon, timun dan sayur -sayuran. Menghampar menguning karena sudah memasuki musim panen. Memasuki kawasan pantai hawa laut bercampur dengan uap air terbawa sampai ke kulit. Sayup –sayup debur ombak terdengar di telinga. Kecepatan mobil aku kurangi. Kini mobil itu melaju pelan. Di kanan kiri menghampar pohon cemara dan beberapa pandan laut terhampar di pasir hitam. Cuacanya pun sangat bersahabat. Langit membiru cerah.
“ Aku suka jalan ini. Tidak bosan –bosannya melewati jalan ini. Jalannya bagus dengan pemandangan yang tidak ada di kota “.
Ifa hanya mengangguk saja. Telinganya telah tersumpal headset dari i phone 5 miliknya. Tangannya tiba –tiba memegang tangan ku. Aku agak terkejut. Tetapi, aku diam kan saja. Gadis itu menoleh ke arah ku. Lama kita berdua berpandang –pandangan tanpa berkata –kata. Entah apa yang aku rasakan saat itu.
Quote:
Lamunan ku buyar saat tangan halus itu menyentuh lembut pipi ku.
“ Kak ...jangan bengong dong. Lihat noh, udah mau sore”.
“ Oh iya...jadi kita pulang nih?”
“ Bentaran...mau lihat sunset dulu”.
Aku tertawa.
“ Sunset di sini beda sama di Bali”.
“ Biarin ....bodo amat. Matahari tenggelam dimana –mana juga sama “.
Ifa berlari ke arah tepi pantai. Ombak menjilat kakinya yang telanjang tanpa alas.
Aku hanya tersenyum mengangkat bahu..
“ Serah lu dah....”
“ Kak ...jangan bengong dong. Lihat noh, udah mau sore”.
“ Oh iya...jadi kita pulang nih?”
“ Bentaran...mau lihat sunset dulu”.
Aku tertawa.
“ Sunset di sini beda sama di Bali”.
“ Biarin ....bodo amat. Matahari tenggelam dimana –mana juga sama “.
Ifa berlari ke arah tepi pantai. Ombak menjilat kakinya yang telanjang tanpa alas.
Aku hanya tersenyum mengangkat bahu..
“ Serah lu dah....”
Quote:
Hari itu kita habiskan waktu seharian bersama. Akan tetapi, entah mengapa perasaan ku tidak sehepi dulu. Iya..seneng bisa ketemu lagi,bisa ngobrol lagi..hanya saja mungkin karena hati ku sudah milik orang lain sehingga ada sedikit hal yang seperti mengganjal. Sore telah menjelang. Sebentar lagi malam akan tiba mengganti siang. Sepanjang jalan Bantul lampu –lampu jalan sudah menyala berkelip –kelip. Ifa duduk di samping ku setengah bersender.
“ Hari ini seharian kita bersama..perasaan mu gimana kak? Seneng?”
Aku terkejut....setelah berhasil menguasai diri.
“ Ya..seneng. Kita bisa ketemu lagi”.
“ Kamu udah punya cewek kak. Punya pacar?”
Pertanyaan ini yang paling membuatku gelegapan. Bingung mau jawab apa?
Kalau aku jawab sudah aku yakin dia akan kecewa. Kalau aku jawab belum?! Berarti aku tidak menganggap yang ada di sana. Benar –benar pertanyaan yang membingungkan.
“ Gak jawab kak?! Aku..simpulkan belum “.
Ifa menjawab pertanyaannya sendiri. Aku hanya tersenyum hambar...........
“ Hari ini seharian kita bersama..perasaan mu gimana kak? Seneng?”
Aku terkejut....setelah berhasil menguasai diri.
“ Ya..seneng. Kita bisa ketemu lagi”.
“ Kamu udah punya cewek kak. Punya pacar?”
Pertanyaan ini yang paling membuatku gelegapan. Bingung mau jawab apa?
Kalau aku jawab sudah aku yakin dia akan kecewa. Kalau aku jawab belum?! Berarti aku tidak menganggap yang ada di sana. Benar –benar pertanyaan yang membingungkan.
“ Gak jawab kak?! Aku..simpulkan belum “.
Ifa menjawab pertanyaannya sendiri. Aku hanya tersenyum hambar...........
Diubah oleh breaking182 13-03-2018 01:11
0
Kutip
Balas
Tutup