URBAN LEGEND PANTAI TRISIK 1990

Beranda
Komunitas
Story
Stories from the Heart
URBAN LEGEND PANTAI TRISIK 1990

breaking182

12-02-2018 07:22

URBAN LEGEND : PANTAI TRISIK 1990

Quote:

INDEX URBAN LEGEND PANTAI TRISIK 1990

Quote:

PART 1 : PROLOG
PART 2 : BENCANA DI ATAS LAUTAN
PART 3 : ISTANA PANTAI SELATAN
PART 4 : KEMBALI KE DARATAN
PART 5 : DI AMBANG KEMATIAN
PART 6 : MANUSIA TERPILIH

SERIES BARU
MUTILASI

EPISODE 1 : MAYAT TERPOTONG DI HUTAN JATI
EPISODE 2 : EVAKUASI
EPISODE 3 : SANG DALANG
EPISODE 4 : KASIH TAK SAMPAI
EPISODE 5 : PENYUSUP
EPISODE 6 : LOLOS DARI MAUT
EPISODE 7 : DUKA TERDALAM
EPISODE 8 : PEMBUNUHNYA ADALAH ....
EPISODE 9 : PENYERGAPAN
CREDIT SCENE
TAMAT

SERIES BARU
MAHKLUK DARI SEBERANG ZAMAN

EPISODE 1 : SRITI WANGI
EPISODE 2 : PANGKAL BENCANA
EPISODE 3 : MAYAT DI DALAM PETI
EPISODE 4 : KECELAKAAN MAUT
EPISODE 5 : SANG DEWI
EPISODE 6 : KORBAN BERJATUHAN
EPISODE 7 : PENODONGAN DI MALIOBORO
EPISODE 8 : PENYERGAPAN DI BUKIT BINTANG
EPISODE 9 : K.O
EPISODE 10 : PETUNJUK?!
EPISODE 11 : KI AGENG BRAJAGUNA
EPISODE 12 : PERTEMPURAN TERAKHIR
STORY BRIDGE

TAMAT

KUMPULAN CERPEN HORROR

INDEX

STORY 1 : MAS, BUKA MAS..BUKA...

horror

Diubah oleh breaking182 07-05-2018 06:16

rokendo dan 40 lainnya memberi reputasi

252.2K

Kutip

809

Balasan

Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru

Tampilkan semua post

breaking182

11-03-2018 13:20

#310

Credit Scene

Spoiler for "READ ME : TWIST STORY":

Tumpukan – tumpukan gelondongan pohon jati memenuhi halaman luas bangunan besar itu. Bau aroma kayu basah tercium sampai di sudut –sudut ruangan. Deretan alat pemotong kayu berbaris rapi di sepanjang ruangan. Para berkerja berlalu lalang sibuk dengan pekerjaannya masing –masing. Serbuk kayu setebal hampir satu jengkal menutupi lantai. Di beberapa tempat membukit serbuk kayu menyerupai gunung kecil. Di bagian belakang pabrik itu. Di suatu ruangan yang letaknya terpisah dari ruang produksi.

Seorang lelaki berpakaian rapi dengan jas biru duduk di belakang meja. Dasi motif polkadot melilit erat di lehernya. Wajahnya yang kotak, beralis tebal membentuk seperti mata parang, rahangnya menonjol tampak kukuh serta bibir yang tebal berwarna agak merah kehitaman.Kalau dilihat dari cara berpakaian dan penampilannya sudah tentu dia seorang direktur atau seseorang yang penting di perusahaan itu. Di atas mejanya terdapat papan kayu yang tepinya diukir indah sebagai bingkai. Tertulis nama “ PARLIN“.

“ Manto...”

Orang yang duduk di belakang meja itu memanggil seseorang.

Tidak lama kemudian seorang lelaki berumur sekitar empat puluh tahunan berbadan gemuk dan pendek keluar dari balik pintu.

“ Ada yang bisa saya bantu Tuan?”

Orang pendek gemuk yang bernama Manto itu menunduk hormat.

“ Tolong kau panggilkan Pak Hartono kesini. Aku ada sedikit urusan dengan orang itu”.

“ Iya Tuan, baik akan saya panggilkan”.

Manto kemudian meninggalkan ruangan itu. Setelah mengangguk hormat.

Sepeninggal Manto. Lelaki berpakain rapi itu meraih gagang telpon yang berada di atas meja. Jari –jarinya memutar sejumlah nomor yang akan dituju. Nada tunggu terdengar dari seberang telepon. Tidak lama kemudian terdengar suara sahutan dari seberang telepon. Suara seorang perempuan.

“ Halo...”

“ Bagaimana? Rencana ke dua sudah bisa di jalankan? Tumbal pertama telah aku persembahkan malam tadi. Selanjutnya.....tumbal ke dua”.

“ Adik tiri mu sudah masuk di perusahaan ku. Rencana mu dan rencana ku mulai sekarang bisa di mulai. Tetapi jangan buru –buru. Tahan nafsu mu, masih butuh sedikit waktu agar rencana ini berjalan dengan baik tidak mencolok dan terkesan wajar “.

“ Aku serahkan urusan di Wonosari kepadamu. Tugas ku telah selesai memasukkan anak itu ke kandang buaya..”

Suara perempuan di seberang telpon menyahuti.

“ Bagus...sampai nanti”.

Lelaki berpakain rapi itu menutup gagang telepon. Tersenyum aneh. Terdengar senandung tidak menentu yang keluar dari mulutnya.

Diubah oleh breaking182 11-03-2018 13:26

knoopy dan xfirdhaus memberi reputasi

Kutip

Balas