Masyarakat indonesia, khususnya orang Jawa, tidak mengenal pencatatan tanggal lahir secara presisi. Selama beratus-ratus tahun, tidak dikenal budaya ulang tahun di Indonesia. Hingga Belanda datang dan melakukan invasi pemerintahan, ekonomi dan budaya. Untuk mempermudah administrasi, Belanda mewajibkan setiap rakyat di tanah jajahannya memiliki kartu pengenal, Passenstelsel. Nah, dari situ mulailah pencatatan tanggal lahir secara tepat.

Mengenai acara makan-makan,

Seperti Bangsawan Eropa pada umumnya, Bangsawan Belanda suka melakukan jamuan makan malam dan pesta dansa hingga bermalam-malam di negeri asli mereka. Budaya ini juga dibawa ke indonesia, tanah jajahannya.

Para pembesar Belanda dalam jamuan pesta ulang tahunnya, tak lupa turut mengundang para Bangsawan Jawa dan Saudagar Cina. Sedikit demi sedikit, budaya ini mulai tertular ke bangsawan Jawa dan Saudagar Cina. Seperti efek domino, ketika para sultan, regent, wedana dan para pangeran jawa mengadakan jamuan besar-besaran, mereka mengundang priyayi dan saudagar yang secara kasta ada dibawah mereka. Kebudayaan ini akhirnya terus berlanjut hingga Indonesia merdeka, dan masih terbawa sampai era modern ini.

Mulai dari Gubernur Jendral yang mengadakan acara jamuan makan malam dan pesta dansa di Paleis van Daendels, atau Kaum kaya raya Belanda yang mengadakan pesta ulang tahun di Weltevreden, hingga anak SMA yang minta temennya traktiran di KFC. Itulah hikayat traktiran ulang tahun di Indonesia.

-Credit-
berkahdalem