Back to story again...




Waktu itu gua lihat Fanny memeluk si baik itu dengan erat, disitu gua hanya meratap kenapa cewek yang gua sayang beralih tempat ke yang lain.

Apa salah gua?

Disaat itu pula A yoga terus menarik tubuh gua menjauh dari tempat itu supaya gua jauh dari jangkauan orang ramai

Gua pun berjalan di bantu oleh Siska yang kebetulan ada tiba-tiba, karena setau gua sebelum gua berulah dia itu sedang mengejar Silvia yang entah kabur kemana

Dan akhirnya gua sampai di tempat parkir mobilnya Siska, gua pun disuruh masuk kedalam mobil karena Siska dan A yoga akan pergi sebentar entah kemana.

Saat gua buka pintu mobil Siska tiba-tiba...



Gua bingung, bener-bener bingung nih anak berubahnya cepet amat. Perasaan tadi dia baik-baik aja ga ngomel² kenapa jadi begini.

Gua pun tidak memperdulikan omongan Silvia, gua tutup pintu mobil bagian belakang dan pindah ke bagian depan.

Tapi saat gua mau pindah tempat duduk tangan gua di tahan oleh Silvia.



Entah benar atau enggak waktu dia ngomong khawatir sama gua, soalnya waktu itu dia ngomongnya pelan jadi gua ga begitu denger dengan jelas.

Lanjut...

Gua pun kembali lagi ke tempat duduk bagian belakang, gua pun di suruh masuk duluan dan Silvia mengikuti setelahnya.

Setelah masuk gua dan Silvia tidak sama sekali mengobrol sedikit pun karena gua juga lagi males ngobrol gua coba untuk memejamkan mata supaya gua tertidur.

Belum lama gua memejamkan mata tiba-tiba kepala Silvia bersandar di bahu gua dan tangannya memegang erat tangan gua.

Bukannya gua seneng atau apa tapi gua merasa aneh ni anak cepet banget berubahnya kadang baik kadang jadi monster

Gua tetap pura-pura tertidur supaya gua tau maksud dari Silvia itu apa

Di saat gua pura-pura tertidur tiba-tiba

Cup...

Pipi gua dicium olehnya dan dia berkata.



Gua pun yang penasaran akan ucapan Silvia terbangun



Hampir 30 menit Silvia menceritakan semuanya di mobil Siska dan gua yang udah ga peduli lagi dengan Fanny merasa bodo amat dan ga ngurus lagi gus cuman menganggukan kepala aja.



Gua pun tertawa terbahak-bahak melihat Silvia yang malu-malu karena tidak mau mengakui apa yang di ucapkan tadi, gua pun masih belum bisa berhenti tertawa dan akhirnya Silvia pun memukul perut gua lumayan kencang.



Gua pun berniat dengan berpura-pura kesakitan akibat perut gua di pukul oleh Silvia, supaya tau kalo dia peduli sama gua, tapi saat itu gua tidak lupa merekam lewat perekam suara dari hp gua yang ada di kantong.



Gua terus berakting kesakitan supaya dia bener-bener percaya kalau gua sakit beneran karena dipukul oleh dia

Gua terus memegang perut sambil berakting batuk terus²an gak berhenti-henti.

Disitu gua liat Silvia agak mulai panik.

Gua yang mau tau sekhawatir apa Silvia sama gua, gua terus berakting yang lebih real lagi

Gua keluar dari mobil dan berjalan kearah tempat duduk di dekat parkiran mobil dan kebetulan juga disitu ada saos sambal di tempat duduk tersebut gua yang kepikiran langsung membukanya dan mengolesi di tangan gua dan gua yang tidak lupa menyalakan perekam suara untuk membuktikan ke Silvia supaya dia jujur kalau dia memang khawatir dengan gua.

Saat gua sedang mengolesi saos sambal di tangan tiba-tiba A Yoga datang...



Gua menjelaskan semua rencana gua ke A Yoga, dari awal dan sampai ke titik akhirnya dan dia pun paham.

A Yoga pun berlari menuju mobil untuk menjalankan rencana yang gua kasih dan tidak lama Silvia pun keluar dan berlari menuju gua dan A Yoga pun mengikutinya



Rencana gua berhasil, akting gua pun akhirnya sukses dan membuat Silvia percaya, gak lupa juga aktingnya A Yoga yang lumayan yang cukup membantu rencana gua buat ngerjain Silvia lagi..