Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)


Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..

Prolog

Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..

Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)

SIDE STORIES

Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 13:23
sampeuk
fandiekobudi792
ho0978403934932
ho0978403934932 dan 124 lainnya memberi reputasi
119
2.1M
8K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
#2790

Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...

Sebelum menuruti perintah Nyi Mas Galuh Pandita, benak gw sempat mengingat kejadian saat pertama kali bertemu Rambe Lantak.. Jin itu juga menguasai Ajian Malih Sukma Raga tingkat sempurna dan menyamar sebagai Sekar.. Lalu, bagaimana jika sosok Nyi Mas Galuh Pandita yang ada di dekat gw ini, bukan lah sosok yang asli..

Sempat gw terdiam memikirkan dengan cara apa gw bisa mengetahui bahwa sosok yang mengajak untuk menemui Rambe Lantak, adalah sosok asli Nyi Mas Galuh Pandita..

Mendadak, senyuman sumringah terbit diwajah gw begitu ingat akan lengan Rambe Lantak yang meniru Sekar terluka, saat gw pegang dengan telapak tangan kanan yang berisi Kitab Langit Bagian Matahari.. Lewat cara itu, gw bisa mengetahui apakah Nyi Mas Galuh Pandita yang ada disebelah adalah sosok isteri Ki Suta yang asli..

Tanpa pikir panjang, gw langsung berputar dan melayangkan telapak tangan kanan hendak mencengkram lengan atas Nyi Mas Galuh Pandita.. Namun, siapa sangka sosok jin cantik itu malah berputar ke arah gw.. Lalu, tahu-tahu cengkraman telapak tangan gw menjadi salah sasaran dan mencengkram buah dada sebelah kanan Nyi Mas Galuh Pandita..

Kedua mata gw terbelalak menyadari kesalahan fatal yang telah gw lakukan.. Sejenak, gw memberanikan diri menatap wajah isterinya Ki Suta, meski masih dengan telapak tangan memegang buah dadanya..

GLEKK..

Gw menelan ludah melihat wajah Nyi Mas Galuh Pandita terlihat merah maradang, pertanda kemarahan Jin cantik itu seketika memuncak..

“Lepaskan tangan mu, Bocah Cabul!!!” Ucap beliau dengan suara bergetar penuh amarah..

Dengan cepat, gw melemparkan tangan dari area sensitifnya.. Gw sempat melirik dan bergidik saat melihat dua telapak tangan Nyi Mas Galuh Pandita sudah diselimuti sinar putih, seperti hendak mengeluarkan Ilmu Kesaktian..

“Ma.. Maaf, Eyang Puteri.. Tadinya, aku berniat untuk memegang lengan atas mu.. Aku hendak mengetahui apakah kau sosok Eyang Puteri yang asli, atau jin jahat yang menjelma dengan Ajian Malih Sukma Raga.” Ucap gw berusaha menjelaskan ketidaksengajaan ini, meski sempat terbata-bata tadi..

Untuk beberapa saat, wajah Nyi Mas Galuh Pandita nampak masih menatap tajam ke arah gw.. Meski, dua telapak tangannya sudah tak lagi diselimuti sinar putih.. Lalu, gw melihat beliau menarik nafas panjang dan mengeluarkannya perlahan-lahan..

“Jika kau bukan Titisan putera ku Jagat Tirta, pasti saat ini kau sudah tergeletak di atas tanah dengan kepala rengkah, Ngger..”

Mendengar ucapan Nyi Mas Galub Pendita, gw hanya bisa menelan ludah untuk kedua kalinya dan bersyukur beliau mau memaafkan ketidaksengajaan barusan..

“Tapi, patut aku puji tindakan mu.. Kau memang harus selalu waspada, karena di telapak tangan mu lah Bagian Kitab Langit terpenting bersemayam.. Ada satu rahasia yang akan ku ceritakan tentang kelemahan Ajian Malih Sukma Raga, Ngger..” Kata Nyi Mas Galuh Pandita dengan nada suara tak lagi tinggi..

Saat gw terdiam menunggu beliau meneruskan kalimat.. Sejenak, pandangan mata gw sempat terlempar ke arah ketiga saudara beserta masing-masing Jin Penjaga mereka, yang juga menyusul Sekar ke belakang rumah Suluh.. Wajah Suluh, Ridho dan Bimo menyiratkan raut cemas saat Sekar menyampaikan sesuatu..

“Sebenarnya Ajian Malih Sukma Raga bisa terbongkar, bukan hanya dengan menggunakan Kitab Langit Bagian Matahari.. Tiap Jin yang menguasai Ajian ini, meski di tingkat sempurna seperti aku, akan nampak sebuah tanda hitam samar berukuran kecil tepat diujung hidung, saat menjelma menjadi sosok lain”

“Seperti tahi lalat di wajah seseorang, Eyang Puteri?” Tanya gw yang malah dibalas dengan naiknya dua alis beliau yang menyiratkan tanda tanya..

“Bukan.. Aku tidak pernah melihat sesekor lalat buang kotorannya di wajah anak manusia, Ngger” Jawab Nyi Mas Galuh Pandita yang masih terlihat bingung..

Sebenarnya, gw pengen ketawa ngakak sambil guling-guling mendengar jawaban sosok Jin berusia hampir seribu tahun itu.. Tapi, karena takut ia tersinggung dan kembali marah, akhirnya gw hanya bisa tertawa dalam hati.. Meski berkali-kali senyuman terus terselip di wajah ini..

“Mengapa kau tertawa? Aku tidak sedang melucu, Ngger”

Gw terdiam menahan tawa lalu menganggukkan wajah satu kali sambil menggigit lidah sendiri untuk mengurangi rasa geli dalam hati..

“Sudahlah! Aku yakin kau faham maksudku.. Sekarang, pejamkan kedua mata.. Aku akan membawa mu ke tempat persembunyian Rambe Lantak” Perintah Nyi Mas Galuh Pandita yang kali ini langsung gw turuti tanpa ada lagi keraguan dalam hati..

Di tepi sebuah sungai besar dengar air yang mengalir deras, gw berdiri bersama Nyi Mas Galuh Pandita.. Pandangan gw sesekali menatap air deras yang beriak, menandakan bahwa sungai dihadapan kami itu dangkal.. Tapi, arus derasnya perlahan mengecil dan berubah tenang sekitar 20 tombak didepan.. Lalu, gw melempar pandangan kembali ke sosok Nyi Mas Galuh Pandita..

“Maaf, Eyang Puteri.. Dimanakah sekarang kita berada? Tanya gw yang dibalas senyuman sosok cantik berselendang biru..

“Kita berada di tepi Sungai Ci Gede.. Manusia sekarang menyebutnya Cisadane.. Salah satu sungai paling terkenal dan terbesar ditatar Pasundan.. Sungai yang berhulu di Kaki Gunung Gede ini dahulu sangatlah indah.. Tapi, tangan-tangan kotor kaum mu telah merusak kelestariannya.. Aku hanya tertawa senang saat beberapa kali, sungai ini memberi hukuman lewat banjir kepada manusia” Ucap Nyi Mas Galuh Pandita dengan tatapan nanar ke arah sungai..

Gw tertegun mendengar penuturan isteri Ki Suta yang menyiratkan rasa tidak senang.. Tapi, ucapannya sedikit mengusik rasa penasaran dalam hati, karena tujuan dia membawa gw yang utama adalah untuk menemui Rambe Lantak.. Bukan malah memberikan penyuluhan tentang kondisi Sungai yang bermuara di Laut Jawa ini..

“Kau lihat dua puluh tombak di depan, Ngger? Dibawah aliran sungai yang tenang itu, ada sebuah gua yang menjadi pintu gerbang gaib tempat Rambe Lantak tinggal.. Kau hanya harus menceburkan diri ke dalamnya dan masuk ke gua yang aku maksud”

Kedua mata gw membesar begitu Nyi Mas Galuh Pandita menyudahi kalimatnya barusan.. Bagaimana mungkin Jin cantik itu menyuruh gw menceburkan diri ke dalam sungai yang kedalamannya tidak gw ketahui secara pasti.. Meski pun gw memberanikan diri untuk masuk ke dalam sungai, gw sudah pasti akan meregang nyawa karena kehabisan nafas, sebelum berhasil menemukan gua tempat persembunyian Rambe Lantak..

“Jangan takut, Ngger.. Aku akan mengajarkan mu mantera untuk bisa bernafas dalam air.. Aku juga akan menemani mu masuk ke dalam sungai, dengan menyamar sebagai salah satu saudara mu menggunakan Ajian Malih Sukma Raga” Kata Nyi Mas Galuh Pandita yang membuat gw lega..

Kemudian, sosok Jin cantik itu menyentuh titik tengah diantara dua alis dengan jempol terbalik.. Seketika tubuhnya langsung berubah menjadi Ridho, lengkap dengan pakaian yang saudara gw itu kenakan tadi.. Mulut gw bahkan sampai menganga melihat keampuhan Ajian Malih Sukma Raga, meski bukan untuk pertama kalinya..

“Woyy!! Ngapain berdiri disitu, Bang?”

Tiba-tiba, terdengar suara seseorang memanggil dari arah belakang.. Gw sempat menoleh dan melihat dua orang laki-laki yang salah satunya memegang senapan angin, sedang menyibak semak belukar menuju ke arah kami.. Dalam hati, gw sempat bertanya mengapa mereka dapat melihat gw.. Bukannya, Nyi Mas Galuh Pandita masih menutupi wujud gw dari pandangan manusia?

“Aku lupa menutupi dirimu, Ngger.. Sekarang, ikuti apa yang aku ucapkan.. Pada kalimat terakhir, kau tarik nafas panjang-panjang satu kali, lalu menceburkan diri bersama ku ke dalam sungai.. Sebelum dua orang itu tiba disini,, Jangan lupa, gunakan Ilmu Meringankan Tubuh agar kau bisa langsung melompat dua puluh tombak ke depan”

Gw hanya bisa menepok jidat mengetahui Jin Sakti sekelas Nyi Mas Galuh Pandita juga bisa melupakan hal penting seperti ini.. Sambil mengikuti mantera yang diucapkan Nyi Mas Galuh Pandita, gw memeriksa kantong celana untuk memastikan tidak membawa Hp..

Sementara, dua orang laki-laki yang mungkin sedang berburu biawak di tepi sungai ini, terus memanggil dengan suara terdengar semakin dekat..

Untungnya, Hp gw ternyata benar tertinggal di rumah.. Yang ada Cuma dompet berisi beberapa lembar uang, dua ATM dan photo gw dengan Anggie.. Gw fikir semua itu tidak akan menjadi masalah jika harus basah saat menceburkan diri ke sungai..

Tepat dikalimat terakhir, gw mengambil nafas dalam-dalam sesuai perintah Nyi Mas Galuh Pandita yang sudah menjelma menjadi Ridho.. Sebelum menceburkan diri ke dalam sungai, Ridho jelmaan Nyi Mas Galuh Pandita sempat mengerlingkan matanya.. Dan membuat gw seketika bergidik ngeri..

“Bang! Jangan bunuh diri, bang! Inget keluarga, bang!!” Teriak salah satu dari dua orang asing yang mengira gw akan melakukan tindakan bodoh..

Mendengar ucapannya, timbul niat iseng gw dalam hati.. Gw sengaja membalikkan badan dan memasang wajah murung ke arah mereka.. Dua orang laki-laki itu semakin mempercepat langkahnya untuk menghentikan gw..

Sambil tertawa geli dalam hati melihat wajah-wajah yang panik.. Gw juga mengucap Basmallah lewat batin dengan dada dipenuhi oksigen.. Lalu, dalam hati gw merapalkan Ajian Meringankan Tubuh dan menyalurkan tenaga dalam ke dua kaki..

Saat merasa sudah siap, gw langsung melompat ke belakang menceburkan diri ke dalam Sungai Cisadane menyusul Ridho, bersamaan dengan suara teriakan kencang dua orang laki-laki tadi..

BYURR... DUG!!

Suara tubuh gw yang masuk ke dalam air sempat terdengar jelas.. Disusul suara benturan keras yang membuat gw membuka mulut menahan sakit, begitu bahu kanan menghantam batu yang langsung hancur seketika..Oksigen dalam mulut gw sempat keluar menjadi gelembung-gelembung dalam air, saat benturan itu terjadi.. Gw langsung membalikan tubuh dan menutup mulut agar tak semua persediaan udara keluar dari rongga paru-paru..

Ternyata, Ilmu Meringankan Tubuh yang gw gunakan tadi tidak terlalu sempurna.. Sehingga membuat lompatan gw tidak mencapai bagian paling dalam sungai, dan masih berada dibagian setengah dalam yang masih deras.. Dari bahu kanan yang terasa panas meski menyisakan perih, gw tahu Pedang Jagat Samudera melindungi gw dengan mengalirkan hawa saktinya saat menghantam batu..

Dalam air yang keruh, gw segera menggunakan Ajian Tembus Pandang untuk membuat jarak pandang gw semakin jelas.. Disana, dijarak empat tombak dalam air.. Ridho jelmaan Nyi Mas Galuh Pandita nampak melayang sambil melipat kedua tangan di dada.. Dari wajahnya yang masam, gw tahu Nyi Mas Galuh Pandita kesal melihat keisengan sekaligus keteledoran yang gw lakukan..

Dengan berenang sedikit cepat, gw menyusul Ridho yang kembali berenang dengan lincahnya.. Maklum lah, Ridho yang sekarang bergerak lincah dalam keruh dan derasnya air bukanlah manusia..

Beberapa kali gw sempat terseret arus dan hampir menabrak batu kembali.. Berbeda dengan Ridho yang sama sekali tidak merasa kesulitan untuk bergerak dalam air..Tapi, dengan Ajian Tembus Pandang yang gw gunakan, semakin mempermudah gw untuk melihat situasi dalam air keruh..

Tak berapa lama, gw melihat Ridho jelmaan Nyi Mas Galuh Pandita berhenti dan kembali melayang-layang dalam air sambil mengayunkan tangan kanannya, saat tiba di bagian terdalam sungai..

Karena merasa persediaan oksigen semakin menipis, gw menyalurkan tenaga dalam ke kedua kaki lagi dan berusaha berenang dengan cepat..

“Kau lihat sinar kuning dibawah sana, Ngger? Itu adalah gua pintu masuk persembunyian Rambe Lantak.. Kau pergi lah lebih dulu.. Aku harus menutupi aura kita agar tidak dapat dirasakan Rambe Lantak” Ucap Nyi Mas Galuh Pandita dalam batin gw, sambil menunjuk ke arah bawah..

Gw melempar pandangan ke arah yang Ridho tunjukkan.. Memang benar, di bawah sana.. Di kedalaman sekitar sepuluh tombak dibawah sungai, pandangan gw bisa menangkap sebuah sinar kuning seperti cahaya lentera..

Tak mau mengulur waktu lagi, gw menganggukkan kepala dan memberi acungan jempol ke Ridho jelmaan Nyi Mas Galuh Pandita.. Lalu memutar tubuh dan meluncur menembus keruhnya kedalaman air sungai menuju ke arah sinar kuning..
itkgid
jenggalasunyi
sampeuk
sampeuk dan 12 lainnya memberi reputasi
13
Tutup