Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)
GW BERTEMAN DENGAN KOLONG WEWE (CHAPTER 3 / FINAL CHAPTER)


Cool Cover By Agan Linbara (Thanks, Bree)..

Prolog

Setelah bangun dari ‘Mati Suri’ karena memutuskan untuk mencoba membunuh diri sendiri untuk melindungi Kitab Langit dan melenyapkan Bayu Ambar, gw kembali ke dunia nyata.. Kehidupan gw sedikit jauh berbeda, karena pengalaman ‘Mati Suri’ itu berefek langsung pada kelebihan yang gw miliki.. Gw masih sama Anggie, meski ujian atas cinta kami masih saja mendera.. Ada musuh baru, tentu saja.. Tapi ada juga sahabat baru yang muncul.. Karena ini akhir dari cerita kami berempat..

Kembalinya Anak Ibu...
Pengorbanan Pedang Jagat Samudera...
Cintai Aku Sewajarnya, Yank...
Matinya Seorang Saudara (Versi Gw/Bimo)
Berkumpul Kembali...
Keanehan Yang Mulai Muncul...
Sambutan Ketiga Saudara Ke Reinata...
Sabar???
Cukup! Tinggalin Aku Sendiri!!!
Siapa Kau???
Aku Ikutin Kemauan Kamu...
Keputusan Sepihak Yang Pahit...
Semua Beban Menjadi satu
Semua Beban Menjadi Satu (2)...
Serangkum Rindu Untuk Ayah...
Munculnya Penguasa Laut Utara...
Bertemunya Dua Penguasa...
Sebuah Kesepakatan...
Ibu Kenapa Yah???
Lu Kenapa, Ka???
Wanted Dead Or Alive.. ANTON!!!
Mo 'Perabotan' Lu Hancur Apa Tanggung Jawab???
It's The End Of Us...
Di Kerjain Ibu...
Ridho!!!
Kelewatan!!!
Munculnya Dua Penjaga Gerbang Kerajaan Laut...
Dewi Arum Kesuma VS Dewi Ayu Anjani
Datangnya Sosok Seorang Pemisah Dan Shock Therapy Buat Gw...
Kerajaan Jin...
Terkuaknya Semua Jawaban...
Maafin Gw, Bree...
Pengakuan Suluh...
Akhirnya Boleh Gondrong...
Pernikahan Kak Silvi Yang Seharusnya Membuat Gw Bahagia...
Pernikahan Kak Silvi Yang seharusnya Membuat Gw Bahagia (2)...
Tunggu Pembalasan Gw!!!...
Ni Mas Linduri dan Banas Ireng...
Dua Sosok Penyelamat Misterius...
Ada Apa Sama Ridho?...
Kesalahan Fatal...
Kembalinya Jin Penjaga Ridho dan Suluh...
Akibat Terlalu Ikut Campur...
Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan...
Munculnya Viny Dan Sebuah Tantangan Bertarung...
Manusia Cabul...
Suara Penolong Misterius...
Bertemunya Kembali Sepasang Kekasih...
Terkuaknya Kebenaran...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar...
Kabar Baik Ayu Dan Prasangka Sekar (2)...
Jaket Dan Celana Jeans Robek Serta Sweater Hitam Kumal...
She's My True Love...
Dilema...
Pertengkaran Dengan Ibu...
Rambe Lantak...
Gendewa Panah Pramesti...
Akan Ku Balaskan Dendam Mu, Arum Kesuma!!!
Yang Hilang dan Yang Kembali...
Jawaban Ayu...
Mati Gw!!!
Aku Makin Sayang...
Nasihat Om Hendra...
Jera Mencuri...
Ajian Segoro Geni...
Pilihan Sulit...
Keputusasaan Anggie...
Kabar Baik dari Ridho dan Suluh...
Perjalanan Menuju Pembalasan Dendam...
Rawa Rontek...
Rawa Rontek 2 (Terbayarnya Dendam)...
Kedatangan Pak Sugi...
Orang Titipan...
Hukuman Paling Berat...
Tidurlah Di Pangkuan Ku...
Menjajal Kesaktian...
Menjajal Kesaktian (2)...
Pengakuan Mengejutkan Babeh Misar...
Pengajaran Ilmu Silat Betawi...
Di Kepret Babeh Misar Lagi...
Tasya...
Naga Caglak dan Bajing Item...
Misteri Sebuah Dendam...
Kekuatan Sejati Kitab Langit Bagian Matahari...
Perpisahan...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera...
Tanah, Air, Api dan Setetes Darah dari Jantung Seorang Putera (2)...
Kembalinya Ibu...
Empat Bayangan Hitam...
Siapa Ni Mas Laras Rangkuti???
Dendam Seorang Sahabat...
Ini Keputusan Yang Harus Gw Ambil...
Semua Pengorbanan Ini Demi Ibu...
Rapuh...
Kabar Mengejutkan Sekar dan Sebuah Restu...
Siasat Braja Krama...
Munculnya Kitab Langit...
Si Pembuka Kitab langit dan Sosok Asli Pak Sugi...
Rencana Yang Matang...
Lamaran Pribadi...
Keingintahuan Anggie...
Perubahan Rencana...
Hampir Terjebak...
Kekecewaan Sekar...
Dua Syarat Reinata...
Aku Harap Kamu dan Anggie Bahagia, Mam...
Rahasia Sepasang Suami Isteri...
Menitipkan Amanah...
Berkumpulnya Para Pembela Kitab Langit...
Siasat Ki Purwagalih...
Raja Jin Raja Muslihat (Nyesek, Bree)...
Pertukaran Tawanan...
Perang Gaib PunTak Terelakkan...
Sang Penyelamat Dari Utara...
Pertempuran Awal Dua Penguasa Kerajaan Gaib...
Bertekuk Lututnya Sekutu Braja Krama...
Pertarungan Dua Putera (Gugurnya Satu Sahabat Gaib)...
Krama Raja...
Braja Krama Versus Krama Raja...
Raja Licik...
Aku Lah Sang Pembuka...
Siasat Krama Raja dan Bayu Ambar...
Terbukanya Semua Ilmu Terlarang...
Sebuah Pengecualian...
Sri Baduga Maharaja...
Hilangnya Sebuah Pengecualian...
Hilangnya Sebuah Pengecualian (2)...
Sebuah Pengorbanan...
Pahlawan...
Sumpah...
Ilmu Pamungkas yang Terlarang...
Kabar Yang Mengejutkan...
Pulang...
Pulang (2)...
Sedikit Kisah Rio Sebelum Kisah Ini Tamat...
Terhalang Sumpah...
Bantuan Sahabat Baik...
Bachelor Party...
Keturunan Lain Sang Prabu...
Pembalasan Dendam Singgih...
Sepenggal Kisah Nyi Mas Roro Suwastri...
Tawaran Yang Mengejutkan...
Lawan Atau Kawan???
Terkuaknya Silsilah...
Sebuah Kebenaran...
Sebuah Kebenaran (2)...
Bertemunya Dua Keturunan Sang Prabu...
Pertempuran Dua Hati...
Cinta Pertama VS Cinta Terakhir Jagat Tirta...
Pengakuan Bayu Barata...
Ki Larang dan Nyi Mas Galuh Pandita???
Prana Kusuma...
Kau Benar Keturunan Kami, Ngger...
Our Big Day...
Insiden...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga...
Munculnya Para Tamu Tak Terduga (2)...
Dua Tamu Istimewa...
Semua Karena Cinta...
Keputusan Sekar Kencana...
Kena Gampar...
Bonyok!!!
RIBET!!!
Berdamai...
Keponakan Baru...
Malam Pertama dan Tiga Keanehan...
Ajian Warisan Para Leluhur (The Last Part/End Of All Chapters)

SIDE STORIES

Keturunan Yang Tersesat...
Keturunan Yang Tersesat (2)...

Diubah oleh juraganpengki 15-07-2018 13:23
sampeuk
fandiekobudi792
ho0978403934932
ho0978403934932 dan 124 lainnya memberi reputasi
119
2.1M
8K
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
juraganpengkiAvatar border
TS
juraganpengki
#2699
Pilihan Sulit...

Gw menganggukan kepala satu kali dengan kedua mata berbinar.. Lalu dihadapan gw, Kanjeng Ratu Penguasa Kerajaan Laut Utara mulai mengulurkan kedua telapak tangannya ke depan..

“Tempelkan dua telapak tangan mu hingga menyatu ke telapak tangan ku.. Atur nafas mu sekaligus tenaga dalam.. Jangan pernah membuka mata sebelum aku perintahkan dan jangan menolak semua rasa sakit yang akan terasa di telapak tangan.. Dan kau Pedang Jagat Samudera.. Jangan gunakan hawa sakti mu untuk melawan Ajian ku, atau kau akan hancur lebur” Kata Penguasa Laut Utara dengan tatapan tegas..

Gw kembali menganggukan kepala dan Pedang Jagat Samudera pun sepertinya faham akan peringatan sosok yang ada dihadapan kami.. Sejenak, bahu kanan gw terasa bergetar lalu perlahan tenang kembali..

Sedikit demi sedikit mata gw tertutup, bersamaan dengan dua telapak tangan.. Aliran tenaga dalam dan olah pernafasan gw usahakan jauh lebih teratur, hingga selaras dengan denyut jantung dan aliran darah..

NYESS!!!

Suara mendesis terdengar saat telapak tangan kami menyatu, seiring hawa panas yang langsung terasa ditelapak tangan gw.. Layaknya sedang menggenggam bara api, rasa sakitnya sangat-sangat luar biasa.. Gw hendak mengalirkan tenaga dalam untuk menahan rasa sakit.. Tapi urung, karena teringat ucapan Penguasa Laut Utara.. Agar jangan pernah melawan rasa sakit yang terasa ditelapak tangan..

Bibir gw yang merapalkan Asmaul Husna, mulai bergetar seiring derasnya keringat yang menetes di sekujur tubuh.. Perlahan, gw merasakan tubuh ini terangkat dengan sendirinya, meski masih dalam keadaan bersila dan dua telapak tangan tetap menempel di telapak tangan Penguasa Laut Utara..

Rasa terbakar yang teramat sakit semakin terasa di dua telapak tangan.. Tubuh gw yang awalnya masih sanggup untuk menahan rasa sakit, terasa goyah dengan dua telapak tangan mulai bergetar hebat..

Samar-samar, gw seperti mendengar suara Dewi Arum Kesuma yang berbisik lirih di telinga..

“Kuatkan dirimu, Kakang.. Sebentar lagi, kau bisa membalaskan dendamku”

Entah mendapat kekuatan dari mana, gw merasa rasa sakit terbakar yang ada ditelapak tangan perlahan mulai menghilang.. Bersamaan dengan turunnya kembali tubuh ke ke atas batu hitam..

“Buka matamu, Cah Bagus..” Ucap Ratu Penguasa Kerajaan Laut Utara yang terdengar merdu ditelinga..

Perlahan, gw membuka mata dan melihat Beliau menyunggingkan senyuman manis..

“Lihatlah kedua telapak tangan mu..”

Sontak gw langsung melihat ke arah kedua telapak tangan.. Kedua mata ini, terbelalak melihat dua telapak tangan gw berwarna semerah bara disertai kepulan asap putih dari tiap pori-pori kulit..

Gw membalikkan telapak dan melihat kedua punggung tangan.. Lagi-lagi, mata gw membesar saat menyaksikan punggung tangan diselimuti sinar putih, seperti saat gw menggunakan Ajian Tapak Jagat..

“Ajian Segoro Geni tingkat akhir telah bersemayam dikedua telapak tangan mu, Cah bagus.. Dengan Ajian itu, kau bisa membalaskan dendam puteri ku kepada Rambe Lantak” Ucap Kanjeng Ratu Penguasa Kerajaan Laut Utara sambil menatap tajam kearah kedua telapak tangan gw..

“Ajian Segoro Geni, sebenarnya termasuk Ilmu Putih Kuno.. Tapi, karena beberapa orang sakti golongan hitam dimasa lalu, sering menggunakan Ajian ini untuk melawan kebaikan, akhirnya banyak yang menganggap Ajian ini termasuk Ilmu Hitam”

Gw tertegun mendengar penjelasan Penguasa Kerajaan Laut Utara, sambil sesekali melirik ke arah kedua telapak tangan yang mulai terlihat kembali normal..

“Dimasa sekarang, banyak sekali orang yang sengaja berlaku Tapa di salah satu petilasan ku untuk meminta Ajian Segoro Geni.. Tapi tak satu pun yang aku berikan, karena hati mereka terselubungi niat jahat.. Namun, aku terpaksa memberikan Ajian ini kepada mu, Cah Bagus.. Karena sumpah mu kepada puteri ku.. Mungkin Kakek Moyang mu pun akan berang, saat tahu aku memberikan Kesaktian pada keturunannya tanpa seizinnya.. Tapi biarlah, aku bisa mengurus Raja Jin nanti.. Satu pintaku, jangan sampai kau menggunakan Ajian ini kepada sosok lain kecuali Rambe Lantak”

“Inshaa Allah, aku berjanji akan menuruti perintah mu, Kanjeng Ratu” Jawab gw dengan penuh keyakinan..

Ratu Penguasa Kerajaan Laut Utara nampak kembali menyunggingkan senyuman manis, lalu bangkit berdiri dan menatap kosong ke arah Danau Agung..

“Bagus.. Sekarang aku akan membawa sukmamu kembali ke raga.. Ingat, Cah Bagus.. Jangan kau ceritakan hal ini kepada siapapun, termasuk ke kedua Jin Penjaga mu”
Sekembalinya sukma gw ke dalam tubuh, bertepatan dengan berkumandangnya Adzan Juhur.. Beberapa kali gw merasakan seseorang menggoyang-goyangkan bahu.. Dari suaranya, gw tahu itu Sekar yang menuruti permintaan gw untuk dibangunkan saat waktu Juhur tiba..

Hal pertama yang gw lakukan setelah bangun adalah duduk bersandar dan memperhatikan kedua telapak tangan yang nampak biasa saja..

“Ada apa dengan telapak tangan mu, Kang Mas? Mengapa kau memperhatikannya sedemikian rupa?”

Mendengar pertanyaan Sekar barusan, gw teringat akan pesan Kanjeng Ratu Penguasa Kerajaan Laut Utara.. Sambil berpura-pura merenggangkan otot sejenak, gw mulai bangkit beranjak dari ranjang..

“Tidak apa-apa, Sekar.. Aku hanya ingin melihatnya saja” Jawab gw seraya berdiri dan menatap Sekar yang memandang dengan menyelidik..

“Sudahlah, aku mau mandi dan Shalat Juhur.. Baru setelah itu, aku akan ke rumah sakit melihat keadaan Ibu” Ucap gw lagi sembari mengambil handuk dan berniat melangkah keluar kamar menuju kamar mandi..

“Tunggu, Kang Mas” Ucap Sekar yang membuat gw menghentikan langkah..

Dengan cepat, Jin Penjaga gw itu melayang ke depan dan memperhatikan wajah gw secara seksama..

“Apa yang terjadi dalam tidurmu, Kang Mas? Apakah kau bertemu seseorang dalam mimpi?” Tanya Sekar yang membuat gw sedikit terkejut, tapi langsung menggelengkan kepala sebagai jawaban tidak..

“Aneh.. Aku melihat aura mu terasa meningkat, meski hanya sedikit”

“Kau mungkin salah lihat, Sekar.. Ya sudah, aku harus segera mandi sekarang” Jawab gw lalu meneruskan langkah yang terhenti..

Tepat pukul satu siang, gw sudah kembali tiba di rumah sakit.. Gw sempat mengirim pesan ke Anggie namun belum dibaca dan dibalas.. Dari parkiran, sampai masuk kedalam rumah sakit, gw merasa banyak orang memandang dan hampir semuanya adalah perempuan.. Sampai-sampai, ada seorang gadis yang memfoto wajah gw setelah dengan sengaja menghentikan langkah..

“Kampret banget dah! Apa aura gw belum semuanya terserap tangan Penguasa Kerajaan Laut Utara ya?” Gerutu gw diikuti pertanyaan dalam hati, sambil menghindari jepretan kamera HP gadis itu, dan berjalan cepat seraya menundukkan topi semakin ke bawah dan menutupi sebagian muka..

Sepanjang jalan, gw terus tertunduk meski sesekali menatap ke depan untuk melihat jalan.. Tapi, tetap saja gw merasa ada yang memperhatikan.. Ini yang membuat gw malas kalo urusannya menyangkut aura dan kharisma.. Gw sama sekali tidak mau menjadi objek tatapan mata asing..

Baru saja gw masuk ke dalam lift yang untungnya kosong.. Baru saja gw merasa lega dan dapat menaikkan topi.. Tiba-tiba, sesosok Jin wanita berpakaian gaun malam yang wajahnya terbilang cantik muncul disamping..

Awalnya gw menghiraukan kehadiran sosok yang terasa semakin mendekat itu.. Hawa hangat dibahu gw mulai keluar, pertanda Pedang Jagat Samudera bereaksi dengan kemunculan Jin yang auranya tergolong putih tersebut..

“Lebih baik kau pergi! Sebelum Pedang ku menghanguskan tubuh mu” Ucap gw memperingatkan, ke arah Jin yang mulai berani menyentuh lengan, sambil mengeluarkan Pangkal Pedang Jagat Samudera dari dalam bahu kanan..

Seketika, kedua mata Jin wanita itu terbelalak lalu perlahan-lahan mulai mundur dan menghilang dibalik dinding lift.. Gw bisa bernafas lega setelah melihat sosok Jin tadi telah lenyap..

TINGG!!

Suara bel lift yang berdenting pertanda gw sudah sampai di lantai yang gw tuju, terdengar dan perlahan kedua pintunya terbuka.. Wajah gw seketika tersenyum sumringah saat melihat Anggie sudah berada tepat di depan pintu lift, meski dengan menundukkan wajah..

“Yank” Panggil gw seraya melangkah keluar dari pintu lift..

Anggie sendiri nampak terkejut dan menatap wajah gw untuk sesaat, lalu menundukkan kembali wajahnya sambil mencoba menggeser badan gw yang masih berdiri didepan lift.. Gw sempat merasa heran melihat tingkah Anggie yang aneh, lalu dengan cepat gw menangkap tangan gadis itu bersamaan dengan tertutupnya pintu lift..

“Lepasin aku, Beb” Ucap Anggie masih dengan wajah yang tertunduk sambil mencoba melepaskan diri dari pegangan tangan gw dilengannya..

“Hei.. Hei.. Ada apaan sih? Kenapa kamu tiba-tiba aneh gini, Yank?” Tanya gw sembari memegang bahu Anggie, lalu mengangkat dagunya..

Kedua mata gw terbelalak melihat mata indah gadis yang sangat gw cintai itu sudah dibanjiri airmata..

“Yank, ada apa? Kenapa kamu nangis? Tanya gw yang diserang rasa penasaran akut..

“Aku ga sanggup, Beb.. Aku mohon lepasin.. I really give up” Ucap Anggie yang masih mencoba meronta melepaskan diri dari pegangan tangan gw dibahunya..

TINGG!!

Suara bel lift lagi-lagi terdengar dibelakang, seiring terbukanya pintu dan keluarnya dua orang Ibu-Ibu.. Bersamaan dengan itu, dengan cepat Anggie menyeruak ke dalam lift dan sempat menabrak salah satu Ibu berbadan tambun.. Gw berusaha menghentikan Anggie dengan mencoba menggeser badan besar yang menghalangi jalan di depan lift..

Tapi terlambat, pintu lift telah tertutup rapat dan berganti dengan suara omelan salah satu Ibu-ibu yang tadi tertabrak oleh Anggie..

“Berantem koq di rumah sakit.. Dasar anak muda zaman now” Gerutu seorang wanita bertubuh ukuran triple XL..

Tanpa menggubris omelan wanita itu, gw mencoba menekan tombol lift yang angkanya terus menunjukkan bahwa alat pengangkut itu sudah turun ke lantai bawah.. Karena kesal, gw sempat meninju dinding dengan telapak tangan yang tanpa sengaja terkandung tenaga dalam.. Untuk sesaat, gw merasa gedung bergetar sedikit lalu hilang dengan cepat..

“Mam” Panggil seorang wanita yang tak lain adalah Kak Silvi..

Gw segera berjalan ke arahnya yang juga terlihat sedang melangkah pelan ke arah gw..

“Kak, Anggie kenapa, Kak?” Tanya gw langsung saat sudah berada di hadapannya..

“Sssttt.. Jangan banyak tanya dulu.. Ikut gw! Kita cari tempat ngobrol di bawah.. Biar Ibu ditemenin sama laki gw dulu” Jawab Kak Silvi sambil menarik lengan gw..

Setibanya kami dilantai dua, Kak Silvi sempat mencari-cari sebuah tempat yang enak buat ngobrol.. Dan pilihannya jatuh disebuah food court yang nampak sedikit ramai..

“Jangan cepet-cepat jalannya, Oneng! Diperut gw ada calon keponakan lu nih.. Ganteng tapi bego” Bentak Kak Silvi saat gw sudah berada dua langkah dihadapannya..

“Marah-marah mulu lu, Kak.. Ntar anak lu kek gw, baru tau rasa lu” Balas gw dengan suara sedikit tinggi..

“Emang sengaja! Weee”

“Gila lu, Kak” Sahut gw yang mulai sebal melihat kelakuan Kakak Sepupu gw itu..

“Udah disini aja ngobrolnya, Oneng”

Kedua mata gw sontak membesar mendengar panggilan oneng sekali lagi keluar dari mulut Kak Silvi.. Tapi, karena dia bermaksud menjelaskan apa yang sudah terjadi sama Anggie, terpaksa gw hanya bisa mengelus dada dan bersabar.. Tak lupa gw menundukkan topi kembali, saat merasakan pandangan mata-mata asing di ruangan ini, mulai menatap ke arah kami..

“Sebelum gw cerita, gw mau lu janji bakal bayarin apa aja yang gw pesan disini, OK oneng!”

Gw mengemeratakkan gigi mendengar permintaan Kak Silvi yang lagi-lagi memanggil gw oneng..

“Ok! Tapi, gw mau lu jangan panggil gw oneng lagi, Kak” Jawab gw mencoba menawar..

“Yahh, jangan dong neng.. Gw mau lu marah sama gw.. Biar muka anak gw kek lu nanti” Rengek Kak Silvi sambil memegang tangan gw..

“Bodo amat! Atau lu mau anak lu gw sumpahin mirip Omnya satu lagi, Rio!” Balas gw yang langsung membuat Kak Silvi mengelus perutnya sambil mengucap amit-amit jabang bayi..

Gw sempat tertawa melihat tingkah konyol sepupu gw yang satu itu.. Jelas-jelas, Rio adalah adik kandungnya.. Tapi, dia sendiri sangat menolak kalo calon anaknya gw sumpahin mirip Rio.. Ga kakak ga adek, dua-dua nya sama-sama ‘bocor’...

“Jadi gini, Mam..” Ucap Kak Silvi yang terdengar mulai serius..

Gw pun mulai menyimak penuturan Kak Silvi yang menceritakan sebab menangisnya Anggie..

“Yaa Allah! Ibu ngomong gitu ke Anggie, Kak?” Tanya gw dengan kedua mata terbelalak begitu mendengar penyebab Anggie menangis karena kalimat yang dilontarkan Ibu..

“Iya! Gw sama Anton aja sampe saling pandang pas Ibu bilang gitu ke Anggie, Mam.. Terus, cewe lu minta maaf dan nyoba nyium tangan Ibu, tapi ga di perbolehin sama Ibu.. Habis itu, Anggie keluar dari kamar sambil nangis” Ucap Kak Silvi menutup penjelasannya, lalu menyuap sepotong steak yang ada di ujung garpu ditangan kiri..

Gw sendiri langsung berdiri dan berniat ingin menemui Ibu dan menanyakan alasan beliau yang sudah mengucapkan sesuatu tak pantas didengar ke Anggie..
“Mam.. Imam!! Tunggu dulu” Kata Kak Silvi sembari menangkap tangan gw, sambil berusaha menelan potongan steak di dalam mulutnya..

Sejenak, gw terdiam meski masih berdiri.. Entah kenapa emosi gw jadi naik setelah mendengar penjelasan Kak Silvi.. Ibu udah berlaku ga adil ke gw dan Anggie.. Ibu udah egois banget dengan menentukan jalan hidup gw..

“Tunggu dulu, Imam ganteng.. Lu jangan turutin emosi.. Lu harus inget, Ibu sakit jantung loh!”

Kedua mata gw terbelalak mendengar perkataan Kak Silvi barusan..

“Astaghfirullah! Gw lupa, Kak..” Ucap gw sambil memegang kepala, lalu duduk kembali dengan menyandarkan punggung di bagian atas bangku..

Gw menghela nafas panjang dengan isi kepala acak-acakan.. Benak gw dipenuhi nasihat Om Hendra dan bayangan wajah Anggie yang sedang menangis.. Hanya dua orang itu yang terus bermain dalam pikiran..

Sungguh suatu pilihan yang sangat sulit ada di pelupuk mata gw.. Satu sisi, gw harus menuruti Ibu sebagai anak.. Disisi lain, naluri laki-laki gw yang sangat mencintai seorang gadis bernama Anggie pun terusik..

“Apa yang harus gw lakuin, Kak? Gw sayang banget sama Ibu dan ga mau dia kenapa-napa.. Tapi, gw juga berat buat pisah sama Anggie, Kak” Ucap gw sambil menatap kosong ke arah segelas jus jeruk yang terhidang dihadapan, tanpa sedikitpun meminumnya..

Kak Silvi sendiri nampak bingung mendengar pertanyaan gw yang menyiratkan keputusasaan.. Perlahan, calon mamah muda itu menyedot es teh manis miliknya lalu mengehala nafas panjang..

“Saran gw, lu tetep harus nomor satuin Ibu diatas segalanya, Mam.. Soal lu sama Anggie, kalo emang kalian berjodoh, gw yakin kalian berdua suatu saat akan bersatu juga dipelaminan”

Gw terdiam mendengarkan ucapan Kak Silvi.. Sebagian hati kecil gw menerima sarannya.. Namun bagian hati yang lain, lagi-lagi memihak cinta gw ke Anggie.. Namun, sesuai dengan janji gw di depan Om Hendra.. Gw tidak akan membantah Ibu.. Gw akan menuruti semua perintah beliau meski pun harus mengorbankan cinta ini..
sipandia
jenggalasunyi
sampeuk
sampeuk dan 11 lainnya memberi reputasi
12
Tutup