Selepas isya' ayah shomad mulai mengumpulkan para santri yang menjadi korban 'si pembuat gaduh' di masjid . Mereka satu persatu mulai menceritakan keluhan mereka dacumapat disimpulkan bahwa mereka kehilangaS E N S O Ri waktu yang sama yaitu saat mereka menjemur pakaian. (FYI : santri putra biasanya merendam pakaian mereka saat pagi, mencucinya sepulang sekolah dan menjemurnya selepas isya').

Ayah shomad sebenarnya mengerti siapa 'si pembuat gaduh' ini tapi beliau tidak mau mengambil keputusan sepihak tanpa ada bukti yang jelas. Mas fadil dan teman-teman detektifnya mulai menyusun strategi untuk menangkap basah 'si pembuat gaduh' tentunya dengan bantuan bapak dan ayah shomad.

Di awal memang agak membingungkan karena ada dua orang yang patut dicurigai yaitu pak dukun dan mas fahrizal, nama mereka muncul karena mas lino melihat mereka tampak mencurigakan di tempat jemur pakaian santri putra. Bahkan kawan-kawan mas fadil sepakat bahwa kedua orang itu bekerja sama untuk melampiaskan hasrat merek yang menyimpang.

Mas fadil membuat laporan pada bapak bahwa dia dan teman-temannya sepakat memasukkan kedua nama itu dalam pencarian mereka. Bapak hanya tersenyum, bahkan bapak sempat bertanya padaku apakah aku juga mencurigai kedua orangtua itu tapi aku tidak mau membuat keputusan sepihak dan aku menyarankan bahwa mereka seharusnya mengecek satu persatu lemari santri agar semuanya bisa ketahuacumaaaann mas fadil pun setuju.

Mas fadil dan pengurus yang lainnya (yang lebih tua) mulai melakukan sidak dengan menggeledah setiap kamar dan kamar di lantai paling atas yaitu kamar santri yang lebih dewasa di geledah oleh bapak serta ayah shomad. Ini bukan pencurian biasa yang dialami para santri tapi ini adalah sebuah kejadian yang amat serius karena bapak dan ayah shomad berfikir bahwa barang yang hilang itu akan disalahgunakan oleh si 'pembuat gaduh'.

Betapa terkejutnya mereka saat puluhan *maaf* cd terkumpul di lemari pak dukun, dan dengan terpaksa pak dukun harus mengakui perbuatannya di kantor ayah shomad didampingi oleh bapak. Pak dukun nurut saja seperti benar-benar ia yang melakukan perbuatan menjijikkan itu.