Project 'The UNSEEN' Episode 1 - Antara gue, gunung, hutan, dan Mbak Kunti-
TS
riissallele
Project 'The UNSEEN' Episode 1 - Antara gue, gunung, hutan, dan Mbak Kunti-
Project 'The UNSEEN' adalah kumpulan cerita dan pengalaman gue selama pendakian. Gue mengangkat kisah gaib agar kita lebih menghargai sesama makhluk Allah SWT. Mereka ada di manapun, tetapi Allah memberikan mereka keistimewaan agar tidak terlihat oleh manusia. Gunung adalah salah satu rumah paling nyaman bagi mereka, namun belakangan ini gunung dikotori oleh manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab. Mereka bukan ingin membuat takut, tetapi mereka hanya ingin eksistensinya tidak terganggu. Mereka seperti manusia juga, jika kita menghargai mereka, mereka pun akan menghargai kita juga.
Kisah pertama yang pengen gue angkat adalah petualangan gue di Gunung Pulosari - Pandeglang. Kisah ini mengambarkan bahwa mereka akan datangan ketika kita undang, dan sebagian dari mereka layaknya manusia ada yang baik dan jahat. Kisah ini 100% nyata, tidak mengada-ada yang gue alami sendiri.
Selamat Membaca.
[Horror Story] Project 'The UNSEEN' Episode 1 - Antara gue, gunung, hutan, dan Mbak Kunti - [Real Event] Gunung Pulosari
MOHON BUKA BLOG SAYA DULU YA. TRAFFIC DARI AGAN SEMUA JADI SEMANGAT SAYA BUAT MENULIS The Unseen Reader
Spoiler for Project 'The UNSEEN' Episode 1 - Antara gue, gunung, hutan, dan Mbak Kunti -:
[Horor Story] Project 'The UNSEEN' Episode 2 - Antara gue, Gunung, hutan, dan Anak Kecil - [Real Event] Gunung Ungaran
MOHON BUKA BLOG SAYA DULU YA. TRAFFIC DARI AGAN SEMUA JADI SEMANGAT SAYA BUAT MENULIS The Unseen Reader
Spoiler for Project 'The UNSEEN' Episode 2 - Antara gue, Gunung, hutan, dan Anak Kecil -:
[Horor Story] Project 'The Unseen' Episode 2.5 – Recalling Memories [Real Event]
MOHON BUKA BLOG SAYA DULU YA. TRAFFIC DARI AGAN SEMUA JADI SEMANGAT SAYA BUAT MENULIS The Unseen Reader
Spoiler for Project 'The Unseen' Episode 2.5 – Recalling Memories:
[Horor Story] Project 'The UNSEEN' Episode 3 – Curhatan penunggu Sabana 2 Gunung Merbabu - [Real Event]
MOHON BUKA BLOG SAYA DULU YA. TRAFFIC DARI AGAN SEMUA JADI SEMANGAT SAYA BUAT MENULIS The Unseen Reader
Spoiler for Project 'The UNSEEN' Episode 3 – Curhatan penunggu Sabana 2 Gunung Merbabu:
Project 'The UNSEEN' Episode 3 – Curhatan penunggu Sabana 2 Gunung Merbabu - PART 2
Spoiler for Project 'The UNSEEN' Episode 3 – Curhatan penunggu Sabana 2 Gunung Merbabu - PART 2:
[Horor Story] Project 'The UNSEEN' Episode 3 – Curhatan penunggu Sabana 2 Gunung Merbabu - [Real Event] PART 2
Gue : Kenapa harus cewek ?
The Unseen : Banyak dari mereka bawa makanan dari bawah (baca; Darah dari Haid)
Gue : Bagaimana cara kamu memakannya ?
The Unseen : ….. *lalu dia ngasih bayangan cara dia makan.
Spoiler for Picture 13. Ilustrasi The Unseen Makan:
Melingkarkan badan mereka di sekitar cewek target mereka (yang Haid). Mereka makan dengan cara yang paling menjijikan dari semua yang pernah gue liat. Mereka JILAT itu darah yang nempel. Sepanjang perjalanan mereka akan nempel di tubuh si target, ga akan pernah di lepas. Gue ga tau maksudnya apa… selain itu mereka JILAT bagian telinga dari si korban.
Gue : Tunggu dulu… Kenapa telinga ?
The Unseen : HAHAHAHAHA… DARAH… KITA HAUS DARAH….
Spoiler for Picture 14. Ilustrasi Makan Darah:
Gue : Apa hubungannya ??
The Unseen : Kami perdaya indra pendengaran mereka… Kami buat nyasar mereka… Kami Buat mati mereka… Lalu kami bisa makan darah mereka.
Secara teori, kemungkinan nyasar di sabana ini tuh kecil, jalannya jelas banget. Ga ada jaur yang tertutup. Tetapi pernah ada beberapa kasus pendaki nyasar. Aneh kan ?? Gue ga bilang The Unseen ini penyebabnya.. tapi denger penjelasan dia kalau suka sama Darah. Makhluk ini pasti ikut ambil bagian dari semua kasus nyasar yang terjadi. Kalian mungkin bisa ambil kesimpulan sendiri.
Gue : *What the fuck…
Gue sadar kalau makhluk ini bukan makhluk biasa, dia punya kekuatan yang cukup besar untuk ganggu manusia terutama cewek. Kemampuan gue saat itu pun masih pas-pasan, gue belum bisa ngapa-ngapain, maksimal cuma pasang pagar penghalang aja.
Gue : Kamu liat temen-temenku itu ? jangan pernah sentuh mereka sedikitpun…
The Unseen : HAHAHA.. Apa gantinyaa ??
Gue : *mampus dah gue…
Gue : Kamu mau saya bunuh ? Atau mau saya lempar ke sabana yang laen?
The Unseen : ……
Gue : Sekali lagi… kalau sampe kamu ganggu salah satu dari anggota Tim saya. Liat sendiri apa yang bakal terjadi sama kamu dan rumahmu disini.
Kemudian gue kasih dia bayangan apa yang terjadi sama dia nantinya, seinget gue.. dulu ngasih bayangan dia lagi tertusuk pedang deh. Sama gue bakar rumahnya dia yang ada di sekitaran semak-semak.
The Unseen : ….. *Perlahan dia mundur dan ga muncul lagi depan tim kita.
Padahal ya gue juga ga bisa sih kaya gitu, gertak sambel aja. Inget ceramah Bu Ustadz, kalau manusia itu derajatnya lebih tinggi dari Jin, ga sepatutnya manusia takut atau bahkan di perdaya oleh kaum Jin. Gue ngancem kaya gitu nunjukin bahwa gue berani, ga takut sedikitpun sama mereka. Untungnyaaa… mereka percaya. Ga tau nasib kita semua kalau ternyata mereka ga terima sama ancaman gue dan malah nyerang tim kita.
Apa ? wujudnya ?? Hmm… yang paling menyeramkan adalah leher mereka panjang, lidah mereka juga gitu (makanya bisa jilat-jilat sepuasnya). Di bagian dada mereka tertinggal noda darah yang acak-acakan, wajah mereka penuh nafsu. Oh iya, mereka juga paling seneng ketawa-ketawa ga jelas. Target utama mereka cewek yang lagi HAID, tp ga menutup kemungkinan juga targetnya cowo tapi yang mentalnya lemah. Jumlah mereka satu pasukan gitu, ada beberapa makhluk yang bertengger di antara pohon. Yang gue ajak ngomong, dia makhluk paling kuat di antara yang lain.
Spoiler for Picture 15. Ilustrasi Hantu Leher panjang (Mirip yang di jepang deh beneran):
Jadi buat kalian para cewek, kalau kalian Haid, tolong urungkan niat kalian naik gunung. Ga cuma menyiksa diri sendiri tapi bahaya yang ditimbulkan nanti bisa mencelakakan 1 tim.
Selepas sabana cantik tapi horor itu… gue kemudian harus mendaki sebuah bukit TERAKHIR, bukit terakhir sebelum ke pos Sabana 1 sih, masih ada 2 bukit lagi sebelum puncak. Tanjakan terberat sepanjang pendakian ada di Tikungan Macan (nama bukitnya) ini. Kita harus lebih berhati-hati saat melewati tanjakan ini, tanah yang berpasir bikin pijakan jadi ga stabil. Ditambah track yang sedikit basah karena kabut, wah udah deh pasti bikin kepleset. Pemandangan dari Tikungan Macan ini epic abis. Dari basecamp untuk sampai ke tempat ini butuh waktu 3 jam (normal) atau 4-5 jam (buat pemula). Kebayang ga sih kita udah capek mendaki, terus disuguhi pemandangan yang super epic ??
Spoiler for Picture 16. On The Way Tikungan Macan. In Frame Full Team Siput (nama tim kita):
Dari 3x pendakian gue ke Merbabu. Di pendakian pertama lah gue merasakan pengalaman mistis di Tikungan Macan ini. Sementara di 2 pendakian lainnya, karena gue juga nyampe ke tempat ini sebelum magrib, hampir ga ada gangguan yang berati, kecuali gangguan fisik aja jadi gampang capek karena tracknya gila.
Waktu itu menunjukan pukul 18.30.. Di pendakian PERTAMA gue (bayangkan). Badan rasanya udah ga mau gerak, udah bener-bener kecapekan tp masih harus mendaki karena ga mungkin camp di Tikungan Macan, camping ground paling enak ada di Sabana 1.
Gue memaksakan sisa tenaga yang ada di kaki, langkah mulai gontai, dengkul rasanya mau copot, dan saat itu gue MASIH dan HARUS berpapasan dengan segerombolan makhluk aneh. Mereka berbaris gitu, mirip pendaki yang lagi turun gunung. Mereka tinggi besar, sekitar 2 meter, ada sekitar 3-5 orang. Menggunakan jubah hitam, posisi paling depan membawa semacam tongkat, dan pengikutnya bawa semacam nampan yang isinya makanan. Gue sama sekali ga ngerti bahasa mereka, mereka seperti mengucapkan mantra (komat-kamit) selama menuruni bukit itu.
Spoiler for Picture 17. Ilustrasi Sosok Hitam di Bukit:
Gue : *gue bener-bener diem, ga bisa gerak saking kagetnya.
Sampai entah darimana datangnya, ada satu makhluk mendekat ke gue, wujud dia kurus, cowok.
Spoiler for Picture 18. Ilustrasi Penyelamat Gue:
The Unseen : Minggir… Jangan ganggu jalan mereka.
Gue : *nurut aja apa yang dia bilang.
The Unseen : Tundukan kepala… jangan sampai kontak mata dengan mereka.
Gue : *nundukin kepala, sambil melipir ke pinggir biar ga ganggu jalan mereka
Rasanya campur aduk saat itu, pengen pulang ke rumah aja dah. Gila.. naek gunung capek-capek malah ketemu yang begituan. Tapi perjalanan turun sama jauhnya, belum lagi malem-malem. Menderita banget pokoknya.
Setelah mereka semua lewat gue tanya ke The Unseen yang tadi.
Gue : Siapa mereka ?
The Unseen : *Dia nunjuk ke arah hutan si mbah gondrong. Mereka dari sana. Pada hari tertentu mereka harus naik ke arah puncak.
Gue : Apa yang mereka lakukan ?
The Unseen : Ritual… seperti kamu shalat, tapi ini dengan cara dan kepercayaan mereka.
Gue : Mereka galak ?
The Unseen : Mereka paling tidak suka dengan pendaki yang tidak memiliki sopan santun, sombong, berkata kasar, dan hal buruk lainnya. Bukit ini sampai puncak itu tempat suci bagi mereka, tempat sakral yang ga bisa sembarangan orang masuk lalu mengotori tempat ini.
Gue : Misalkan.. tadi kamu ga dateng, apa yang bakal terjadi dengan diri saya ?
The Unseen : Bagi beberapa manusia yang lemah (lemah dalam artian gampang di pengaruhi Thr Unseen), mereka akan kesurupan. Meronta-ronta, meracau ga karuan. Sudah sering terjadi di sekitaran jalur sini (nunjuk jalur yang gue lewatin).
Gue : Kenapa kamu mau bantu saya ?
The Unseen : Saya bisa merasakan rasa takutmu. Saya bisa mendengar kalau kamu mencari bantuan.
Gue : …….
Gue : Terimakasih banyak.
The Unseen : …… *dia kemudian jalan kembali ke arah semak-semak dan menghilang
Gue sendirian saat hal ini terjadi, temen-temen semuanya Newbie dan ninggalin gue. Kita terpaut jarak 10-15 menit pendakian. Tapi dari sini gue belajar, jangan pernah ninggalin Tim pendakianmu. Sejak kejadian itu, gue selalu jadi leader (pemimpin pendakian), ga pernah sekalipun ninggalin temen. Gue menghindari kejadian seperti ini menimpa temen gue yang mungkin bisa berakhir buruk.
Istirahat dulu.. Iya kali mau cerita serem terus. SELAMAT DATANG DI SABANA 1.
Spoiler for Picture 19. Sabana 1 ni gan. Tapi ini pas lagi musim kering, jadi rumputnya pada coklat.:
Dengkul rasanya plong abiiiss.. rehat sejenak di SABANA 1. Sabana 1 itu padang rumput yang cukup luas, menurut gue tempat ini tuh “THE BEST CAMPING GROUND EVER!!”. Bisa menampung puluhan tenda kapasitas 4-5 orang, masih ada beberapa pohon kecil lah disini, cukup buat mengurangi terpaan angin. Pemandangannya wiiiih… cakeep!! Gue pernah camp di sabana 1 ini, pagi-pagi ga perlu capek ke puncak, Sunrise udah bisa keliatan ketika kita buka pintu tenda. Ngeliat matahari keluar udah seperti kuning telur setengah mateng, kemudian pecah, sinarnya keliatan menembus awan yang agak mendung waktu itu. Syahduuuu banget..
Spoiler for Picture 20. Kita kesorean, tapi malah dapet pemandangan lembayung. Ini di bukit setelah Sabana 1.:
Dari Sabana 1 ini kita harus naek bukit lagi, kecil kok bukitnya. Kemudian turun dikit.. Dan.. Kamu akan menemukan surga di merbabu bernama SABANA 2. Pertama kali gue menginjakan kaki di Sabana 2, gue ga berhentinya berdecak kagum. Tempat ini unik banget, semacam lembah gitu, tapi di kelilingi oleh bukit-bukit kecil kecuali di satu titik. Hah ?? liat nih… di titik yang ga di lindungi oleh bukit. Kita bisa liat pemandangan Gunung Merapi. Beuuh.. itu rasanya mager banget kalau udah sampe di Sabana 2 ini. Udah rasanya pengen gelar matras aja, tidur sampe besok.
Spoiler for Picture 21. Dilarang berhenti dan balik badan. Pasti nanti jadi males lanjutin pendakian. :
Mmmh… gue 2x camp di sabana 2. Karena bagi yang mau SUMMIT ATTACK (Istilah buat naik ke puncak gunung ngejar Matahari terbit) paling cocok dimulai dari sabana 2. Jarak ke puncak ga begitu jauh, sekitar 1.5 – 2 jam perjalanan. Kalau dari Sabana 1 kejauhan sih, malah nanti dengkul ga kuat nanjak. Ada kisah cinta yang menyedihkan dari Sabana 2 ini… EH !!! Ada kisah The Unseen yang menurut gue menyedihkan disini.
Spoiler for Picture 22. Bunga Edelweis. Tapi ga boleh di petik ya. Ajak si Cinta-nya ke Merbabu untuk menikmati cantiknya Edelwies.:
Spoiler for Picture 23. Sabana II. Kalau ga kangen tempat ini, gue yakin lu BOHONG !!:
3 makhluk The unseen yang menjaga Sabana 2 Merbabu. Gue ga tau status mereka apa, entah anak dan ibu, atau cuma ya temenan aja. 3 makhluk ini berwujud anak kecil perempuan, anak kecil laki-laki, dan seorang perempuan dewasa. Wilayah mereka terbatas di sekitaran Sabana 2 aja. Pertama kali gue ketemu mereka waktu temen gue mau buang air kecil.
Spoiler for Picture 24. Perjalanan Menuju Sabana 2:
Yoga (Muncul lagi ni orang, dari The Unseen Eps 2 – gunung Ungaran) : Gue pengen kencing.. dimana ni ?
Gue : yaudah sih disemak-semak aja, kan ga keliatan.
Yoga : beneran nih ?? boleh ?
Gue : iya udah buruan…
Yoga : … *jalan lah dia menuju semak-semak.
Gue : ati-ati lu.. jangan ngencingin anak kecil ama ibunya.
Yoga : sialaan!! Yaudah terus gue kencing sebelah mana ?
Gue : Sebelah sono aja deh… kasian disitu tempat mereka, nanti bau sama pipis lu.
Untuk urusan buang air kecil biasanya gue pilihin tempat tertentu. Bukan Cuma biar ga keliatan sama orang, tapi juga takutnya itu tempat The Unseen. Mereka bisa marah besar lho kalau tempatnya di pipisin. Di Sabana 2 kebetulan yang jaga The Unseen yang ber-3 itu.
Dari sekedar tanya tempat pipis, The Unseen ini malah ngajak gue ngobrol. Kebetulan waktu itu gue lagi depan Api Unggun, ikutan ngangetin badan numpang sama pendaki sebelah. Posisi The Unseen ini ga jauh dari api unggun, sekitar 10-15 meter.
Gue : Ibu kenapa kok keliatan sedih ?
The Unseen : Tolong jangan rusak hutan kami.
Gue : Maksudnya ?
The Unseen : Kamu tau asal kayu api unggunmu itu ?
Gue : Ga tau, kan bukan saya yang nyalain. Kita cuma numpang.
The Unseen : Mereka menebang pohon kesukaan anak saya, kenapa harus di bakar ? kalian tiba-tiba datang dan malah bawa kehancuran.
Gue : ….. *diem aja.
The Unseen : Kami dulu disini hidup nyaman, tidak ada manusia yang mengganggu. Kami termasuk golongan The Unseen yang lemah. Kami tidak bisa berbuat apapun terhadap manusia. Sekedar menampakan diri aja itu sudah hal yang paling sulit. Kami kemudian berusaha untuk hidup berdampingan bersama kalian, kami rela berbagi Sabana 2 ini dengan kalian. Tapi apa yang kalian berikan untuk kami ? Kalian kencing sembarangan, berak sembarangan, seks bebas, mabuk, berisik, hutan kami kalian tebang.
Spoiler for Picture 25. Ilustrasi The Unseen Penunggu Sabana 2 Merbabu:
Gue : Kalian mau sesaji ? kalian mau kita ngasih makan kalian ? *gue tanya dengan nada yang agak tinggi
The Unseen : Kami bisa mencari makanan sendiri. Bukan itu yang kami cari. Kamu orang yang spesial, kamu bisa denger apa yang kita katakan. Tolong bantu kami.. Tolong berikan pengertian ke semua orang yang pergi ke Merbabu. Kami itu ada.. tolong hargai keberadaan kami.
Karena pembicaraan sudah mulai serius, gue pura-pura pamit tidur ke temen-temen. Gue takut kalau mereka tertular energi kesedihan dari si Ibu ini yang nantinya bisa berujung ke kesurupan. Gue kemudian melanjutkan pembicaraan dengan The Unseen di dalam tenda.
The Unseen : Pernah suatu ketika anak saya (nunjuk ke anak kecil yang cowok) sedang bermain di sekitar pohon, tiba-tiba datang kaum kalian. Tanpa permisi… kepala anak saya ini di kencingin oleh kaum kalian. Kami mau marah pun tidak bisa, kami hanya bisa bersedih rumah kami menjadi kotor seperti ini. *sambil nangis ibunya
The Unseen : Kami tidak membenci manusia. Kami hanya tidak menyukai rumah kami di rusak.
Malam itu dia cerita cukup banyak, dia ngasih flashback merbabu jaman dulu. Emang bersih banget sih, ga ada tuh sampah plastik. Pendaki yang dateng pun ga banyak, pendaki jaman dulu lebih bisa menghargai alam di banding yang sekarang. Para The Unseen ini rindu sama suasana jaman dulu. Sabana 2 kala itu bunga edelweis-nya masih dimana-mana, rumput terlihat lebih lebat, jalan setapak menuju sabana 2 aja belum terbentuk. Semalaman itu dia terus aja cerita, apalagi pas dia bilang anak-anaknya masih sering lari-larian dari satu bukit ke bukit lain. Ga ada tuh bau makanan busuk di sabana 2, bau pipis, bau alkohol ga ada sama sekali.
Keesokan paginya gue terbangun dan waktunya SUMMIT ATTACK…. Ngantuk karena cuma tidur 4 jam dan harus lanjut ke puncak. Perjalanan ke puncak ga kejam-kejam amat. Tanjakan yang terbilang normal dan masih ramah di dengkul. Jaraknya aja yang cukup jauh, ditempuh dalam waktu 1.5-2 jam perjalanan. Alhamdulillah…. Selama perjalanan Summit Attack (Pukul 03.30) ga ada gangguan apapun, mungkin karena kondisi jalan ramai dengan manusia kali ya.
Spoiler for Picture 26. Menuju Puncak Tanjakan pertama (foto pas kita turun):
Spoiler for Picture 27. Tanjakan Terakhir, Puncak sudah keliatan di depan mata foto pas kita turun).:
Akhirnya setelah berjuang ngelawan dinginnya subuh di merbabu kita semua sampai juga di puncak Kentheng Songo. Di puncak ini sebenernya ada mitosnya, tapi gue coba klarifikasi dan jawabanny semua nihil. Mungkin karena energi gue terkuras habis selama pendakian, jadi buat buka jalur komunikasi sama mereka energi gue kurang kuat. Ga ada ke-anehan apapun di puncak ini, The Unseen yang gue harap bisa ketemu di puncak juga ga ada. Sedikit kecewa karena udah 3x ke kentheng songo, semuanya gagal ketemu si mbah yang katanya penunggu puncak ini.
Spoiler for Picture 28. Ada yang tau ini gunung apa aja ?. Silahkan comment ya.:
Oke. That’s it. Akhir dari episode 3. Ga perlu takut sama The Unseen, tp bukan berarti kita harus sombong. Saling menghargai, beberapa dari mereka bisa baca perasaan manusia, ya walaupun sebagian lainnya emang jahil.
Spoiler for Picture 29. Sunrise Merbabu:
Masih berani ke Gunung Merbabu ????
Bonus :
Setiap gue ke Merbabu… si mbah gondrong pasti ikut nganterin gue pulang sampe kosan. Gue selalu nolak karena ga mau hutang budi sama beliau. Tapi dia selalu maksa mau nganterin, dia takut gue kenapa-kenapa di jalan. Sesampainya di kosan, baru deh si mbah Pulang lagi. Makanya itu gue kaya punya hubungan batin sama si mbah ini.
The End Of Episode 3 [Horor Story] Project 'The UNSEEN' Episode 3 – Curhatan penunggu Sabana 2 Gunung Merbabu - [Real Event]