PART 17: NGOPI BARENG BANG TITAH BAYU

Seperti yang agan-agan tahu, di sini ada yang namanya Titahbayu. Ane merekomendasikan kepada aganwati atau agan-agan homo yang berminat, silakan personal chat ke beliau. Tampan lah dengan jenggot macho dan tubuh tinggi kekar berurat. Dewasa juga dia tuh, tapi bukan cuma dewasa pemikirannya, melainkan umurnya jugak

Sebelum berangkat itu, ane janjinya cuma ngopi di margonda. Pas ditanya ngopi dimana, ane bingung. Sampe akhirnya ane tersadar, ane belom pernah nyobain kopi mahal.

"Bang, cari kopi mahal yok,"

"Upnormal mau gak lo? Gayonya terkenal tuh. Cuma 14 rebu."

"Oke, Gayo. Rumah lo dimane bang?"

"Ciracas."

"Buset, jauh. Yaudah bang, lo berangkat duluan aje, ntar gue pur pas pertengahan."

Yang ada, beliau nyampe duluan dan ane masih ngohaha-ngahihi bareng temen-temen ane di deket stasiun citayem.

"Da, cepetan. Kopi gue keburu dingin."

***

Sambil jalan dari parkiran Upnormal Margonda, ane baca chat dari Line bang bayu: "Gue di atas. Samping tangga. Yang jenggotan. Yang ganteng pokoknya." Maka, melangkahlah ane ke atas dan ketemulah ane dengan jenggot tersebut.

"Bang Bayu ya?" kata ane sambil duduk di depannya.

"Iya," kata dia.

"Lagi nunggu siapa ya?" kata ane.

"Et, si bego pake nanya."

Ngobrol lah ane ama beliau. Ngobrolnya panjang, dari jam lapan sampe jam setengah sepuluh. Kamu gak akan kuat, biar aku saja.

Latar belakang: Bang Bayu adalah koki di UI. Entah koki di kantornya atau di kantinnya atau di kos mahasiswanya, yang penting koki. Dan pendapatannya di atas empat juta. Tapi dia bete dengan ruang lingkup kerjanya yang gitu-gitu aja. Semacam keluar dari zona nyaman, dia masuk ke ojek online.

Latar tengah: Sama kayak ane, dia gak langsung masuk Go-Jek, tapi masuk Ubermotor terlebih dahulu. Dan sama pula kayak ane, akhirnya dia acungkan jari tengah buat kantor Ubermotor yang nentuin harga sesuka udel. Dia meratapi jaket orennya sambil nunggu sms dari Go-Jek. Hingga akhirnya sms itu datang, dibakarlah jaket oren yang ia punya.

Latar depan: Sekarang dia cuma mengandalkan Go-jek sebagai penghasilan utama. Tapi penghasilannya gak pernah kurang dari dua ratus lima puluh ribu rupiah perhari. Menggiurkan. Tapi dibalik penghasilan yang pantas, selalu ada bokong yang panas. Itu pasti.

Bang Bayu ini tipe kawan yang hampir punah dimakan jaman, yaitu tipe kawan yang gak ngintip hape selama ngobrol. Boleh dihitung spesies macam ini ada berapa di kehidupan kalian.

Ane juga bikin undangan terbuka buat kawan-kawan Go-Jek kaskus lainnya yang mau ngopi di Upnormal bareng ane dan Bang Bayu. Sampai jumpa di meja lantai dua di samping tangga.