Saya mau mengucapkan selamat tahun baru masehi 2018 semoga di tahun ini kualitas ibadah kita lebih baik dari tahun yang lalu.
Dan saya mau mengucapkan terimakasih kepada gansist semua yang setia dengan trit ini , maaf kalau vakum sedikit lama karena ada sedikit masalah dengan kesehatan.
Happy reading maaf kalau cuma sedikit apdetnya.


Keluargaku mengadakan acara selapan dinoan (40 hari kelahiran) untuk ghifar yang tanpa sengaja hari itu bertepatan dengan malam jum'at legi.
Di awal-awal semuanya berjalan dengan normal, semua orang bersuka cita dan mendoakan untuk kepanjangan umur adikku dimasa mendatang serta agar keluargaku dijauhkan dari marabahaya.
Tetapi saat doa hendak dibacakan tiba-tiba ghifar menangis dengan sangat kencang tak seperti biasanya.
Semua orang menjadi panik dan berusaha menghentikan tangisan ghifar.
Ibu mencoba menyusui ghifar ternyata malah ditolak oleh ghifar, dia terus menangis.
Sesepuh desa membacakan mantra untuk mengusir barang halus yang tengah mengganggu adek kecilku itu.
Mantranya menggunakan bahasa kromo halus yang sulit untuk ditirukan oleh manusia terlanjur modern seperti aku ini.
Terdengar mbah su'eb menyebutkan nama mbok lasmi berkali-kali dengan diikuti kata "pergilah".
Setelah mbah su'eb meniup kepala ghifar maka berhentilah tangisannya dan ghifar kembali tenang seperti awal.
Setelah doa dibacakan maka dilanjutkan dengan acara makan-makan , aku melihat ibu bersedih karena kejadian tadi dan budhe dan bulek terlihat berbicara kepada ibu.
Budhe dan pakdhe memutuskan untuk menginap saja dirumahku karena berjaga-jaga jika ada kejadian aneh-aneh lagi.

Di jam 12 malam tiba-tiba ibu berteriak memanggil-manggil semua orang yang ada dirumah, wajahnya pucat pasi kebingungan dan sangat ketakutan.
Budhe langsung menggendong ghifar yang mendadak suhu badannya menjadi panas tinggi dan tak lupa budhe memelukku dan kisya agar tidak jauh dari jangkauannya.
Pakdhe sibuk mengusir biang kerok dari semua masalah ini dan bapak pergi memanggil pak su'eb untuk membantu pakdhe.
Kisya menangis dan mengatakan bahwa ada nenek tua yang bertengkar dengan pakdhe, memang benar apa yang dibicarakan kisya karena aku juga melihatnya waktu itu.
Ghifar juga menangis hingga sedikit membuyarkan konsentrasi pakdhe.
Ibu membaca doa-doa semampu dia karena dalam keadaan genting seperti ini surah al-fatihah yang setiap waktu kita baca saja tiba-tiba hilang dalam ingatan dan ucapan kita.
Setelah berjuang lama akhirnya tangisan ghifar berhenti dan pakdhe segera menutup segala yang terbuka dirumah dengan tujuan agar mbok lasmi tidak masuk di dalamnya.
Pak su'eb yang baru datang langsung membacakan jompa-jampi untuk ketenangan keluargaku.
Malam telah larut, semua orang satu-persatu meninggalkan rumahku kecuali pak su'eb dan pakdhe yang menjaga rumahku dari gangguan mbok lasmi.
"anakmu ini hawanya gede sim, biasanya lasmi cuma mengganggu anak kecil sampai 14 hari lah anakmu sampai 40 hari" kata pak su'eb pada bapak.
"makanya itu pak, aku ya sedih kok keluargaku yang harus kena masalah seperti ini" jawab bapakku sambil sesekali menyedot rokoknya.
"ini cobaan buatmu dek hasim. Mungkin paling lama sampai ghifar berumur setahun" sahut pakdhe yang juga melakukan hal yang sama dengan bapak.
"apa tak ganti saja ya namanya ghifar biar gak digangguin lagi?" usul bapak.
"lasmi itu hebat sim. Dia gak pengaruh walaupun anakmu sudah diganti namanya. Hanya bantuan Gusti Allah yang bisa menghilangkan gangguan lasmi" jawab pak su'eb menolak usulan bapak.
Bapak hanya menghela nafas panjang dan berharap yang terbaik untuk ghifar.