"anakku lanang , ning" jawab bapak seraya menangis.
Jika orang lain berbahagia dikaruniai anak laki-laki, namun di desaku memiliki suatu urban legend yang sangat aneh yaitu apabila ada suatu keluarga yang anaknya berurutan lelaki -perempuan - lelaki maka mbok lasmi akan mengambilnya untuk dijadikan budaknya tapi entahlah masih simpang siur akan dijadikan apa bayi-bayi tidak berdosa ini.
"kasmin, jangan takut Ini hanya untuk beberapa tahun saja" tutur dukun beranak yang usianya telah menua itu.
Yang bapak takutkan adalah kejadian ini nantinya akan benar-benar terjadi pada keluargaku.

Keluargaku mulai memasang penangkal untuk mengusir mbok lasmi agar tidak mendekati rumah kami.
Bukannya masyarakat desaku tidak percaya adanya Tuhan tetapi mitos ini sudah terlanjur abadi mungkin sampai saat ini.
"pak sudah jangan takut ayo kita hadapi bersama" kata ibu menenangkan hati bapak.
"tapi buk yang aku kasihan sama yang kecil" keluh bapak
Ibu memegang pundak bapak "pak jangan pesimis kayak gitu, ini hanya sebuah tradisi pak" ucap ibu mengajak bapak agar tidak terlalu larut dalam mitos yang meresahkan hatinya.
Bapak hanya tersenyum dan meresapi kata-kata ibu tadi.

Seminggu setelah walimatul aqiqoh.
Ibu memintaku untuk menjaga adik kecilku yang bernama ghifar dalam beberapa waktu karena ia akan pergi berbelanja keperluan dapur di warung terdekat yang nyatanya jaraknya sangat jauh dari jangkauan.
Ibu meminta anak perempuan budhe yaitu neng retno untuk mengantarnya dengan mengendarai motor yang mulai renta seperti milik bapak.
Aku dan adik perempuanku "kisya" menyanyikan sholawat agar ghifar bisa tidur dengan lebih nyenyak.
Karena kecapek.an akhirnya kita berdua pun ketiduran . Entah mengapa tiba-tiba tubuh ghifar mengejang dan nafasnya tak beraturaan sehingga akupun langsung keluar mencari bantuan dengan berteriak .
Pakdhe yang saat itu ada dirumahnya langsung bergegas menuju rumah dan menyelamatkan ghifar.
Beruntunglah pakdhe tepat waktu karena kalau tidak, ghifar pasti sudah benar-benar pergi dibawa oleh mbok lasmi.
Budhe yang sudah berpengalaman menangani masalah ini langsung menyebarkan garam kasar disekitar rumah sembari membaca entahlah aku tidak mendengarnya jelas tetapi seperti doa.
Sedangkan pakdhe menggendong ghifar sembari menenangkan kisya yang menangis terus karena ketakutan.
Beberapa saat kemudian ibu datang dan akupun menceritakan apa yang terjadi tadi.
Ibu terkejut karena aku dulu tidak sampai seperti itu hingga membuatnya trauma meninggalkan ghifar sendirian tanpa pengawasan dari orangtua yang ada dirumah.
Bapak yang barusaja datang dari kebun langsung sedih ketika aku menceritakan kejadian tadi.
"buk kan sudah bapak bilang, mbok lasmi itu tidak main-main buk" kata bapak dengan nada kesedihan.
"maafin ibu pak, tapi sebaiknya kita tetep berdoa saja agar dijauhkan dari kejadian seperti ini lagi" ujar ibu sambil menggendong ghifar dan membawanya tidur dikamar.
Bapak terlihat menyesal dengan kejadian tadi, seandainya sedari tadi bapak dirumah pasti tidak akan terjadi kejadian ini.
Pakdhe dan budhe memberikan wejangan untuk bapak agar berhenti berfikir negatif dan meminta bapak agar rajin berdoa demi keselamatanb ghifar.
Setelah lama mendengar mereka mengobrol akhirnya aku kembali ketiduran karena kecapek.an sebab lari dan berteriak tadi.