Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rizkyriadyAvatar border
TS
rizkyriady
Aku Dan Kakak Tiriku (Romance Story)
Hallo bro sista, ane mau berbagi sepenggal cerpen..
Kisah nyata atau fiksi silahkan bro dan sista aja yg menilai..
Maaf jika tulisan ane kurang rapih, maklum cuma penulis amatir..

Selamat membaca..

Aku Dan Kakak Tiriku (Romance Story)

INTRO DAN PART 1

Judul : Aku Dan Kakak Tiriku
Genre : Romance
Writter : Rizky Riady (Facebook Link)

"cekrek" suara pintu terdengar dibuka, dan kulihat dia, ya dialah seorang pria yang selalu ada untukku dan datang dengan senyuman sambil membawa sesuatu di tangannya.
"aku bawa makanan kesukaan kamu, aku suapin yah.." aku hanya mengangguk dan tersenyum manja menandakan bahagianya aku malam ini.

ya, aku hanya terbaring di sebuah rumah sakit dengan beberapa luka di kaki dan tanganku yang sudah tertutup perban. meskipun begitu inilah momen terbahagia dalam hidupku dimana aku bersama seseorang yang sangat aku cintai dan juga mencintaiku.

sambil menikmati indahnya bulan malam ini, akan aku ceritakan mengapa aku bisa berada di rumah sakit dalam keadaan begini.


"sebuah awal kisahku"

hai pembaca namaku melati, aku adalah anak sulung dan hanya tinggal berdua dengan ayahku, sedangkan ibuku sudah lama meninggal, umurku saat ini sudah 23 tahun. aku memang tidak cantik, putih dan tinggi seperti artis-artis di tv. parasku khas seperti orang indonesia karena aku asli dari bandung. tapi aku mempunyai pacar yang cukup ganteng menurutku, namanya dika, kita sudah pacaran selama 3 tahun, nanti akan kuceritakan tentangnya dan hubungan kita di tengah cerita ini.
meski tinggi ku hanya 162cm dengan berat 47kg. tapi aku cukup pede dengan bekerja sebagai SPG (Sales Promotion Girl) disebuah mall di kota bandung.
kenapa SPG? karena aku hanya lulusan SMA saja, ayahku yang hanya seorang buruh pabrik tidak mampu untuk membiayaiku melanjutkan kuliah.
rumahku pun hanyalah seperti rumah tua kecil yang tidak ada istimewanya sama sekali.

tapi ekonomi keluarga kami sedikit berubah setelah ayah menikahi seorang janda beranak 3 yang cukup 'berada' bernama tante dewi. sejak ayah masih pacaran dengan tante dewi aku hanya mengenal tante dewi saja, karena anaknya yang 2 sudah berkeluarga dan pisah rumah, dan yang paling bungsu pun aku hanya mengetahui namanya tanpa pernah bertemu secara langsung.
singkat cerita akhirnya aku dan ayah bisa berkumpul bersama keluarga besar dari tante dewi, dan satu persatu tante dewi mengenalkan aku kepada ketiga anaknya dan dua orang menantunya.
tante dewi : "halo melatiiii.. sini nak, aduh tante kangen sama kamu sayang" dengan wajah sumringah tante dewi memeluk dan mencium pipiku.
aku : "iya tante, tante apa kabar?"
tante dewi : "baik kok sayang.. ayo sini masuk tante kenalin sama anak dan menantu tante" telihat didalam ruang tengah rumah sudah banyak orang yang baru pertama aku kali aku lihat, namun berbeda dengan ayah yang terlihat sudah mengenal sebagian besar dari mereka.

tante dewi : "nah melati kenalin ini anak pertama tante namanya sela dan ini suaminya deni.."
aku : "halo mbak, aku melati 🙂" sambil menjabat tangan mereka aku melihat senyum tulus dari mereka.
mbak sela : "iya melati, aku sela, aduh manis sekali calon adikku ini.." sedikit pujian cukup membuatku tersipu. namun suami mbak sela yaitu mas deni hanya tersenyum melihatku yang tersipu dan ikut menggodaku "tuhkan jadi merah melatinya, padahalkan melati itu harusnya putih" goda mas deni
"aduh ayah apaan sih lebay hihihi.." sahut mbak sela kepada mas deni.

tante dewi : "nah yang ini anak tante yang kedua mel, namanya andri dan ini istrinya dini"
kembali tante dewi mengenalkanku kepada anaknya yang lain.
mas andri : "mamah pernah cerita mel soal melati, ternyata bener juga kamu semanis yang diceritain mamah, seneng rasanya punya adik semanis ini" kembali aku hanya bisa tersipu sambil melepaskan jabatan tangannya dan menjabat tangan mbak dini.
aku : "hai mbak aku melati"
mbak dini : "hai melati, ssstt panggil aja aku dini, aku juga sekolah di SMA XXX kok sama kaya kamu cuma beda nya..." belum sempat mbak dini melanjutkan tiba-tiba mas andri nyeletuk "beda nya dia lebih tua 5 tahun mel, hahahahaha" mas andri terlihat puas tertawa sedangkan mbak dini hanya mencubit perutnya mas andri dan di tambah dengan balutan tawa bahagia dari semua orang yang ada diruangan itu.

setelah berkenalan dengan kedua anak tante dewi dan beberapa saudara lainnya terdengar suara motor dari luar.
tante dewi : "nah sepertinya itu ben baru datang"
tak selang berapa lama datang seorang laki-laki yang menurutku terlihat lebih angkuh dari kedua anak tante dewi namun tetap sopan dengan bersalaman dengan semua keluarga. mungkin hanya penilaianku yang terlalu sok tau akan sifat dia, atau yang aku lihat memang benar bahwa dia memang angkuh dan terlihat seperti seseorang yang sangat keras kepala.
"haduh gimana bisa orang kaya gitu bakal jadi kakak tiri gue???" kesalku dalam hati.
tante dewi : "nah ben sini, kenalin nih calon adik kamu, anaknya om irwan (ayahku) namanya melati"
aku : "ehmm...melati" sebenarnya agak malas menyodorkan tangan duluan karena melihat ekspresinya yang cuek dan dingin itu, tapi demi menghargai tante dewi aku harus mengalah.
ben : "oh iya, gue ben, ngomong-ngomong kata mamah umur lo baru 23 ya?"
aku : "iya"
ben : "yaudah panggil gue kakak atau abang aja, hehe" ben pun berlalu sambil tersenyum seperti meledek meninggalkan aku yang bengong melihat tingkahnya.

"duh ininih yang gue benci, dari semua keluarga, semua calon kakak tiri gue yang baik pasti ada aja satu yang rese!!" celoteh ku dalam hati. sore pun berganti malam dan rencana pernikahan ayah dan tante dewi pun sudah di persiapkan dengan matang.

...

seminggu pun berlalu dan hari pernikahan ayah dan tante dewi pun berjalan dengan lancar. dengan seiring berjalannya waktu akupun terbiasa memanggil tante dewi dengan sebutan mamah dan ben dengan sebutan kakak.

mau tidak mau setelah acara pernikahan ini selesai akupun harus ikut ayah untuk pindah ke rumah tante dewi / mamah karena tidak mungkin tante dewi / mamah yang ikut dengan ayah di rumah yang kecil dan jelek. di tambah rumah nya tante dewi / mamah lumayan besar dan tingkat 2. kamar untukku pun sudah di sediakan oleh pembantu di rumah itu, tepat di sebelah kamar kak ben yaitu di lantai 2..

PART 2

PART 3

PART 4

PART 5

PART 6

PART 7

PART 8

PART 9

PART 10

PART 11

PART 12

ENDING
Diubah oleh rizkyriady 22-12-2017 16:57
anasabila
tien212700
tien212700 dan anasabila memberi reputasi
2
30K
62
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
rizkyriadyAvatar border
TS
rizkyriady
#52
PART 12
Aku Dan Kakak Tiriku (Romance Story)

"akhirnya kami benar-benar bersama.."

malam itu adalah malam yang panjang, sambil makan malam kak ben bercerita pengalamannya selama tugas disana, mulai dari pekerjaannya sampai saat libur apa saja kegiatannya. setelah cukup lama bercerita akhirnya kami akhiri karena melihat kak ben yang lelah sudah menempuh perjalanan selama berjam-jam. kak ben pun pergi ke kamar sambil membawa ransel berisi pakaiannya, tapi aku masih tetap di bawah membantu bi ida membereskan bekas makan malam kami, setelah selesai akupun ikut berkumpul bersama ayah dan mamah untuk menonton tv. tapi karena bosan aku putuskan untuk istirahat saja mengingat saat itu sudah pukul 22:32 .. saat akan membuka pintu kamar akupun tak sengaja melihat pintu kearah balkon sedikit terbuka dan pintu kamar kak ben pun masih terbuka lebar dan tidak ada siapa-siapa di dalam. saat aku hampiri ke balkon kulihat kak ben sedang berdiri menatap langit yang cukup indah malam itu, saat itu langit cerah jadi banyak bintang yang terlihat.. "kak? kok belum tidur?" tanyaku sambil menghampiri kak ben yang berada diujung balkong dengan lengan bersandar ke pagar besi disitu.. "gak tau kenapa gak ngantuk, padahal lumayan lelah sih" jawab kak ben "kamu sendiri belum tidur?" berbalik bertanya padaku "belum ngantuk juga.." jawabku singkat, suasanapun menjadi hening karena kami terdiam sambil menatap langit, tiba-tiba kak ben menoleh kepadaku "gimana raka?" tanya kak ben "hah?" .. "aku udah gak berhubungan dengannya lagi kak" jawabku, dan suasana kembali hening karena kami terdiam kembali. entah kenapa malam itu aku merasa canggung, padahal banyak hal yang ingin aku tanyakan kepadanya, terutama mengenai perasaannya..
tangan kak ben tiba-tiba secara perlahan mendekat ke tanganku yang saat itu sedang memegang pagar besi balkon, dan secara perlahan memegang tanganku dan menggengam jemariku, akupun menoleh kepadanya tapi pandangan dia tetap mengarah kedepan "kak.." kataku seolah bertanya "perasaanku ke kamu masih sama.." kata kak ben seolah mengerti tanpa aku bertanya "maafkan aku.." lanjutnya singkat sambil menoleh kearahku "aku juga" kataku pelan, sambil menunduk "apa??" tanya kak ben "tadi kamu bilang apa mel?" lanjut kak ben kembali bertanya "aku...juga" mendengar jawaban itu dariku kak ben langsung memelukku erat dan akupun memeluknya juga..

...

sungguh malam yang indah saat itu, entah apa yang terjadi kepadaku sampai aku harus menelan perkataanku sendiri untuk menahan perasaan ini, tapi sungguh aku tidak bisa lagi membohongi diriku sendiri..
"kamu istirahat ya" kata kak ben sambil menyelimutiku lalu duduk disampingku dan menggengam jemari tanganku..
malam itu kami seperti sepasang kekasih yang baru saja jadian, meski secara harfiah kak ben tidak pernah menembakku dan memintaku untuk jadi pacarnya tapi bagi kami itu tidak penting, perasaanlah yang terpenting dan itu sudah cukup untuk menggambarkan hubungan kami..
hari berganti hari, setiap harinya aku dan dia semakin dekat, ya...dekat sebagai sepasang kekasih, bukan lagi kakak adik. ayah dan mamah pun lama-lama mulai mengetahuinya tapi mereka malah terlihat senang akan kedekatan kami, entah ini mungkin terdengar aneh atau apa mengingat seorang ben adalah anak angkat dari ibu tiriku yang kini justru malah menjadi seseorang yang spesial bagiku..

hari terakhir cuti kak ben pun segera berakhir dan kak ben berjanji akan menuntaskan tugas kantornya agar bisa lebih cepat kembali bekerja disini. pagi itu suasana bandara cukup ramai, aku yang meminta agar bisa mengantarnya sampai bandara walaupun pada awalnya dia tidak mengijinkan karena harus ke jakarta untuk sekedar mengantarnya tapi aku memaksa karena kami akan lama tidak bertemu..
diruang tunggu aku bersandar kebahunya sambil membicarakan hal-hal lucu, setelah cukup lama akhirnya jam keberangkatan pun hampir tiba, dan akupun mengantarnya sampai depan pintu masuk menuju boarding past..
"mel, sebelum aku pergi.." kata kak ben sambil berjalan dan sesampainya didepan pintu masuk kami terhenti "setelah tugasku selesai.. maukah kamu menikah denganku?" lanjut kak ben sambil memberikan cincin kepadaku, aku hanya sedikit mengangguk sambil menatapnya menandakan jawaban "mau" dariku. dan dia langsung memelukku erat "jaga diri kamu baik-baik ya.. secepatnya aku akan pulang" ucapnya sambil masih tetap memelukku "kamu juga.. jaga diri kamu baik-baik disana, dan cepat pulang.." ucapku, dan akhirnya ben pun pergi sambil sesekali menoleh kepadaku sambil tersenyum..

akupun langsung kembali ke ruang tunggu bus dan menunggu bus d*mri yang jurusan bandung, tapi tak lama bus pun datang dan segera aku mencari bangku kosong. selama diperjalanan aku tertidur karena tadi pagi sekali aku bangun untuk membantu menyiapkan baju-baju untuk ben..
"dek, dek, bangun udah sampai" aku dibangunkan orang disebelahku, ternyata sudah sampai bandung dan aku langsung turun dan mencari taksi, karena jarak dari terminal d*mri ke rumah cukup jauh jadi aku putuskan menggunakan taksi. tidak susah mencari taksi di terminal itu karena sudah ada tempat parkir khusus taksi, akupun langsung naik dan memberi petunjuk kepada supir taksi tersebut dan terlihat supir itu sudah mengerti dan kami langsung jalan, tapi ditengah perjalanan..

"BRAAAAAKKK!!!!!!" aku lupa apa yang terjadi saat itu, hanya samar-samar terdengar suara orang-orang disekitarku yang berkerumun dan suara sirine ambulan..
dikha89
dikha89 memberi reputasi
1