TS
zufar14
AGENT.X
Dunia ini penuh dengan orang jahat yang tidak dihukum. Mereka berkeliaran. Sebagian karena tidak tertangkap, sebagian lagi memang dilindungi, tak tersentuh hukum, atau aparat.
Dan Inilah Cerita Seorang laki - laki yang akan memberantas KEJAHATAN
Dan Inilah Cerita Seorang laki - laki yang akan memberantas KEJAHATAN
Spoiler for Baca sebelum membaca:
Mohon maaf apabila di cerita ini terdapat typo dan sebagainya,ane akan berusaha memperbaiki kata-kata agar lebih bagus kedepannya dan mohon di maklumi jika terdapat kejanggalan karena cerita ini full karangan
Quote:
Prolog
Agent Xdia adalah seorang laki-laki muda yang sangat berbakat yang tergabung dalam organisasi rahasia intelegent negara.Umurnya masih terbilang cukup muda baru 17 tahun.tapi,tak akan ada yang menyangka remaja ini sudah mahir menggunakan berbagai macam senjata dan masuk ke gembong mafia.
Dialah Agent X,tak ada yang tahu kepribadian aslinya.Dan karena itulah ia mau tak mau harus menangani sebuah kasus yang terbilang cukup sulit .
Lebih menyiksa dibandingkan menyusup ke markas teroris,lebih menakutkan dibandingkan dengan mafia berdarah dingin.
Lalu,misi sesulit apa yang harus diselesaikan Agent.X ?
Agent Xdia adalah seorang laki-laki muda yang sangat berbakat yang tergabung dalam organisasi rahasia intelegent negara.Umurnya masih terbilang cukup muda baru 17 tahun.tapi,tak akan ada yang menyangka remaja ini sudah mahir menggunakan berbagai macam senjata dan masuk ke gembong mafia.
Dialah Agent X,tak ada yang tahu kepribadian aslinya.Dan karena itulah ia mau tak mau harus menangani sebuah kasus yang terbilang cukup sulit .
Lebih menyiksa dibandingkan menyusup ke markas teroris,lebih menakutkan dibandingkan dengan mafia berdarah dingin.
Lalu,misi sesulit apa yang harus diselesaikan Agent.X ?
Quote:
Original Posted By Q and A
Q: Ini ceritanya asli apa karangan?
A: Cerita ini full karangan gan
Q: Ceritanya bakal diselesaikan kan?
A: iya gan,ane usahain selesaikan
Q: Updatenya kapan?
A: Semampu ya gan,karena banyak urusan RL gan.
Q: Ini ceritanya asli apa karangan?
A: Cerita ini full karangan gan
Q: Ceritanya bakal diselesaikan kan?
A: iya gan,ane usahain selesaikan
Q: Updatenya kapan?
A: Semampu ya gan,karena banyak urusan RL gan.
Quote:
Original Posted By RULES
1.Sesuai peraturan grand rules
2.Dilarang OOT
3.Dilarang Junk
4.Dilarang SPAM ga jelas
5.Silahkan berdiskusi asalkan masih berkaitan dengan cerita
1.Sesuai peraturan grand rules
2.Dilarang OOT
3.Dilarang Junk
4.Dilarang SPAM ga jelas
5.Silahkan berdiskusi asalkan masih berkaitan dengan cerita
Quote:
Original Posted By INDEX
PART 1:Kau Akan Menjadi Artis
PART 2:Kalian Sebut Aku Bencong?
PART 3 :Siapa Aku?
PART 4 :Ternyata Aku Tamvan
PART 5 :Anggap Saja Ini Misi Pembuka !
PART 6 :Semuanya Tenang Jangan Panik...
PART 7 :Karena Kami Agent
PART 8:Misi Dimulai Jordan Lucio
Pengumuman
PART 9 :Berat Tapi Ringan
PART 10:Kami adalah FiveFire "NEW" Release
PART 1:Kau Akan Menjadi Artis
PART 2:Kalian Sebut Aku Bencong?
PART 3 :Siapa Aku?
PART 4 :Ternyata Aku Tamvan
PART 5 :Anggap Saja Ini Misi Pembuka !
PART 6 :Semuanya Tenang Jangan Panik...
PART 7 :Karena Kami Agent
PART 8:Misi Dimulai Jordan Lucio
Pengumuman
PART 9 :Berat Tapi Ringan
PART 10:Kami adalah FiveFire "NEW" Release
Kalau menurut agan cerita ini bagus Share Yah...
Serta Jangan Lupa nya
Diubah oleh zufar14 21-12-2017 10:23
anasabila memberi reputasi
1
7.4K
Kutip
55
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
zufar14
#50
Part 10
Quote:
Satu bulan berbalu. Kabar tentang grup baru yang akan didebutkan oleh Bhineka Entertainment pun menyebar ke seluruh Indonesia. Hal itu membuat para trainee berlatih lebih intens agar bisa terpilih untuk debut.
Pak Budi sebagai panitia trainee masuk ke ruang latihan. Ia menatap semua trainee yang memasang wajah gugup.
"Oke, aku dan para pelatih sudah mengumpulkan semua data dan nilai yang kalian peroleh selama trainee. Nilai ini sangat berpengaruh karena hanya yang terbaik di antara yang terbaik yang bisa debut." ujar Pak Budi sebagai pembuka.
"Aku akan langsung bacakan nama para trainee yang akan debut. Pertama, Brian Aditya." lanjut Pak Budi. Mendengar namanya disebut,Brian langsung her-yes ria.
"Lalu, Bobby Aditama, Anto Praditio,Rizky Septian,dan..."Pak Budi Menggantung akhir kalimatnya.
"Yang terakhir, Jordan Lucio. Jadi, yang akan debut ada 5 orang." kata Pak Budi yang sontak membuat trainee lain mendesah kecewa.
"Tapi, Pak Budi, kenapa malah Jordan yang terpilih? Bukankah Eric selalu berada di urutan lima teratas?" protes Bobby tiba-tiba.
"Wae? Ini adalah keputusan akhir dan tak bisa diganggu gugat.” sahut Budi tegas. Itu membuat Bobby mendengus kesal dan menatap Jordan dengan tajam.
Jordan hanya diam. Ia sudah tahu ia akan terpilih. Ia hanya perlu mencari sebanyak-banyaknya informasi mengenai organisasi yang sedang ia incar. Ia tak punya banyak waktu untuk mengubris orang lain.
"Baiklah, untuk kelima orang yang kusebutkan tadi, ikuti aku ke ruang rapat utama. Kita akan membahas
beberapa hal bersama presdir." kata Budi seraya keluar dari ruang latihan.
Jordan, Brian, Anto, Bobby, dan Rizky mengikuti dari belakang.
Setelah sampai di ruang rapat, mereka duduk mengitari sebuah meja bundar yang ada di tengah ruangan. Melihat meja bundar ini, Jordan tiba-tiba teringat dengan ruang rapat team Radiant. Tanpa sadar, bibirnya menukik ke atas. Membentuk sebuah senyum kecil.
"Selamat Siang. Saya Ingrid Yulika, presdir Bhineka Entertainment. Kalian berlima mungkin baru pertama kali bertemu dengan saya. Jadi, kalian bisa memanggil saya dengan panggilan Bu Ingrid." ujar seorang wanita berusia 34 tahun dengan senyum manis.
"Baiklah, saya tak ingin membuang banyak waktu. Disini, kita perlu
mendiskusikan nama grup baru kalian dan beberapa hal lainnya seperti nama fandom. Ada yang ingin mengusulkan?" tanyanya.
"Aku sudah memikirkan nama ini sejak dulu. Bagaimana dengan 'FiveFire'?" Brian menyuarakan idenya.
"Boleh. Yang lain setuju?" semua
orang di dalam ruangan tersebut mengangguk setuju, termasuk Pak Budi dan seorang pria yang merupakan sekretaris Bu Ingrid.
"Kalau nama grupnya 'FiveFire', berarti nama fandomnya 'Waters' saja."usul Bobby.
"Lebih baik 'Air‘ saja. Api akan padam jika terkena air. Berbeda jika api terkena angin, api akan menjadi lebih besar. Itu bisa menjadi konsepnya." sambung Rizky.
Jordan memandang takjub pria
tampan itu. Ini pertama kalinya Rizky berbicara panjang lebar.
"Hmm.. Ya, benar. Jadi, nama fandomnya 'Air' saja?" kata Bu Ingrid.
"Tambahkan huruf M saj a di depannya. Jadi M-Air. M kependekan dari Millions, jadi M-Air artinya miliaran angin. Bagaimana?" usul Anto pula.
"Aku setuju. Yang lain?" Bu Ingrid menatap satu per satu pria di hadapannya. Mereka mengangguk.
"Sekarang, tentukan nama panggung kalian. Khusus untuk grup kali ini, aku mengizinkan kalian untuk menentukan nama panggung kalian sendiri." titah Bu Ingrid.
"Aku Xenon saja. Aku sangat suka panggilan itu." ujar Brian.
"Aku Parkey. Nama itu kesukaanku." lanjut Anto.
"Aku Mr.H." sambung Rizky singkat.
Jordan beriikir sejenak. Ia belum pernah memikirkan hal ini sebelumnya.
"Aku F-Hyu. Di grup ini, aku yang tertua." kata Bobby pula.
"Bagaimana denganmu, Jordan?" tanya Budi.
"Hmm.. Aku.. U saja." kata Jordan.
"Hanya huruf U dalam bahasa inggris?" tanya Budi lagi. Jordan mengangguk kaku.
"Untuk leader, saya sudah menentukan satu nama, yaitu Brian Aditya. Saya bisa percaya padamu untuk menjadi leader kan, Brian?" kata Bu Ingrid. Awalnya, Brian sempat kaget. Tapi ia segera mengangguk mantap.
"Suatu kehormatan bagiku mendapat kepercayaan dari anda, Bu Ingrid." ujar Brian sambil tersenyum senang.
"Satu hal lagi. Sesuai dengan nilai yang kalian dapatkan, saya sudah menentukan posisi kalian di grup." Bu Ingrid membuka sebuah map.
"Seperti yang saya katakan tadi, Brian Aditya sebagai leader dan rapper. Bobby Aditama sebagai Visual dan Vokal. Anto Praditio sebagai Lead Dancer dan Vokal. Rizky Septian sebagai Lead Rapper dan dancer. Serta Jordan Lucio sebagai Lead Vokal dan Main rapper. Jelas semua?" oceh Bu Ingrid panjang lebar.
Lima orang itu mengangguk.
"Baiklah. Itu saja yang perlu kita bahas hari ini. Untuk hal lainnya, kami yang akan mengurus. Sekarang bersiaplah. Dorm kalian sudah disiapkan. Kalian akan berlatih selama seminggu lalu langsung debut untuk pertama kali. Mengerti?" suara Bu Ingrid menginterupsi. Lima orang itu mengangguk paham.
Setelah itu, mereka keluar dari ruang rapat. Bobby, Brian,dan Anto yang tampak senang dan bersemangat. Berbeda dengan Rizky yang biasa saja.
Tapi, satu hal yang membuat Jordan tak nyaman. Empat orang yang pernah satu kelompok dengannya saat pelatihan dance itu menatap tajam dan tak suka ke arahnya. Entah karena apa.
Kabar debutnya grup baru dari Bhineka Entertainment meriuhkan seluruh Indonesia. Lima pria tampan yang berada dalam grup bernama 'FiveFire‘ itu membuat banyak orang penasaran.
Hal itu sontak membuat tiket konser perdana mereka ludes dalam waktu singkat.
Jordan saat ini sedang bersiap-siap. Ia mengenakan setelan jas berwarna dark blue. Rambutnya dipotong klimis dengan warna coklat bercampur sedikit ungu.
Tapi, ada sesuatu yang terasa mengganjal. Ia memililiki firasat buruk. Entah apa. Yang jelas, ia merasa sangat terganggu dengan firasat buruk itu.
Jordan menangkis semua firasat buruknya. Ia melangkah percaya diri naik ke panggung bersama keempat member lain. Walaupun keempat member itu masih sering mensinisinya, hanya Brian yang tidak terlalu ketara. Sebagai leader, ia selalu berusaha untuk adil pada setiap member.
Di panggung, ia bisa melihat betapa ramainya manusia yang ada di tempat ini. Manusia-manusia itu berteriak histeris saat melihat kelima member menyapa dan memperkenalkan diri masing-masing.
Setelah itu, FiveFire mulai menampilkan penampilan debut pertama mereka. Teriakan histeris tak luput di setiap kali member bernyanyi dan menggerakkan tubuh.
Mereka membawakan dua lagu sebagai pembuka. Lalu, mereka diberikan waktu sejenak untuk break.
Tepat saat Songmin mendudukkan bokongnya di kursi, ia mendapat sinyal bahaya dari gedung pusat OSI. Dengan cepat, ia segera mencari tempat sepi. Namun, di tengah perjalanan, ia dicegat oleh Budi yang kini menjadi manager grupnya.
"Mau kenapa, Jordan?“ tanya Budi. Ia agak mengernyit dahi saat melihat Jordan yang tampak buru- buru
"A-aku mau ketoilet, Pak. Sudah tak tahan lagi." kata Jordan cepat. Budi hanya ber-oh ria dan menunjukkan jalan menuju toilet.
Tanpa membuang waktu, Jordan berlari ke toilet. Dania mendesah lega saat tak menemukan satupun orang di toilet. Ia aman untuk menghubungi gedung pusat OSI saat ini.
"Ya, Ed. Agent X disini," Jordan menekan tombol kecil di telinganya.
"Agent X. Ini darurat. Kami menemukan sebuah bom di sekitar panggung. Cepat temukan bom itu dan bawa ke tempat aman untuk meledak. Kau tak punya banyak waktu. Kemungkinan hanya tinggal beberapa menit lagi." sontak Jordan merutuk dalam hati saat mendengar ucapan Edween.
Dengan cepat, ia masuk ke salah satu bilik toilet. Mengganti pakaiannya dengan pakaian Ala agent Kalian bertanya dari mana ia mendapat barang-barang itu? Tentu saja ia selalu membawa persiapan dimanapun karena ia adalah seorang agent.
Sekarang, ia kembali menjadi agent X. Ia berlari cepat keluar dari toilet pria dan menggunakan sebuah alat pendeteksi bom yang berukuran seperti sebuah handphone.
Alat itu menunjukkan sebuah titik merah di bagian utara. Agent X tahu dimana tempat itu. Kakinya berlari dengan cepat menuju tempat itu, yaitu ruang break member FiveFire.
Ia sempat dicegat oleh beberapa pengawal di depan pintu ruang tersebut. Tapi, dengan mudah ia bisa melumpuhkan sekitar 5 orang pria bertubuh kekar dalam waktu beberapa detik saja.
Ia mendobrak keras pintu itu. Membuat para member FiveFire dan beberapa orang lain di dalam ruang itu terkejut dan memandangnya aneh.
Ia bersikap acuh. Dengan sekali sentakan, ia menghancurkan sebuah dinding yang ternyata hanya sebuah triplek. Ia menyeret sebuah benda berat berbentuk petak berwarna merah secara paksa dari balik triplek itu.
Terdapat sederet angka yang berada di bagian atas benda itu.
"Shit! Tinggal 1 menit lagi!" teriaknya dalam hati.
Semua orang yang berada di dalam ruang sontak terkejut saat melihat benda yang sedang dibawa oleh seorang Pria muda.
"I-itu bom!" teriak Anto. Teriakannya membuat semua orang panik.
"Jangan panik! Aku akan membawa ini keluar. Jangan ada satupun yang keluar dari ruangan ini, mengerti!" bentak si Pria. Orang-orang hanya mengangguk sambil bergidik ngeri.
Tanpa membuang waktu lagi, agent X segera membawa benda berat itu sejauh mungkin dari tempat awal.
Ia mendesah lega saat menemukan sebuah danau yang tak jauh di hadapannya.
Tik.. Tik.. Tik..
Angka di alat itu menunjukkan tinggal 13 detik lagi. Itu membuatnya panik dan mempercepat langkahnya.
"Uh.. Kenapa bom ini sangat berat? Ayolah.. Tinggal sedikit lagi.." batinnya.
Tepat saat ia melempar bom itu ke dalam danau, bom itu meledak. Hal itu membuat tubuhnya sampai terlempar sejauh beberapa meter.
Suara bom yang Cumiakkan membuat banyak orang di tempat itu berteriak histeris. Keadaan mendadak kacau. Para penonton mulai bubar dari sekeliling panggung dan mencari sumber suara.
Agent X mendesis saat ia merasakan sedikit kulit di bagian kanannya terkelupas. Ia terkena sedikit serpihan bom saat melempar bom itu ke danau.
"Tuan? Kau tak apa? Sedang apa kau disini?" tiba-tiba, ada sebuah tangan yang menjulur ke arahnya. Agent X pun mendongak. Ia kaget saat Rizky lah yang berada di hadapannya saat ini.
"Uh, aku tak apa. Terima kasih." Agent X tidak menyambut uluran tangan itu dan langsung berlari menjauh.
Rizky memandang datar pria itu sampai punggung pria itu menghilang di balik bangunan yang berada tidak jauh dari situ.
Sirene mobil polisi membuat kerumunan orang membuka jalan. Dua mobil polisi terparkir di sekitar tempat kejadian.
Seorang pria muda keluar dari salah satu mobil. Dengan tegas, ia berteriak kepada semua orang agar menjauh dari tempat bom meledak.
"Apa yang terjadi disini, letnan Satria?" Tanya polisi muda itu. Ia tak tahu menahu tentang kejadian barusan karena ia yang sedang berada tak jauh dari situ mendadak mendapat perintah untuk segera pergi ke tempat show grup baru dari Bhineka Entertainment.
"Kata beberapa saksi, barusan terdengar suara seperti ledakan besar yang mengarah dari danau ini, kapten." Sahut letnan Satria.
"Permisi, kapten, letnan!" Seorang personel polisi menghampiri mereka berdua dan memberi hormat.
"Ada apa?" Tanya si polisi muda.
"Saya mendapat informasi bahwa sebelum suara ledakan, ada seorang pria dengan ciri-ciri bertubuh sedang dan memakai kacamata hitam masuk ke ruang break member FiveFire. Pria itu menghancurkan dinding yang terbuat dari triplek dan langsung membawa sebuah benda berbentuk bom keluar dari tempat itu. Sepertinya, pria itu membuang bom itu kesini tepat ketika bom itu meledak." Jelas sang personel.
Polisi muda dan letnan Satria mengangguk paham.
"Cek ruang break itu dan tanyakan kepada orang-orang didalam ruang itu sebagai saksi. Beberapa orang tolong cari informasi mengenai pria, tadi." Titah polisi itu.
"Siap!" Sang personel kembali memberi hormat lalu dengan sigan menjalankan perintah.
"Ada sesuatu yang terjadi disini. siapa pria itu hingga tahu bahwa di dalam dinding itu tersimpan sebuah bom?"
gumam si polisi muda.
Pak Budi sebagai panitia trainee masuk ke ruang latihan. Ia menatap semua trainee yang memasang wajah gugup.
"Oke, aku dan para pelatih sudah mengumpulkan semua data dan nilai yang kalian peroleh selama trainee. Nilai ini sangat berpengaruh karena hanya yang terbaik di antara yang terbaik yang bisa debut." ujar Pak Budi sebagai pembuka.
"Aku akan langsung bacakan nama para trainee yang akan debut. Pertama, Brian Aditya." lanjut Pak Budi. Mendengar namanya disebut,Brian langsung her-yes ria.
"Lalu, Bobby Aditama, Anto Praditio,Rizky Septian,dan..."Pak Budi Menggantung akhir kalimatnya.
"Yang terakhir, Jordan Lucio. Jadi, yang akan debut ada 5 orang." kata Pak Budi yang sontak membuat trainee lain mendesah kecewa.
"Tapi, Pak Budi, kenapa malah Jordan yang terpilih? Bukankah Eric selalu berada di urutan lima teratas?" protes Bobby tiba-tiba.
"Wae? Ini adalah keputusan akhir dan tak bisa diganggu gugat.” sahut Budi tegas. Itu membuat Bobby mendengus kesal dan menatap Jordan dengan tajam.
Jordan hanya diam. Ia sudah tahu ia akan terpilih. Ia hanya perlu mencari sebanyak-banyaknya informasi mengenai organisasi yang sedang ia incar. Ia tak punya banyak waktu untuk mengubris orang lain.
"Baiklah, untuk kelima orang yang kusebutkan tadi, ikuti aku ke ruang rapat utama. Kita akan membahas
beberapa hal bersama presdir." kata Budi seraya keluar dari ruang latihan.
Jordan, Brian, Anto, Bobby, dan Rizky mengikuti dari belakang.
Setelah sampai di ruang rapat, mereka duduk mengitari sebuah meja bundar yang ada di tengah ruangan. Melihat meja bundar ini, Jordan tiba-tiba teringat dengan ruang rapat team Radiant. Tanpa sadar, bibirnya menukik ke atas. Membentuk sebuah senyum kecil.
"Selamat Siang. Saya Ingrid Yulika, presdir Bhineka Entertainment. Kalian berlima mungkin baru pertama kali bertemu dengan saya. Jadi, kalian bisa memanggil saya dengan panggilan Bu Ingrid." ujar seorang wanita berusia 34 tahun dengan senyum manis.
"Baiklah, saya tak ingin membuang banyak waktu. Disini, kita perlu
mendiskusikan nama grup baru kalian dan beberapa hal lainnya seperti nama fandom. Ada yang ingin mengusulkan?" tanyanya.
"Aku sudah memikirkan nama ini sejak dulu. Bagaimana dengan 'FiveFire'?" Brian menyuarakan idenya.
"Boleh. Yang lain setuju?" semua
orang di dalam ruangan tersebut mengangguk setuju, termasuk Pak Budi dan seorang pria yang merupakan sekretaris Bu Ingrid.
"Kalau nama grupnya 'FiveFire', berarti nama fandomnya 'Waters' saja."usul Bobby.
"Lebih baik 'Air‘ saja. Api akan padam jika terkena air. Berbeda jika api terkena angin, api akan menjadi lebih besar. Itu bisa menjadi konsepnya." sambung Rizky.
Jordan memandang takjub pria
tampan itu. Ini pertama kalinya Rizky berbicara panjang lebar.
"Hmm.. Ya, benar. Jadi, nama fandomnya 'Air' saja?" kata Bu Ingrid.
"Tambahkan huruf M saj a di depannya. Jadi M-Air. M kependekan dari Millions, jadi M-Air artinya miliaran angin. Bagaimana?" usul Anto pula.
"Aku setuju. Yang lain?" Bu Ingrid menatap satu per satu pria di hadapannya. Mereka mengangguk.
"Sekarang, tentukan nama panggung kalian. Khusus untuk grup kali ini, aku mengizinkan kalian untuk menentukan nama panggung kalian sendiri." titah Bu Ingrid.
"Aku Xenon saja. Aku sangat suka panggilan itu." ujar Brian.
"Aku Parkey. Nama itu kesukaanku." lanjut Anto.
"Aku Mr.H." sambung Rizky singkat.
Jordan beriikir sejenak. Ia belum pernah memikirkan hal ini sebelumnya.
"Aku F-Hyu. Di grup ini, aku yang tertua." kata Bobby pula.
"Bagaimana denganmu, Jordan?" tanya Budi.
"Hmm.. Aku.. U saja." kata Jordan.
"Hanya huruf U dalam bahasa inggris?" tanya Budi lagi. Jordan mengangguk kaku.
"Untuk leader, saya sudah menentukan satu nama, yaitu Brian Aditya. Saya bisa percaya padamu untuk menjadi leader kan, Brian?" kata Bu Ingrid. Awalnya, Brian sempat kaget. Tapi ia segera mengangguk mantap.
"Suatu kehormatan bagiku mendapat kepercayaan dari anda, Bu Ingrid." ujar Brian sambil tersenyum senang.
"Satu hal lagi. Sesuai dengan nilai yang kalian dapatkan, saya sudah menentukan posisi kalian di grup." Bu Ingrid membuka sebuah map.
"Seperti yang saya katakan tadi, Brian Aditya sebagai leader dan rapper. Bobby Aditama sebagai Visual dan Vokal. Anto Praditio sebagai Lead Dancer dan Vokal. Rizky Septian sebagai Lead Rapper dan dancer. Serta Jordan Lucio sebagai Lead Vokal dan Main rapper. Jelas semua?" oceh Bu Ingrid panjang lebar.
Lima orang itu mengangguk.
"Baiklah. Itu saja yang perlu kita bahas hari ini. Untuk hal lainnya, kami yang akan mengurus. Sekarang bersiaplah. Dorm kalian sudah disiapkan. Kalian akan berlatih selama seminggu lalu langsung debut untuk pertama kali. Mengerti?" suara Bu Ingrid menginterupsi. Lima orang itu mengangguk paham.
Setelah itu, mereka keluar dari ruang rapat. Bobby, Brian,dan Anto yang tampak senang dan bersemangat. Berbeda dengan Rizky yang biasa saja.
Tapi, satu hal yang membuat Jordan tak nyaman. Empat orang yang pernah satu kelompok dengannya saat pelatihan dance itu menatap tajam dan tak suka ke arahnya. Entah karena apa.
~Seminggu Kemudian~
Kabar debutnya grup baru dari Bhineka Entertainment meriuhkan seluruh Indonesia. Lima pria tampan yang berada dalam grup bernama 'FiveFire‘ itu membuat banyak orang penasaran.
Hal itu sontak membuat tiket konser perdana mereka ludes dalam waktu singkat.
Jordan saat ini sedang bersiap-siap. Ia mengenakan setelan jas berwarna dark blue. Rambutnya dipotong klimis dengan warna coklat bercampur sedikit ungu.
Tapi, ada sesuatu yang terasa mengganjal. Ia memililiki firasat buruk. Entah apa. Yang jelas, ia merasa sangat terganggu dengan firasat buruk itu.
Jordan menangkis semua firasat buruknya. Ia melangkah percaya diri naik ke panggung bersama keempat member lain. Walaupun keempat member itu masih sering mensinisinya, hanya Brian yang tidak terlalu ketara. Sebagai leader, ia selalu berusaha untuk adil pada setiap member.
Di panggung, ia bisa melihat betapa ramainya manusia yang ada di tempat ini. Manusia-manusia itu berteriak histeris saat melihat kelima member menyapa dan memperkenalkan diri masing-masing.
Setelah itu, FiveFire mulai menampilkan penampilan debut pertama mereka. Teriakan histeris tak luput di setiap kali member bernyanyi dan menggerakkan tubuh.
Mereka membawakan dua lagu sebagai pembuka. Lalu, mereka diberikan waktu sejenak untuk break.
Tepat saat Songmin mendudukkan bokongnya di kursi, ia mendapat sinyal bahaya dari gedung pusat OSI. Dengan cepat, ia segera mencari tempat sepi. Namun, di tengah perjalanan, ia dicegat oleh Budi yang kini menjadi manager grupnya.
"Mau kenapa, Jordan?“ tanya Budi. Ia agak mengernyit dahi saat melihat Jordan yang tampak buru- buru
"A-aku mau ketoilet, Pak. Sudah tak tahan lagi." kata Jordan cepat. Budi hanya ber-oh ria dan menunjukkan jalan menuju toilet.
Tanpa membuang waktu, Jordan berlari ke toilet. Dania mendesah lega saat tak menemukan satupun orang di toilet. Ia aman untuk menghubungi gedung pusat OSI saat ini.
"Ya, Ed. Agent X disini," Jordan menekan tombol kecil di telinganya.
"Agent X. Ini darurat. Kami menemukan sebuah bom di sekitar panggung. Cepat temukan bom itu dan bawa ke tempat aman untuk meledak. Kau tak punya banyak waktu. Kemungkinan hanya tinggal beberapa menit lagi." sontak Jordan merutuk dalam hati saat mendengar ucapan Edween.
Dengan cepat, ia masuk ke salah satu bilik toilet. Mengganti pakaiannya dengan pakaian Ala agent Kalian bertanya dari mana ia mendapat barang-barang itu? Tentu saja ia selalu membawa persiapan dimanapun karena ia adalah seorang agent.
Sekarang, ia kembali menjadi agent X. Ia berlari cepat keluar dari toilet pria dan menggunakan sebuah alat pendeteksi bom yang berukuran seperti sebuah handphone.
Alat itu menunjukkan sebuah titik merah di bagian utara. Agent X tahu dimana tempat itu. Kakinya berlari dengan cepat menuju tempat itu, yaitu ruang break member FiveFire.
Ia sempat dicegat oleh beberapa pengawal di depan pintu ruang tersebut. Tapi, dengan mudah ia bisa melumpuhkan sekitar 5 orang pria bertubuh kekar dalam waktu beberapa detik saja.
Ia mendobrak keras pintu itu. Membuat para member FiveFire dan beberapa orang lain di dalam ruang itu terkejut dan memandangnya aneh.
Ia bersikap acuh. Dengan sekali sentakan, ia menghancurkan sebuah dinding yang ternyata hanya sebuah triplek. Ia menyeret sebuah benda berat berbentuk petak berwarna merah secara paksa dari balik triplek itu.
Terdapat sederet angka yang berada di bagian atas benda itu.
"Shit! Tinggal 1 menit lagi!" teriaknya dalam hati.
Semua orang yang berada di dalam ruang sontak terkejut saat melihat benda yang sedang dibawa oleh seorang Pria muda.
"I-itu bom!" teriak Anto. Teriakannya membuat semua orang panik.
"Jangan panik! Aku akan membawa ini keluar. Jangan ada satupun yang keluar dari ruangan ini, mengerti!" bentak si Pria. Orang-orang hanya mengangguk sambil bergidik ngeri.
Tanpa membuang waktu lagi, agent X segera membawa benda berat itu sejauh mungkin dari tempat awal.
Ia mendesah lega saat menemukan sebuah danau yang tak jauh di hadapannya.
Tik.. Tik.. Tik..
Angka di alat itu menunjukkan tinggal 13 detik lagi. Itu membuatnya panik dan mempercepat langkahnya.
"Uh.. Kenapa bom ini sangat berat? Ayolah.. Tinggal sedikit lagi.." batinnya.
Tepat saat ia melempar bom itu ke dalam danau, bom itu meledak. Hal itu membuat tubuhnya sampai terlempar sejauh beberapa meter.
Suara bom yang Cumiakkan membuat banyak orang di tempat itu berteriak histeris. Keadaan mendadak kacau. Para penonton mulai bubar dari sekeliling panggung dan mencari sumber suara.
Agent X mendesis saat ia merasakan sedikit kulit di bagian kanannya terkelupas. Ia terkena sedikit serpihan bom saat melempar bom itu ke danau.
"Tuan? Kau tak apa? Sedang apa kau disini?" tiba-tiba, ada sebuah tangan yang menjulur ke arahnya. Agent X pun mendongak. Ia kaget saat Rizky lah yang berada di hadapannya saat ini.
"Uh, aku tak apa. Terima kasih." Agent X tidak menyambut uluran tangan itu dan langsung berlari menjauh.
Rizky memandang datar pria itu sampai punggung pria itu menghilang di balik bangunan yang berada tidak jauh dari situ.
Sirene mobil polisi membuat kerumunan orang membuka jalan. Dua mobil polisi terparkir di sekitar tempat kejadian.
Seorang pria muda keluar dari salah satu mobil. Dengan tegas, ia berteriak kepada semua orang agar menjauh dari tempat bom meledak.
"Apa yang terjadi disini, letnan Satria?" Tanya polisi muda itu. Ia tak tahu menahu tentang kejadian barusan karena ia yang sedang berada tak jauh dari situ mendadak mendapat perintah untuk segera pergi ke tempat show grup baru dari Bhineka Entertainment.
"Kata beberapa saksi, barusan terdengar suara seperti ledakan besar yang mengarah dari danau ini, kapten." Sahut letnan Satria.
"Permisi, kapten, letnan!" Seorang personel polisi menghampiri mereka berdua dan memberi hormat.
"Ada apa?" Tanya si polisi muda.
"Saya mendapat informasi bahwa sebelum suara ledakan, ada seorang pria dengan ciri-ciri bertubuh sedang dan memakai kacamata hitam masuk ke ruang break member FiveFire. Pria itu menghancurkan dinding yang terbuat dari triplek dan langsung membawa sebuah benda berbentuk bom keluar dari tempat itu. Sepertinya, pria itu membuang bom itu kesini tepat ketika bom itu meledak." Jelas sang personel.
Polisi muda dan letnan Satria mengangguk paham.
"Cek ruang break itu dan tanyakan kepada orang-orang didalam ruang itu sebagai saksi. Beberapa orang tolong cari informasi mengenai pria, tadi." Titah polisi itu.
"Siap!" Sang personel kembali memberi hormat lalu dengan sigan menjalankan perintah.
"Ada sesuatu yang terjadi disini. siapa pria itu hingga tahu bahwa di dalam dinding itu tersimpan sebuah bom?"
gumam si polisi muda.
Hello...Ane kembali lagi sorry nih kalau cerita kali ini terlalu panjang dan membosankan
Dan Si polisi muda itu siapa sih namanya?
Tunggu di Part Selanjutnya ya...
Comment
0
Kutip
Balas