AboeyyAvatar border
TS
Aboeyy
Evolusi Hobi, Dari Penonton Hingga Jadi Pemain


Sejak Sekolah Dasar, saya sangat suka menyaksikan para profesional bekerja. Mulai dari menyaksikan tukang bangunan yang membikin rumah, montir yang memperbaiki kendaraan, teknisi yang menyervis elektronik, dan lain-lain. Yah, waktu itu tidak ada motif dan tujuan apapun, selain hanya merasa enjoy dan asyik aja melihat mereka bekerja.



Berbagai Tool Kits tergantung di dinding kamar saya.


Saat awal kuliah, saya mulai menyisihkan sebagian uang kiriman orangtua untuk membeli gergaji, palu dan sebagainya yang umumnya diperlukan oleh tukang bangunan. Saya juga membeli alat solder timah, AVO Meter dan sejenisnya yang sering digunakan oleh teknisi listrik/elektronik. Tak luput pula saya membeli berbagai kunci pas, obeng dan lain-lain yang biasa dipakai untuk usaha bengkel. Saya sendiri tak tahu kegunaannya, selain hanya merasa senang dan bangga aja memilikinya.

Ketika duduk di semester 6 (tahun 1997), kiriman orangtua mulai macet dan nominalnya juga berkurang. Saya berpikir bagaimana bisa dapat uang tambahan. Akhirnya saya menemukan peluang. Masalah yang sering dihadapi anak kos yang ada di sekitar saya adalah kipas angin, setrika, mesin tik, dan radio tape yang rusak. Saya nekat membuka jasa servis untuk peralatan tersebut hanya bermodalkan pengetahuan yang terekam dalam benak saya saat melihat pekerjaan tersebut. Walaupun usaha ini tidak berkembang, setidaknya waktu itu bisnis tersebut dapat membantu kelancaran kuliah.



Menjelang akhir kuliah, saya mengikuti kursus komputer. Lalu saya membeli sebuah Komputer Second, untuk membuka jasa pengetikan. Namanya juga “barang bekas”, tak heran jika saya sering bolak balik ke tempat teknisi untuk memperbaiki kerusakan, baik hardware maupun software. Namun dari situ akhirnya saya bisa memperbaiki komputer sendiri, lalu membuka jasa servis komputer. Yah, sampai diwisuda sebagai sarjana, saya masih bekerja sebagai penyedia jasa pengetikan dan servis komputer. Namun akhirnya saya harus lebih fokus pada satu bidang saja, yaitu jasa pengetikan. Dari jasa pengetikan inilah saya mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman, dan mulai hobi tulis-menulis, baik karya ilmiah, maupun karya fiksi.

Awal tahun 2010, saya mulai menulis artikel tentang berbagai hal, dan umumnya adalah tentang komputer, berdasarkan pengalaman selama membuka jasa pengetikan. Atau menuliskan hal-hal unik yang saya temui dalam kehidupan sehari-hari. Karya itu tetap saya simpan karena tidak tahu ke media mana harus mengirimkannya, yang bisa memberikan “reward” jika karya itu dimuat.

April 2010, saya pertama kali membuka Lapak di Kaskus ini untuk mempromosikan jasa pengetikan yang saya lakoni, dan memposting 3 tulisan tentang komputer. Tampaknya usaha ini tidak begitu memberikan support bagi hobi menulis sebagai profesi, sehingga saya banting stir ke dunia fiksi. Saya menulis cerpen dan cerpan untuk dikirim ke berbagai media cetak dan online, atau mengikuti event lomba. Lagi-lagi di sini saya merasa gagal. Sebab, meski sebuah karya diterima, namun antrian terbitnya terlalu lama. Dengan perasaan putus asa, namun tetap terus berkarya, saya berharap suatu saat saya dapat menerbitkan sendiri secara indie.

Setelah hampir 6 tahun meninggalkan Kampung Halaman Kaskus, akhirnya saya balik lagi ke sini. Kaskus Creator telah memanggil saya. Reward 5.000 poin atas karya fiksi saya dalam event Bring the Best in You telah menguatkan hati ini untuk tetap eksis dengan hobi menulis, dan menjadikannya sebagai profesi. Inilah “dunia yang hilang” yang selama ini saya cari-cari. Sekarang saya benar-benar ingin jadi “pemain profesional” di arena Creator ini, bukan lagi sebagai “penonton” seperti dulu.


Karena itu, untuk menjadikan hobi sebagai profesi, seseorang harus:
1. Menekuni hobi tersebut dan mengembangkannya sesuai peluang yang ada.
2. Membeli peralatan yang mendukung hobi tersebut.
3. Mempelajari ilmu yang berhubungan dengan hobi itu, sehingga bisa dikembangkan sebagai profesi.

********


Spoiler for Sumber:
Diubah oleh Aboeyy 04-01-2018 14:45
shortdistance
mertodjoyo.203
mertodjoyo.203 dan shortdistance memberi reputasi
2
4.1K
29
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
AboeyyAvatar border
TS
Aboeyy
#1
Evolusi Hobi, Dari Penonton Hingga Jadi Pemain


Sejak Sekolah Dasar, saya sangat suka menyaksikan para profesional bekerja. Mulai dari menyaksikan tukang bangunan yang membikin rumah, montir yang memperbaiki kendaraan, teknisi yang menyervis elektronik, dan lain-lain. Yah, waktu itu tidak ada motif dan tujuan apapun, selain hanya merasa enjoy dan asyik aja melihat mereka bekerja.



Berbagai Tool Kits tergantung di dinding kamar saya.


Saat awal kuliah, saya mulai menyisihkan sebagian uang kiriman orangtua untuk membeli gergaji, palu dan sebagainya yang umumnya diperlukan oleh tukang bangunan. Saya juga membeli alat solder timah, AVO Meter dan sejenisnya yang sering digunakan oleh teknisi listrik/elektronik. Tak luput pula saya membeli berbagai kunci pas, obeng dan lain-lain yang biasa dipakai untuk usaha bengkel. Saya sendiri tak tahu kegunaannya, selain hanya merasa senang dan bangga aja memilikinya.

Ketika duduk di semester 6 (tahun 1997), kiriman orangtua mulai macet dan nominalnya juga berkurang. Saya berpikir bagaimana bisa dapat uang tambahan. Akhirnya saya menemukan peluang. Masalah yang sering dihadapi anak kos yang ada di sekitar saya adalah kipas angin, setrika, mesin tik, dan radio tape yang rusak. Saya nekat membuka jasa servis untuk peralatan tersebut hanya bermodalkan pengetahuan yang terekam dalam benak saya saat melihat pekerjaan tersebut. Walaupun usaha ini tidak berkembang, setidaknya waktu itu bisnis tersebut dapat membantu kelancaran kuliah.



Menjelang akhir kuliah, saya mengikuti kursus komputer. Lalu saya membeli sebuah Komputer Second, untuk membuka jasa pengetikan. Namanya juga “barang bekas”, tak heran jika saya sering bolak balik ke tempat teknisi untuk memperbaiki kerusakan, baik hardware maupun software. Namun dari situ akhirnya saya bisa memperbaiki komputer sendiri, lalu membuka jasa servis komputer. Yah, sampai diwisuda sebagai sarjana, saya masih bekerja sebagai penyedia jasa pengetikan dan servis komputer. Namun akhirnya saya harus lebih fokus pada satu bidang saja, yaitu jasa pengetikan. Dari jasa pengetikan inilah saya mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman, dan mulai hobi tulis-menulis, baik karya ilmiah, maupun karya fiksi.

Awal tahun 2010, saya mulai menulis artikel tentang berbagai hal, dan umumnya adalah tentang komputer, berdasarkan pengalaman selama membuka jasa pengetikan. Atau menuliskan hal-hal unik yang saya temui dalam kehidupan sehari-hari. Karya itu tetap saya simpan karena tidak tahu ke media mana harus mengirimkannya, yang bisa memberikan “reward” jika karya itu dimuat.

April 2010, saya pertama kali membuka Lapak di Kaskus ini untuk mempromosikan jasa pengetikan yang saya lakoni, dan memposting 3 tulisan tentang komputer. Tampaknya usaha ini tidak begitu memberikan support bagi hobi menulis sebagai profesi, sehingga saya banting stir ke dunia fiksi. Saya menulis cerpen dan cerpan untuk dikirim ke berbagai media cetak dan online, atau mengikuti event lomba. Lagi-lagi di sini saya merasa gagal. Sebab, meski sebuah karya diterima, namun antrian terbitnya terlalu lama. Dengan perasaan putus asa, namun tetap terus berkarya, saya berharap suatu saat saya dapat menerbitkan sendiri secara indie.

Setelah hampir 6 tahun meninggalkan Kampung Halaman Kaskus, akhirnya saya balik lagi ke sini. Kaskus Creator telah memanggil saya. Reward 5.000 poin atas karya fiksi saya dalam event Bring the Best in You telah menguatkan hati ini untuk tetap eksis dengan hobi menulis, dan menjadikannya sebagai profesi. Inilah “dunia yang hilang” yang selama ini saya cari-cari. Sekarang saya benar-benar ingin jadi “pemain profesional” di arena Creator ini, bukan lagi sebagai “penonton” seperti dulu.


Karena itu, untuk menjadikan hobi sebagai profesi, seseorang harus:
1. Menekuni hobi tersebut dan mengembangkannya sesuai peluang yang ada.
2. Membeli peralatan yang mendukung hobi tersebut.
3. Mempelajari ilmu yang berhubungan dengan hobi itu, sehingga bisa dikembangkan sebagai profesi.

********


Spoiler for Sumber:
Diubah oleh Aboeyy 04-01-2018 14:45
0