Kaskus

Story

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dudatamvan88Avatar border
TS
dudatamvan88
Sang Wakil Janji [TAMAT]
TRILOGI
OTHER STORY OF BORNEO
SEASON III


Sang Wakil Janji [TAMAT]

Salam Para penghuni Jagad KASKUSTerutama Yang bermukim Di SubFor SFTH.

Hari ini saya akan menulis Season III dan yang akan menjadi akhir Dari Trilogi Other Story Of Borneo yang Telah ane tulis sebelumnya.

Mohon Kritik dan Saran Buat ane yang Nubie ini ya.
Oo iya.. Dimohon kepada pare reader agar mengikuti dan mematuhi aturan yang berlaku di SFTH dan ane ga mentolelir apapun bentuk keKEPOan yang berlebihan..


Quote:


Quote:



PROLOG

Semuanya mengerucut tepat di depan mataku seakan - akan aku adalah antagonis utamanya.
Aku benar - benar merasa menjadi orang yang salah yang berada ditempat yang salah hingga aku harus mengembalikan semua yang kubuang.

Apa memang harus seperti ini??
Semua yang kualami telah menyeretku dalam lingkaran rumit dan menjauh dari tujuan awalku saat berangkat ke pulau ini.
Aku hanya ingin membangun ulang hidupku dari nol. Tapi sekarang Aku sudah menantang orang yang jelas dan sangat jelas berada jauh diatasku.
Untuk pertama kalinya dalam hidupku saat MATImenjadi salah satu pilihanya.

Saat semuanya terpampang dengan jelas di depan mataku. Saat aku mulai merasa mampu menghadapi segalanya yang telah menyeretku.
Tia. Lusi. Aku berjanji akan mengakhirinya tak lama lagi. Mungkin tak lama lagi pula aku akan bertemu kalian. Atau mungkin kalian harus menunggu lebih lama lagi untuk bertemu denganku.


Quote:


Quote:


Quote:
Diubah oleh dipretelin 12-04-2018 08:07
bandarlaguna
antonnuts20453
dodolgarut134
dodolgarut134 dan 36 lainnya memberi reputasi
37
805.3K
3.2K
Thread Digembok
Tampilkan semua post
dudatamvan88Avatar border
TS
dudatamvan88
#2
MATI ( AKU vs PAK SAMI )
Sadar atau tidak. Tapi kini telapak tangan dan dadaku terasa sangat hangat atau mungkin panas. Sekilas aku melihat ada seberkas cahaya merah terang dari kedua telapak tangan dan dadaku.

"CUKUP..!!! DIAM DISITU NDRA..!!!" bentak pak sami padaku.

DEG

Langkahku tiba - tiba terhenti dan terasa sangat berat seperti ada yang menahan kedua kakiku untuk melanjutkan langkahnya. Jantungku berdebar kencang saat ini. Entah seberapa besar aku berusaha tapi kakiku sama sekali tak mau digerakkan hingga aku berlutut dibuatnya. Berat. Berat. Dan semakin berat.

"Bapak.. Udaaaaaaaaaaaah" ujar ida dengan suara tertahan seperti menangis karena dalam keadaan ini aku sama sekali tak bisa menengok untuk melihat wajahnya.

"LEPASIN SAYA PAK.. SAYA HARUS BUNUH DIA SEKARANG!!! MALEM INI JUGAA" teriakku dingengah kekakuan yang dialami tubuhku.

"JANGAN PAKSA SAYA NDRAAA!!!" bentak pak sami.

"AAAAAAAAAAKKKKKKHHHHH" teriakku sekencang - kencangnya dengan berusaha menggerakkan tubuhku.

"UDDAAAAHH INNDRAAAAAAAAA!!!!" teriak ida dengan menangis keras.

Perlahan - lahan aku mulai bisa menggerakkan tubuhku kembali bersamaan dengan hawa panas yang ada di tangan dan dadaku menghilang tapi aku merasakan tubuhku jauh lebih ringan dari sebelumnya seakan - akan aku bisa terbang saat ini. Yang ada di akal dan pikiranku sekarang adalah bagaimana caranya agar aku bisa segera menghabisi endah. Tapi pak sami tak mungkin membiarkanku pergi dari hadapanya hingga apapun yang dia katakan tadi sudah terlaksana. Lagipula sama sekali tak ada jaminan aku bisa menghabisi orang yang telah mendapat perlindungan jika aku mengikuti semua saranya. aku harus melumpuhkan pak sami agar aku bisa sesegera mungkin mengakhiri kebiadapan mbak endah.

"maafin saya pak.. Tapi Bapak yang maksa saya" ujarku pelan yang langsung berlari ke arah pak sami dengan mengepalkan tangan sekeras kerasnya untuk menyerang pak sami dengan kecepatan yang melebihi angin tercepat sekalipun.

"ini jawabanmu ndra??" ujar pak sami yang tiba - tiba berubah menjadi kepulan asap putih kecil dan hilang tertiup angin.

"ilang??" pikirku dalam hati sambil memandangi tempat pak sami berdiri tadi.

"BAAAAAPAAAAKKK JANGGAAAAAAN" teriak ida keras mengagetkanku.

Tapi Belum sembat aku menengok ke arah teriakan ida dan..

JLLLLEEGG

Dunia serasa berputar dengan cepat di pandanganku atau aku yang sedang berputar - putar?? Tapi sejenak aku aku bisa melihat tubuhku tergeletak dengan darah segar yang terus keluar dari tempat yang seharusnya kusebut leher.

"iiiiiiiinnnnnn" suara yang kukenal sebagai suara ida terdengar pelan ditelingaku.

"jadi gini akhirnya??" ujarku tapi sama sekali tak ada suara yang keluar dari mulutku.

Pandanganku perlahan terasa berat seirih rasa pedih teramat sangat yang mulai kurasakan. Gelap. Gelap dan semakin gelap.

Quote:


"Ndrraaaaaa.. Tolong.. Bangun.. Jangan mati ndraa" ujar sebuah suara yang samar - samar terdengar olehku ditengah kegelapan.

Perlahan - lahan rasa nyeri dan pedih yang tadi kurasakan kini kembali dan semakin menjadi.

"Uuhhhuuukkk.. Uuuhhhhuukkk" aku terbatuk tak kuat menahan rasa sakit disekitar leherku.

"ndraaaaaaaaaaaaa" ujar suara itu semakin jelas dan kukenali sebagai suara ida.

"ida??" ujarku perlahan dengan menahan rasa sakit yang teramat sangat.

Tiba - tiba tubuhku seperti dipeluk dengan erat. Sangat erat hingga aku tak bisa bernafas dibuatnya.

"daaa.. Sakiit" ujarku pelan tepat ditelinga ida.

"biar kamu sakit.. Asal kamu engga mati" ujar ida yang juga tepat ditelingaku.

"tapi sumpah da.. Sakit betul" ujarku dengan perlahan membuka mata.

Benar saja. Ida sedang memelukku erat dengan menangis dengan sejadi - jadinya. Sepintas aku melihat pak sami berdiri sambil memandangiku.

"maafin saya pak" ujarku pelan sambil tak kuat menahan tangis mengingat apa yang sudah terjadi padaku.
Diubah oleh dudatamvan88 30-12-2017 02:42
itkgid
jenggalasunyi
dodolgarut134
dodolgarut134 dan 24 lainnya memberi reputasi
23