Seminggu setelah kejadian di datangi arwah mbak hana membuatku semakin penasaran apa yang terjadi sebenarnya di balik semua ini.
Apakah mbak hana mau menyampaikan sesuatu atau hanya sekedar menyapa dengan cara yang salah.
"dek mau dibeliin apa?" mas fadil menawariku apa yang aku inginkan
"martabak asin ya mas? Tapi yang jumbo" jawabku sumringah karena mas fadil selalu perhatian kalau aku sedang sakit kayak gini.
"hmmmm...." gumamnya "sampean dirumah sendirian berani kan? Bentar lagi ibuk pulang kok" sambungnya sebelum pergi
"berani lah mas, kan aku di ruang tamu. Udah pergi dulu sana keburu abis martabaknya soalnya ini hari minggu" jawabku dan mendorong mas fadil keluar rumah
"ok ok" ia pun menstater motornya dan pergi.
Aku kembali ke dalam rumah dan bermain ponsel di ruang tamu.
"Assalamualaikum" seorang wanita yang tidak asing berdiri di depan pintu
"waalaikum salam ohh mbak rani, cari siapa ya mbak?" tanyaku menghampiri mbak rani
"bapaknya ada dek?" tanyanya seraya mengamati rumah
"kebetulan bapak belum pulang ngajar mbak, sampean ada perlu apa ya nanti tak sampaikan" kataku
Tiba-tiba datanglah ibuk dari rumah emak
"mbak rani, ada perlu apa ya?" tanya ibu
"kebetulan ada sampean, ini mau tanya sesuatu" jawab mbak rani lalu ia dipersilahkan masuk oleh ibu.
"nduk ambilin minuman di kulkas" ibu memintaku mengambil minuman di kulkas
"gak usah repot-repot buk" mbak rani menolaknya
"gakpapa mbak rani, tamu itu wajib dijamu" sahutku sembari mengambilkan dua botol teh di kulkas kemudian aku memilih duduk di teras.
Entah apa yang kedua wanita itu bicarakan tapi tampaknya mereka sangat serius.
Setelah 20 menit mengobrol akhirnya mbak rani berpamitan pulang dan menyampaikan pesan agar ibukku mau membantunya dan ibu hanya menjawab dengan ucapan "inshaa Allah".
Aku tidak berani bertanya kepada ibu tentang tujuan mbak rani datang ke rumah ini.

Selepas isya' bapak merundingkan sesuatu dengan ibu di ruang tengah, yang aku dengar ibu bertanya kepada bapak apakah laki-laki yang ditinggal mati istrinya juga memiliki masa iddah sebelum menikah lagi dengan wanita lain?
Setelah itu aku memilih pergi ke teras rumah untuk menyejukkan badan.
"mbak zahrin katanya sakit ya?" seorang wanita paruh baya menyapaku ketika ia berjalan melewati rumahku.
"Alhamdulillah buk udah sembuh" jawabku seraya menyunggingkan senyum
"bener gak sih katanya sampean sawanen gara-gara ngelihat hantunya si hana?" mulailah orang ini bergosip
"enggak kok buk, emang kecapek.an aja kemarin di sekolah banyak kegiatan" jawabku menolak pendapat orang itu
"oalah tak kirain gara-gara ngelihat hantunya hana, emang sekarang si hana itu jadi hantu mbak zahrin ya gara-gara pakai susuk pas masih hidup dulu. Yaudah ya mbak aku mau pulang dulu" ibu-ibu si tukang gosip itupun akhirnya lenyap dari hadapanku .
Karena hawa diteras mulai berbeda akupun segera masuk ke dalam rumah dan memutuskan untuk tidur.