Malam ini aku masih sibuk memandangi laptop dengan jemari yang leluasa menari di keyboardnya.
"besok saja disambung lagi" ucap bapak membuyarkan konsentrasiku
"nanggung pak, bentar lagi selesai" jawabku yang kembali fokus melakukan hal yang sama.
Terdengar jam dimasjid berbunyi, dentingan sebanyak 24 kali memanggil rasa kantukku.
Sudah beberapa kali aku menguap dan berulang ucapan yang sama dari mulut bapak.
Tok Tok Tok....
"sudah malam kok ada yang ngetuk pintu" gerutu bapak sembari berjalan malas menuju pintu.
"pak, gerbangnya kan sudah tak tutup? Kok ada orang ngetuk pintu?" ucapku yang kemudian menghentikan langkah bapak.
Namun suara ketukan itu semakin keras, tetapi tidak ada suara seseorang di depan sana.
Bapak mengintip dibalik gorden jendela, memastikan siapa yang ada di depan sana.
Karena dikuasai oleh rasa penasaran aku pun mencoba ikut melihat sosok didepan rumah itu.
"mbak hana?" gumamku
Ternyata itu adalah mbak hana warga rt.1 yang berdiri mematung di depan gerbang.
"pak tak bukain ya?" tanyaku yang langsung ditolak oleh bapak
"jangan nduk, sampean diem saja dulu" mulut bapak terlihat komat-kamit membacakan do'a hingga 5 menit kemudian sosok yang menyerupai mbak hana itu pergi secara tiba-tiba.
Aku sangat ketakutan hingga memutuskan untuk mengakhiri pekerjaanku dan beranjak untuk tidur, sedangkan bapak memilih untuk menunggu di ruang tamu sembari berdzikir.
Keesokan shubuh, aku baru saja pulang dari masjid bersama mas fadil sedangkan bapak ku tinggalkan disana karena ada keperluan.
Anak-anak sudah berkumpul di rumah untuk diniyah shubuh yang kebetulan hari ini adalah jadwal mas fadil yang mengajar.
"mbak zahrin sampean tau nggak?" gadis kecil berkerudung hijau menghentikan langkahku memasuki rumah.
"apa dek?" tanyaku
"mbak hana yang rumahnya samping rumahku loh hilang" jawabnya polos
"hilang kemana? Aneh-aneh aja kamu" kataku menghiraukan cerita dari gadis kecil itu
"loh mbak zahrin ini gak percaya, suwer mbak" gadis itu ngotot dengan pendiriannya.
"mbak tak masuk dulu, sampean ngaji aja yang bener" aku kemudian masuk kedalam rumah dan anak-anak itu kemudian mulai mengaji.

"bapak mana dek?" tanya mas fadil yang baru saja selesai mengajar ngaji
"nggak tau mas, dari tadi belum pulang. Ibuk juga nggak tau kemana" jawabku
"tumben biasanya jam segini ibuk udah dirumah" mas fadil kemudian mengambil sarapan.
"mas, beneran ya mbak hana istrinya mas fauzi itu hilang" tanyaku seraya mengunyah makanan
"katanya sih iya, mas juga udah lama gak ngeliat mbak hana" jawab mas fadil
"aneh sih, padahal tadi malem aku ngeliat kayak ada mbak hana di depan gerbang" kataku
"kapan?" tanya mas fadil
"tadi malem mas, jam 12 tapi ya gitu aneh juga sih kejadiannya" kataku pada mas fadil
"aneh kenapa?" tanyanya heran
"ya aneh lah, kan gerbangnya udah aku kunci eehh malah kayak ada orang ngetok pintu. Pas tak lihat ya orangnya mirip mbak hana" kisahku pada mas fadil
Tiba-tiba saja bulu kudukku merinding setelah menceritakan kejadian itu.
Sembari menunggu mas fadil berkemas untuk berangkat kerja aku melihat isi grup chat kelas yang mulai berisik.