Dua hari kemudian aku baru bisa menengok mbak disa.
Gadis cantik itu mulai kembali ceria tak seperti saat aku melihatnya melamun dulu.
"mbak disa kenapa kok gak pernah kelihatan" kataku sekedar basa-basi
"gakpapa kok dek zahrin, cuma lagi gak enak badan saja. Makasih ya udah jenguk mbak disini" jawab mbak disa lalu ia membukakan snack yang aku bawa tadi.
"iya mbak sama-sama. Cepet sembuh dong mbak, biar pas rapat kartar ada yang marahin mas kahfi" aku mencoba mencairkan suasana.
"Alhamdulillah dek , mbak sudah sembuh kok. Sampean tak ambilin maem ya?" mbak disa menawariku untuk makan dirumahnya
"haduh gausah mbak, tadi aku udah makan kok tadi. Bakso juga sama kayak yang aku kasih ke sampean" aku menolak tawaran mbak disa hingga membuatnya Cemberut kecewa.
Emang ya kalo dasarnya orang itu cantik mau mukanya dibentuk kayak apa aja masih tetep cantik.
Setelah beberapa jam mengobrol bersama mbak disa dan mbak dewi akhirnya aku berpamitan untuk pulang.
Beberapa bulan kemudian aku mendapat kabar dari ibu bahwa mbak disa sudah dijodohkan dengan pria dari kabupaten sebelah. Aku sangat senang mendengarnya karena aku tau kalau mbak disa sangat ingin menikah setelah wisuda nanti.
Akupun menyampaikan ucapan selamatku pada mbak disa tetapi sayangnya hanya lewat pesan singkat di ponsel, mbak disa pun membalasnya dengan ungkapan terimakasih dan satu pesan agar aku mau untuk diajak makan mie ayam di pasar kecamatan yang langsung aku iyakan ajakan itu.
Keesokan harinya..
karena bertepatan dengan hari minggu aku serta beberapa teman kartar di traktir mbak disa, ternyata bukan karena ia baru menerima pinangan tapi karena beberapa hari yang lalu ia barusaja berulang tahun yang ke 23.
Kami sangat bersenang-senang di hari itu hingga tanpa kita sadari ada hal menyedihkan yang datang di kemudian hari.
Calon suami mbak disa dinyatakan meninggal dalam insiden kebakaran di tempat kerjanya, hal itu terjadi bertepatan dengan hari wisuda mbak disa.
Hati siapa yang tak luka dan kecewa setelah mengetahui pasangannya pergi meninggalkannya selamanya tepat dihari kebahagiaannya.
Setelah pulang dari acara wisuda, keluarga mbak disa terlihat pergi takziyah ke rumah lelaki malang itu.
Semenjak kejadian itu, mbak disa kembali terlihat murung bahkan terdengar kabar jika ia tidak mau makan.