- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menurut PKS, Gatot Nurmantyo Belum Punya Elektabilitas
TS
annisaputrie
Menurut PKS, Gatot Nurmantyo Belum Punya Elektabilitas
Menurut PKS, Gatot Nurmantyo Belum Punya Elektabilitas
06/10/2017, 21:07 WIB
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo usai memimpin upacara dan tabur bunga di atas KRI dr. Soeharso-990 saat mengarungi perairan Selat Sunda, Banten, Selasa (3/10/2017).
JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mulai meramaikan bursa calon presiden untuk Pilpres 2019.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera Nasir Djamil menilai, Gatot memang memiliki integritas, kapasitas, dan kompetensi.
Akan tetapi, menurut Nasir, secara keterpilihan, Gatot belum memiliki elektabilitas untuk meraup suara.
"Soal integritas, kapasitas, kompetensi dan lain sebagainya, barangkali Pak Gatot punya. Tapi elektabilitas nah ini kan belum. Kita lihat saja nanti," kata Nasir, saat ditemui usai sebuah diskusi di Warung Komando, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (6/10/2017).
Kehadiran Gatot pada acara Fraksi PKS beberapa waktu dinilai sebagian kalangan sebagai pendekatan PKS untuk menjajaki kemungkinan mengusungnya pada Pilpres 2019. Nasir mengatakan, hal itu hanya pandangan publik. Bagi PKS, masih terlalu dini berbicara soal capres.
Partai politik sangat berhati-hati dalam mengusung seorang calon presiden.
"Masih terlalu dini menurut saya ya kalau kemudian kita bicara soal Presiden. Itu soal elektabilitas dan tentu PKS punya mekanisme penjaringan dari kader-kader," ujar Nasir.
Sebelumnya, nama Gatot Nurmantyo masuk dalam jajaran tokoh yang disurvei Saiful Mudjani Research & Consulting (SMRC) untuk mengetahui tingkat elektabilitas calon yang dianggap berpotensi maju pada Pilpres 2019.
Hasil survei menunjukkan, tingkat elektabilitas Gatot masih rendah jika dibandingkan nama-nama lainnya. Elektabilitasnya masih di bawah 1 persen.
"Potensi tentu ada. Pilpres dua tahun kurang ya tidak mudah. Kan tak bisa tiba-tiba muncul dengan elektabilitas Gatot yang hanya 0,3 persen itu. Tak cukup kompetitif buat layak bertarung," kata SMRC Djayadi Hanan.
http://nasional.kompas.com/read/2017...-elektabilitas
Setelah Pensiun, Terjun ke Politik? Ini Jawaban Gatot Nurmantyo
06/10/2017, 06:49 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Masa jabatan Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI akan berakhir pada Maret 2018 mendatang atau sekitar enam bulan lagi.
Lantas, apakah selepas pensiun Gatot akan terjun ke dunia politik?
"Saya sekarang ini berkonsentrasi melaksanakan tugas sebagai Panglima TNI. Sudah," demikian jawaban Gatot dalam wawancara dengan Rosiana Silalahi dalam "Rosi" di Kompas TV yang ditayangkan, Kamis (5/10/2017) malam.
Pada sisa masa jabatannya ini, Gatot mengaku sedang mempersiapkan kepemimpinan TNI setelahnya. Gatot ingin meskipun tongkat komando berpindah, namun TNI tetap solid seperti pada kepemimpinannya.
"Yang saya lakukan bagaimana tongkat estafet ini saya berikan kepada generasi penerus saya dengan kondisi solid. Satu komando dari atas ke bawah, tegak lurus, antarmatra bersatu dan yang paling penting, TNI dengan rakyat selalu bersatu serta manunggal," ucap Gatot.
Bahkan, meskipun menyadari ada partai politik yang melirik dirinya untuk maju dalam Pilpres 2019, Gatot tetap fokus menjalankan sisa masa jabatannya.
Menurut mantan Panglima Komando Strategis TNI Angkatan Darat itu, manuver partai politik seperti itu merupakan hak prerogatif partai politik itu sendiri.
"Itu hak prerogatif dari masing-masing partai. Saya tidak bisa menegur. Biarkan saja," ujar Gatot.
"Tapi, saya tetap konsisten bahwa saya adalah prajurit sejati yang tidak berpolitik praktis, politik saya adalah politik negara," kata dia.
http://nasional.kompas.com/read/2017...atot-nurmantyo
-----------------------
Politik di Indonesia itu agak aneh; Terkadang orang yang digadang-gadang dan sering dijunjung dan dikagumi, bisa saja tiba-tiba lenyap dari peredaran dan atmosfir politik kekuasaan. Makanya ada yang bilang begini, jangan-jangan usai pensiun dari TNI tahun depan itu, Gatot nasibnya akan sama seperti Moeldoko dulu ... nggak dapat jatah apa-apa.
06/10/2017, 21:07 WIB
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo usai memimpin upacara dan tabur bunga di atas KRI dr. Soeharso-990 saat mengarungi perairan Selat Sunda, Banten, Selasa (3/10/2017).
JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mulai meramaikan bursa calon presiden untuk Pilpres 2019.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera Nasir Djamil menilai, Gatot memang memiliki integritas, kapasitas, dan kompetensi.
Akan tetapi, menurut Nasir, secara keterpilihan, Gatot belum memiliki elektabilitas untuk meraup suara.
"Soal integritas, kapasitas, kompetensi dan lain sebagainya, barangkali Pak Gatot punya. Tapi elektabilitas nah ini kan belum. Kita lihat saja nanti," kata Nasir, saat ditemui usai sebuah diskusi di Warung Komando, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (6/10/2017).
Kehadiran Gatot pada acara Fraksi PKS beberapa waktu dinilai sebagian kalangan sebagai pendekatan PKS untuk menjajaki kemungkinan mengusungnya pada Pilpres 2019. Nasir mengatakan, hal itu hanya pandangan publik. Bagi PKS, masih terlalu dini berbicara soal capres.
Partai politik sangat berhati-hati dalam mengusung seorang calon presiden.
"Masih terlalu dini menurut saya ya kalau kemudian kita bicara soal Presiden. Itu soal elektabilitas dan tentu PKS punya mekanisme penjaringan dari kader-kader," ujar Nasir.
Sebelumnya, nama Gatot Nurmantyo masuk dalam jajaran tokoh yang disurvei Saiful Mudjani Research & Consulting (SMRC) untuk mengetahui tingkat elektabilitas calon yang dianggap berpotensi maju pada Pilpres 2019.
Hasil survei menunjukkan, tingkat elektabilitas Gatot masih rendah jika dibandingkan nama-nama lainnya. Elektabilitasnya masih di bawah 1 persen.
"Potensi tentu ada. Pilpres dua tahun kurang ya tidak mudah. Kan tak bisa tiba-tiba muncul dengan elektabilitas Gatot yang hanya 0,3 persen itu. Tak cukup kompetitif buat layak bertarung," kata SMRC Djayadi Hanan.
http://nasional.kompas.com/read/2017...-elektabilitas
Setelah Pensiun, Terjun ke Politik? Ini Jawaban Gatot Nurmantyo
06/10/2017, 06:49 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Masa jabatan Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI akan berakhir pada Maret 2018 mendatang atau sekitar enam bulan lagi.
Lantas, apakah selepas pensiun Gatot akan terjun ke dunia politik?
"Saya sekarang ini berkonsentrasi melaksanakan tugas sebagai Panglima TNI. Sudah," demikian jawaban Gatot dalam wawancara dengan Rosiana Silalahi dalam "Rosi" di Kompas TV yang ditayangkan, Kamis (5/10/2017) malam.
Pada sisa masa jabatannya ini, Gatot mengaku sedang mempersiapkan kepemimpinan TNI setelahnya. Gatot ingin meskipun tongkat komando berpindah, namun TNI tetap solid seperti pada kepemimpinannya.
"Yang saya lakukan bagaimana tongkat estafet ini saya berikan kepada generasi penerus saya dengan kondisi solid. Satu komando dari atas ke bawah, tegak lurus, antarmatra bersatu dan yang paling penting, TNI dengan rakyat selalu bersatu serta manunggal," ucap Gatot.
Bahkan, meskipun menyadari ada partai politik yang melirik dirinya untuk maju dalam Pilpres 2019, Gatot tetap fokus menjalankan sisa masa jabatannya.
Menurut mantan Panglima Komando Strategis TNI Angkatan Darat itu, manuver partai politik seperti itu merupakan hak prerogatif partai politik itu sendiri.
"Itu hak prerogatif dari masing-masing partai. Saya tidak bisa menegur. Biarkan saja," ujar Gatot.
"Tapi, saya tetap konsisten bahwa saya adalah prajurit sejati yang tidak berpolitik praktis, politik saya adalah politik negara," kata dia.
http://nasional.kompas.com/read/2017...atot-nurmantyo
-----------------------
Politik di Indonesia itu agak aneh; Terkadang orang yang digadang-gadang dan sering dijunjung dan dikagumi, bisa saja tiba-tiba lenyap dari peredaran dan atmosfir politik kekuasaan. Makanya ada yang bilang begini, jangan-jangan usai pensiun dari TNI tahun depan itu, Gatot nasibnya akan sama seperti Moeldoko dulu ... nggak dapat jatah apa-apa.
0
2.7K
23
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
tegawati
#8
Quote:
donkowi gagal total 2019
0