Kuliner berasal dari dua suku kata, yaitu: kuli dan nervous. Hal ini mengacu pada kisah seorang kuli pada jaman dahulu kala dari cerita negeri berantah entah. Di kisahkan suatu waktu seorang kuli memiliki masalah dalam bekerja di kesetiap hari nya. Masalah sang kuli tersebut adalah ketika dia lapar maka rasa gugup atau nervous alias cemas selalu melandanya. Ada seorang rekan seperjuangan yang memiliki perhatian kepadanya mencoba mencari-cari berbagai obat untuk mengatasi nya. Berbagai obat sudah di coba dari obat kuat sampai obat yang ga kuat pun telah di embat. Namun hasilnya tetap saja si kuli selalu nervous saat lapar.

Suatu hari secara tak terduga, ketika sedang asik bekerja, sang kuli merasakan lapar, lalu ia pergi ketempat istirahat. Di tengah perjalananya tak sengaja ia melihat sebungkus nasi yang lengkap dengan lauk pauknya. Tanpa nama bi bu ia langsung memakan nya. Setelah makan maka rasa laparnya hilang. Dan gugup yang melanda pun sirna serta tenaganya kembali pulih. Singkat cerita sejak itu si kuli selalu memakai obat makan untuk menghilangkan gugup ketika lapar. Dari situlah kata kuliner mulai populer di sosial media versi zaman dahulu kalo ada beredar. Seperti halnya saat ini fesvuk, tiwter, sintragram, dan sejenisnya kira kira seperti itu. Itulah asal muasal kata kuliner menurut karangan dan imajinasi saya sebagai TS kali ini. *jangan serius banget ya*

Di sosial media saat ini tentu kita sering melihat para seleb sosial media maupun akun sahabat kita menampilkan makanan yang mereka sukai. Sudah menjadi kebiasaan umum yang lakukan banyak kalangan, sebelum makan, cekrekkk, photo dulu makanan nya, lalu di upload di dunia maya. Hal ini tentunya secara tak langsung menyebabkan info seputar makanan tersebut menjadi viral dan tersebar dengan cepat.

Nah para pebisnis yang sudah lama bergerak di bidang bisnis kuliner tentu saja menangkap ini sebagai peluang promosi yang efektif, guna menyebarluaskan info bisnis dan usaha yang di gelutinya. Tak hanya pebisnis yang sudah ternama, para pendatang baru pun banyak yang menangkap ini sebagai peluang bisnis. Berbekal pengetahuan seputar kuliner dan aktifnya mereka di sosial media maka tak heran jika saat ini kita lihat ragam merek dan aneka bentuk kuliner baru bermunculan

Masalah busana memang sedang nge-hits dan bermunculan ragam mode yang katanya Kekinian itu. Bagi para pebisnis seliweran pamer muda mudi di jagad Maya sosial media di tangkap sebagai suatu pasar yang mesti di olah dan di manfaatkan. Oleh karena itu kini ragam wiraswasta baru bermunculan mengusung brand sendiri guna membangun usahanya.

Usaha fashion memang sangat menggiurkan, mengingat usaha ini memiliki pasar yang cukup besar di negeri kita, karena sepanjang pengamatan saya, mayoritas sanak saudara kita masih sangat mudah untuk mengikuti trend buat gegayaan. Dan risih bila di kata ga Kekinian. Namun di balik peluang bisnis fashion yang terang benderang perlu di perhitungkan dengan matang bahwa bisnis serupa ini selalu fluktuatif mengikuti perkembangan trending yang selalu berpola berubah-ubah.

Bisnis di bidang kesecanan atau kesehatan dan kecantikan rasanya tak pernah luntur di makan usia. Dari jaman dahulu kala hingga masa Kekinian dan mungkin sampai esok lusa dimasa nanti, bisnis di bidang ini akan terus berhembus. Mengingat, menilai dan menimbang bahwa kesecanan merupakan gaya hidup yang saat ini lebih di prioritaskan oleh berbagai kalangan di bandingkan dengan tak memiliki gaya hidup. Benar tak benar data ini, faktanya sebagian atau bahkan hal tersebut sering terjadi.

Tengoklah kedalam, sebelum bicara, singkirkan debu yang masih melekat, lalu masuklah ke sebuah rumah sakit. Bukankah selalu nampak ramai di loket pendaftaran pada jam atau waktu tertentu. Hal ini mau tak mau membuat kita mesti telanjang mengaku bahwa kita masih diberi waktu untuk mengiyakan kalo bisnis di bidang kesehatan memiliki. Masa depan yang gemilang.

Ketika, rembulan merah, tenggelam di cakrawala, angin malam berhembus, cobalah tengok sebentar klinik kecantikan dan perawatan kebugaran tubuh di dekat lokasi Anda. Nampak ramai kan parkiran nya. Nah itu sekiranya memberikan kita bayangan jika bisnis di bidang kecantikan dan perawatan tubuh masih oke banget looh. Kayaknya 😁

Bisnis warung kopi dan tempat bersantai ria berkumpul bersama teman teman sebaya atau tidak berbaya, rasanya dari dulu hingga sekarang tak pernah lapuk dimakan waktu. Dari desa hingga ke kota bisnis serupa inipun turut subur tumbuh dan berkembang.

Bahkan ada yang mewangi mencoba menerobos Indra penciuman dunia. Tak jarang saat ini label Warkop besutan negri kita di temukan di negeri tetangga, entah itu apalah namanya. Tapi sepertinya ada aja. Nah bagi kaum entere pere neur yang mau mencoba ngadu nasib dalam bisnis serupa ini, cobalah jual segelas kopi kepada tetangga anda, lalu perhatikan apa yang terjadi.

Wisata berasal dari rakitan kata wish dan attack. Yang memiliki makna keinginan untuk menyerang, menjelajahi dan mengeksplorasi ragam tempat atau wilayah yang menarik. Ini menurut saya. Bisnis wisata tak juga tenggelam walaupun malam. Ragam jenis wisata dari pelosok desa hingga kota tua bisa kita jumpai setiap hari siang dan malam silih berganti. Oleh karena itulah pemerintah seringkali menargetkan jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara dengan target yang cukup tinggi.

Target yang tinggi tersebut berlandaskan pada asas praduga tak bersalah, bahwa negri kita Indonesia memiliki jutaan spot kekayaan yang bisa di konsumsi wisatawan dalam bentuk matang sebagian juga mungkin dalam bentuk mentah.

Singkat kata singkat cerita pada kali ini TS cuma menyampaikan bahwa sekiranya, atas berkah dan Rahmat Yang Maha Kuasa, negeri kita di anugerah jutaan pesona yang membuat bisnis di bidang wisata terus bergairah dan menggairahkan untuk di gauli.

Nah gan sis, pasti sering meratiin sosmed kan, kelima contoh yang di baca itu seringkali wara Wiri di linimasa. Sada atau tak Sada sering para memilik akun sosmed menjadi sarana iklan gratis bagi para pelaku usaha. Hal ini terjadi atas dasar suka sama suka. Bukan suatu paksaan atau pemerkosaan. Ke lima contoh ulasan usaha tersebut, adalah yang ter sering menghiasi layar hape dalam platform-nya sosial media yang siapapun itu pernah melihatnya.

Selain kelima bidang yang termaktub dalam tulisan kali ini. Masih banyak lagi peluang bisnis yang mengharuskan kita belajar membaca untuk menangkapnya, memenjarakannya, mengelolanya hingga mendapatkan keuntungan darinya.

Pada kalimat serta simpul susunan beberapa hurup yang terkait di tulisan ini, sebagian ada benarnya, sebagian lagi ya tergantung yang membacanya. Sebagian tulisan ini di buat dengan pemikiran keras hingga matang, sebagian lagi di tulis asal banyak kata, dan asal nulis aja. Tujuan tulisan ini cuma belajar nulis tentang ulasan contoh bisnis agar ts sendiri bisa membuka pikiran menemukan bisnis atau usaha baru yang bisa di geluti, karena bisnis sebelumnya sudah mulai berdesakan dengan persaingan Maya dan nyata.