Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

charlesnurcahyoAvatar border
TS
charlesnurcahyo
MONOKROM





Sebuah kisah yang ingin mengajarkan kepada anda kerasnya hidup sebagai seorang manusia emoticon-Smilie

Spoiler for "INDEX":
Diubah oleh charlesnurcahyo 15-06-2017 11:32
bukhorigan
bukhorigan memberi reputasi
2
46.8K
326
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
charlesnurcahyoAvatar border
TS
charlesnurcahyo
#236
PART 13
Pencarian Gagal


Sebelah tangan gw digandeng oleh Dinda selama perjanan singkat yang terasa begitu lambat dibawah hujan yang terus mengguyur jalanan yang kami lewati bersama

Satu tangan gw yang tidak digandeng oleh Dinda itu gw angkat kemudian ikut memegangi payung bersama dengan Dinda

Waktu yang terasa berjalan lambat akhirnya membuat kami tiba di gerbang sekolah, seorang satpam dengan memegangi payung juga sedang bergerak dan hendak menutup gerbang sekolah.. Melihat gw dan Dinda yang baru tiba, satpam hanya bisa tersenyum memandangi kami berdua dan tetap membiarkan kami masuk, mungkin karena hujan yang menjadi toleransinya

Tragedi payung warna warni tidak serta merta berhenti digerbang sekolah tentunya, gw dan Dinda tetap melangkah menuju kelas sambil memegangi payung warna warni dan disambut oleh beberapa teman sekelas gw dan Dinda yang menyoraki kami karena dateng berduaan. Malah sambil payungan pula

Quote:


***

Disebuah sore dihari sabtu, sudah menjadi hal biasa bagi gw dan anak anak sebaya gw pada hari sabtu sore nongkrong dilapangan sambil masing masing membawa layangan dari rumah

Ya.. Itulah kebiasaan gw dan teman teman sekomplek gw yang tanpa merdulikan umur, tetap bermain layangan dilapangan nan luas bagaikan anak kecil.. Bagi gw itu bukan menjadikan gw seperti anak kecil namun menjadikan gw lebih menghargai permainan tradisional karena itulah yang paling menyenangkan..

Lapangan yang biasanya dijadikan tempat untuk bermain layangan adalah lapangan yang berada tepat disamping komplek rumah Dinda.. Begitu dekat bukan? Itulah yang membuat gw semakin bersemangat beberapa minggu terakhir ini jika diajak bermain layangan karena gw berharap bisa bertemu Dinda

Tapi ntah sudah minggu keberapa gw bermain disini, gw belum melihat sosok Dinda muncul daribalik rumah yang gw kenal adalah rumah miliknya

Quote:


Sore mulai berganti malam dan satu persatu teman gw mulai pamit karna hari sudah menjelang magrib.. Gw sedari tadi mengajak wanita disamping gw ini untuk pulang tapi dia selalu nolak dengan alasan masih pingin maen emoticon-Cape d... (S)

Suara adzan magrib akhirnya terdengar dikejauhan sana, meskipun komplek gw dan Dinda ini mayoritas diisi oleh orang orang nonmuslim termasuk gw dan Dinda, tapi di beberapa komplek setelah komplek gw itu ada sebuah Masjid yang sering gw jadikan patokan pulang saat adzan magrib berkumandang.. Seperti saat ini gw dan Dinda bermain layangan hingga magrib tiba

Quote:


Dinda sempat menawari untuk masuk kerumahnya terlebih dahulu sambil makan bareng keluarga kecilnya itu, tapi gw sengaja tolak dengan begitu halus karena Mama juga pasti udah masak dirumah dan udah pada nungguin gw untum makan malem bareng seperti biasanya

***

Tidak hal yang begitu indah untuk gw ceritakan beberapa hari selanjutnya karena hidup gw memang berlangsung biasa biasa saja.. Hanya saja pada minggu esoknya itu gw kembali bersepeda ria bersama Dinda yang sudah mulai mengenal Mama gw

Quote:


Gw kembali tertidur tapi baru memejamkan mata, Dinda kembali menggoyangkan tubuh gw untuk membangunkan gw dari tidur untuk yang kesekian kalinya hingga Mama pun ikut turun tangan untuk membangunkan gw

Quote:


Singkat cerita gw udah berada ditaman, gw lebih memilih duduk dikursi taman karena masih ngantuk, tidak seperti wanita didepan gw yang sedari tadi berputar putar didepan gw menggunakan sepeda-nya

Quote:


Gw yang masih ngantuk parah mau ngga mau musti ngejar Dinda yang belum jauh dari Taman.. Setelah gw keluar Taman, tuh cewe udah ilang dari pandangan gw.. Ribet dah ini mah..

Alih alih takut Dinda kenapa napa, mau ga mau sebagai seorang lelaki sejati gw berkeliling ria ke komplek komplek untuk menemukan sosok bernama Dinda yang tadi marah karena perkataan gw yang mungkin sedikit menyakitkan

Satu persatu komplek telah gw sambangi, tak kunjung gw temukan sosok wanita cantik bertubuh putih mulus dengan sebuah kalung berwarna emas yang terpasang dilehernya yang tak kalah mulus itu emoticon-Big Grin

Gw memutuskan untuk berhenti mencari, dan gw juga putuskan untuk menganggap bahwa Dinda telah pulang kerumahnya untuk melakukan hal hal yang tak ingin gw ketahui..

Dari kejauhan menuju rumah kira kira berjarak 6-7 rumah dari rumah gw, gw melihat sebuah pemandangan kampretdidepan rumah gw. Apa yang gw lihat? Ya.. Gw melihat sebuah sepeda roda dua berwarna putih terparkirkan dengan indahnya tepat dirumah gw.. Siapakah pemilik sepeda itu? Tentu saja dia adalah Dinda.. Wanita yang telah gw cari sedari tadi.. Komplek demi komplek telah gw lewati bahkan berulang kali gw lewati sedari tadi dan ternyata.. Wanita itu berada dirumah gw entah sedang melakukan apa gw tidak tau menau tapi itu sungguh menjengkelkan

Sepeda gw kayuh lebih cepat dan sampailah gw didepan rumah, gw langsung memasukkan sepeda gw ditempat biasa gw menyimpan sepeda kemudian gw masuk kedalam rumah dan wusshhh.. Aroma masakan yang khas telah gw cium tepat saat gw melangkah kaki untuk masuk kerumah yang telah gw tempati bertahun tahun ini

Quote:
pavidean
pavidean memberi reputasi
1