- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Kisah Manusia Sayur
TS
shagy99
Kisah Manusia Sayur
Welcome To My Thread
Halo agan dan sista
Ini pertama kalinya ane nulis di subforum SFTH biasanya ane ngejajal dilounge
Bahkan akhir akhir ini cuma jadi SR HT doang karena ga ada waktu untuk nulis thread
Tapi kali ini, ane punya sebuah kisah yang menceritakan tentang pengalaman hidup ane. Pengalaman ketika bertemu sama seorang manusia sayur.
Kenapa ane nyebutnya manusia sayur? Ah agan dan sista baca sendiri aja kisahnya deh
Cerita ini akan ada beberapa part dan ane akan mencoba supaya gak kentang dalam menulis cerita ini.
Kalo dalam penulisan agan dan sista merasa ada yang kurang sreg. Mohon maaf karena saya newbie di subforum SFTH ini
Iyak langsung aja gan kita mulai ceritanyaaaa. Selamat menikmati
Quote:
Quote:
Belom kenal TS? Baca di mari
Perkenalan TS
Perkenalan TS
Quote:
FAQ
Q : Nama ente sebenernya siapa sih? Kok di Cerita ada Cita, Bonet, Adit?
A : Ane kalo di luaran biasa di panggil Cita, kalo di keluarga di panggil Adit, dan Bonet itu nama di kantor. Asal usulnya baca aja "Perkenalan TS" di atas.
Q : Apa rasanya dari Non - Vegetarian terus berubah jadi vegetarian?
A : Awalnya susah. Tapi, lama - lama terbiasa sih
Q : Ini cerita terjadinya kapan?
A : Tebak aja sendiri dari beberapa kalimat yang ane taruh disini
Q : Updatenya tiap kapan gan?
A : Tiap hari Sabtu atau Minggu yang jelas. Kalo hari biasa mungkin ada sedikit update tapi, akan diusahakan seminggu dua kali
Q : Kentang gan !
A : Kentang juga bagian dari sayur kan gan?
Q : ... (reserved for update)
A : ... (reserved for update)
Quote:
INDEX
Quote:
Quote:
Quote:
Biar ane makin semangat nulis. Boleh lah agan bagi cendolnya
Minimal kasih bintang 5 aja nih ke trit ane
Minimal kasih bintang 5 aja nih ke trit ane
Quote:
Akhir kata
Salam Sayur !
Salam Sayur !
Diubah oleh shagy99 13-05-2018 16:00
tien212700 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
133.9K
Kutip
753
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
shagy99
#138
Quote:
Gangguan
Gue berusaha mengumpulkan keberanian gue. Gue bersiap membuka pintu depan rumah gue yang tadi bergetar sendiri. Nyokap gue yang berdiri nggak jauh dari gue pun mulai bersuara
“Jangan buka pintunya” suara nyokap gue tertahan di kerongkongannya
Gue pun menelan ludah karena larangan nyokap gue itu. Gue pun juga nggak siap dengan apa yang terjadi misalkan pintu ini terbuka nanti. Entah sosok apa yang muncul apabila gue membuka pintu ini.
“Mending, kita sholat maghrib berjamaah aja” nyokap gue berlalu ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.
Gue pun mengurungkan niat gue untuk membuka pintu tersebut. Setelah nyokap gue selesai ambil air wudhu, gue pun masuk ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu juga. Sejurus kemudian. Kami sudah memulai sholat maghrib berjamaah. Suara pintu ditendang dari luar pun kembali muncul beberapa kali ketika sedang sholat. Tapi, kami berusaha khusyuk dengan sholat maghrib yang sedang kami jalani. Selesai sholat pun kami masih melanjutkan dengan tadarus Al – Quran untuk menghilangkan rasa takut
Ketika Isya menjelang. Suara itu sudah tidak terdengar. Dua adik gue pun udah pulang dari kegiatan ekstra sekolahnya. Karena nyokap gue udah lelah. Dia tertidur duluan. Tanpa sepengetahuan nyokap gue. Gue dan dua adik gue pun berunding tentang masalah ini. Kita sepakat esok hari Surya adik gue yang paling kecil akan menemani nyokap saat maghrib, sedangkan Andhika adik gue yang pertama bakal menemani nyokap lusa. Mereka bersedia mengesampingkan kegiatan ekstra sekolahnya. Karena, kita sama – sama berpikir. Kalo kayak gini terus. Nyokap gue bisa stress.
Rumah gue punya dua kamar mandi. Satu di dalam dekat dapur. Satu lagi diluar dekat kebun. Untuk mengakses kamar mandi luar. Perlu lewat garasi dan pintu belakang yang menghubungkan rumah dengan kebun. Yang biasa make kamar mandi ini pun cuma gue sama bokap gue. Alasannya? Karena kita sama – sama senang liat kebun saat pagi hari. Sedangkan kedua adik gue biasa memakai kamar mandi dalam untuk mandi pagi.
Setelah kesepakatan itu, keesokan harinya gue ingin mandi di kamar mandi luar seperti yang udah gue ceritakan di atas. Gue terkejut karena kamar mandinya terbuka lebar dan ember – ember di dalam kamar mandi terlihat tidak pada tempatnya. Gue pun berpikiran kalo ada orang jahat semalam yang melakukan ini. Gue menyisir kebun saat itu dan berharap menemukan jejak – jejak kaki orang semalam yang tercetak di tanah karena tanah saat itu masih basah akibat sisa hujan semalam. Hasilnya pun nihil. Gue bergerak ke arah pagar bambu rumah gue. Ya, untuk membatasi rumah gue dan tetangga gue. Orang tua gue membangun pagar bambu. Orang tua gue sangat menyukai konsep alami. Jadi, rumah gue pun dibangun sedemikian rupa agar tidak mengurangi nilai alami di sekitar rumah.
Saat itu, gue pun berharap bahwa kamar mandi acak – acakan ini adalah ulah tetangga sebelah yang memang terkadang sirik dengan keberhasilan bokap gue selama ini. Skenario saat itu yang tercetak di otak gue adalah pagar bambu ini dijebol kemudian tetangga gue yang mengacak – ngacak isi kamar mandi gue untuk menakuti orang rumah karena memang lingkungan rumah gue masih mencekam saat itu. Sayang, setelah gue bolak balik menelusuri pagar itu. Tak ada tanda – tanda pagar telah dirusak oleh tangan manusia.
Gue pun mandi dengan rasa penasaran. Siapa penyebab kekacauan kamar mandi ini. Bokap gue masih 3 hari lagi pulang ke rumah. Nyokap gue seharian berada di dalam rumah. Nyokap gue hanya menyetrika dan memasak pagi itu. Nggak keluar rumah sama sekali.
“Mam, tadi mami ke kamar mandi luar nggak? Atau ngejemur gitu di kebun?” tanya gue ke nyokap selesai gue mandi.
“Nggak. Emang kenapa?” tanya nyokap gue penasaran
“Engh, gapapa” gue berusaha tidak membuat nyokap takut saat itu.
Karena, saat itu gue akan meninggalkan nyokap sendiri untuk main di warnet. Toh Surya bakal pulang sekolah 2 jam lagi.
Saat gue pulang jam 9 malam. Surya dan Andhika memasang muka sedikit murung. Sedangkan nyokap gue, sudah tertidur di kamar.
“Kalian kenapa?” tanya gue ke Surya
“Tadi pas maghrib. Kedengeran suara pintu ditendang kayak yang Mas bilang kemarin. Aku penasaran. Aku buka pintunya. Nggak tahunya, di pohon mangga depan. Ada sosok hitam gede Mas. Aku sih nggak terlalu takut. Tapi, Mami. Badannya langsung lemes. Tuh makanya langsung tidur” Surya menjelaskan panjang lebar.
“Aduh. Kamu sembarangan amat sih. Kalo Mami kenapa – kenapa gimana? Atau kamu yang kenapa – kenapa gimana?” nada gue meninggi saat itu
“Iya, maaf Mas” Surya terlihat berkaca – kaca.
“Besok aku yang jaga ya?” tanya Andhika ragu – ragu
Memang di antara gue dan adik – adik gue. Dalam menghadapi hal – hal aneh dan nggak masuk akal seperti kejadian yang sedang kita alami. Surya yang paling berani di antara kita bertiga, kemudian gue di tengah, dan Andhika yang paling penakut di antara kita bertiga.
“Yah semoga besok ga ada apa – apa. Kan lusa Papi juga udah pulang” gue mencoba menenangkan Andhika
“Semoga deh” Andhika terlihat tenang malam itu.
Seperti biasa, esoknya gue pergi ke warnet dan main di warnet. Tapi, perasaan gue nggak enak. Gue yang biasa pulang jam 9 malam. Gue hari itu memutuskan untuk pulang lebih awal di jam 7 malam. Sesampainya di daerah rumah gue. Suasana masih mencekam. Gue melangkah di gang dengan was – was. Perasaan gelisah terus berkecamuk di hati gue. Gue pun sampai di rumah.
“Assalamualaikum” gue mengucap salam
“Siapa?” suara Surya terdengar meninggi
“Ya Masmu lah ! Siapa lagi emang? Buka oiii”
“Yang bener?”
“Yaelah, kenapa kagak percaya gitu sih? Udah buka aja” gue setengah berteriak.
Surya pun membuka pintu. Dia memandangi gue dari ujung kepala sampe ujung kaki.
“Oke. Clear. Ternyata beneran Mas toh” kata Surya tercekat.
“Ada apaan emang?” tanya gue penasaran
Surya hanya terdiam dan mempersilahkan gue masuk. Gue pun masuk ke dalam dan melihat Andhika meringkuk ketakutan di kamar. Sedangkan, nyokap gue mengaji di kamarnya sendiri.
“Kamu kenapa?” tanya gue dengan rasa khawatir ke Andhika
“A. A A A AAAAAda asap putih Mas” Andhika terbata – bata menjelaskan ke gue
“Dimana?” tanya gue penasaran
“Di pintu depan. Tadi, abis sholat Maghrib aku nyalain TV. Aku duduk di kursi sambil nonton TV. Emang ada suara pintu di tendang kayak yang Mas dan Surya bilang. Tapi, aku berusaha cuek. Pas itu. Ada suara cewek ketawa. Aku pikir suara dari TV. Aku nengok ke arah pintu. Dan suara pintu di tendang itu muncul. Sekalian sama sekelebat asap putih yang masuk ke dalam rumah lewat bawah pintu” Andhika menjelaskan dengan suara ketakutan.
“Ini sih udah kelewatan” Nyokap gue tiba – tiba udah berdiri di pintu kamar gue dan adik – adik gue.
“Iya Mam” gue menghela nafas
“Yaudah. Besok Mami sama Papi coba hubungin temennya Pakde Nur. Yang biasanya bisa mengatasi hal – hal aneh kayak gini” nyokap gue berusaha menenangkan. Walaupun terlihat jelas raut muka nyokap gue saat itu sudah stress akut.
“Oh iya. Temen aku juga ada. Nanti aku juga coba hubungin” gue mencoba menenangkan nyokap gue.
Bagaimana tidak stress? Sudah dua minggu kejadian kayak gini terulang terus. Mau sampai kapan? Tetangga pun juga tidak ada yang peduli. Entah karena mereka tak tahu jawabannya atau mereka tak peduli dengan keadaan rumah gue yang tiap Maghrib hingga Isya berisik suara pintu di tendang. Gue membuka handphone gue dan mencari kontak “Heri”. Teman kuliah gue yang paling mengerti soal gaib – gaib.
“Her, tolongin gue. Rumah gue diganggu” gue membuka omongan ke Heri.
“Gampanggg Cit. Fotoin dari luar aja rumah lu. Gue bantu pagari dari sini” jawab Heri.
“Siappp ! Tolong ya Her. Kasian nyokap gue”
“Tenang. Siap membantu gue sama temen mah”
Gue pun memfoto dari luar rumah gue dan mengirimkannya ke Heri
“Wah, ini sih udah nggak bener Cit”
“Kenapa Her?” tanya gue penasaran
“Kayaknya ada yang dendam ke keluarga lu” balas Heri
“Dendam apaan?”
“Entah. Yaudah, ntar gue bantu pagarin aja ya. Sisanya belum cukup ilmu gue”
“Makasih Her !” gue pun tersenyum sambil membalas pesan Heri.
Orang tua gue pun sudah menghubungi teman Pakde gue yang bisa mengatasi hal – hal seperti ini. anehnya. Orang pintar ini pun berkata sama seperti yang Heri katakan. Ada yang menaruh dendam ke keluarga gue. Kita sekeluarga pun berembuk dan berpikir. Siapa yang menaruh dendam ke keluarga gue?
Diubah oleh shagy99 14-02-2017 18:01
0
Kutip
Balas