Bismillahirrahmanirrahim..
Aku coba nulis yaa walaupun ga seratus persen tulisan aku, karena ini juga dibantu Deri sedikit-sedikit.
Aku Vivi. Hari ini aku mau nulis tentang dua orang wanita yang sudah bersahabat dari mereka masih anak-anak.
**
Dua orang Gadis kecil yang bernama Putri & Resti.
Mereka sudah bersahabat dari kecil. Suatu Hari Resti bertanya pada Putri tentang apa itu Cinta.
“aku ga tau” jawab Putri dengan gaya polos khas anak kecil.
“aku penasaran deh, soalnya aku dengar orang dewasa ngomongin itu”
“yaudah nanti aku coba tanya Mama ku ya” ucap Putri.
“aku juga mau tanya si Mbok ah” ucap Resti.
Putri akan menanyakan pada Mama nya sedangkan Resti akan bertanya pada Si mbok yang sudah merawat nya dari bayi.
Tidak seperti Putri yang memiliki keluarga yang sayang dengan nya, Resti terlahir dari keluarga Broken Home.
Sudah sangat sering Resti melihat kekerasan yang di lakukan Papa nya. Tanpa Ragu sedikitpun Papa nya menampar Mama nya didepan Resti yang masih kecil. Hal itu membuat Resti jadi membenci laki-laki, jauh didalam hati nya dia sangat membenci laki-laki. Baginya semua laki-laki itu sama. Kasar dan tidak berperasaan.
Resti yang masih sangat kecil harus selalu melihat pertengkaran orang tua nya. orang tua nya saling Maki dan pasti di akhiri sebuah tamparan dari papa nya.
Anak kecil yang terus lihat kekerasan seperti itu jadi trauma dan gambaran tentang kekerasan itu terus membekas di ingatan nya.
Putri pulang kerumah dan bertanya pada Mama nya tentang apa itu Cinta.
“kenapa kamu nanya itu ?” tanya Mama Putri.
“Cuma mau tau aja Ma” jawab Putri.
“nanti kalau kamu udah dewasa, kamu pasti tau” ucap Mama Putri “kaya Mama sama Putri, Mama kan cinta sama Putri”
“kalau yang suka sama anak laki-laki itu apa Ma ?” tanya Putri dengan polos.
“nanti pasti kamu tau”
Di waktu yang bersamaan, Resti menanyakan hal yang sama pada si Mbok. Dan jawaban si Mbok pun sama.
“Mbok cinta sama non Resti” ucap Si mbok
“oh”
“tapi nanti kalau non Resti udah dewasa, pasti non Resti mengerti Cinta dengan anak laki-laki” ucap si Mbok.
Saat itu juga Resti menutup telinga nya. Dia tidak tertarik lagi dengan apa itu cinta karena ada kaitan nya dengan laki-laki.
Trauma nya sudah mendalam. Dia sangat membenci laki-laki.
Waktu terus berlalu. Putri dan Resti kini sudah remaja, meraka sudah duduk dibangku SMP.
Di SMP ada berapa laki-laki yang berusaha mendekati mereka, tapi semuanya ditolak. Alasan Resti menolak semua karena Resti membenci laki-laki.
“kenapa ga lo coba aja Res ?” tanya Putri.
“gw ga mau cinta-cintaan” jawab Resti.
Walaupun mereka bersahabat dari kecil dan terus beranjak remaja bersama. Sifat mereka tetap tidak bisa sama.
Putri memiliki sifat yang suka mengalah, dan selalu berkeinginin menjaga Resti karena dia seperti dapat merasakan berada di posisi Resti yang tidak dapat perhatian dari keluarga nya.
Resti. Sifat nya keras kepala, manja dan suka maksa. Apapun yang sudah jadi keinginan nya dia akan terus berusaha mendapatkan nya, dan juga ketika sesuatu sudah menjadi milik nya, dia tidak akan melepaskan nya begitu saja. Mungkin faktor dari kurang nya perhatian dari orang tua.
Putri selalu berusaha ramah dengan laki-laki, sedangkan Resti selalu galak dan tidak segan untuk memarahi laki-laki yang berusaha mendekati nya.
“nanti kan lo harus punya hubungan juga dengan laki-laki” ucap Putri.
“iya nanti, kalau gw udah benar-benar siap Put” jawab Resti.
Mereka berdua tetap tumbuh layak nya remaja cewek lain nya, tapi hanya Putri yang selalu komentar soal cowok sedangkan Resti selalu berkata setiap dia melihat cowok.
“yang itu jahat”
“yang itu mesum muka nya”
“yang itu licik”
Putri pun percaya pada Resti karena tebakan Resti tentang laki-laki itu tepat. Resti seperti tau bagaimana sifat laki-laki hanya dengan melihat nya saja.
“yang itu gimana Res” tanya Putri “ganteng tuh”
“jangan Put, lo liat mata nya deh, jelalatan gitu” jawab Resti.
“iya juga sih” ucap Putri “entar lo coba liat abang kelas kita ya, ada yang lagi dekatin gw Res”
“iya” jawab Resti.
Waktu terus berlalu. Putri tetap tidak memliki hubungan spesial karena dia mau menemani Resti yang belum membuka hati nya untuk laki-laki.
“gw ga bakalan pacaran sebelum lo pacaran Res” ucap Putri.
“kenapa put ?” tanya Putri “gw bakalan lama loh”
“kalau gw pacaran, pasti gw bakalan jarang bisa nemenin lo lagi” jawab Putri “nanti lo kesepian”
“makasih ya Put” Resti memeluk Putri.
Semakin lama mereka di SMP, mereka semakin di kenal. Resti dikenal dengan galak nya, sedangkan Putri di kenal dengan sifat ramah dan lembut pada laki-laki tapi tetap susah untuk didekatin.
Tahun ajaran baru dimulai. Kini mereka sudah duduk dibangku kelas 2 SMP.
Hari itu Putri duduk didepan kelas sambil membaca buku, sedangkan Resti masih didalam kelas.
Seorang laki-laki datang menghampiri Putri.
“maaf kak numpang tanya” ucap laki-laki itu.
Putri mengangkat kepalanya dan melihat laki-laki yang berdiri didepan nya.
“ya ada apa dek ?” tanya Putri.
“kelas 1-9 dimana ya kak ?” tanya laki-laki itu.
“kelas 1-9 ya” ucap Putri “kalau gak salah di atas sana” Putri berdiri dan menunjuk bagian pojok di lantai dua.
Saat itu Putri merasakan getaran di hati nya. Ada yang beda dengan laki-laki ini dan itu membuat Putri tertarik. Putri berniat memanggil Resti agar Resti dapat melihat laki-laki ini. Resti pasti tau bagaimana sifat laki-laki ini kalau sudah melihatnya langsung.
“sebentar ya kakak coba tanya temen” ucap Putri.
Resti berjalan keluar kelas karena Putri memanggil nya.
“kenapa Put ?” tanya Resti. Resti melihat laki-laki yang berdiri didepan Putri.
Resti langsung merasa muak melihat laki-laki yang berdiri didepan Putri, cara laki-laki itu melihat orang sungguh tidak sopan. Dia tidak membalikkan badan nya menghadap Resti tapi hanya menggerakkan bola mata kesudut dan melirik Resti dengan ujung mata nya.
Dalam hati Resti muncul niat untuk menampar laki-laki itu.
“ini ada yang nanya kelas 1-9” ucap Putri “kelas 1-9 di pojok sanakan ?” tanya Putri.
“iya disana, kelas gw dulu” jawab Resti “siapa yang nanya ?”
Resti berniat ketika Putri menunjuk laki-laki didepan nya, Resti akan langsung memarahi nya karena cara nya melihat orang sungguh tidak sopan.
Laki-laki itu menghadapkan diri nya pada Resti sambil tersenyum dan sedikit mengangguk.
“iya kak, saya yang nanya”
Seketika rasa marah Resti langsung menghilang. Mata laki-laki itu seperti berbeda dengan yang tadi. Kali ini mata nya teduh dan penuh dengan rasa percaya diri.
“itu disana dek” ucap Resti sambil menunjuk ke kelas 1-9.
“makasih ya kak” lagi lagi laki-laki itu tersenyum. Dia membalikkan badan nya dan berjalan menjauhi Putri dan Resti.
Kini hanya terlihat punggung nya yang semakin menjauh.
“ada yang aneh kan” ucap Putri “sebenarnya gw tau kelas 1-9 dimana, tapi gw sengaja manggil lo supaya lo bisa liat dia”
Resti mengeluarkan Handphone nya lalu mengambil beberapa Foto laki-laki itu dari belakang. Hanya terlihat punggung nya saja.
Putri melihat Resti yang sepertinya juga tertarik dengan laki-laki tadi.
“aduh gw lupa nanya nama nya” ucap Putri.
“Deritya pratama” ucap Resti pelan.
Putri tersenyum. Dan memilih mengalah karena baru kali ini Putri melihat Resti tertarik dengan laki-laki. Dan baru kali ini juga Putri melihat Resti yang mau mengingat nama laki-laki.
**
Hari ini aku melihat anak laki-laki itu sudah tertidur pulas di kasur yang berada tepat di belakang ku. wajah nya yang terlihat sangat lelah setelah seharian bekerja. Saat dia tertidur terlihat lucu sekali, tapi coba dia sedang tidak tidur. ngeselin nyaa ampun-ampunan. gak pernah mau di ajak ngomong serius, selalu aja cengengesan.
tapi itulah yang aku suka dari nya. dan itu yang membuat ku semakin mencintai nyaa.
Selamat tidur Deri, besok pagi senyum lagi yaa.