Disitulah Permasalahan Utamanya...
Aulia artinya banyak, walau secara Aulia itu bentuk Jamak dari Wali, pada umumnya Aulia diterjemahkan sebagai Teman, Sekutu, Pelindung, Penolong, Pemimpin.

Kalo lo ikut pemahaman bahwa dilarang menjadikan SEMUA Yahudi dan Nasrani sebagai Aulia (teman, sekutu, pelindung, penolong, pemimpin) tanpa terkecuali. Maka lo cocoknya gabung sama ISIS.
Gimana Nasib Saudara Saudara kita yg cari suaka ke Negri Kafir. Menjadikan Orang kafir sebagai Aulia nya, lo mau bilang tindakan mereka salah???? Gimana ceritanya orang yg kerja (ber Aulia) di dengan Bos Kafir??? Ni Ancamannya sama Allah di Almaidah 51 serius loh...
Terus juga kalo begitu dimana letak agama Rahmatan lil Alaminnya??? Dengan pemahaman seperti itu, jgn heran bisa muncul banyak Islamophobia di Negara Negara Eropa. Konsekuensi nya terlalu tinggi kalo lo artiin semua Yahudi dan Nasrani.

Negara-negara Eropa membolehkan imigran muslim bisa jadi warganya dengan dasar bahwa imigran tersebut berpikiran moderat sehingga dalam pemilihan umum mereka diharapkan mampu memilih dengan bijak demi kemajuan negara dalam artian memilih berdasarkan profesionalisme bukan faktor kelompok atau agama. Seperti misalnya dalam pemilihan walikota London, meskipun minoritas, walikotanya terpilih ternyata dari golongan muslim.

Nah jika secara aturan muslim wajib memilih muslim otomatis ini ancaman bagi demokrasi yg sekarang berjalan di Eropa. Jika muslim seperti itu semakin banyak di Eropa pasti menimbulkan segregasi di sono. Dan kemungkinan terjadi reaksi dengan munculnya gerakan rasial juga seperti "white supremacist" sebagai balasan. Tentu akan gawat masalahnya nanti.


Pertanyaan berikutnya.
Almaidah 51, cuma Bilang Yahudi dan Nasrani... Berarti kalo Konghucu Boleh donk dijadiin Aulia???¿