Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, berkampanye dengan menemui warga miskin yang bermukim di kolong jembatan kawasan Pademangan, Jakarta Utara, pada Sabtu sore, 29 Oktober 2016. Dia didampingi juga para relawan pendukung Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Dalam pertemuan itu, Anies menyebut rasio kemiskinan di Jakarta sebesar 0,41. Angka itu jauh lebih buruk dari tingkat kemiskinan taraf nasional.

Warga miskin, terutama sekali mereka yang bermukim di kolong-kolong jembatan, menurut Anies, selalu dihantui ancaman penggusuran. Pemerintah Provinsi memang berkepentingan membangun dan membenahi infrastruktur. Namun di saat yang sama, warga miskin menjadi korban.

"Mereka justru dihantui rasa takut; ketercekaman karena ancaman-ancaman penggusuran," katanya.

Calon gubernur yang diusung Partai Gerindra dan PKS itu mengaku telah menyaksikan warga di kawasan kampung-kampung kumuh Jakarta. Mereka, katanya, bersedia kampungnya ditata ulang, bukan digusur. Mereka menginginkan juga kampungnya bersih dan nyaman ditinggali.

Maka, sebenarnya pemerintah lah yang harus memfasilitasi mereka. "Itu tugas negara, tugas pemerintah yang datang dengan cara-cara yang baik dan baru."

Agar warga kurang mampu bisa hidup nyaman dan bisa menata ulang daerah-daerah itu, relawan di Pademangan ingin melibatkan seluruh warga di Jakarta Utara. Konsepnya pun bukan semata memindahkan tempat tinggal, tetapi menata ulang.

"Kita perhatikan dengan baik-baik. Bisa kita bayangkan, tiang-tiang (pancang jembatan) ini menjadi ruang seni. Bagaimana anak-anak sekolah, dan para seniman mendapatkan tempat untuk berekspresi," kata Anies.

 

http://m.news.viva.co.id/news/read/8...ui-penggusuran