Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tyrex90anAvatar border
TS
tyrex90an
The Story Of ROY


Cover By Agan awayeye

INTRO


"Gw duluan ya, hati-hati"

"Yooo"


Gw melanjutkan langkah kaki gw yang baru saja pulang dari sekolah dasar bersama teman-teman sekelas dengan jarak kurang lebih 1 kilometer. Gw menuju ke pintu belakang rumah gw

"Assalamu'alaikum"

Gw berkata demikian lalu membuka pintu yang memang tidak terkunci

Seperti hari-hari biasanya, kedua orang tua gw sedang berada dikebun, mereka hanya pulang kerumah untuk sholat zhuhur dan makan siang lalu balik lagi ke kebun, mereka pulangnya sore nanti.

Gw melepas pakaian sekolah gw lalu mengambil piring dan makan siang.

Dirumah sederhana ini, rumah tanpa teras, dengan dinding papan, atap rumbia yang beberapa bagiannya bocor, dan lantai semen serta tikar yang sudah banyak sobekannya, tinggallah kedua orang tua gw tinggal bersama gw, anak laki-laki kesayangan mereka.

Setiap memasuki bulan puasa, gw membantu nenek gw berdagang di pasar, dan karena itu gw selalu punya baju dan celana baru ketika lebaran tiba.

Masa kecil yang indah.

Masih lebih indah dari hidup gw sekarang (menurut perasaan gw saat itu), merantau ke kota yang dipenuhi dengan orang-orang egois.

Disinilah gw, didepan sebuah sekolah yang gw harap bisa memberikan ilmu yang berguna untuk masa depan gw nantinya.

~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~


30 hari sudah gw tinggal di kota ini

Gw sejak 30 menit lalu sepulang dari sekolah, berbaring di lantai kos seluas 3 x 4 meter dengan perabotan seadanya

"Roy, udah makan?"
Dia mengintip melalui jendela kosan gw

"Hahaha, ngapain bertanya kalo udah tau jawabannya?"

"Yaaa kali aja lo udah makan di Ka Ef Si"

"Tadi sih gw telepon kesana, katanya ayamnya masih keluyuran, ga mau dipotong tuh ayam"

"Ada juga ayam kayak gitu ... yaudah, yuk"


Gw beranjak menuju ke kosannya, yakni tepat di sebelah kosan gw, yang mana hanya dibatasi sebuah dinding papan saja

"Menu apa hari ini chef?"
Tanya gw ke manusia disebelah gw yang sedang menyalakan kompor lalu mengambil panci berisi air untuk dididihkan

"Hmmm ... Soto spesial"

"Favorit gw ... hahaha"


Ya, itu adalah rasa mie instan.

Gw dan orang itu berbagi jadwal merebus mie instan, hari ini gilirannya lalu besoknya giliran gw, tanpa boleh protes rasa apa yang akan disajikan oleh Chefnya.

"Gimana kemarin mendaki gunung Roy?"
Dia memulai pembicaraan ditengah kami menyantap menu seadanya

"Membosankan"

"Membosankan?"

"Ya. Anak-anak kota itu lebay bro, kayak baru lihat gunung aja"

"Emang baru kan?"

"Iya sih, lo tau ngga, ada tuh temen gw yang paling rese di kelas, baru setengah pendakian aja udah ngos-ngosan hahaha"

"Maklumin aja lah, mereka beda dengan kita yang naik turun gunung tiap hari. Bagi mereka naik gunung adalah rekreasi, tapi bagi kita?"

"Pekerjaan"

"Wakwokwakwok"

"Gyahahaha"


Kami pun melanjutkan makan siang beserta obrolan-obrolan kecil didalamnya yang membuat kami senantiasa tidak mengingat siapa kami, dimana kami, dan akan kemana kami nantinya.

Seperti itulah keseharian kami di kosan.
Diubah oleh tyrex90an 18-10-2016 01:29
cos44rm
brina313
defriansah
defriansah dan 3 lainnya memberi reputasi
4
77.6K
570
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tyrex90anAvatar border
TS
tyrex90an
#19
Part 6


"Roy kerja yuk"
Tyson membuka pembicaraan.
Sejak tadi pagi kami hanya berdiam diri di kosan, tanpa ada kegiatan berarti.

"Kerja apa?"

"Jualan koran. besok kan pengumuman pelulusan SMA/SMK sederajat, pasti laris lah"

"Jadi penjual musiman dong?"

"Ya gapapa,"

"Jualannya besok doang?"

"Iya besok doang"


Masuk akal juga bisnis sehari yang dikatakan Tyson. Pada masa itu pengumuman siswa sekolah kelulusan disampaikan melalui koran.

"Tapi Son, gimana caranya kita dapat koran? Emang lu mau beli ke penerbitnya?"

"Ngga, tapi nanti aja lu lihat"


Subuh hari pukul 03.00 gw dan Tyson sudah berada dijarak 50 meter dari kantor penerbit koran.

"Son, kenapa ngga langsung kedalam aja sih?"

"Lu ga bakalan dikasi sama penerbit"

"Kok gitu"

"Karena memang jumlah cetakannya sudah dikalkulasi, diarea sini berapa cetakan, area sana berapa cetakan, area sono berapa cetakan, bisa marah noh penjual koran sejati kalo kita ambil bagiannya"

"Oh gitu ya... jadi gimana caranya kita dapat?"

"Santaaaiiiiii....."


Kami masih menunggu, mataharipun sudah mulai menampakkan sinarnya.

Beberapa pedagang koran eceran terlihat keluar masuk dari kantor penerbit.

05.30
Seorang pedagang koran bersepeda menuju kearah kami.

"Beli koran dek?"
Sapa pedagang koran yang sudah berumur tersebut, terlihat jelas dari kulitnya yang agak keriput dan rambut putih dikepalanya.

"Iya pak, saya mau beli koran. Harganya berapa pak?"
Tyson memulai negosiasi

"10 ribu dek"

"Wah mahal amat pak, biasanya juga 3rb"

"Itukan hari biasa, ini bukan hari biasa, 8rb aja deh, hitung-hitung penglaris"

"4rb aja pak"

"Ga usah deh dek, saya mau jual keorang lain saja, hari ini pasti habis kok walau 10rb"

"Gini nih pak, sekarang itu semua siswa sudah pesan koran masing-masing disekolahnya, mereka mempercayakan satu orang untuk membeli secara paket. jadi ga beli eceran lagi"

"Mana ada kayak gitu, lu mau bohongin gw?"

"Terserah bapak mau percaya apa tidak, cuman disekolah saya saja yang tidak kompak begitu, nah kebetulan saya dipercaya sama teman-teman untuk beli dipenerbit secara paket, saya mau beli 100 koran"

"Emang lu sekolah dimana?"

"Di SMK **** pak. Bapak jualan disekitar sekolah saya ga?"

"Bukan area gw jualan tuh"

"Yaudah sini saya beli korannya, daripada bapak jualan sampai siang panas-panasan, belum tentu habis. hanya pedagang area sekolahan saya yang laku korannya"

"Gini deh 7500 aja, gimana dek?"

"Gajadi deh pak, ga dapat untung saya"

"Untung? Emang lu mau jualan lagi"

"Bukan gitu pak, eh emm... gini... gw bilang sama teman-teman, harga korannya 5.500. Kalo bapak kasi saya harga 5rb, saya juga kan dapat untung 500 per korannya"

"Yaudah deh, 5rb aja, mau beli berapa?"

"100 pak"

"Adanya cuman 30, yaudah tunggu disini, gw ambilin lagi kedalam"

"Iya pak"


Pak tua itupun kembali kedalam kantor penerbit, cukup lama kami menunggu hingga pak tua itu keluar dari kantor.

"Maaf ya dek, lama. Soalnya tadi harus alasan ini itu supaya dikasi lagi hehehe"

"Iya pak gapapa. Ini pak, hitung uangnya 550rb"

Tyson menyerahkan uangnya ke Pak Tua

"Ini dek hitung korannya"
Pak tua menyerahkan korannya ke Tyson dan gw pun membantu Tyson menghitungnya

"Cukup pak?"

"Iya dek cukup, tapi ini malah lebih 20rb"

"Gapapa pak, ambil aja buat bapak"

"Makasih ya dek"

"Sama-sama pak"


Pak Tua pun berlalu meninggalkan kami

"Nah Roy, lu ambil 50, gw ambil 50. Lu jualan disekitaran SMA *** dan gw jualan di SMA ***. Jual dengan harga 15rb, ga boleh kurang."

"Jauh tuh"

"Naik angkot lah"


Tyson menahan angkot yang lewat

"Tapi Son, darimana lu dapet duit 570rb?"
gw bertanya

Tyson masuk kedalam angkot. Lalu berbicara melalui jendela

"Dari tabungan"

Gw pun menunggu angkot yang lewat karena tujuan kami berbeda.
Diubah oleh tyrex90an 27-09-2016 11:24
0