- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
100 Tahun Setelah Aku Mati [TAMAT]


TS
kulon.kali
100 Tahun Setelah Aku Mati [TAMAT]
![100 Tahun Setelah Aku Mati [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2016/08/08/8901141_20160808100843.jpg)
Cover keren By Awayaye
Salam untuk semua warga jagad Kaskus, ane disini adalah newbie se newbie-newbienya, sekian lama menjadi Silent Rider akhirnya ane memutuskan untuk menulis cerita saya.
sebelumnya ane juga permisi dulu sama momod dan sesepuh pinisepuh yang menghuni sub forum SFTH

dan mohon maaf jika banyak salah dalam penulisan cerita ini.
"Kita hidup di dunia yang sama dengan mereka, kita hanya berbeda dimensi dengan mereka, percayalah.. mungkin mereka ada disampingmu sekarang"
Nama saya Rizal panggil saja saya dg nama itu dicerita ini, saya orang jogja tulen, saat ini saya adalah a real man dalam arti saya adalah laki-laki dewasa. Kisahku ini akan menceritakan awal kehidupanku yang bisa dikatakan adalah pil pahit yg harus kutelan, akan banyak air mata yg tertumpah, dan ketakutan yang tergenang, sebaiknya siapkan hati kalian dan jangan parno..
saya Rizal, saya INDIGO !!
Dan kisah saya dimulaii..
....
INDEKS :
PART1
PART2
PART3
PART4
PART5
PART6
PART7
PART8
PART9
PART10
PART11
PART12
PART13
PART14
PART15
PART16
PART17
PART18
PART19
PART20
PART21
PART22
PART23
PART24
PART25
PART26
PART27
PART28
PART29
PART30
PART31
PART32
PART33
PART34
PART35
PART36
PART37
PART38
PART39
PART40
PART41
PART42
PART43
PART44
PART45
PART46
PART47
PART48
PART49
PART50
PART51
PART52
PART53
PART54
PART55
PART56
PART57
PART58
PART59
PART60
PART61
PART62
PART63
PART64
PART65
PART66(6)
PART67
PART68
PART69
PART70
100 TAHUN SETELAH AKU MATI
EPILOG
PART 1 (Teman masa kecil).
apakah kalian pernah main ayunan? saat kecil saya ingat betul ada ayunan yg dibuatkan dar ban bekas oleh bapak saya yg di ikatkan di sebuah pohon nangka, setiap pagi dan sore saya sering main disitu. sendirian karena di tempat tnggalku yg dulu tidak banyak anak seusiaku. sampai suatu hari saat saya tengah bermain ada yang mendorong ayunan pelan, saya menoleh dan dibelakang saya ada seorang anak perempuan seusia saya kala itu. Dia tersenyum dan berkata "aku ikut main yaa, aku sedih main sendiri terus" anak ini memakai baju terusan rok dengan warna putih berenda.
Saya : ayokkk.. Kamu siapa?
Kataku dengan khas suara anak usia 6 tahun..
"Sari"
Saya : oooo ayo main..
Kami pun bermain layaknya bocah tk pada umumnya, Sari ini waktu itu penampilanya sama seprti layaknya anak umur 6tahun biasa, seingatku dulu rambutnya panjang dan kulitnya putih sekali..
Sore menjelang kami dduk2 di dekat ayunan.
sari : pulang yaa.. Ibuku manggil..
Saya : mana?? Aku gak denger?
Sari : kamu belum bisa denger sekarang... Besok main lagi yaa..
sari berlari ke semak2 dan ga tau kemana dia pergi...
Oh iya saat itu saya tinggal di daerah semarang. Karena bapak saya tugas disana sebagai angkatan bersenjata. Tempatnya msh d desa jd rumah2 sdikit berjauhan..
Saya dijemput ibu saya yang muncul dr samping rumah.
Ibu : ayoo rizal mandi dulu,

saya : sama sari bukk
ibu : sari siapa nak?
saya : sari ya sari buk
saya dan ibu saya akhirnya masuk kerumah.
setelah pertemuanku dengan sari perlahannn saya merasa tak hanya keluarga saya yg tinggal disini... hari pertemuan dengan sari adalah hari kamis. selain hari kamis kami tidak pernah bertemu.. pertemuan kamipun brlangsung sudah bberapa minggu.. dan banyak kejadian anehh yg br saya sadari setelah sedikit lebih berumur..
diantaranya sari mennunjukan rumahnya tapi saya gak liat apa2
begitu ibu saya datang sari langsung pergi ngumpet. bahkan ibu saya sempat ikut mencarinya tp tidak pernah ketemu padahal saya yakin dia td dibalik pohon, dia juga sering memakan bunga, ya bunga melati dimakan mentah.
saya jg masih bocah kala itu dan pikiran saya blm sampai jauh.. tidak ada rasa khawatir sama sekali yabg saya tau saya punya teman bermain yang menyenangkan......
berbeda dengan ibu saya. ya beliau mulai khawatirr. ternyata diam2 beliau sering mengintip saya. dan yang mengejutkan beliau berkata tidak melihat apa pun selain saya yg bermain sendiri dan berbicara sendiri !!!
kisah ini tentu juga banyak dialami anak2 dg kemanpuan kusus lain seperti saya pola yg selalu seperti ini, nanti akan saya ceritakan..
hari demi hari berlalu ibu melarang saya bermain lagi dengan sari. tiap saya curi waktu bermain ayunan di hari kamis sari pasti sudah duduk sambil mengayunkan ayunan pelan sambil bersenandung macapat jawa. dan setiap pulang kerumah dan ditanya main dimana saya jawab main sama sari. ibu pasti langsung memarahi saya. saya jg gak tau knp..
saking khawatirnya ibu menyuruh orang untuk mencopot ayunanya dan dipindah ke depan teras depan rumah.. tapi itu tidak membuat saya jera saya masih saja bermain di dekat pohon nangka dan asem jawa di belakang rumah. untuk apa lagi kalau bukan bermain dengan sari..
sampai akhirnya ibu marah besar dan meminta orang utk meratakan dan membersihkan halaman belakang rumah dr pepohonan. awalnya banyak yg gak ngebolehin krna rumah yg di huni kami sekarang adl rumah dinas tua dan pohon2 d belakang rumah jg sangat tua. dan orang yg dimintai tolong jg merasa keberatan. tp bukan ibuk namanya kalau sudah pnya keinginan harus terlaksana. setelah dapat meyakinkan bapak akhirnya pohon2 di halaman belakang ditebang. dan dibuat pelataran dr konblok..
disinilah kisah kelam saya dimulai dan akan berlanjut hingga saya dewasa.



symoel08 dan 111 lainnya memberi reputasi
96
5.4M
9K
Thread Digembok
Tampilkan semua post


TS
kulon.kali
#4025
PART 48
PART 48 (Brandon,Aku dan Aku yang lain ? )
Saya ketakutan setengah mati saat ujung tajam dari kuku daisy menyentuh bagian bawah mataku,
Jari2 yang keriput menghitam dan beruas2 seperti bambu itu seakan bersiap menyayat mataku.. kondisi saya terdesak dengan posisi yang tidak bisa menghindar..
“hyahahaha” suara daisy yang tertawa dengan mulut menganga membuatku mual, bau busuk seperti bangkai keluar dari mulutnya, dia masih berada persis didepan wajahku sambil memainkan jarinya di depan mata kiriku,sedangkan tangan satunya mengangkat pisau besar itu, seolah ingin menghujamkanya kekepalaku....
Saya berusaha meronta dengan perlawanan beberapa amalan, tapi amalan itu tidak terlalu berarti karena kurangnya konsentrasi akbibat saya sangat panik.
Apa saya akan mati dicelakai makhluk ini?, tidak.. pikiran itu langsung saya tepis..
Dan tiba2 Saya merasakan tangan saya semakin memanas cincin pemberian kyai seperti bergetar hebat, dan entah bagaimana, saya merasa tangan saya bergerak tanpa disuruh. Membuat kepalan tinju dan menghantamkanya kearah daisy...
Tanpa diduga itu berhasil menghalau daisy..
Daisy tesentak kebelakang, dengan geram dia kembali menatapku, selama beberapa saat kami saling berpandangan, saya melihat mata daisy yang berwarna biru kusam seperti terbelalak. dan saya tidak tau kenapa detik itu juga saya merasa keberanian saya terkumpul, seolah ada yang menemani saya dalam perlawanan itu. daisy kembali menggeram, tapi kali ini dia bergerak mundur dan semakin jauh dari saya , dia melayang mundur sambil menjerit.. jeritan yang sangat keras dan tinggi, membuat saya terpaksa menutup telinga yang terasa tertusuk mendengar jeritan itu...
Tak berapa lama kemudian daisy sudah menghilang disebuah lorong gelap rumah kami..
..
Brukkk... Saya terduduk lemah... nafas saya kembali tidak beraturan.. tampaknya daisy sudah benar2 pergi kali ini, kepala saya terasa sakit sekali, untuk beberapa saat saya mengalami migrain yang luar biasa, ini adalah efek samping saat saya mempertajam kepekaan indra saya ke batas maksimal..
Dalam kondisi antara sadar dan tidak sadar itu tiba2 sayateringat sesuatu...
“wardana!!”
Saya teringat teman saya itu, kemana dia.. teringat kembali peristiwa barusan dimana daisy memegang pisau yang meneteskan darah...
Saya berusaha bangkit untuk mencari wardana, dan brukk... saya terlalu lemas untuk berdiri... saya kembali terduduk bersandarkan tembok bercat putih itu,
“Dewi.... “ saya mencoba memanggil dewi, tapi yang keluar dari mulutku bukan teriakan, suaraku lebih mirip sebuah bisikan kecil, bahkan untuk berteriakpun mulutku sudah terasa kelu dan lemas..
Tidak ada yang bisa saya lakukan selain diam dan berdoa, semoga teman2ku diberiperlindungan sepertiku.. semoga tidak terjadi apapun dengan mereka, dan semoga keempat temanku tadi segera kembali untuk membantuku mencari wardana..
“astagfirullah... astagfirullah..astagfirullah” saya berigstifar sebanyak saya bisa.. dan sekali lagi berdoa kepada sang pelindung sejati agar selalu di lindungi dan dihindarkan dari hal seperti ini...
Dengan posisi terduduk dan sudah doyong tersender dinding , mataku menjatuhkan setitik air mata..
Bukan karena takut, tapi karena teringat kejadian-kejadian di masa lalu... saya teringat ibu yang meningal, ibu meningggal gara-gara kecelakaan yang didalangi jin, karena ibu meminta menebang pohon di belakang rumah, dan ibu melakukan itu gara2 saya...
saya teringat peristiwa merapi, yang membuat teman2 saya hampir celaka dan tersesat di gunung yang penuh dengan makhluk halus. Semua gara2 saya, saya membuat bangsa tak kasat mata itu mendekat dan mempermainkan kami, dan kejadian serupa terulang kembali malam ini, saya mungkin akan gila karena tidak bisa memafkan diri sendiri kalau terjadi sesuatu dengan wardana dan temanku yang lain... apakah hal seperti ini akan terus terjadi?, saya tidak mekhawatirkan diri sendiri, saya mengkhawatirkan orang2 dekatku, saya tidak ingin mereka mendapat hal buruk karena keanehanku...
keringat dingin sudah membuat basah kuyup wajah dan badanku, saya menggerakan tangan gemetarku.. mencoba mengelap wajah yang penuuh keringat, dan saat tanganku belum sampai diwajah, tanganku menyenggol sesuatu...
bukan sesuatu....
saya menyenggol seseorang yang bukan benar2 orang... kalian ingat beberapa part kebelakang dalam cerita ini? Saya bertemu diri saya yang lain.. atau paling tidak makhluk yang menyerupai rupaku. Dan kali ini dia sedang duduk bersamaku ....
..
...
“kamu???”
“hai rizal , malam yang buruk ya?”
Makhluk itu duduk dengan posisi yang sama denganku, dia menyender tembok dengan pandangan kedepan. Saya membuka mata lebar2 untuk meyakinkan bahwa saya tidak berada di alam mimpi...
“siapa kamu?, kamu mau menggangguku juga?”
“kamu harusnya berterimakasih denganku, untuk membantumu mengusir jin Al-Ifrit tadi”
Saya tertegun, jadi dia yang membuatku mampu memukul mundur daisy tadi??
“lalu??... kenapa kamu masih disini?”jawabku dengan waspada, saya memang tidak mudah percaya dengan golongan jin.. rata-rata sifat mereka itu licik..
Dia hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya, saya memperhatikan penampilanya. Sama persis seperti kali pertama dia menampakan dirinya kepada saya, baju lengan panjang dengan kalung berwarna keemasan berbandul logam berbentuk matahari, sedangkan bahawanya mengenakan jarik yang di wiru, selain pakaianya penampilan baik wajah dan besar tubuhnya sangat serupa denganku..
Dia berdiri dan berjalan sampai berada persis didepanku..
“aku berada didalam dirimu bagaimana bisa aku tidak disini? Kamu tumbuh bersama diriku, kamu besar dan dewasa bersama aku yang ada didalam dirimu”
“siapa sebenarnya kamu? Kenapa didalam diriku?
Sekali lagi dia tidak menjawab, dia hanya memberikan senyuman yang misterius dan memaksaku membuat pertanyaan pertanyaan lain...
“kamu akan mengerti seiring usiamu yang bertambah” jawaban yang menunjukan absurditas, dan hanya menyisakan penasaran dibenaku...
Tapi saya memilih diam, dan mengangguk, entah kenapa saya merasa percaya denganya dan memilih mengikuti kemauanya..
“jin tadi mengikuti seorang anak, apakah kamu sejenis dengan jin itu?”
“tidak, aku tidak mengikutimu.. aku ada didalam dirimu, jin tadi mengotori jiwa anak yang kamu maksud, membuatnya menjadi pribadi yang kurang baik, dan aku juga tau kamu berncana membantu anak itu kan?”
Saya mengangguk, yang dikatakanya benar, tapi dengan kejadianmalam ini akan membuat saya berpikir lagi, saya tidak ingin teman2 saya ikut diganggu.. dan sosok daisy tadi benar2 kuat.. saya sama sekali tidak sebanding dengan kanuraganya....
“bukankah manusia diciptakan sempurna?, kenapa kamu ragu??”
“aku bahkan nyaris dicelakainya jika kamu tidak membantuku, maukah kamu membantuku lagi seperti tadi?”
Dia menggeleng pelan, sambil telunjuknya mengatakan gesture tidak..
“aku diperintahkan berada didalam dirimu dan melindungi pada saat2 seperti ini.. bukan menuruti permintaanmu, jika niatmu membantu orang lain maka semua jalan akan dimudahkan untukmu”
Saya mengangguk pelan, tanda mengerti.. jawabanya mengisyaratkaan agar saya tidak meminta pertolongan selain kepada Allah..
“aku mengerti..tapi kenapa kamu baru muncul sekarang?, jika kamu berada denganku sejak kecil kenapa kamu tidak melindungiku dulu?”
“kamu punya pelindung yanglebih besar, Allah”
Saya terdiam mendengar jawabanya, dia sekali lagi benar... jawabanya seakan menampar pertanyaanku yang egois.
“sebaiknya kamu mencari teman2mu tadi, dan salah satu temanmu yang hilang, dia selamat dan tidak terluka.. sekarang dia sedang tidur di kamarnya”
Dia mengisyaratkan agar aku segera mencari dewi dan yang lainya, saya menguatkan diri dan mencoba berdiri, dan baru beberapa detik setelah saya berdiri dewi sudah muncul.. dia terlihat terkejut, tampaknya dia mampu melihat sosok yang mirip saya tadi..
“ha??.. zal”
Hanya itu kalimat dewi yang terucap saat sosok itu tiba2 menghilang seperti asap yang tertiup angin....
“dewi, nanti aku jelasin... sekarang udah aman.. wardana didalem kamarnya, wayan, novita sama miska tadi dimana??”
Dewi yang masih tertegun dengan pemandangan tadi segera menggeleng2kan kepalanya dan tidak bertanya lagi, dia masuk kedalam kamarnya wardana bersamaku dan membangunkan wardana yang ternyata tertidur dengan damai...
********
Ingatanku seperti kembali saat kejadian merapi, dimana saya harus menjelaskan dan menceritakan hal tidak masuk akal kepada teman2ku.. sama seperti hari itu, wayan, novita dan miska sedang duduk didepanku dan dewi, mereka meminta penjelasan tentang terror yang semalam kami alami...
Perlu waktu cukup lama untuk menenangkan mereka dari histeria dan ketakutan mereka, tapi pada akhirnya mereka mengerti tentang terror semalam, dan berjanji untuk tidak memberitahukan kepada beberapa teman lain yang akan kembali ke hunian ini...
Apa perasaan menyesal karena telah membuat mereka kena imbas, tapi mungkin akan ada terro2 selanjutnya jika saya tidak segera menyelesaikan urusan saya dengan daisy ...
“kamu gak mau aku temenin?” tanya dewi yang sudah berada didepan pintu...
“egak wi.. kamu harus tetep dirumah, tolong jagain wayan, novita dan miska.jelas mereka trauma sama kejadian semalem. Aku merasa daisy itu makhluk yang penuh dendam, mungkin dia bakal dateng lagi malam ini kalo gak aku selesain hari ini juga.. dan tolong jaga mereka biar tetep jaga mulut, hari ini mas yacob dan temen2 lain kan juga pada balik dari indo, aku gak mau ada ribut2”
Singkatnya saya berpamitan dengan dewi dan berangkat menuju tempat pertama saya bertemu dengan brandon dan daisy, rasa lelah jelas terasa menyiksa tubuh, apalagi semalam saya tidak tidur karena harus menenagkan histeria teman2ku, tapi ini harus saya lakukan sebelum daisy datang dan membuat teror yang lebih besar lagi...
Saya sudah berada di taman kecil di dekat collins street, saya memandang sekeling taman yang selalu tampak sepi itu, mencoba mencari sosok brandon dan yang mengikutinya, semoga feelingku betul kalau brandon sedang menungguku disini..
Dan tak berapa lama saya mulai merasakan kehadiran mereka,
Brandon. Dia datang dari sebrang jalan dengan menggendong tas sekolah, disebelahnya tentu saja ada sosok yang sangat kukenal, sosok itu semalam membuat keributan di hunianku, dia terlihat lebih marah dari semalam.. tapi yang kulihat saat itu mereka tidak hanya berdua...
“Hai Mark, menyukai pesta semalam?”
tanya brandon begitu sampai didepanku berdiri..
Saya mematung dan termangu melihat apa yang bersama brandon, dalam sekejab saya menyesali keputusanku untuk mencari brandon hari itu...
“jangan kira temanku hanya memiliki daisy saja “
Hari itu saya menemui Brandon yang ditemani 7 sosok yang hampir serupa dengan Daisy .....
Saya ketakutan setengah mati saat ujung tajam dari kuku daisy menyentuh bagian bawah mataku,
Jari2 yang keriput menghitam dan beruas2 seperti bambu itu seakan bersiap menyayat mataku.. kondisi saya terdesak dengan posisi yang tidak bisa menghindar..
“hyahahaha” suara daisy yang tertawa dengan mulut menganga membuatku mual, bau busuk seperti bangkai keluar dari mulutnya, dia masih berada persis didepan wajahku sambil memainkan jarinya di depan mata kiriku,sedangkan tangan satunya mengangkat pisau besar itu, seolah ingin menghujamkanya kekepalaku....
Saya berusaha meronta dengan perlawanan beberapa amalan, tapi amalan itu tidak terlalu berarti karena kurangnya konsentrasi akbibat saya sangat panik.
Apa saya akan mati dicelakai makhluk ini?, tidak.. pikiran itu langsung saya tepis..
Dan tiba2 Saya merasakan tangan saya semakin memanas cincin pemberian kyai seperti bergetar hebat, dan entah bagaimana, saya merasa tangan saya bergerak tanpa disuruh. Membuat kepalan tinju dan menghantamkanya kearah daisy...
Tanpa diduga itu berhasil menghalau daisy..
Daisy tesentak kebelakang, dengan geram dia kembali menatapku, selama beberapa saat kami saling berpandangan, saya melihat mata daisy yang berwarna biru kusam seperti terbelalak. dan saya tidak tau kenapa detik itu juga saya merasa keberanian saya terkumpul, seolah ada yang menemani saya dalam perlawanan itu. daisy kembali menggeram, tapi kali ini dia bergerak mundur dan semakin jauh dari saya , dia melayang mundur sambil menjerit.. jeritan yang sangat keras dan tinggi, membuat saya terpaksa menutup telinga yang terasa tertusuk mendengar jeritan itu...
Tak berapa lama kemudian daisy sudah menghilang disebuah lorong gelap rumah kami..
..
Brukkk... Saya terduduk lemah... nafas saya kembali tidak beraturan.. tampaknya daisy sudah benar2 pergi kali ini, kepala saya terasa sakit sekali, untuk beberapa saat saya mengalami migrain yang luar biasa, ini adalah efek samping saat saya mempertajam kepekaan indra saya ke batas maksimal..
Dalam kondisi antara sadar dan tidak sadar itu tiba2 sayateringat sesuatu...
“wardana!!”
Saya teringat teman saya itu, kemana dia.. teringat kembali peristiwa barusan dimana daisy memegang pisau yang meneteskan darah...
Saya berusaha bangkit untuk mencari wardana, dan brukk... saya terlalu lemas untuk berdiri... saya kembali terduduk bersandarkan tembok bercat putih itu,
“Dewi.... “ saya mencoba memanggil dewi, tapi yang keluar dari mulutku bukan teriakan, suaraku lebih mirip sebuah bisikan kecil, bahkan untuk berteriakpun mulutku sudah terasa kelu dan lemas..
Tidak ada yang bisa saya lakukan selain diam dan berdoa, semoga teman2ku diberiperlindungan sepertiku.. semoga tidak terjadi apapun dengan mereka, dan semoga keempat temanku tadi segera kembali untuk membantuku mencari wardana..
“astagfirullah... astagfirullah..astagfirullah” saya berigstifar sebanyak saya bisa.. dan sekali lagi berdoa kepada sang pelindung sejati agar selalu di lindungi dan dihindarkan dari hal seperti ini...
Dengan posisi terduduk dan sudah doyong tersender dinding , mataku menjatuhkan setitik air mata..
Bukan karena takut, tapi karena teringat kejadian-kejadian di masa lalu... saya teringat ibu yang meningal, ibu meningggal gara-gara kecelakaan yang didalangi jin, karena ibu meminta menebang pohon di belakang rumah, dan ibu melakukan itu gara2 saya...
saya teringat peristiwa merapi, yang membuat teman2 saya hampir celaka dan tersesat di gunung yang penuh dengan makhluk halus. Semua gara2 saya, saya membuat bangsa tak kasat mata itu mendekat dan mempermainkan kami, dan kejadian serupa terulang kembali malam ini, saya mungkin akan gila karena tidak bisa memafkan diri sendiri kalau terjadi sesuatu dengan wardana dan temanku yang lain... apakah hal seperti ini akan terus terjadi?, saya tidak mekhawatirkan diri sendiri, saya mengkhawatirkan orang2 dekatku, saya tidak ingin mereka mendapat hal buruk karena keanehanku...
keringat dingin sudah membuat basah kuyup wajah dan badanku, saya menggerakan tangan gemetarku.. mencoba mengelap wajah yang penuuh keringat, dan saat tanganku belum sampai diwajah, tanganku menyenggol sesuatu...
bukan sesuatu....
saya menyenggol seseorang yang bukan benar2 orang... kalian ingat beberapa part kebelakang dalam cerita ini? Saya bertemu diri saya yang lain.. atau paling tidak makhluk yang menyerupai rupaku. Dan kali ini dia sedang duduk bersamaku ....
..
...
“kamu???”
“hai rizal , malam yang buruk ya?”
Makhluk itu duduk dengan posisi yang sama denganku, dia menyender tembok dengan pandangan kedepan. Saya membuka mata lebar2 untuk meyakinkan bahwa saya tidak berada di alam mimpi...
“siapa kamu?, kamu mau menggangguku juga?”
“kamu harusnya berterimakasih denganku, untuk membantumu mengusir jin Al-Ifrit tadi”
Saya tertegun, jadi dia yang membuatku mampu memukul mundur daisy tadi??
“lalu??... kenapa kamu masih disini?”jawabku dengan waspada, saya memang tidak mudah percaya dengan golongan jin.. rata-rata sifat mereka itu licik..
Dia hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya, saya memperhatikan penampilanya. Sama persis seperti kali pertama dia menampakan dirinya kepada saya, baju lengan panjang dengan kalung berwarna keemasan berbandul logam berbentuk matahari, sedangkan bahawanya mengenakan jarik yang di wiru, selain pakaianya penampilan baik wajah dan besar tubuhnya sangat serupa denganku..
Dia berdiri dan berjalan sampai berada persis didepanku..
“aku berada didalam dirimu bagaimana bisa aku tidak disini? Kamu tumbuh bersama diriku, kamu besar dan dewasa bersama aku yang ada didalam dirimu”
“siapa sebenarnya kamu? Kenapa didalam diriku?
Sekali lagi dia tidak menjawab, dia hanya memberikan senyuman yang misterius dan memaksaku membuat pertanyaan pertanyaan lain...
“kamu akan mengerti seiring usiamu yang bertambah” jawaban yang menunjukan absurditas, dan hanya menyisakan penasaran dibenaku...
Tapi saya memilih diam, dan mengangguk, entah kenapa saya merasa percaya denganya dan memilih mengikuti kemauanya..
“jin tadi mengikuti seorang anak, apakah kamu sejenis dengan jin itu?”
“tidak, aku tidak mengikutimu.. aku ada didalam dirimu, jin tadi mengotori jiwa anak yang kamu maksud, membuatnya menjadi pribadi yang kurang baik, dan aku juga tau kamu berncana membantu anak itu kan?”
Saya mengangguk, yang dikatakanya benar, tapi dengan kejadianmalam ini akan membuat saya berpikir lagi, saya tidak ingin teman2 saya ikut diganggu.. dan sosok daisy tadi benar2 kuat.. saya sama sekali tidak sebanding dengan kanuraganya....
“bukankah manusia diciptakan sempurna?, kenapa kamu ragu??”
“aku bahkan nyaris dicelakainya jika kamu tidak membantuku, maukah kamu membantuku lagi seperti tadi?”
Dia menggeleng pelan, sambil telunjuknya mengatakan gesture tidak..
“aku diperintahkan berada didalam dirimu dan melindungi pada saat2 seperti ini.. bukan menuruti permintaanmu, jika niatmu membantu orang lain maka semua jalan akan dimudahkan untukmu”
Saya mengangguk pelan, tanda mengerti.. jawabanya mengisyaratkaan agar saya tidak meminta pertolongan selain kepada Allah..
“aku mengerti..tapi kenapa kamu baru muncul sekarang?, jika kamu berada denganku sejak kecil kenapa kamu tidak melindungiku dulu?”
“kamu punya pelindung yanglebih besar, Allah”
Saya terdiam mendengar jawabanya, dia sekali lagi benar... jawabanya seakan menampar pertanyaanku yang egois.
“sebaiknya kamu mencari teman2mu tadi, dan salah satu temanmu yang hilang, dia selamat dan tidak terluka.. sekarang dia sedang tidur di kamarnya”
Dia mengisyaratkan agar aku segera mencari dewi dan yang lainya, saya menguatkan diri dan mencoba berdiri, dan baru beberapa detik setelah saya berdiri dewi sudah muncul.. dia terlihat terkejut, tampaknya dia mampu melihat sosok yang mirip saya tadi..
“ha??.. zal”
Hanya itu kalimat dewi yang terucap saat sosok itu tiba2 menghilang seperti asap yang tertiup angin....
“dewi, nanti aku jelasin... sekarang udah aman.. wardana didalem kamarnya, wayan, novita sama miska tadi dimana??”
Dewi yang masih tertegun dengan pemandangan tadi segera menggeleng2kan kepalanya dan tidak bertanya lagi, dia masuk kedalam kamarnya wardana bersamaku dan membangunkan wardana yang ternyata tertidur dengan damai...
********
Ingatanku seperti kembali saat kejadian merapi, dimana saya harus menjelaskan dan menceritakan hal tidak masuk akal kepada teman2ku.. sama seperti hari itu, wayan, novita dan miska sedang duduk didepanku dan dewi, mereka meminta penjelasan tentang terror yang semalam kami alami...
Perlu waktu cukup lama untuk menenangkan mereka dari histeria dan ketakutan mereka, tapi pada akhirnya mereka mengerti tentang terror semalam, dan berjanji untuk tidak memberitahukan kepada beberapa teman lain yang akan kembali ke hunian ini...
Apa perasaan menyesal karena telah membuat mereka kena imbas, tapi mungkin akan ada terro2 selanjutnya jika saya tidak segera menyelesaikan urusan saya dengan daisy ...
“kamu gak mau aku temenin?” tanya dewi yang sudah berada didepan pintu...
“egak wi.. kamu harus tetep dirumah, tolong jagain wayan, novita dan miska.jelas mereka trauma sama kejadian semalem. Aku merasa daisy itu makhluk yang penuh dendam, mungkin dia bakal dateng lagi malam ini kalo gak aku selesain hari ini juga.. dan tolong jaga mereka biar tetep jaga mulut, hari ini mas yacob dan temen2 lain kan juga pada balik dari indo, aku gak mau ada ribut2”
Singkatnya saya berpamitan dengan dewi dan berangkat menuju tempat pertama saya bertemu dengan brandon dan daisy, rasa lelah jelas terasa menyiksa tubuh, apalagi semalam saya tidak tidur karena harus menenagkan histeria teman2ku, tapi ini harus saya lakukan sebelum daisy datang dan membuat teror yang lebih besar lagi...
Saya sudah berada di taman kecil di dekat collins street, saya memandang sekeling taman yang selalu tampak sepi itu, mencoba mencari sosok brandon dan yang mengikutinya, semoga feelingku betul kalau brandon sedang menungguku disini..
Dan tak berapa lama saya mulai merasakan kehadiran mereka,
Brandon. Dia datang dari sebrang jalan dengan menggendong tas sekolah, disebelahnya tentu saja ada sosok yang sangat kukenal, sosok itu semalam membuat keributan di hunianku, dia terlihat lebih marah dari semalam.. tapi yang kulihat saat itu mereka tidak hanya berdua...
“Hai Mark, menyukai pesta semalam?”
tanya brandon begitu sampai didepanku berdiri..
Saya mematung dan termangu melihat apa yang bersama brandon, dalam sekejab saya menyesali keputusanku untuk mencari brandon hari itu...
“jangan kira temanku hanya memiliki daisy saja “
Hari itu saya menemui Brandon yang ditemani 7 sosok yang hampir serupa dengan Daisy .....



symoel08 dan 23 lainnya memberi reputasi
24